Senyum kebahagiaan terpancar dari wajah Nyonya Alexander. Dia berkata : “Hari ini adalah hari bahagia dalam hidupku. Oliveku telah menerima kehadiran Anderson dalam hidupnya. Terima kasih Olive. Kamu telah hadir dalam kehidupanku dan mau berbagi kebahagiaan dengan kami. Ini merupakan sebuah stimulus Kesehatan yang baik untuk jiwa ragaku.” “Nyonya Anderson tidak perlu berbicara dengan berlebihan, jiwaku merasa hidup kembali mendapat perlakukan dari kalian. Kalian telah menerima diriku apa adanya. Semua ini tak terlepas dari takdir baik yang mempertemukan kita dalam sebuah ikatan kekeluargaan.” “Oh… Olive kamu sudah menjadi anakku. Secepatnyalah Anderson untuk mengurus pernikahan kalian. Rasa sakit di tubuhku berangsur menghilang dalam indahnya hubungan yang terjalin pada kalian berdua." “Baiklah ibu, aku akan minta tolong Clark untuk mengurus pernikahan kami beserta surat-surta kelengkapannya di balai kota. Tentu ini tidak membutuhkan waktu lama. Olive apakah kamu mempunyai gamba
Gerak gerik Christine yang janggal tertangkap oleh John. Dia berdehem dan berkata : “Makanan ini cukup mengenyangkan.” Dia memasukkan kembali potongan sandwich ke dalam mulutnya. “Tenagaku akan cepat terisi jika aku segera menghabiskannya, hari ini akan menjadi hari yang melelahkan untukku. Bukankah demikian Tuan Aksara? Kita akan kedatangan polisi terkait penyidikan untuk kasus kecelakaan bus di sungai Dark.” “Benar John. Apakah kamu sudah menghubungi polisi untuk datang ke mansion?” tanya Tuan Aksara. “Aku sudah menghubunginya tadi malam. Dia akan datang sebelum jam makan siang. Oh… aku kira sekitar jam 11.00 siang. Christine? Apakah hari ini kamu di rumah? Ada beberapa pertanyaan yang belum sempat aku tanyakan.” “Aku akan pergi ke kampus pagi ini Tuan John, mungkin aku akan pulang sore hari.” jawab Christine sembari menyesap fresh milk. “Sarapan pagiku sudah selesai, sebaiknya aku ke kamar ibuku sebelum aku berangkat ke kampus. Aku ingin melihat bagaimana kondisi ibuku.” ucap C
Nyonya Alexander menatap wajah Ellen. Dipandanginya wajah menantunya tersebut. “Anderson belum sempat memberitahumu jika dia telah menolong Olive dari kecelakaan. Dia sempat beberapa hari menjalani perawatan di rumah sakit dan melakukan operasi di kepalanya. Olive baru saja sembuh Ellen. Dia seorang wanita yang berkepribadian baik. Apakah kamu tahu Ellen? Berapa tahun kamu sudah menikah dengan Anderson? Dan sampai saat ini kalian belum mendapatkan seorang keturunan pun?” Ellen terdiam, dia menangkap maksud pertanyaan dari Nyonya Alexander. “Ibu…. Apa maksud pertanyaan ibu? Dan apa hubungannya dengan Olive?” “Dia berkata : "Apakah kamu tidak mengetahui kearah mana pertanyaan ku? Kamu sudah lama menikah dengan Anderson Ellen. Dan sampai saat ini kalian belum memiliki keturunan. Aku ingin memiliki keturunan dari Anderson. Olive adalah seorang wanita muda. Aku ingin Anderson menikah dengan Olive dan mendapatkan keturunan dari pernikahan mereka. Ellen kamu harus menerima keadaan ini
