Jane jatuh dari surga ke neraka dalam sekejap, dia terpaku.Pada saat itu, Mark Lewis menatap Jane dengan dingin. Jane merasa mati rasa dan segera berkata, "Baik, Tuan."Dia membalikkan badan dan pergi....Sophia Lowry juga kembali ke kamarnya, tetapi hatinya sangat gelisah. Dia memikirkan apa yang sedang dilakukan Mark Lewis sekarang?Jane mengikutinya ke dalam kamar tadi. Sebagai seorang pria normal jika dihadapkan dengan seorang gadis muda dan seksi seperti Jane, dia mungkin tidak mampu menahan godaannya. Apakah dia akan melakukan hal intim bersamanya?Sophia Lowry semakin gelisah dan tidak bisa mengendalikan langkahnya, jadi dia melangkah keluar untuk mencari Mark Lewis!Begitu dia membuka pintu kamar, seseorang muncul, Jane kebetulan ada di sini.“Sophia Lowry, Tuan memintaku mengantarkan ini.” Jane menyodorkan sesuatu ke tangan Sophia Lowry.Sophia Lowry menunduk dan melihat ada dua potong pakaian tipis yang terbuat dari renda, pakaian seksi ini jelas adalah untuk bersenang-sena
Jane langsung jatuh ke belakang dan tersandung ke sofa.Saat itu, Mark Lewis sudah menyalakan lampu di kamar. Cahaya terang segera menyilaukan mata Jane, perasaan malunya tidak bisa disembunyikan lagi.Aah!Jane berteriak.Suasana hati Mark Lewis juga sangat buruk. Dia menatap Jane dengan galak, "Katakan, siapa yang menyuruhmu masuk?"Jane membentur sudut tajam sofa, tetapi dia tidak punya waktu untuk mempedulikan rasa sakit di tubuhnya, karena mata Mark Lewis seperti pisau beracun yang ingin menusuk jantungnya saat ini."Tuan ..., maafkan aku, ini semua salahku, aku seharusnya tidak masuk, Sophia Lowry yang menyuruhku ke sini!"Mark Lewis, "Apa katamu?"Sophia Lowry menyuruhnya masuk?Jane benar-benar terlalu iri, cemburu, dan benci, jadi dia memikirkan ide bagus ini, yaitu mengenakan pakaian seksi ini untuk memikat Mark Lewis terlebih dahulu.Jane sangat percaya diri dengan tubuhnya, dia yakin Mark Lewis tidak akan menolaknya. Setelah naik ke tempat tidurnya, dia akan menjadi nyonya
Apa yang dia katakan?Sophia Lowry menatapnya dengan kaget. Mengapa dia tiba-tiba menjadi begitu vulgar? Siapa yang mengajarinya?“Aku tidak mau!” Sophia Lowry segera menolak, “Mark Lewis, kau punya begitu banyak pelayan, pilih saja salah satu untuk menemanimu!”Ada begitu banyak pelayan yang menunggunya di sini dan ada begitu banyak pilihan, jadi sama sekali tidak memerlukan dia!Mark Lewis tahu dia tidak peduli padanya. Tadi dia memasukkan seorang wanita ke kamarnya, sekarang dia tidak sabar untuk menyodorkan wanita lain ke tempat tidurnya!"Aku tidak menginginkan mereka, aku hanya menginginkanmu, lagi pula ... kau yang paling mahal di antara mereka, lima miliar tentu saja bisa mendapatkan wanita mana pun, Sophia Lowry, kau harus menunjukkan nilaimu sekarang!""..." Sophia Lowry tidak bisa berkata-kata, "Aku tidak mau! Aku tidak mau! Mark Lewis, aku membencimu!"Mark Lewis tidak ingin mendengarkannya sekarang, dia memegang wajahnya dengan kedua telapak tangan dan menciumnya.Sophia L
