Larry Hank menyiapkan hadiah ulang tahun untuknya.Charlotte Shimon segera bangun. "Baik, aku akan keluar sekarang."Charlotte Shimon bangkit dari tempat tidur dan berjalan keluar.Dia tidak tahu hadiah apa yang Larry siapkan untuknya, tetapi dia sangat bersyukur atas segala sesuatu yang dilakukan Larry Hank untuknya selama ini. Meskipun dia menganggap Larry Hank sebagai teman sejati, tetapi dia juga tidak ingin mencelakakan Larry Hank. Jadi dia akan segera pergi.Charlotte Shimon sampai di halaman villa, tak lama kemudian, langkah kakinya tiba-tiba terhenti.Karena dia melihat sosok yang begitu akrab di depannya.Charlotte Shimon membelalakkan matanya, Lucas Hank!Tidak, tepatnya, Lucas Hill sekarang, dia sudah kembali ke keluarga kerajaan.Charlotte Shimon tidak menduga akan melihatnya di sini. Ada celah yang memisahkan mereka sekarang, namun dia tiba-tiba muncul di depannya.Tadi dia mengajukan sebuah permohonan, harapannya di ulang tahun yang ke-24 adalah dapat bertemu dengannya.
Lucas Hill menekan tombol untuk menjawab panggilan. "Halo, Larry, terima kasih untuk hari ini."Larry Hank berdiri di dekat jendela dan menatap ke halaman, Charlotte Shimon masih berdiri di sana, melihat ke arah Lucas Hill pergi.Dia memandang orang lain di sana, tetapi dia tidak tahu dia juga adalah pemandangan terindah di mata orang lain.Larry Hank mengerutkan bibirnya. "Kakak, tidak perlu sungkan, ini sudah sepatutnya."Karakter Larry Hank sangat mirip dengan ibunya, Monica Morris, sikapnya sangat dingin, ditambah dengan latar belakangnya. Dia tidak pernah dicintai, jadi dia tidak pernah akrab dengan kerabatnya.Dia dan Lucas Hill hanya berbasa-basi karena hari ini, di hari ulang tahunnya Charlotte Shimon ingin bertemu dengan Lucas Hill, maka dia menghadiahkan Lucas Hill pada Charlotte Shimon.Hadiah ulang tahun yang dia berikan adalah mengabulkan harapannya.Apa pun yang Charlotte Shimon harapkan, dia akan mengabulkannya.Lucas Hill tentu memahami maksudnya. "Larry, orang tuaku
Larry Hank menatap punggung Emma Thompson yang menjauh, lalu mengalihkan pandangannya.Pada saat itu, Jack melangkah maju. "Tuan, tampaknya Nona Thompson sangat menyukaimu. Keluarga Thompson memegang kekuasaan yang sangat besar, bahkan Herman Hill sangat takut dengan mereka.”Jack tidak melanjutkan, hanya mengamati wajah Larry Hank.Larry Hank hanya berkata, "Aku akan pergi ke ruang penelitian, tidak perlu mengikutiku."“Baik,” Jack tahu tuannya sedang meneliti darah karena hasil tes darah Lucas Hill telah dikirimkan beberapa hari lalu. Tetapi apa yang ditelitinya? Bahkan Jack sebagai orang kepercayaannya tidak diizinkan untuk ikut campur.Jack merasa bahwa tuannya sedang melakukan hal yang sangat berbahaya....Ruang penelitian.Larry Hank mengenakan jubah putih, dia memegang tabung reaksi yang berisi cairan merah.Laptop menyala di depannya, Larry Hank sedang konferensi dengan orang asing ras campuran yang merupakan profesor hematologi terkemuka.Profesor itu melihat tabung reaksi d