"Ada pantai Lovely yang indah di Lordania dengan ombak yang landai disertai panorama alam yang membius mata tatkala melihat air laut tersapu angin disertai pasir putih yang menggoreskan jejak langkah kaki. Apakah kamu ingin melihatnya? Aku akan mengajakmu mengunjungi pantai Lovely." Tuan Anderson mulai menyuapkan potongan chicken egg roll kedalam mulutnya.Olive yang mendengar keberadaan pantai Lovely begitu antusias. Rasa penasarannya seakan terpancar melalui wajahnya. "Aku sangat tertarik dengan pantai Lovely. Tentu saja aku ingin pergi mengunjunginya. Kapan kamu mengajakku untuk pergi ke pantai Lovely?" kata Olive. Dia mulai memakan potongan iga daging tersebut."Lusa aku akan mengajakmu pergi ke pantai tersebut. Aku senang jika kamu menyukai tempat tersebut. Meskipun kamu baru mendengar keindahan pantai Lovely dari ku dan belum melihatnya secara langsung namun kamu menunjukkan rasa antusias yang tinggi. Jika kamu menginginkannya kita bisa menikah dan mengadakan pesta pernikahan
"Olive sebaiknya mulai sekarang kamu jangan memanggilku dengan sebutan Nyonya. Kamu akan segera menikah dengan Anderson. Aku lebih nyaman jika kamu memanggilku dengan sebutan ibu." pinta Nyonya Alexander dengan tersenyum. "Baiklah..... ibu. Aku sudah memanggil mu dengan sebutan ibu." jawab Olive. "Terima kasih Olive, aku senang mendengarnya. Apakah kamu sudah memikirkan model gaun yang akan digunakan untuk pesta pernikahan mu? Aku punya kenalan desainer yang bekerja di butik ternama di Lordania. Apakah perlu aku buatkan janji untuk bertemu dengannya?" Olive tersipu malu. "Ibu... aku tidak berpikir tentang gaun. Sungguh aku melupakannya." ucapnya dengan malu. "Tentu saja bu, aku butuh desainer untuk mendesain gaun pernikahan ku. Sungguh ibu banyak memberi perhatian kepadaku. Ibu boleh membuatkan janji untuk aku bertemu dengan desainernya. Terima kasih Bu." "Jangan berterima kasih kepada ku Olive. Itu merupakan tugasku untuk ikut mempersiapkan pesta pernikahan mu dengan Ander
"Sebenarnya bukan tugas saya untuk membersihkan ruangan kerja Tuan Aksara. Aku hanya disuruh Nona Christine saja untuk membersihkan ruangan kerja tersebut. Biasanya Jackie yang mengetahui jam rutin untuk membersihkan ruangan kerja Tuan Aksara." "Begitukah! Apakah kamu mengingat jam berapa kamu membersihkan ruangan tersebut?" "Seingatku setelah makan malam. Karena Nona Christine menyuruhku saat berada di ruang makan." "Apakah ruangan kerja tersebut kotor saat pertama kali kamu memasuki ruang kerja tersebut?" Birdie menggelengkan kepalanya. "Tidak Tuan John. Menurutku ruang kerja tersebut cukup bersih. Tapi karena disuruh Nona Christine maka aku membersihkannya kembali." "Kenapa kamu meminta tolong Cali untuk membersihkan ruangan kerja Tuan Aksara padahal kamu mengatakan ruangan kerja tersebut cukup bersih?" "Karena Nona Christine menyuruhku untuk cepat-cepat membersihkan ruangan kerja Tuan Aksara sehingga saat berada di dapur aku meminta tolong kepada Cali untuk membantuku."
