"Charlotte..." Lucas Hank dengan susah payah menyeka tetesan air mata di wajahnya dengan ibu jarinya, meskipun tetesan air mata itu terus bertambah, "Tidak apa-apa, aku menyerahkan padamu ..."“Nona Shimon, Tuan Hank harus memasuki ruang steril sekarang. Kami tunggu kabar baik Anda.” Saat ini, dokter dan perawat mendorong Lucas Hank pergi....Charlotte Shimon tidak dapat menenangkan emosinya, tetapi dia harus memaksa dirinya untuk menyelesaikan persamaan ini. Dia perlahan-lahan duduk dan mengeluarkan buku manual medis yang ditinggalkan Larry Hank.Dia membuka halaman pertama, yang berisi semua prestasinya di bidang kedokteran. Charlotte Shimon membaliknya halaman demi halaman ...Matanya kering, seakan-akan tidak bisa lagi meneteskan air mata. Namun matanya kembali perih, seperti tersengat oleh kata-katanya. Sangat menyakitkan.Charlotte Shimon membuka halaman terakhir, yaitu formula pamungkas. Dia tahu hanya dengan menyelesaikan formula pamungkas itu, Lucas Hank dapat diselamatkan. R
Tubuh Lucas Hank pulih dengan cepat. Dia masih muda, berusia tiga puluhan dan kuat, jadi bisa pulih dengan cepat.Charlotte Shimon memeriksa denyut nadinya hari ini dan mengangguk. "Tuan Hank, kau pulih jauh lebih cepat dari harapanku."Lucas Hank tiba-tiba mengulurkan tangannya dan menekan jantungnya. "Charlotte, di sini masih sakit."“Jantungmu sakit? Tidak seharusnya sakit, aku akan memeriksanya.” Charlotte Shimon mengulurkan tangannya.Detik berikutnya, Lucas Hank langsung mencengkeramnya dan menariknya dengan ringan, tubuh Charlotte Shimon langsung jatuh ke dadanya yang hangat. Dia memegang tangannya dan meletakkan di jantungnya. "Jantungku berdebar kencang, coba rasakan."Charlotte Shimon gemetar, dia baru menyadari telah ditipu. "Tuan Hank, kau berbohong!"“Tidak, jantungku berdebar sangat kencang,” kata Lucas Hank.Sekarang telapak tangannya menyentuh jantung pria itu, detak jantung bergetar di telapak tangannya, membuat tangannya mati rasa.Tuan Hank yang sehat benar-benar
Tanggal pernikahan Lucas Hank dan Charlotte Shimon telah ditetapkan, undangan juga sudah dikirimkan.Lucas Hank baru selesai mandi, dia melihat dirinya di dalam cermin di depan wastafel, tiba-tiba melihat sehelai rambut putih.Dia baru berusia 34 tahun, sudah ada uban.“Tuan Hank, apakah kau sudah selesai mandi?” Pada saat ini, pintu kamar mandi dibuka, dan Charlotte Shimon melihat ke dalam.Melihat Charlotte Shimon yang masih muda belia, Lucas Hank merasakan krisis pria paruh baya.“Aku sudah hampir selesai, Charlotte, kau keluar dulu.” Lucas Hank menutup pintu, lalu mencabut ubannya dan membuangnya diam-diam.Dia masih khawatir dan memeriksa rambutnya di cermin sekali lagi. Dia baru merasa lega setelah memastikan tidak ada uban lagi.Charlotte Shimon merasa Lucas Hank agak misterius, entah apa yang dia lakukan. Dia keluar sebentar dan ketika kembali menemukan hal yang mengejutkan. Lucas Hank sedang duduk di meja riasnya ... dengan masker wajah!CEO yang sombong Lucas Hank sekarang ba
