James Coleman juga tidak tahu yang dia bicarakan. Dia merasa depresi dan hanya bisa memeluknya, mengusap rambutnya, dan berbisik padanya --- Sebenarnya, dia sangat sedih ...Pelayan kembali tercengang melihat pemandangan ini Pria yang tadi segalak harimau dan tidak romantis, tiba-tiba menjadi lembut seperti anak kecil.Tiba-tiba mengetahui gadis itu pernah hamil dan dia pernah menjadi seorang ayah, dia benar-benar sangat sedih.Dia ingin dihibur.Dia ingin dipeluk.Kedua tangan Victoria Anne tergantung di sisinya, dia sama sekali tidak merespons. Dia bahkan tidak bisa menyembuhkan dirinya sendiri, jadi bagaimana dia bisa menyembuhkan orang lain?James Coleman memeluknya erat-erat, wajahnya terbenam dalam rambutnya. Dia mengusapkan pipinya berkali-kali, seperti ... seekor anjing kecil, setelah merasa puas dia perlahan melepaskannya. "Apa makanannya tidak sesuai selera? Aku akan memasak mi untukmu, ok?"“Tidak mau.” Victoria Anne membalikkan badan dan ingin pergi.Tetapi James Coleman m
James Coleman kembali ke kamar tidur, Victoria Anne masih tertidur.James Coleman meletakkan patung sekeluarga di tangannya, lalu mencium keningnya. "Vic, jangan coba-coba tinggalkan aku, kau adalah ganti rugi yang dibayarkan oleh Keluarga Grant, kau tidak akan bisa lepas dari genggamanku seumur hidup.”Victoria Anne tertidur dan tidak bisa memberikan tanggapan.Saat itu, muncul pesan di ponselnya.James Coleman mengklik pesan, isi pesan itu --- Geoffrey Grant telah ditemukan....James Coleman sudah pergi saat Victoria Anne membuka mata. Dia sangat sibuk akhir-akhir ini, sibuk mempersiapkan pernikahan dan rumah baru.James Coleman tidak mengambil tindakan terhadap opini publik di internet. Ketika Victoria Anne menjadi Nyonya Coleman, semua opini publik akan hilang dengan sendirinya.Meskipun kemarin Victoria Anne sudah memberitahunya dengan sangat jelas bahwa dia tidak akan menikah dengannya, tetapi sepertinya dia tidak mendengarnya. Tanggal pernikahan mereka semakin dekat.Victoria
“Victoria Anne, apa yang ingin kau lakukan?” Joyce bertanya dengan waspada.Victoria Anne mengangkat alisnya, "Bagaimana menurutmu?"Joyce merasakan firasat yang sangat buruk. Dia merasa akan terjadi sesuatu di acara pernikahan nanti.Saat itu, seorang anak buah berkata dengan sopan, "CEO Coleman, Nyonya dan mempelai wanita ada di dalam."Pada detik berikutnya, pintu dibuka dan sosok tampan James Coleman masuk ke ruangan.Seorang anak buah bergegas melaporkan situasi, jadi James Coleman segera datang.Hari itu, James Coleman mengenakan setelan jas hitam. Penampilannya tidak berbeda dengan hari-hari biasa, tetapi wajahnya tampak lebih lembut dan tersirat kebahagiaan dalam tatapannya.“James, kau datang tepat pada waktunya. Cepat batalkan pernikahan ini. Victoria Anne tidak benar-benar ingin menikahimu. Aku curiga dia akan melakukan sesuatu yang buruk di acara pernikahan!” Joyce berkata dengan penuh semangat.James Coleman tidak melihat ke arah Joyce. Saat membuka pintu, matanya hanya te