"Ada John. Berdasarkan data yang masuk mengenai korban kecelakaan bus yang selamat dan dinyatakan hidup sekitar dua puluh delapan orang." "Apakah anda mengetahui jumlah keseluruhan penumpang bus tersebut? Mungkin anda pernah menanyakannya kepada penumpang yang selamat?" "Benar John, berdasarkan penuturan seorang korban kecelakaan bus yang selamat, dia adalah wanita tua, saat itu ada sekitar tiga orang penumpang bus yang berdiri karena tidak memperoleh tempat duduk. Bus berukuran sedang dengan kapasitas tempat duduk berjumlah empat puluh lima orang. Sehingga jika di estimasikan jumlah keseluruhan penumpang adalah sebanyak empat puluh delapan orang." John menganggukkan kepalanya. Dia berpikir sejenak sembari berkata : "Apakah wanita tua tersebut mengetahui Zulaikha? Atau setidaknya melihat ada seorang wanita muda berjilbab yang menjadi penumpang bus tersebut . Aku memiliki kartu identitas dan foto Zulaikha." John menyerahkan foto Zulaikha beserta kartu identitas. Kolonel Gerdy me
"Jika itu pernah dilakukan oleh kolonel Gerdy kita tidak perlu melakukannya kembali. Apalagi mereka telah melakukannya lebih dari satu kali untuk menyisiri jalan disepanjang tepi sungai Dark. Aku belum punya rencana apapun sebelum benar-benar bertemu dengan nenek Hansen." "Baiklah Tuan Aksara jika penyisiran tidak perlu dilakukan kembali kita akan mencari cara lain untuk melakukan penyidikan terkait pencarian Zulaikha. Aku harap kita benar-benar segera dapat bertindak setelah bertemu dengan nenek Hansen." "Kita dapat mendapat beberapa opsi tindakan setelah bertemu dengan nenek Hansen dan menanyakan beberapa pertanyaan terkait Zulaikha. Kita tunggu saja kedatangan nenek Hansen." kata kolonel Gerdy. Sementara itu Jackie yang tengah berada di dalam mobil merasa geram atas ulah anaknya nenek Hansen. Saat menelepon rumah nenek Hansen dia mendapatkan semburan tajam dari anak nenek Hansen terkait kesehatannya yang mulai memburuk. "Aku tidak tahu apakah nanti Tuan Aksara akan marah, j
Emily membawa Hilda menuju ke ruang tengah yang berisi meja jamuan makanan. Hilda mulai mengambil makanan dan meletakkannya diatas piring.“Hallo Hilda?” sapa Gazela saat berdiri didepannya.“Apakah kamu Gazela? Kenapa kamu masih terlihat muda?”“Benar apa yang aku katakan Gazela! Kamu memang terlihat masih muda. Hilda saja mengakuinya.” sahut sahut Nyonya Alexander.Gazela tersenyum simpul wajahnya bersemu merah menahan rasa malu.“Kalian tentu berlebihan. Anakku saja sudah menduduki kelas menengah, tidak mungkin aku terlihat muda.”“Aku serius Gazela. Kamu pasti pandai merawat diri selain itu Hock tentu memenuhi semua kebutuhanmu.”“Ini semua karean Hock terlalu memanjakanku, meskipun aku sudah berumur namun dia memperlakukanku dengan sangat baik. Aku senang berjumpa dengamu Hilda. Apakah kamu sudah bertemu dengan Olive?”“Yah… aku baru saja bertemu dengannya. Bukankah kamu baru saja menjadi pengiring pengantin? Pantas saja Olive memilihmu, wajah kamu tidak berbeda jauh dengan Olive
Olive masuk ke dalam kamar. Dia meletakkan beberapa paper bag di atas meja dan segera mengambil pakaian di dalam lemari. Langkah kakinya cepat berjalan masuk ke dalam kamar mandi. Tak lama kemudian Olive sudah selesai membersihkan badannya dan memoleskan sedikit riasan pada wajahnya.Nyonya Alexander tersenyum melihat kedatangan Olive.“Dudulah disampingku Olive!” “Iya ibu.”“Apakah ibu sudah mencoba cheese cake buatan Gazela? Dia pandai membuat cake.”“Aku sudah mencobanya, teksturnya lembut dan rasa kejunya terasa. Benar Olive! Gazela pandai membuat cake.”“Apakah kamu ingin teh chamolile? Aku akan menyuruh pelayan untuk membuatkannya untukmu.”“Iya ibu. Aku suka teh chamomile.”Nyonya Alexander menyuruh Lani untuk pergi ke dapur dan membuatkan teh chamomile untuk Olive. Tak lama kemudian Lani datang dengan membawa satu buah cangkir teh chamomile.“Teh chamomile racikan Lani berbeda dengan teh buatan pelayan Anderson. Kamu harus mencobanya Olive! Meskipun sama-sama teh chamomile t