Charlotte Shimon setiap hari sangat sibuk, tetapi dia sudah berusaha mengurangi banyak perjamuan di luar, terutama mengurangi kontak dengan para pria muda.CEO sombong dalam rumahnya sangat pencemburu. Ini adalah... beban yang romantis.Tubuh Lucas Hank baik-baik saja, hasil pemeriksaan menunjukkan dia telah sembuh sepenuhnya.Suatu hari Charlotte Shimon sedang mempelajari laporan medis terbaru di dalam kamar, saat ini Lucas Hank masuk.Charlotte Shimon segera menutupi wajahnya dengan sebuah buku, dengan ekspresi ketakutan. "Ah, kau siapa? Kenapa menyusup ke kamarku?"Lucas Hank menatapnya dengan tatapan bosan.“Jangan ke sini!” Charlotte Shimon bangkit dan berlari ke sudut ruangan. Dia meringkuk dan menatapnya dengan waspada, "Jangan terbuai dengan kecantikanku, aku ... aku punya suami!"Lucas Hank berdiri di dekat pintu dengan satu tangan dalam saku celananya untuk beberapa saat, lalu membalikkan badan dan pergi."..."Charlotte Shimon memandang punggungnya, bibirnya cemberut. Tuan
Pernikahan Lucas Hank dan Charlotte Shimon sudah dekat. Sebagai pengiring pengantin, Victoria Anne bergegas datang lebih awal untuk menyaksikan kebahagiaan sahabatnya.Charlotte Shimon memilih gaun pengiring pengantin warna hijau muda dengan punggung terbuka dan menyerahkannya kepada Victoria Anne. "Vic, coba gaun ini."Victoria Anne melihat gaya backless dan segera mengangkat alisnya. "Charlotte, apakah kau tidak takut aku akan mencuri perhatian para tamu jika memakai yang ini?"Charlotte Shimon mencibir, "Vic, aku sudah menikah dan semua pria yang belum menikah di antara penonton adalah milikmu. Kau bisa memilih."Mengapa Victoria Anne merasa Charlotte Shimon sedang pamer bahwa dia akan menikah, "Ya, ya, Nyonya Muda!"“Vic, masuk dan segera mencoba gaun itu.” Charlotte Shimon mendorong Victoria Anne ke ruang ganti.Victoria Anne mengenakan gaun pengiring pengantin, tetapi resleting di bagian belakang tidak terjangkau, jadi dia keluar sambil mengangkat gaunnya. "Charlotte, tolong t
Di mana ada pria, Victoria Anne selalu menjadi topik pembicaraan.Pandangan James Coleman tertuju pada gelang kaki Victoria Anne, dia memberinya gelang kaki ini malam itu. Dia ternyata masih memakainya, entah apa maksudnya?Dia hanya memarahinya sebagai pria berengsek tadi. Di antara pria-pria ini sekarang, mana ada pria baik, pria baik-baik pun akan penuh nafsu di hadapannya.Tatapan James Coleman tertuju pada ke arah menghilangnya Victoria Anne, dia sudah dapat merasakan perubahan sikapnya ketika di Breeze Palace. Di Barbara Bay, Victoria Anne memintanya untuk melepaskannya dan menjauhkan diri darinya, tetapi ketika di Breeze Palace, dia seperti ingin menggodanya.Meskipun dia masih tidak tahu alasan perbedaan besar dalam sikapnya, dia mengakui dia telah terpancing.Pria seperti James Coleman suka melihat berbagai strategi yang digunakan wanita untuk mendekatinya.Tetapi strategi Victoria Anne jauh lebih halus, dia sengaja mendekatinya. Ketika dia mengulurkan tangan untuk menangkapny
Victoria Anne bukanlah orang yang bisa ditindas. Karena dia melihat Linda Stirling menyembunyikan pisau di lengan bajunya, dia tahu Linda Stirling harus dilenyapkan.Jadi dia meraih tangan Linda Stirling dan langsung melukai jarinya.Darah keluar. Linda Stirling terkejut, pisau di tangannya langsung jatuh ke tanah, dia menatap Victoria Anne dengan kaget. "Kau ..."Sebelum dia bisa berkata-kata, sebuah telapak tangan yang besar datang dan meraih tangan Victoria Anne.Linda Stirling mendongak dan wajah tampan James Coleman terlihat. Linda Stirling membelalakkan matanya. "CEO Coleman, kebetulan kau ada di sini, Victoria Anne ..."Linda Stirling belum selesai berbicara, detik berikutnya angin kencang menerpa, kemudian tamparan keras jatuh di wajahnya.Plak!Linda Stirling langsung jatuh ke tanah.Tenggorokannya terasa manis, garis darah mengalir dari sudut bibirnya, dia merasa giginya lepas.Wajahnya sangat panas dan pipinya mati rasa.James Coleman begitu datang langsung menamparnya!L