Dibandingkan dengan menghitung uang, Sophia Lowry sebenarnya adalah orang yang tidak mau mengaku kalah."Bagus, bagus," ciuman Mark Lewis mendarat di daun telinganya, "Kau lebih hebat daripada mesin penghitung uang, ok?"...Keesokan paginya.Mark Lewis dibangunkan oleh nada dering ponsel.Mark Lewis membuka matanya yang masih mengantuk, saat itu sudah jam delapan pagi, matahari pagi yang cerah telah menembus jendela dan menghangatkan ruangan.Dia jarang telat bangun, selama ini dia selalu sibuk dengan pekerjaan dan kegiatan amal, jadi selalu bangun lebih awal.Mark Lewis bergerak sedikit dan menyadari ada sesuatu yang lembut dan harum dalam pelukannya. Dia menunduk dan melihat Sophia Lowry mendekap dalam pelukannya, tangannya masih memeluk erat pinggangnya, seperti seekor anak kucing yang patuh.Kenangan semalam tiba-tiba muncul dalam pikirannya.Mark Lewis memandang wanita dalam pelukannya dalam-dalam, dia tidak tahu mengapa ada wanita seperti ini yang bisa begitu menarik perhatianny
Sophia Lowry menegang, dia ... dia, dia bahkan tidak menyukai uang lagi? Dia ... dia, dia benar-benar jatuh cinta pada pria itu Mark Lewis?“Bagaimana mungkin?” Sophia Lowry segera membalas."Bos, kau mulai panik, kau benar-benar sudah panik! Gawat, kau sudah mulai bermain cinta!""Aku tidak jatuh cinta.""Kalau begitu buktikan padaku sekarang, segera kembali ke sini dan tinggalkan pria itu, bukankah lebih menyenangkan kembali ke sini untuk menghitung uang?”"..." Sophia Lowry segera menggebrak meja, "Isabel, kau tunggu saja, aku akan buktikan padamu. Aku akan kembali sekarang!"“Baik, aku aka menyiapkan pesawat khusus untuk menjemputmu.” Isabel menutup telepon dengan senang.Sophia Lowry meletakkan ponselnya, dia benar-benar ingin kembali, dia ingin membuktikan dirinya sendiri.Dia akan mengemasi pakaiannya dulu.Namun dia sepertinya tidak punya pakaian.Kalau begitu bawa ponselmu dan pergi.Sophia Lowry mengangkat ponsel dan berjalan keluar dengan angkuh. Beberapa pelayan melihatnya,
Sophia Lowry terkejut dan segera menoleh ke belakang, wajah tampan Mark Lewis terlihat.Hari ini dia mengenakan jas tunik hitam dan mobil Rolls-Royce-nya diparkir di belakangnya. Sekarang dia menatapnya sambil tersenyum cerah.Ternyata dia.Dia tidak mengalami kecelakaan mobil.Dia berdiri di hadapannya sekarang.Sophia Lowry menangis dan tertawa dan segera berlari ke pelukannya.Mark Lewis segera mengulurkan tangan untuk menangkapnya dan memeluknya erat-erat, bibirnya jatuh di rambut panjangnya yang wangi dan menciumnya dalam-dalam, dia tersenyum dan berkata, "Kenapa menangis, apakah kau pikir aku mengalami kecelakaan?"Sophia Lowry mengangguk dengan penuh semangat di pelukannya. "Ya, tadi aku pikir itu kau, aku takut setengah mati ..."Hati Mark Lewis terasa hangat, wanita itu meneteskan air mata untuknya."Fia," bibirnya mendekati wajahnya dan dia berbisik, "Aku sangat menyukaimu, kau juga menyukaiku, oke?"Apa yang dia katakan?Dia mengatakan dia menyukainya.Sophia Lowry mengangk
Henry Hank dan Monica Morris telah pergi sangat lama, tetapi mereka masih menjadi penyesalan semua orang.Namun karena mereka, generasi berikutnya lebih menghargai cinta.Mark Lewis juga melihat ke kejauhan. Dia mengangguk dan berkata, "Meskipun dulu aku bukan pria satu-satunya untuk Ibumu, tetapi kelak, aku akan pria menjadi satu-satunya dan dia adalah wanita satu-satunya untukku."Mark Lewis tidak lagi memikirkan masa lalu Sophia Lowry dan Daniel Palmer. Dia datang terlambat sebelumnya, kelak dia tidak akan absen lagi.Mendengar ini, Charlotte Shimon terpana, dia menatap ayahnya. "Ayah, maksudmu ... tentang Ibu menjual diri pada Keluarga Palmer?"Mark Lewis mengangguk. "Ya, tetapi itu tidak penting lagi.""..." Charlotte Shimon tahu, Ayah pasti telah salah paham dan itu adalah kesalahpahaman yang besar.Charlotte Shimon memegang kedua tangan di belakang punggungnya, dan mendongak untuk melihat langit cerah yang penuh bintang malam ini, lalu dia perlahan melengkungkan bibirnya....
