Merenung yang dilakukan Victoria saat berada di dalam kamar tamu yang disediakan oleh Jose, terlihat ada beberapa foto yang terpasang, ternyata Jose yang meminta pelayan untuk memasang semua itu. "Jose, ini foto kita."Victoria akhirnya bisa tersenyum walaupun itu sedikit, karena foto itu terlalu mengingatkan dirinya akan sesuatu yang terjadi sebelumnya, ada campur tangan Victoria. "Foto ini, adalah pertama kalinya aku bersama dengan Jose, sekarang sudah tua juga yah, aku ini."Victoria merasakan umurnya bertambah terus, dia bukan lagi remaja yang ada di dalam foto itu, tepat di depan Jose, ada seseorang yang memotretnya. Entah siapa orang itu, tetapi Jose mendapatkan foto ini. Di dalam rumah itu sudah sepi, Victoria keluar dari kamar setelah dirinya selesai mandi, perutnya juga berbunyi, mungkin dia lapar, pada akhirnya harus ke dapur. "Apa yang akan terjadi jika aku ke dapur?"Victoria sendiri bingung, jalan menuju dapur rumah Jose terlalu kuat sekali. "Hari ini kamu terlihat l
Dalam perjalanan menuju rumah Jose, Hana terlihat sangat sedih memegang amplop coklat yang dia dapatkan tadi pagi. "Wanita itu tidak ada habisnya bersama lelaki lain, mungkin ini cara paling efektif membuatnya jera."Di mobilnya sendiri memikirkan Victoria, dia masih berat ingin melepaskan istrinya yang sudah dia perjuangan demi amanat pada mendiang istrinya dulu. Tiba di rumah Jose, ternyata memang mereka berdua sedang bermain basket di depan lapangan yang ada di rumah Jose. "Victoria," panggil Gana.Kedua orang yang masih asik bermain itu kini melirik Gana, apalagi Victoria melepaskan bola basket yang ada di tangannya. "Gana, mau apa di ke sini?"Tangannya memberikan sesuatu pada Victoria, Jose gemas, dan menarik amplop tersebut. "Sini, biarkan aku saja yang membukanya."Jose tidak peduli jika nanti Victoria akan marah ataupun Gana memukulnya. "Serahkan itu pada Victoria! Rumah tangga aku bukan urusan kamu!"Gana ingin merebutnya kembali, tetapi percuma, Jose sudah membukanya.
"Karena dia masih suamiku," jawab Victoria menatap mata Jose. Sekarang Jose sangat intens melihat bola mata orang yang dia cintai, begitu dalamnya Victoria masuk dalam hatinya, walaupun wanita yang ada di hadapannya ternyata tidak menganggapnya demikian. "Dia sudah mencampakkan kamu, Baby, hanya ada aku bersamamu, dan kamu harus menerima kenyataan pahit ini, aku pun janji akan membuatmu bahagia, sekuat tenaga cita-citamu akan tercapai juga, jangan berharap lagi pada Gana, aku mohon."Tangan Jose menggenggam erat kedua tangan Victoria yang sama sekali tidak nyaman saat ini dipegang laki-laki lain. "Jose, memang kenyataan ini sudah aku alami, tapi bukankah semuanya belum selesai, biarkan mengalir dan kamu tidak bisa memaksakan apa yang terbaik untuk aku, karena aku punya hati," balas Victoria menolak tegas Jose. Air mata keduanya mengalir, begitu tulus cinta Jose untuk Victoria, tetapi yang dia lihat dari mata Victoria, cintanya hanyalah untuk Gana. Jose bisa memahami bagaimana ras