Joyce membelalakkan matanya dan memandang Victoria Anne dengan kaget dan ketakutan. Dia langsung mengutuknya, "Victoria Anne, kau masih berani omong kosong di sini, apakah kau takut orang lain tidak tahu ibumu adalah rubah betina yang menggoda suami orang lain?.”Kejadian di hotel saat itu adalah rintangan yang tidak bisa dilewati Joyce dalam hidupnya. Dia menjadi sangat panik dan wajahnya sangat suram.Joyce menepuk kakinya, yang sudah lumpuh selama bertahun-tahun dan berkata dengan mata merah, "Ibumu yang menggoda suamiku untuk membuka kamar di hotel, setelah keluar aku kecelakaan mobil dan cacat seumur hidup. Aku menjadi seperti ini karena ibumu, sekarang kau masih berani memfitnah suamiku?”Victoria Anne ingin melangkah maju, tetapi James Coleman meraih pergelangan tangannya dengan erat dan menatapnya dengan dingin. "Vic, cukup!"Victoria Anne berhenti, dia mendongak dan menatapnya, "James Coleman, apakah kau ... takut?"Takut?Kata ini membuat James Coleman mengerutkan alisnya.“
Joyce berguling dari kursi roda dan kepalanya terbentur dinding. Darah segera mengalir dari keningnya, ini adalah saat paling memalukan dalam hidupnya.“Ibu!” James Coleman segera melangkah maju dan memeluk Joyce.Joyce menatap Bobby Coleman dengan mata merah, bibirnya bergetar. Dia tiba-tiba tertawa, kemudian air matanya terus mengalir. Dia menangis dan tertawa seperti orang bodoh.Mungkin dia sedang menertawakan hidupnya.Joyce tiba-tiba kehabisan napas dan jatuh pingsan.Situasinya agak kacau, semua orang sibuk bergunjing, anak buahnya berseru, "Siapkan mobil, segera antar Nyonya ke rumah sakit!"James Coleman memeluk ibunya dan perlahan mengangkat kepalanya. Dia menatap Bobby Coleman dengan dingin.Bobby Coleman tidak peduli dengan hidup mati Joyce, tetapi dia sangat peduli dengan putranya, karena kesejahteraan hidupnya bergantung pada James Coleman. Sekarang tatapan mereka bertemu, tatapan James Coleman seperti dua jurang kecil yang siap menelannya."Ja... James, kau tidak bisa me
Setiap kali melihatnya di masa depan, dia harus menjaga jarak sekurang-kurangnya sepuluh langkah ...Wajah tampan James Coleman sejak tadi tidak menunjukkan ekspresi, tetapi sekarang wajahnya menunjukkan perubahan ekspresi yang jelas. Dia tertawa lebar dan memperlihatkan gigi putihnya, seperti binatang buas yang memperlihatkan taringnya.Dia berhenti dan mengangkat tangannya. "Baik, aku tidak akan melangkah maju."Dia mengalihkan tatapannya dari pengacara menuju wajah Victoria Anne dan tersenyum. "Vic, apakah kau berpikir perintah pengadilan ini bisa menghalangiku? Kalau begitu, kau sama sekali tidak memahamiku."Sekarang dia terlihat kejam dan sangat berbahaya. Terkadang Victoria Anne berpikir pria ini terlahir dengan jiwa pemberontak, dia memiliki jiwa yang gelap dan jahat.Dia harus memanfaatkan kesempatan hari ini untuk menekannya atau dia tidak tahu yang akan dilakukan pria ini untuk membalasnya di masa depan.Victoria Anne menyelipkan sehelai rambut di pipi ke belakang telingan
“Vic, Paman Gates sudah menemukan petunjuk tentang kecelakaan mobil orang tuamu. Mengapa kau tidak bekerja sama dengan Paman Gates agar bisa membalas dendam?” Scarlet Cooper bertanya.Victoria Anne terdiam beberapa saat, lalu berkata pelan, "Tapi sasaran mereka adalah James Coleman..."Scarlet Cooper tercengang.Victoria Anne melanjutkan, "Aku boleh menyerangnya, tetapi orang lain tidak boleh karena aku bisa mengendalikan seranganku. Aku bisa menyingkirkan dia dengan skandal kecil itu, tetapi itu tidak akan menyakiti fisiknya. Dia begitu hebat dan berkuasa, pasti bisa mengatasi skandal kecil itu. Orang lain mungkin ingin membunuhnya, siapa suruh dia begitu sombong dan memiliki begitu banyak musuh."Entah apa yang Victoria Anne pikirkan, dia tiba-tiba tersenyum.Scarlet Cooper tahu, Victoria Anne sebenarnya tidak tega.Scarlet Cooper mengusap kepala Victoria Anne. "Vic, kau masih mencintainya, bukan?"Victoria Anne menyandarkan kepalanya di pundak Scarlet Cooper. "Aku mengatakan, aku