Mark Lewis berjalan ke sisi Sophia Lowry dan hendak melindungi Sophia Lowry di belakangnya. Dia bertanya dengan penuh perhatian, "Fia, kau baik-baik saja?"Sophia Lowry menggelengkan kepalanya dengan tenang. "Ya, tidak apa-apa."Sheila baru bersama Daniel Palmer akhir-akhir ini, jadi dia tidak mengenal Sophia Lowry, tetapi dia mengenali Mark Lewis, matanya berbinar ketika melihatnya.Wow.Mark Lewis menatap tajam pada Sheila dan berkata dengan sungguh-sungguh. "Beraninya membuat masalah di sini, pengawal segera usir dia!"Sheila terkejut, dia tidak menyangka Mark Lewis juga akan melindungi Sophia Lowry.Ketika melihat Sophia Lowry tadi, dia sangat cemburu karena wajah Sophia Lowry terlahir seperti rubah betina. Tampaknya wajah ini telah memikat orang terkaya di dunia.Sheila langsung berkata, "CEO... CEO Lewis, Anda jangan tertipu oleh wanita ini, dia adalah penggoda pria yang ulung!"Semua tamu membelalakkan mata. Apakah dia sudah gila, dia menghina Nyonya Lewis?Seseorang berkata,
Bella melihatnya tidak bicara dan mendadak merasa sedikit tidak yakin. Pertama dia tidak tahu apakah Hugh percaya atau tidak, kedua dia tidak tahu apakah Hugh bersedia bertanggung jawab. Bella mengenakan pakaiannya dengan cepat dan mengejar lelaki itu.“Kak Hugh, sekarang aku milikmu, kamu tahu sendiri perasaanku padamu. Aku menyukaimu dan hanya ingin menikah denganmu saja. Sekarang kesucianku sudah kuberikan padamu, kalau kamu nggak mau tanggung jawab, aku akan … aku akan bunuh diri!”Bella terisak hebat sedangkan Hugh hanya diam tidak berbicara.“Kak Hugh, kalau gitu akan mau mati saja,” kata Bella sambil berbalik untuk membanting dirinya ke tembok.Tiba-tiba Hugh mengulurkan tangannya dan menarik perempuan itu sambil berkata, “Bella, kamu ngapain? Aku nggak bilang nggak mau tanggung jawab!”Bella terlonjak dalam hati. Maksudnya lelaki itu mau bertanggung jawab pada dirinya?“Kak Hugh, aku tahu Kakak ada perasaan padaku,” ujar Bella dan langsung memeluk pinggang lelaki itu. Wajahnya
Sakit sekali. Kedua mata Bella berair karena rasa sakit yang luar biasa menyiksanya. Bella mendongak dan menatap lelaki yang ada di atas kasur dengan memelas dan merengek, “Bos.”Hugh berbalik dan kembali memunggungi perempuan itu. Detik itu juga Bella curiga jangan-jangan Hugh sengaja melakukan hal ini. Lelaki itu sengaja mempermainkannya dan menendangnya hingga jatuh. Sebagai seorang perempuan, ditendang hingga jatuh dari kasur merupakan sesuatu yang begitu memalukan.Bella merangkak naik lagi ke sisi Hugh dan melihat lelaki itu yang kedua matanya masih terpejam. Napasnya tampak teratur dan terlihat memang tertidur karena mabuk.“Bos, Bos,” panggil Bella beberapa kali.Hugh tidak ada reaksi dan tetap tidur. Bella merasa sedikit aneh, jangan-jangan dia yang terlalu banyak berpikir yang aneh-aneh? Lelaki ini pasti sudah mabuk karena sudah menghabiskan begitu banyak alkohol. Dia mendorong pintu kamar mandi dan memutuskan untuk mandi terlebih dahulu.Setelah itu dia mengenakan bathrobe p