Pagi membuat Jose segera pergi ke arah kamar Victoria, tidak sabar ingin melihat wajahnya yang sangat cantik itu. Tok... Tok... Tok... Tiga kali ketukan terdengar di sana, Victoria belum juga membuka pintu, sedangkan Jose telah memegang pegangan pintu, ternyata tidak terkunci. "Baby, kamu tidak menguncinya?"Jose masuk ke dalam, dia masih dengan jelas menatap Victoria yang sedang tertidur."Manis sekali, aku sangat menyukainya, andaikan kita sudah bersama, aku sudah mengecupnya pelan-pelan sambil menikmati suasana pagi ini."Seperti yang diharapkan Jose, mata indah itu terbuka perlahan seakan membawa kesejukan di dalam hatinya. "Pagi, Baby. Apakah kamu mau ke kampus dengan aku?"Jose yang ceria melupakan seluruh masalah yang dihadapi Victoria, terkait perceraiannya yang sedang berlangsung ini, Victoria turun dari tempat tidurnya. "Jose, kenapa kamu masuk?""Maaf, tadi aku mengetuk pintu sampai tiga kali, tapi kamu tidak membukanya, jadi aku masuk, aku tidak sengaja membuka pint
"Jose, kamu sudah terlalu jauh mencampuri urusan aku dan rumah tangga aku, Kamu tau itu kan?!"Victoria menatap penuh kemarahan pada Jose, tetapi pria itu tidak sedikitpun merasa bersalah, karena apa yang dia lakukan hanya untuk mempertahankan perasaannya pada wanita yang sudah jelas rusak dalam hubungan rumah tangga dan dia ingin meraihnya. "Aku sadar betul apa yang aku ucapkan tadi, dan urusan kamu termasuk urusan aku juga karena ini masalah nama baik aku yang Gana katakan, dia menuduh kamu dan aku berselingkuh, padahal sudah jelas kita tidak memiliki hubungan apa pun, tapi dia tidak percaya, dalam cinta, dua orang yang memiliki hubungan, tentunya harus saling percaya. Lalu, apakah itu tidak bisa membuat kamu berhenti mencintai dia? Gana tidak akan pernah mencintai kamu, dia hanya menganggap kamu pengganti istrinya yang dulu.""Kamu tidak mengerti apa yang aku rasakan sekarang, Jose. Masa depan aku sudah rusak karena ini, dan seluruh hidupku seharusnya mengabdi pada suami dan anakk
"Victoria, kamu seharusnya berterima kasih padaku dan kakakmu yang sudah membawamu ke sini, dan kamu tidak mau mewujudkan apa yang selama ini diinginkan Marcella?""Aku sudah mencoba, tapi sekarang aku tidak bisa melakukan itu lagi, karena aku bukan Marcella yang kamu mau, aku ini Victoria yang eh berbeda dari kakak ku sendiri, bahkan kamu sudah mengetahui itu dari dulu, tapi kamu paksa aku untuk menjadi dia."Victoria tetap membela dirinya yang terus dibandingkan sedangkan dia masih bisa menjadi dirinya sendiri. "Aku mau kamu belajar darinya, dia istri yang sempurna, bukan seperti kamu ini.""Belajar dari segi apa? Kamu seharusnya menerima kenyataan kalau kakak sudah tiada, dan di hadapan kamu ini adalah sosok yang berbeda dan tidak bisa disamakan."Gana menyingkirkan tubuhnya, walaupun marah, tetapi Victoria masih menjadi ibu sambung untuk Marcho. "Silakan kamu bertemu Marcho, aku pusing menjawab pertanyaan kamu yang tidak berhenti mau membangkang suamimu sendiri."Gana pergi dari
"Maaf, tadi itu aku takut."Victoria merasa jika pelukannya tidak wajar untuk hubungan yang renggang seperti mereka, wajahnya yang merah ketika terlepas dari pelukan Gana itu mulai jalan lebih dulu ke tempat ruang inap Marcho. "Dasar Victoria, apa wanita jadi-jadian seperti dia bisa malu?"Gana berjalan di belakang wanita itu, dia juga canggung, apalagi jantungnya yang berdebar dari tadi. Sempat diam beberapa saat, tetapi tidak setelah dokter keluar dari ruangan. "Dok, gimana Marcho?"Victoria lebih cepat, Gana masih ada di belakangnya, dokter akan memberitahu kondisi terbaru dari anak mereka. "Anak kalian kritis, kami sarankan agar segera mencari pendonor ginjal yang cocok."Victoria bingung, karena Gana pernah mengatakan Marcho sudah tidak membutuhkannya lagi. "Baik dok, biarkan kami berdiskusi dulu untuk menemukan solusinya."Victoria menarik tangan Gana menjauh dari sana, dia menghentikan langkahnya ketika tempat itu memang tepat baginya berbicara. "Gana, kata kamu aku tidak