“Benar Gazela. Kita memang butuh tampil berkelas supaya tidak direndahkan oleh orang lain. Aku merasakan bagaimana perasaannya di pandang rendah dan tidak di anggap oleh orang. Benar-benar hidup dipandang sebelah mata itu sangat menderita.”“Apa yang kamu katakan Olive! Selama Anderson disamping mu, kamu tidak akan dipandang rendah, aku yakin dia selalu mendukungmu dan tentunya akan memenuhi semua kebutuhanmu. Sepengetahuanku Anderson orangnya royal, dia mau menghampurkan uangnya untuk keluarganya. Apakah kamu sudah tahu mengenai Ellen? Meskipun Ellen menikah dengan Anderson dengan cara dijebak, namun dia royal dan tetep memenuhi kebutuhan Ellen.”“Aku baru bertemu sekali dengan Ellen. Dan kami hanya sedikit berbicara. Apakah kamu kenal akrab dengan Ellen?”“Aku mengenal Ellen karena dia adalah istrinya Anderson. Aku dikenalkan oleh Hock dengan Ellen, empat tahun yang lalu saat menghadiri acara di perusahaannya. Ayolah kita berangkat sekarang. Aku tidak ingin merusak momen kita denga
Driver menepikan mobilnya didepan gerbang berwarna cokelat yang didalamnya terlihat rumah bergaya klasik dengan cat berwarna vintage.Driver berkata : “Nona Olive kita sudah sampai didepan mansion Tuan Hock.”“Iya. Aku akan menelepon Gazela sekarang.”Olive mengambil ponsel didalam tasnya dan segera menghubungi nomor Gazela. Sesaat kemudian panggilan mulai terhubung.“Hallo Olive. Apakah kamu sudah berangkat? Sekarang kamu sudah sampai mana?” tanya Gazela melalui sambungan telepon.“Aku sudah sampai didepan gerbang mansionmu?”“Benarkah! Tunggu sebentar, biarkan penjaga yang akan membuka pintu gerbangnya. Aku akan segera keluar.”“Baiklah Gazela. Aku tutup teleponnya sekarang.” Olive menyimpan kembali ponselnya kedalam tas.Penjaga mulai membuka pintu gerbang. Driver melajukan mobil masuk ke halaman mansion. Olive melihat Gazela sudah berdiri di serambi mansion. “Aku senang akhirnya kamu datang ke mansionku Olive. Ayo masuklah! Tadi saat menunggumu aku sudah membuat kudapan. Cobalah!
“Apakah kamu senang akan souvenir yang akan diberikan kepada para tamu undangan?” tanya Anderson. “Tentu saja aku senang Anderson.” “Baiklah. Saat berbulan madu kita akan mencari paket bulan madu yang menyajikan destinasi pantai. Jam berapa besok kamu akan menjemput Gazela. Aku akan menyiapkan driver untuk mengantarkamu ke mansion Hock. Bukankah kamu belum pernah pergi ke mansionnya Hock?” “Terima kasih Anderson kamu selalu menuruti permintaanku.” ucap Olive dengan mata berbinar. “Aku berencana berangkat pukul 10:00 pagi. Aku memang belum pernah mengunjungi mansion Hock, namun driver kamu pasti tahu alamat mansion milik Hock yang berada di Lordania.” “Iya Olive. Besok aku siapkan semuanya. Ayolah kita masuk ke dalam mansion. Ibu pasti sudah menunggu kita, sebentar lagi kita akan makan malam bersama.” Anderson dan Olive berjalan masuk ke dalam mansion. Mereka segera duduk didepan Nyonya Alexander. “Ibu, sebaiknya kita makan malam sekarang? Ibu juga belum meminum obat.” “Baikla