“Bos, kenapa minum sendirian? Sini, biar aku temani.”Bella menuangkan satu gelas alkohol untuk dirinya sendiri dan menghabiskannya dalam sekali tegukan. Hugh tidak melihat perempuan itu, tetapi dia tidak menjauhkannya juga. Setelah Bella menghabiskan satu gelas alkohol, Hugh juga ikut menghabiskan satu gelas lagi.Bella melihat ada harapan karena dulu Hugh pasti akan mengabaikannya. Ternyata kepergian Brenda membuatnya memiliki tempat di sisi lelaki itu. Semua usahanya akhirnya terbayarkan.“Bos, Bos terlihat nggak senang karena Brenda? Dia benar-benar nggak tahu bersyukur, mungkin karena terlalu sering dimanja. Brenda nggak bisa jadi istri yang baik, tapi juga nggak bisa jadi ibu yang baik. Dia nggak bisa menyayangimu. Hidup dengan perempuan itu pasti sangat melelahkan. Bos, lupakan saja dia.”Bella menuangkan satu gelas alkohol lagi untuk Hugh. Lelaki itu hanya diam saja dan menerima alkohol dari Bella serta menghabiskannya. Perempuan itu lanjut menuangkan alkohol pada Hugh dan deng
Mendengar Brenda memanggilnya dengan sebutan “Suami” membuat Hugh langsung melayangkan kecupan dalam di bibir perempuan itu.***Bella terlihat sangat panik karena dia selalu menunggu saat-saat di mana Hugh dan Brenda akan cerai. Dengan begitu dia akan mudah untuk kembali dengan Hugh. Teman baiknya yang bernama Jenny berlari ke arahnya. Jenny merupakan orang yang menggantikan vitamin kalsium menjadi obat penggugur janin dan memberikannya pada Brenda. Dengan bahagia dia berkata, “Bella, aku kasih tahu sebuah kabar baik!”“Kabar baik apa?”“Bos sama Brenda sedang ribut. Brenda sampai pindah keluar.”“Benarkah?” tanya Bella dengan kedua mata berbinar.“Tentu saja beneran! Kamu boleh lihat sendiri, ada banyak orang yang lagi tahan dia. Aku juga baru dari sana dan langsung kasih tahu kamu kabar baik ini.”“Kalau gitu buruan kita ke sana!”Bella bergegas berlari ke tempat Hugh dan ternyata di sana sudah ada banyak orang. Kedua suami istri itu sudah saling melempar seruan dengan wajah memerah
Kenapa bahas tentang ini lagi? Hugh khawatir Brenda akan marah dan ngambek lagi. Dengan cepat dia memeluk Brenda dan dengan memelas berkata, “Sudahlah Brenda, kamu maafkan aku saja. Aku juga nggak ingin bunga-bunga jelek itu.”Brenda memeluk pinggul lelaki itu dan bertanya, “Lalu apa rencana kamu untuk memberikan Bella pelajaran?”Hugh berpikir sesaat kemudian membisikkan idenya pada Brenda dan disambut dengan anggukan kepala oleh perempuan itu. Dia merasa ide lelaki itu sangat cemerlang.“Kalau gitu kita jalankan! Nggak perlu takut Bella tunjuk wujud aslinya.”“Iya.”“Kamu buruan bangun, Joan sudah mau pulang.”Hugh mengusap wajah cantik perempuan itu dan mengecupnya sambil berkata, “Masih ada sedikit waktu, aku masih mau sama kamu.”Brenda merasa hatinya dipenuhi dengan bunga-bunga. Kedua tangannya melingkari leher lelaki itu dan membalas kecupannya. Sesaat kemudian Brenda merasakan tangan lelaki itu sudah sampai di kancing bajunya. Dengan cepat dia menghentikan Hugh dan berbisik, “N
Ciuman tersebut membuat keduanya tidak rela untuk menyudahinya. Saat ciumannya terhenti, Hugh masih memeluk tubuh perempuan itu dengan erat.“Brenda, aku nggak berani melepaskan peganganku karena semuanya terlalu indah. Seperti aku sedang bermimpi! Aku takut begitu aku melepaskanmu, aku akan tersadar dari mimpi ini.”Brenda menggigit sudut bibir lelaki itu pelan dan membuat Hugh merintih dan membuka matanya. Bola mata jernih Brenda menatap lelaki itu dengan dalam dan penuh arti sambil bertanya, “Sekarang kamu masih merasa sedang bermimpi?”“Nggak, semua ini nyata! Kamu ada di depanku!” kata Hugh sambil tersenyum lebar.Brenda menenggelamkan dirinya dalam lelaki itu lagi dan membuka hatinya dengan semakin lebar. Hugh mengelus rambut Brenda dan berkata, "Brenda, kita berempat harus bersama dan hidup bahagia. Kamu nggak boleh apa-apain lagi anak di perutmu ini ya?” Tangan Hugh berada di perut rata Brenda.“Kapan aku pernah apa-apain anak di perutku ini? Meski aku dulu benci denganmu, aku