"Di mana jalan keluarnya?"Victoria masih melihat tempat itu, karena posisinya terlalu di samping dan tidak terlihat oleh lampu. Ada jalan lurus yang dia rasa itulah tempat dirinya bisa pergi, dan ternyata benar, ada gerbang samping yang kecil, gerbang itu terkunci rapat. "Mungkin aku harus pastikan semuanya bisa berjalan sesuai keinginan Gana, kasihan dia jika harus terkurung, pasti penjahat itu punya maksud jelek, aku mau betul-betul menyelamatkannya."Victoria memanjat pelan, tidak ada yang melihatnya, wanita itu terlalu lihai dalam hal brutal seperti ini. Dia berlari sampai menemukan satu mobil yang berhenti, terlihat mobil itu sudah dikenalinya. "Baby, kamu kenapa di jalanan?""Jose itulah kamu? Sungguh aku membutuhkan bantuan kamu sekarang."Jose dengan cepat membukakan pintu, tidak terburu-buru karena dia merasa tidak ada orang yang mengejar Victoria. "Masuklah Baby, jangan terlalu takut, ada aku di sini."Jose berpindah tempat, membiarkan orang yang di belakang kini menge
"Ok! Aku akan pergi karena Victoria tidak boleh menganggap aku arogan atas pancingan suaminya sendiri!"Jose dengan terpaksa pergi, dia tidak mungkin meneruskan apa yang diinginkan Gana untuk bisa berkelahi dengannya. Gana masih ada di parkiran, sekilas sudah melihat mobil Jose berlalu cukup jauh, dan dia mulai melihat ke atas gedung lantai dua yang dia rasa itu adalah tempat kamar hotel Victoria. "Aku harus kembali, Victoria tidak boleh mengetahui ini, justru aku tidak akan bisa membiarkan Victoria melihat Jose lebih dari aku, dia adalah istriku satu-satunya."Gana masuk ke dalam hotel kembali, hari ini sudah berlalu begitu cepat, hingga pada hari berikutnya telah tiba, Victoria ada pertandingan yang menentukan masa depan yang selalu dia impikan selama ini. Marcho dan Gana ada di kursi penonton, bahkan Jose yang tidak kalah melihat Victoria di kursi VIP, apalagi Jose termasuk orang penting juga di dalam kampus. "Saatnya kamu bisa membuktikan semua impian kamu, Victoria. Hanya dir
Victoria mencari di mana dirinya bisa mendapatkan taksi, dan terlihat jika ada mobil yang sudah berhenti di sampingnya. "Masuklah, Baby. Kamu tidak akan bisa mengejar Gana selama menolak tawaran aku," ucap Jose yang sudah ada di dalam mobilnya itu. "Jose, Aku masuk! Tolong agar aku bisa mengejarnya.""Baiklah Baby, kamu tidak akan kehilangan dia selama yang mengendarai mobil itu aku," jawab Jose. Wajah Jose tersembunyi, menunduk sedih ketika Victoria sudah berada di dalam mobilnya, wanita yang ada di sampingnya itu bukan untuk dirinya, melainkan sedang meminta bantuannya agar bisa mengejar pria yang menjadi saingannya sendiri. "Demi cinta yang aku miliki, sungguh aku rela wanita idamanku bersama pria yang sangat dia cintai, padahal aku sendiri merasakan sakit yang luar biasa, dan aku sulit melepaskan bayang Victoria dalam pikiran ini, tapi yang aku lihat, dia sama sekali tidak mau menganggap aku lebih dari seorang idola, aku akan berusaha mengembalikan senyumnya, senyum yang terpa