Wanita ini sangat gesit, jika memberinya tongkat, maka dia akan menggunakan tongkat itu untuk memanjat ke atas.James Coleman mengusap rambut panjangnya, menggenggam bagian belakang kepalanya, dan mencium bibirnya dengan lembut.Victoria Anne tertegun, dia tidak menyangka pria ini akan menciumnya.Dia berusaha mendorongnya pria itu.James Coleman melepaskannya dulu, lalu mengusap hidung ke wajahnya. "Coba dorong aku lagi!"Jari-jari Victoria Anne meringkuk, dia terkejut dengan ekspresi tidak senangnya.James Coleman memeluknya dengan erat. "Kau sudah mengusir wanita di sisiku. Sekarang beritahu aku, apakah kau ingin aku mencari wanita lain, atau kau akan menggantikan mereka?"Victoria Anne tidak menduga dia akan begitu terus terang. Apakah dia ... memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan? Dia mengepalkan tangannya dan memukulnya beberapa kali.James Coleman tidak bergerak. Dia mencibir, "Jangan berpura-pura, sudah pernah kukatakan kau sebaiknya tidak mencariku. Sekarang kau tidak han
Bella melihatnya tidak bicara dan mendadak merasa sedikit tidak yakin. Pertama dia tidak tahu apakah Hugh percaya atau tidak, kedua dia tidak tahu apakah Hugh bersedia bertanggung jawab. Bella mengenakan pakaiannya dengan cepat dan mengejar lelaki itu.“Kak Hugh, sekarang aku milikmu, kamu tahu sendiri perasaanku padamu. Aku menyukaimu dan hanya ingin menikah denganmu saja. Sekarang kesucianku sudah kuberikan padamu, kalau kamu nggak mau tanggung jawab, aku akan … aku akan bunuh diri!”Bella terisak hebat sedangkan Hugh hanya diam tidak berbicara.“Kak Hugh, kalau gitu akan mau mati saja,” kata Bella sambil berbalik untuk membanting dirinya ke tembok.Tiba-tiba Hugh mengulurkan tangannya dan menarik perempuan itu sambil berkata, “Bella, kamu ngapain? Aku nggak bilang nggak mau tanggung jawab!”Bella terlonjak dalam hati. Maksudnya lelaki itu mau bertanggung jawab pada dirinya?“Kak Hugh, aku tahu Kakak ada perasaan padaku,” ujar Bella dan langsung memeluk pinggang lelaki itu. Wajahnya
Sakit sekali. Kedua mata Bella berair karena rasa sakit yang luar biasa menyiksanya. Bella mendongak dan menatap lelaki yang ada di atas kasur dengan memelas dan merengek, “Bos.”Hugh berbalik dan kembali memunggungi perempuan itu. Detik itu juga Bella curiga jangan-jangan Hugh sengaja melakukan hal ini. Lelaki itu sengaja mempermainkannya dan menendangnya hingga jatuh. Sebagai seorang perempuan, ditendang hingga jatuh dari kasur merupakan sesuatu yang begitu memalukan.Bella merangkak naik lagi ke sisi Hugh dan melihat lelaki itu yang kedua matanya masih terpejam. Napasnya tampak teratur dan terlihat memang tertidur karena mabuk.“Bos, Bos,” panggil Bella beberapa kali.Hugh tidak ada reaksi dan tetap tidur. Bella merasa sedikit aneh, jangan-jangan dia yang terlalu banyak berpikir yang aneh-aneh? Lelaki ini pasti sudah mabuk karena sudah menghabiskan begitu banyak alkohol. Dia mendorong pintu kamar mandi dan memutuskan untuk mandi terlebih dahulu.Setelah itu dia mengenakan bathrobe p