Brenda ingin mendorongnya menjauh tetapi lelaki itu tidak berpindah sama sekali. Mungkin karena dia memang sudah memakai hati dan jatuh cinta pada lelaki itu. Hugh membopong tubuh perempuan itu dan membawa ke mobil kemudian pulang ke rumah.***Brenda sedang baring di kasur untuk istirahat. Lengan Hugh melingkari tubuhnya dari belakang dan memeluknya dengan erat. Saat ini mereka berdua hanya diam dan tidak berbicara, tetapi hati kedua orang tersebut seakan sedang saling terhubung dan berdekatan.Perempuan itu masih memunggungi Hugh dan hanya dibatasi dengan selembar kain tipis. Meski begitu, Brenda masih bisa merasakan detakan jantung lelaki di belakangnya. Hugh mengecup rambut lembut perempuan itu dan berkata,“Brenda, aku tahu kalau aku sudah melakukan banyak kesalahan dulu. Oleh karena itu aku nggak berani berpikir kalau kamu akan jatuh cinta padaku suatu hari nanti. Harapan paling besar dari diri aku adalah kamu bisa selalu berada di sampingku dan menerima cintaku serta menjadi ist
Terlihat seseorang yang berbaring di aspal karena telah ditabrak oleh mobil. Di sekitarnya ada jejak darah yang tampak begitu banyak.Karena ada beberapa orang yang berdiri di depannya, Brenda masih belum bisa melihat wajah korban kecelakaan dengan jelas. Akan tetapi kedua kakinya sudah melemas dan pikirannya mendadak menjadi kosong. Apakah orang itu adalah Hugh? Tadi lelaki itu bilang mau mengambil barang dan sampai sekarang masih belum kembali.Kedua bola mata Brenda perlahan memerah dan tampak berkaca-kaca. Satu kedipan saja sudah berhasil membuat tetesan air matanya luruh membasahi pipi mulusnya. Brenda menangis karena merasa takut. Dia takut kalau orang itu ternyata adalah Hugh.“Permisi! Tolong kasih jalan!”Mobil ambulans telah datang dan para petugas akan mengangkat korban kecelakaan tersebut untuk dibawa ke rumah sakit. Brenda melihat wajah korban tersebut dengan jelas dan ternyata bukan Hugh.“Brenda!”Terdengar sebuah suara dari balik tubuhnya. Dengan cepat Brenda membalikka
Joan sudah pulang ke rumah dan mereka juga sudah makan malam bersama. Hingga tiba waktunya untuk tidur, Hugh ternyata ikut tidur di kasur dengan Brenda dan Joan. Dia kekeh ingin tidur di dalam kamar dan enggan keluar meski sudah diusir oleh Brenda.“Hugh, kamu minggir!” kata Brenda dan hendak mendorong lelaki itu.Akan tetapi tubuh besar Hugh tidak bergeser sedikit pun. Bahkan bergerak saja tidak! Lelaki itu justru mengulurkan tangannya dan memeluk Brenda sambil berkata, “Katanya perempuan itu suka ngomong yang sebaliknya. Di mulut memang ngomong nggak mau, tapi dalam hati justru mau. Aku tahu kamu ingin aku tidur denganmu.”Joan terkekeh bahagia dan berkata, “Benar! Kita itu memang suka ngomong yang kebalikannya. Lain kali Papi harus tidur bersama dengan kami.”Brenda hanya terdiam pasrah. Setelah dia menidurkan Joan, Brenda tidak ingin bergerak lagi. Karena sedari tadi sibuk berontak, sekarang dia merasa tidak ada sisa kekuatan lagi dan sedikit capek. Perempuan yang ada dalam pelukan