Selama pelarian Victoria, dia tidak menemukan tempat yang nyaman untuknya merasakan tenang. "Astaga, harus pergi ke mana aku ini? Di sini sudah tempat yang paling mahal, yang dari Gana cukup untuk membayar hotel berbintang lima."Victoria berdiri di depan jendela yang tembus dengan pemandangan pantai. Dua hari Victoria tidak ada kabar berita, sampai pada sore hari ketika Victoria mencoba untuk keluar dari kamar. "Selamat sore, Victoria?"Dua orang berbadan besar membawa wanita itu pergi, dengan berontak Victoria mencoba untuk melepaskan apa yang mencengkram dirinya, tetapi tidak bisa. Di depan pria yang keluar dari mobil, ternyata itu adalah. "Jose, kamu bisa tau aku di sini?"Pria itu menghampiri Victoria dengan senyuman dan memeluk erat tanpa jarak. "Baby, kamu jangan pergi lagi, sungguh aku tidak bisa jauh dari kamu, dua hari ini membuat aku mempercepat penyembuhan diriku sendiri, dan sekarang kamu bisa lihat, aku sudah bisa berdiri dan berjalan."Victoria sudah melihat dengan
Victoria tidak bisa menolaknya, dia memegang ujung kursi roda bagian atas dengan kedua tangannya, tentu untuk membantu Jose masuk. "Kita masuk, aku ada kelas.""Baby, kamu terlihat tidak senang, apa aku mengganggu waktu kamu?" Tanya Jose mencoba mencari tahu apa yang dirasakan wanita idamannya itu. "Tidak, aku hanya lelah menghadapi Gana, itu saja," balas Victoria. "Memang suami kamu itu berbuat apa sama kamu?"Jose memegang tangan Victoria, dia menariknya sampai Victoria berpindah ada di depannya. "Katakan sama aku, Baby.""Kamu tau sifat dan sikap Gana kan, jadi aku hanya lelah, jadi kita langsung masuk saja, tidak perlu membahas ini lagi," jawab Victoria sedikit menghindari pertanyaan tadi. Jose tidak yakin kalau itu jawabannya, dia masih ingin mengetahuinya tanpa mendapatkan jawaban ulang dari Victoria. "Apa aku harus bertanya sama Gana saja? Pastinya dia sudah membuat wanitaku kesal, aku harus membuat perhitungan," katanya dalam hati. Jose mengetik sesuatu di ponselnya, di
"Aku memiliki istri, kenapa tidak kamu yang menyiapkan makanan untuk aku?""Apa? Jadi kamu mau aku siapkan makanan?"Victoria kembali bertanya, hal ini membuat dirinya heran dengan sikap suaminya. "Apa aku kurang jelas bicara sama kamu?Gana hanya ingin memperlihatkan dirinya yang tidak mau terbagi, mungkin dengan cara demikian bisa menjauhkan Victoria dengan Jose. "Jelas, tapi tidak salah? Padahal kamu bilang aku ini bukan pelayan dan mereka akan menjadi orang pertama yang kamu panggil, bukan aku."Gana menarik tangan Victoria ke arah dapur, dia tidak mau berbicara panjang lebar di saat perutnya lapar. "Siapkan sekarang! Aku tunggu kamu di sini," kata Gana memerintah istrinya. Victoria bingung, dia harus masak apa untuk suaminya ini. "Ada apa?" Tanyanya lagi. "Mau makan apa?""Apa saja, yang paling penting, kamu jangan masak masakan gosong," jawab Gana. "Eh, aku serius tanya sama kamu."Gana tidak berbicara lagi, dia melihat Victoria dengan tatapan sinis, itu artinya Victoria h
"Aku minta maaf karena Gana sudah membuat kamu hampir menelan obat tidur, semoga kamu tidak membenci dia, aku akan keluar kamar, bila kamu membutuhkan aku, panggil saja."Victoria tidak nyaman berada di dalam kamar berdua dengan Jose, dengan rasa bersalah atas perbuatan Gana, dia sekarang ingin menebusnya. "Lebih baik aku buatkan Jose susu hangat agar dia bisa tertidur dengan cepat."Langkahnya menuju dapur, Gana masuk ke dalam kamar Jose. "Jadi ini yang kamu mau?" Tanya Gana pada Jose yang sudah ada di atas tempat tidur. "Apa? Kedatangan kamu terlalu mendadak untuk aku, kita bisa bicara dulu sampai Baby Victor datang."Jose tidak takut sama sekali pada Gana, dia mau Victoria melihat apa yang dilakukan Gana padanya. "Tidak perlu membawa Victoria dalam masalah kita, aku mau kamu pergi dari rumah ini, kamu tau, atlet terkenal itu sudah harus dalam pengawasan negara, dan sudah di sediakan semua fasilitasnya, apa kamu tidak mau pergi dan tidur di rumahmu itu?"Jose tersenyum sinis pad