Pernikahan megah Victoria Anne dan James Coleman membuat para aktris merasa iri, bagaimanapun impian para aktris ini adalah menikah dengan keluarga kaya. Melihat perseteruan Victoria Anne dan James Coleman, mereka sudah tidak sabar ingin menyindir.Victoria Anne berhenti menulis. Dia melihat berita pagi ini, setelah mengalami fluktuasi, harga saham Grup Coleman segera kembali stabil. James Coleman sekali lagi membuktikan kepiawaiannya dalam mengendalikan situasiSedangkan rumor tentang dia memperkosa dan memiliki penyimpangan seksual, dia sama sekali tidak mempedulikannya, itu hanya bahan pembicaraan dan lelucon bagi orang lain.Wajah Victoria Anne tidak menunjukkan ekspresi apa pun. Dia meneruskan menyalin dialognya, berharap dapat membantunya mengingat, jika tidak dia akan kesulitan melanjutkan syuting "Floating Life".Dia sangat menyukai akting dan dia ingin menyelesaikan syuting ini dengan baik.Pada saat itu, terdengar seseorang berkata dengan ramah "Sedang menulis apa?"Tangan Vi
Bella melihatnya tidak bicara dan mendadak merasa sedikit tidak yakin. Pertama dia tidak tahu apakah Hugh percaya atau tidak, kedua dia tidak tahu apakah Hugh bersedia bertanggung jawab. Bella mengenakan pakaiannya dengan cepat dan mengejar lelaki itu.“Kak Hugh, sekarang aku milikmu, kamu tahu sendiri perasaanku padamu. Aku menyukaimu dan hanya ingin menikah denganmu saja. Sekarang kesucianku sudah kuberikan padamu, kalau kamu nggak mau tanggung jawab, aku akan … aku akan bunuh diri!”Bella terisak hebat sedangkan Hugh hanya diam tidak berbicara.“Kak Hugh, kalau gitu akan mau mati saja,” kata Bella sambil berbalik untuk membanting dirinya ke tembok.Tiba-tiba Hugh mengulurkan tangannya dan menarik perempuan itu sambil berkata, “Bella, kamu ngapain? Aku nggak bilang nggak mau tanggung jawab!”Bella terlonjak dalam hati. Maksudnya lelaki itu mau bertanggung jawab pada dirinya?“Kak Hugh, aku tahu Kakak ada perasaan padaku,” ujar Bella dan langsung memeluk pinggang lelaki itu. Wajahnya
Sakit sekali. Kedua mata Bella berair karena rasa sakit yang luar biasa menyiksanya. Bella mendongak dan menatap lelaki yang ada di atas kasur dengan memelas dan merengek, “Bos.”Hugh berbalik dan kembali memunggungi perempuan itu. Detik itu juga Bella curiga jangan-jangan Hugh sengaja melakukan hal ini. Lelaki itu sengaja mempermainkannya dan menendangnya hingga jatuh. Sebagai seorang perempuan, ditendang hingga jatuh dari kasur merupakan sesuatu yang begitu memalukan.Bella merangkak naik lagi ke sisi Hugh dan melihat lelaki itu yang kedua matanya masih terpejam. Napasnya tampak teratur dan terlihat memang tertidur karena mabuk.“Bos, Bos,” panggil Bella beberapa kali.Hugh tidak ada reaksi dan tetap tidur. Bella merasa sedikit aneh, jangan-jangan dia yang terlalu banyak berpikir yang aneh-aneh? Lelaki ini pasti sudah mabuk karena sudah menghabiskan begitu banyak alkohol. Dia mendorong pintu kamar mandi dan memutuskan untuk mandi terlebih dahulu.Setelah itu dia mengenakan bathrobe p