“Bos, kenapa minum sendirian? Sini, biar aku temani.”Bella menuangkan satu gelas alkohol untuk dirinya sendiri dan menghabiskannya dalam sekali tegukan. Hugh tidak melihat perempuan itu, tetapi dia tidak menjauhkannya juga. Setelah Bella menghabiskan satu gelas alkohol, Hugh juga ikut menghabiskan satu gelas lagi.Bella melihat ada harapan karena dulu Hugh pasti akan mengabaikannya. Ternyata kepergian Brenda membuatnya memiliki tempat di sisi lelaki itu. Semua usahanya akhirnya terbayarkan.“Bos, Bos terlihat nggak senang karena Brenda? Dia benar-benar nggak tahu bersyukur, mungkin karena terlalu sering dimanja. Brenda nggak bisa jadi istri yang baik, tapi juga nggak bisa jadi ibu yang baik. Dia nggak bisa menyayangimu. Hidup dengan perempuan itu pasti sangat melelahkan. Bos, lupakan saja dia.”Bella menuangkan satu gelas alkohol lagi untuk Hugh. Lelaki itu hanya diam saja dan menerima alkohol dari Bella serta menghabiskannya. Perempuan itu lanjut menuangkan alkohol pada Hugh dan deng
Mendengar Brenda memanggilnya dengan sebutan “Suami” membuat Hugh langsung melayangkan kecupan dalam di bibir perempuan itu.***Bella terlihat sangat panik karena dia selalu menunggu saat-saat di mana Hugh dan Brenda akan cerai. Dengan begitu dia akan mudah untuk kembali dengan Hugh. Teman baiknya yang bernama Jenny berlari ke arahnya. Jenny merupakan orang yang menggantikan vitamin kalsium menjadi obat penggugur janin dan memberikannya pada Brenda. Dengan bahagia dia berkata, “Bella, aku kasih tahu sebuah kabar baik!”“Kabar baik apa?”“Bos sama Brenda sedang ribut. Brenda sampai pindah keluar.”“Benarkah?” tanya Bella dengan kedua mata berbinar.“Tentu saja beneran! Kamu boleh lihat sendiri, ada banyak orang yang lagi tahan dia. Aku juga baru dari sana dan langsung kasih tahu kamu kabar baik ini.”“Kalau gitu buruan kita ke sana!”Bella bergegas berlari ke tempat Hugh dan ternyata di sana sudah ada banyak orang. Kedua suami istri itu sudah saling melempar seruan dengan wajah memerah
Kenapa bahas tentang ini lagi? Hugh khawatir Brenda akan marah dan ngambek lagi. Dengan cepat dia memeluk Brenda dan dengan memelas berkata, “Sudahlah Brenda, kamu maafkan aku saja. Aku juga nggak ingin bunga-bunga jelek itu.”Brenda memeluk pinggul lelaki itu dan bertanya, “Lalu apa rencana kamu untuk memberikan Bella pelajaran?”Hugh berpikir sesaat kemudian membisikkan idenya pada Brenda dan disambut dengan anggukan kepala oleh perempuan itu. Dia merasa ide lelaki itu sangat cemerlang.“Kalau gitu kita jalankan! Nggak perlu takut Bella tunjuk wujud aslinya.”“Iya.”“Kamu buruan bangun, Joan sudah mau pulang.”Hugh mengusap wajah cantik perempuan itu dan mengecupnya sambil berkata, “Masih ada sedikit waktu, aku masih mau sama kamu.”Brenda merasa hatinya dipenuhi dengan bunga-bunga. Kedua tangannya melingkari leher lelaki itu dan membalas kecupannya. Sesaat kemudian Brenda merasakan tangan lelaki itu sudah sampai di kancing bajunya. Dengan cepat dia menghentikan Hugh dan berbisik, “N
Ciuman tersebut membuat keduanya tidak rela untuk menyudahinya. Saat ciumannya terhenti, Hugh masih memeluk tubuh perempuan itu dengan erat.“Brenda, aku nggak berani melepaskan peganganku karena semuanya terlalu indah. Seperti aku sedang bermimpi! Aku takut begitu aku melepaskanmu, aku akan tersadar dari mimpi ini.”Brenda menggigit sudut bibir lelaki itu pelan dan membuat Hugh merintih dan membuka matanya. Bola mata jernih Brenda menatap lelaki itu dengan dalam dan penuh arti sambil bertanya, “Sekarang kamu masih merasa sedang bermimpi?”“Nggak, semua ini nyata! Kamu ada di depanku!” kata Hugh sambil tersenyum lebar.Brenda menenggelamkan dirinya dalam lelaki itu lagi dan membuka hatinya dengan semakin lebar. Hugh mengelus rambut Brenda dan berkata, "Brenda, kita berempat harus bersama dan hidup bahagia. Kamu nggak boleh apa-apain lagi anak di perutmu ini ya?” Tangan Hugh berada di perut rata Brenda.“Kapan aku pernah apa-apain anak di perutku ini? Meski aku dulu benci denganmu, aku