"Jose! Menjauh dari aku sekarang," kata Victoria. Jose tidak mau, pria itu masih menikmati wajah cantik Victoria yang sangat dekat, hatinya tenang begitu membelai rambut orang yang dia cintai. "Baby, kamu tau kan aku sakit, kenapa tidak kamu yang menjauh? Apa kamu sebenarnya mau dekat-dekat dengan aku. Iya, kan?"Jose sedikit menggoda wanita yang ada di depannya, ternyata Victoria sampai salah tingkah, ada nada marah yang keluar dari mulut Victoria, cukup pedas untuk di dengarkan. "Sembarangan. Jangan merasa diri kamu berhak atas aku seutuhnya ya, Jose! Kamu harus ingat, aku istri orang, tentu aku akan menjauh."Victoria turun dari sana, dia pergi dengan wajahnya yang merah, senyum Jose terlihat di sana, dia menyukai Victoria yang bersikap demikian. "Manis sekali, aku suka Baby. Beruntungnya aku hari ini."Jose ingin memejamkan mata, pria itu memang harus istirahat. Namun, tenggorokannya sangat kering, tangannya meraba ke atas meja di samping tempat tidur, ada satu gelas yang suda
Ketika masuk ke dalam kamar, mereka melihat anaknya yang sedang tertidur lelap, nampak sekali wajah Marcho tersenyum, entah dari mana asal senyuman anak kecil yang bisa merasakan kedua orang tuanya tengah berdamai saat ini. Mungkin malam ini menjadi momen Victoria bisa merasakan kebahagiaan bersama dengan keluarga kecilnya, tetapi tidak setelah ada seseorang yang mengetuk pintu. "Eh, siapa yang datang malam-malam seperti ini?" Mata Gana langsung melirik gorden jendela, sepertinya dia tahu siapa orangnya. "Aku juga tidak tau, kita perlu keluar untuk mengecek sendiri," balas Victoria memundurkan langkahnya dari kamar Marcho. Gana mengikuti Victoria, lelaki itu hanya perlu berjalan di samping istrinya yang sedang mencemaskan keberadaannya di sini. Ketika itu, pintu dibuka lebar, ada seseorang yang duduk di kursi roda dengan balutan perban. "Baby, kamu harus pergi dari sini, bukankah kamu memiliki hutang untuk merawat aku?" Jose yang datang dengan penuh harapan membawa wanitanya per
"Selamat pagi, Baby?"Jose menyapa Victoria yang baru terbangun perlahan, wanita itu tidak bisa bergerak karena ada dalam dekapan Jose. Matanya melebar dan ingin bergerak, "Jose, apa yang kamu lakukan?"Victoria ingin melepaskan diri, tetapi pria itu tidak mau. "Jangan bergerak, nanti kamu melukai luka aku, apa kamu mau aku kesakitan?""Astaga, tapi ini modus Jose.""Sedikit, penyembuhan yang paling ampuh, kamu jangan menolak dong, kita kan hanya pelukan saja, apa kamu tidak mau?"Victoria merasa dirinya tidak nyaman, tetapi Jose sudah diluar batas. "Jose, lepaskan aku."Victoria ingin tetap dilepaskan walaupun Jose merajuk atas lukanya. "Apa kamu tidak mau? Serius Baby? Tidak bisakah kamu membuat diri ini bahagia?""Jose, nanti ada suster atau dokter yang masuk, kamu jangan seperti ini.""Tidak apa, aku perlu seperti ini karena ingin terbiasa dengan kamu, apa kamu mau sarapan?""Bagaimana bisa? Kamu selalu memeluk aku, susah juga aku untuk bangun."Victoria terperangkap di sana,