“Bos, kenapa minum sendirian? Sini, biar aku temani.”Bella menuangkan satu gelas alkohol untuk dirinya sendiri dan menghabiskannya dalam sekali tegukan. Hugh tidak melihat perempuan itu, tetapi dia tidak menjauhkannya juga. Setelah Bella menghabiskan satu gelas alkohol, Hugh juga ikut menghabiskan satu gelas lagi.Bella melihat ada harapan karena dulu Hugh pasti akan mengabaikannya. Ternyata kepergian Brenda membuatnya memiliki tempat di sisi lelaki itu. Semua usahanya akhirnya terbayarkan.“Bos, Bos terlihat nggak senang karena Brenda? Dia benar-benar nggak tahu bersyukur, mungkin karena terlalu sering dimanja. Brenda nggak bisa jadi istri yang baik, tapi juga nggak bisa jadi ibu yang baik. Dia nggak bisa menyayangimu. Hidup dengan perempuan itu pasti sangat melelahkan. Bos, lupakan saja dia.”Bella menuangkan satu gelas alkohol lagi untuk Hugh. Lelaki itu hanya diam saja dan menerima alkohol dari Bella serta menghabiskannya. Perempuan itu lanjut menuangkan alkohol pada Hugh dan deng
Mendengar Brenda memanggilnya dengan sebutan “Suami” membuat Hugh langsung melayangkan kecupan dalam di bibir perempuan itu.***Bella terlihat sangat panik karena dia selalu menunggu saat-saat di mana Hugh dan Brenda akan cerai. Dengan begitu dia akan mudah untuk kembali dengan Hugh. Teman baiknya yang bernama Jenny berlari ke arahnya. Jenny merupakan orang yang menggantikan vitamin kalsium menjadi obat penggugur janin dan memberikannya pada Brenda. Dengan bahagia dia berkata, “Bella, aku kasih tahu sebuah kabar baik!”“Kabar baik apa?”“Bos sama Brenda sedang ribut. Brenda sampai pindah keluar.”“Benarkah?” tanya Bella dengan kedua mata berbinar.“Tentu saja beneran! Kamu boleh lihat sendiri, ada banyak orang yang lagi tahan dia. Aku juga baru dari sana dan langsung kasih tahu kamu kabar baik ini.”“Kalau gitu buruan kita ke sana!”Bella bergegas berlari ke tempat Hugh dan ternyata di sana sudah ada banyak orang. Kedua suami istri itu sudah saling melempar seruan dengan wajah memerah
Kenapa bahas tentang ini lagi? Hugh khawatir Brenda akan marah dan ngambek lagi. Dengan cepat dia memeluk Brenda dan dengan memelas berkata, “Sudahlah Brenda, kamu maafkan aku saja. Aku juga nggak ingin bunga-bunga jelek itu.”Brenda memeluk pinggul lelaki itu dan bertanya, “Lalu apa rencana kamu untuk memberikan Bella pelajaran?”Hugh berpikir sesaat kemudian membisikkan idenya pada Brenda dan disambut dengan anggukan kepala oleh perempuan itu. Dia merasa ide lelaki itu sangat cemerlang.“Kalau gitu kita jalankan! Nggak perlu takut Bella tunjuk wujud aslinya.”“Iya.”“Kamu buruan bangun, Joan sudah mau pulang.”Hugh mengusap wajah cantik perempuan itu dan mengecupnya sambil berkata, “Masih ada sedikit waktu, aku masih mau sama kamu.”Brenda merasa hatinya dipenuhi dengan bunga-bunga. Kedua tangannya melingkari leher lelaki itu dan membalas kecupannya. Sesaat kemudian Brenda merasakan tangan lelaki itu sudah sampai di kancing bajunya. Dengan cepat dia menghentikan Hugh dan berbisik, “N
Ciuman tersebut membuat keduanya tidak rela untuk menyudahinya. Saat ciumannya terhenti, Hugh masih memeluk tubuh perempuan itu dengan erat.“Brenda, aku nggak berani melepaskan peganganku karena semuanya terlalu indah. Seperti aku sedang bermimpi! Aku takut begitu aku melepaskanmu, aku akan tersadar dari mimpi ini.”Brenda menggigit sudut bibir lelaki itu pelan dan membuat Hugh merintih dan membuka matanya. Bola mata jernih Brenda menatap lelaki itu dengan dalam dan penuh arti sambil bertanya, “Sekarang kamu masih merasa sedang bermimpi?”“Nggak, semua ini nyata! Kamu ada di depanku!” kata Hugh sambil tersenyum lebar.Brenda menenggelamkan dirinya dalam lelaki itu lagi dan membuka hatinya dengan semakin lebar. Hugh mengelus rambut Brenda dan berkata, "Brenda, kita berempat harus bersama dan hidup bahagia. Kamu nggak boleh apa-apain lagi anak di perutmu ini ya?” Tangan Hugh berada di perut rata Brenda.“Kapan aku pernah apa-apain anak di perutku ini? Meski aku dulu benci denganmu, aku