Brenda ingin mendorongnya menjauh tetapi lelaki itu tidak berpindah sama sekali. Mungkin karena dia memang sudah memakai hati dan jatuh cinta pada lelaki itu. Hugh membopong tubuh perempuan itu dan membawa ke mobil kemudian pulang ke rumah.***Brenda sedang baring di kasur untuk istirahat. Lengan Hugh melingkari tubuhnya dari belakang dan memeluknya dengan erat. Saat ini mereka berdua hanya diam dan tidak berbicara, tetapi hati kedua orang tersebut seakan sedang saling terhubung dan berdekatan.Perempuan itu masih memunggungi Hugh dan hanya dibatasi dengan selembar kain tipis. Meski begitu, Brenda masih bisa merasakan detakan jantung lelaki di belakangnya. Hugh mengecup rambut lembut perempuan itu dan berkata,“Brenda, aku tahu kalau aku sudah melakukan banyak kesalahan dulu. Oleh karena itu aku nggak berani berpikir kalau kamu akan jatuh cinta padaku suatu hari nanti. Harapan paling besar dari diri aku adalah kamu bisa selalu berada di sampingku dan menerima cintaku serta menjadi ist
Terlihat seseorang yang berbaring di aspal karena telah ditabrak oleh mobil. Di sekitarnya ada jejak darah yang tampak begitu banyak.Karena ada beberapa orang yang berdiri di depannya, Brenda masih belum bisa melihat wajah korban kecelakaan dengan jelas. Akan tetapi kedua kakinya sudah melemas dan pikirannya mendadak menjadi kosong. Apakah orang itu adalah Hugh? Tadi lelaki itu bilang mau mengambil barang dan sampai sekarang masih belum kembali.Kedua bola mata Brenda perlahan memerah dan tampak berkaca-kaca. Satu kedipan saja sudah berhasil membuat tetesan air matanya luruh membasahi pipi mulusnya. Brenda menangis karena merasa takut. Dia takut kalau orang itu ternyata adalah Hugh.“Permisi! Tolong kasih jalan!”Mobil ambulans telah datang dan para petugas akan mengangkat korban kecelakaan tersebut untuk dibawa ke rumah sakit. Brenda melihat wajah korban tersebut dengan jelas dan ternyata bukan Hugh.“Brenda!”Terdengar sebuah suara dari balik tubuhnya. Dengan cepat Brenda membalikka
Joan sudah pulang ke rumah dan mereka juga sudah makan malam bersama. Hingga tiba waktunya untuk tidur, Hugh ternyata ikut tidur di kasur dengan Brenda dan Joan. Dia kekeh ingin tidur di dalam kamar dan enggan keluar meski sudah diusir oleh Brenda.“Hugh, kamu minggir!” kata Brenda dan hendak mendorong lelaki itu.Akan tetapi tubuh besar Hugh tidak bergeser sedikit pun. Bahkan bergerak saja tidak! Lelaki itu justru mengulurkan tangannya dan memeluk Brenda sambil berkata, “Katanya perempuan itu suka ngomong yang sebaliknya. Di mulut memang ngomong nggak mau, tapi dalam hati justru mau. Aku tahu kamu ingin aku tidur denganmu.”Joan terkekeh bahagia dan berkata, “Benar! Kita itu memang suka ngomong yang kebalikannya. Lain kali Papi harus tidur bersama dengan kami.”Brenda hanya terdiam pasrah. Setelah dia menidurkan Joan, Brenda tidak ingin bergerak lagi. Karena sedari tadi sibuk berontak, sekarang dia merasa tidak ada sisa kekuatan lagi dan sedikit capek. Perempuan yang ada dalam pelukan