Sore harinya sebuah mobil putih memasuki halaman mansion Tuan Anderson di Burgeon. Tuan Hock keluar dari dalam mobil dengan membawa sebuah parcel buah. Dia berjalan memasuki mansion. Seorang pelayan membukakan pintu dan mempersilahkan Tuan Hock untuk duduk di ruang tamu.Tuan Anderson segera menemui Hock di ruang tamu.“Hock akhirnya kamu datang? Apakah pekerjaanmu sudah selesai? Ini masih sore hari?” tanya Anderson sembari duduk di sofa.“Aku sengaja pulang lebih awal Anderson. Apakah Nyonya Alexander sudah pulang? Aku ingin bertemu dengannya.”“Ibu sudah pulang tadi siang. Saat ini ibu bersama dengan Gazela dan Olive berada di ruang tengah sedang minum teh bersama. Ayo Hock bergabunglah dengan mereka. Ibu pasti senang bertemu denganmu. Dia sedang menunggu kedatanganmu.”Tuan Anderson dan Hock beranjak dari sofa dan berjalan menuju ke ruang tengah.Nyonya Alexander yang duduk di tengah tersenyum melihat kedatangan Hock.Dia berkata : “Benarkah kamu Hock! Kenapa kamu sudah mulai berub
Olive tersenyum melihat Gazela yang duduk di ruang tamu. “Aku senang akhirnya kamu datang ke mansion ini? Ibu belum pulang dari rumah sakit, mungkin sebentar lagi dia akan sampai di mansion ini.” kata Olive sembari duduk didepan Gazela.“Aku ada waktu luang sehingga bisa berkunjung ke mansion Anderson. Aku sudah lama tidak bertemu dengan Nyonya Alexander. Terakhir aku bertemu saat aku menemui Ellen di Triton. Waktu pernikahanmu tinggal hitungan hari, apa yang belum selesai kamu persiapkan?”Olive terdiam sejenak sembari memikirkan persiapan pernikahannya di balai kota. “Aku rasa sudah cukup, tinggal memilih tamu yang akan di undang serta pengiring pernikahan. Yah… mungkin aku perlu memilih menu makanan untuk menjamu tamunya Anderson serta dari keluarga ibu yang menghadiri pernikahan di balai kota.”“Benar juga Olive, sebaiknya kamu mengundang koki untuk memasak di mansion ini saat pernikahanmu di balai kota. Aku rekomendasikan menu makanannya berbeda dengan menu saat acara resepsi p
Keesokan paginya Olive mengantar Anderson sampai di halaman mansion.“Olive, kemungkinan ibu pulang dari rumah sakit saat siang hari. Aku tahu kamu pasti lelah setelah tadi malam kita pulang larut malam dari restauran. Istirahatlah kembali. Aku akan menghubungi Hock supaya Gazela datang siang hari ke Burgeon.”“Baiklah Anderson, aku akan beristirahat sebentar sembari menunggu ibu pulang.”“Baguslah. Aku akan berangkat sekarang, segera kabari aku jika kamu membutuhkan sesuatu.”“Tentu saja Anderson. Berhati-hatilah!”Tuan Anderson segera masuk ke dalam mobil. Driver segera melajukan mobilnya meninggalkan mansion dan pergi menuju ke pusat kota Lordania.Olive memandang mobil yang membawa Tuan Anderson sampai menghilang dari pandangan matanya.“Kenapa kepalaku tiba-tiba merasa sakit, aduh!” ucapnya pelan. “Sepertinya aku mulai mengingat sesuatu? Apakah ingatanku akan mulai pulih?” tanyanya dengan cemas.Olive segera berjalan dengan pelan dan masuk ke dalam mansion. Saat memasuki ruang te
Mobil yang membawa Tuan Anderson dan Olive melaju menuju ke restauran bintang lima di pusat kota Lordania. Restauran tersebut merupakan restaurant terbesar di pusat kota Lordania. Tuan Anderson dan Olive berjalan masuk menuju ke dalam restaurant. Seorang pelayan wanita tersenyum ramah menyambut kedatangan mereka.“Selamat malam dan selamat datang Tuan Anderson, kami sudah menunggu kedatangan anda. Mari kami antar anda menuju ke ruang khusus perjamuan.”“Baiklah. Antarkan kami sekarang.” jawab Tuan Anderson datar.Pelayan segera memimpin jalan menuju ke ruangan perjamuan. Tuan Anderson dan Olive segera berjalan mengikuti pelayan tersebut. “Silakan masuk Tuan Anderson!” kata pelayan sembari membukakan pintu.Tuan Anderson dan Olive memasuki ruang perjamuan tersebut. Terlihat seorang lelaki tersenyum melihat kedatangan mereka. “Tuan Anderson, kami sudah menyajikan semua jenis aneka makanan dan minuman yang tersedia di restauran ini. Silakan Anda untuk duduk di kursi yang tersedia. Ak