Brenda ingin mendorongnya menjauh tetapi lelaki itu tidak berpindah sama sekali. Mungkin karena dia memang sudah memakai hati dan jatuh cinta pada lelaki itu. Hugh membopong tubuh perempuan itu dan membawa ke mobil kemudian pulang ke rumah.***Brenda sedang baring di kasur untuk istirahat. Lengan Hugh melingkari tubuhnya dari belakang dan memeluknya dengan erat. Saat ini mereka berdua hanya diam dan tidak berbicara, tetapi hati kedua orang tersebut seakan sedang saling terhubung dan berdekatan.Perempuan itu masih memunggungi Hugh dan hanya dibatasi dengan selembar kain tipis. Meski begitu, Brenda masih bisa merasakan detakan jantung lelaki di belakangnya. Hugh mengecup rambut lembut perempuan itu dan berkata,“Brenda, aku tahu kalau aku sudah melakukan banyak kesalahan dulu. Oleh karena itu aku nggak berani berpikir kalau kamu akan jatuh cinta padaku suatu hari nanti. Harapan paling besar dari diri aku adalah kamu bisa selalu berada di sampingku dan menerima cintaku serta menjadi ist
Terlihat seseorang yang berbaring di aspal karena telah ditabrak oleh mobil. Di sekitarnya ada jejak darah yang tampak begitu banyak.Karena ada beberapa orang yang berdiri di depannya, Brenda masih belum bisa melihat wajah korban kecelakaan dengan jelas. Akan tetapi kedua kakinya sudah melemas dan pikirannya mendadak menjadi kosong. Apakah orang itu adalah Hugh? Tadi lelaki itu bilang mau mengambil barang dan sampai sekarang masih belum kembali.Kedua bola mata Brenda perlahan memerah dan tampak berkaca-kaca. Satu kedipan saja sudah berhasil membuat tetesan air matanya luruh membasahi pipi mulusnya. Brenda menangis karena merasa takut. Dia takut kalau orang itu ternyata adalah Hugh.“Permisi! Tolong kasih jalan!”Mobil ambulans telah datang dan para petugas akan mengangkat korban kecelakaan tersebut untuk dibawa ke rumah sakit. Brenda melihat wajah korban tersebut dengan jelas dan ternyata bukan Hugh.“Brenda!”Terdengar sebuah suara dari balik tubuhnya. Dengan cepat Brenda membalikka
Joan sudah pulang ke rumah dan mereka juga sudah makan malam bersama. Hingga tiba waktunya untuk tidur, Hugh ternyata ikut tidur di kasur dengan Brenda dan Joan. Dia kekeh ingin tidur di dalam kamar dan enggan keluar meski sudah diusir oleh Brenda.“Hugh, kamu minggir!” kata Brenda dan hendak mendorong lelaki itu.Akan tetapi tubuh besar Hugh tidak bergeser sedikit pun. Bahkan bergerak saja tidak! Lelaki itu justru mengulurkan tangannya dan memeluk Brenda sambil berkata, “Katanya perempuan itu suka ngomong yang sebaliknya. Di mulut memang ngomong nggak mau, tapi dalam hati justru mau. Aku tahu kamu ingin aku tidur denganmu.”Joan terkekeh bahagia dan berkata, “Benar! Kita itu memang suka ngomong yang kebalikannya. Lain kali Papi harus tidur bersama dengan kami.”Brenda hanya terdiam pasrah. Setelah dia menidurkan Joan, Brenda tidak ingin bergerak lagi. Karena sedari tadi sibuk berontak, sekarang dia merasa tidak ada sisa kekuatan lagi dan sedikit capek. Perempuan yang ada dalam pelukan