Kemudian terdengar suara yang akrab --- Larry! Larry, bangun!Larry Hank perlahan membuka matanya.Namun bukan Charlotte Shimon yang memanggilnya, tetapi ... Jack.Jack tampak sangat cemas. "Tuan, kau akhirnya bangun, apa yang terjadi? Aku melihatmu terbaring di sini tadi!"Larry Hank perlahan mengalihkan pandangannya dari Jack, melihat ke sekeliling, dia sepertinya sedang mencari seseorang.“Tuan, apakah kau mencari Nona Shimon? Ngomong-ngomong, Nona Shimon punya keterampilan medis. Aku akan mencari Nona Shimon sekarang!” Jack bangkit untuk pergi.Larry Hank segera berkata, "Berhenti!"Jack berhenti, Larry Hank duduk dan menatap Jack. "Masalah ini tidak boleh diketahui oleh Charlotte, mengerti?"Jack ingin bertanya mengapa, tetapi melihat tatapan tegas tuannya, dia tidak berani bertanya apa pun.Larry Hank bangkit dan kembali ke kamarnya....Di dalam kamar.Larry Hank sedang mandi. Hari ini, dia menyuntikkan setengah cairan itu. Meskipun koma, unsur itu telah berintegrasi dengan da
Kelompok lain juga telah tiba. Herman Hill datang bersama Ryan Hill dan mereka bersembunyi di dalam hutan.Ryan Hill kaget saat melihat Charlotte Shimon dan Tuan Putri suku Putri Duyung. "Ayah, bagaimana kau tahu Charlotte Shimon dan suku Putri Duyung ada di sini?"Ryan Hill biasanya paling cepat mendapatkan informasi dari anak buahnya. Setelah membawa orang-orang Lantana dari Gerbang Southwell beberapa hari lalu, Charlotte Shimon menghilang tanpa jejak, sekarang dia telah menjadi buronan.Tak diduga ketika Charlotte Shimon muncul, Herman Hill segera datang bersama pasukannya. Ryan Hill merasa heran, bagaimana Herman Hill bisa mendapatkan informasi secepat ini?Herman Hill melambaikan tangannya dan berkata dengan misterius, "Ryan, kau tidak perlu khawatir tentang ini. Sekarang kita bisa duduk dengan tenang dan menyaksikan mereka bertarung."Ryan Hill tahu Herman Hill tidak akan memberitahunya. "Ayah, apa rencanamu? Setelah Putri Lantana dan suku Putri Duyung bertarung habis-habisan,
Ketika pasukan suku Putri Duyung melihat pemandangan ini, mereka sangat ketakutan."Kabur! Cepat kabur!"Semua orang melarikan diri.Sang Putri terkejut, melihat pasukannya mundur tanpa perlawanan, dia menjadi lebih panik. Dia berteriak, "Berhenti! Tidak ada yang boleh melarikan diri, kalian tidak boleh menjadi pengkhianat!"Namun tidak ada yang mendengarkannya, suasana menjadi kacau balau.Charlotte Shimon menunggangi punggung serigala, suara seruling berubah dari lembut menjadi lebih tajam. Semua serigala mulai melolong, cahaya hijau bersinar dari mata mereka.Suara seruling segera berhenti dan tatapan Charlotte Shimon tiba-tiba menjadi tajam, "Bunuh!"Serigala-serigala itu segera menyerang.Tuan Putri suku Putri Duyung hanya merasakan angin kencang datang, dia melihat ke belakang, matanya tiba-tiba menyipit, sekarang hanya terdengar suara --- Lari! Cepat lari!Tuan Putri suku Putri Duyung melarikan diri.Namun, kaki manusia tidak secepat kaki serigala. Raja serigala yang ditunggangi
Beberapa hari lalu, Herman Hill mendapat kejutan ketika menerima telepon dari Larry Hank, dia tidak pernah berpikir Larry Hank akan bekerja sama dengannya.Karena itu, dia bisa mengetahui keberadaan Charlotte Shimon dan menjadi orang pertama menemukannya."Dokter Hank, Charlotte Shimon pasti akan datang demi pedang kuno. Kita harus menangkapnya sekarang. Bagaimanapun, Dokter Hank selalu mengetahui keberadaan Charlotte Shimon."Larry Hank memandang Herman Hill. "Aku memang mengetahui keberadaan Charlotte Shimon dengan baik, tetapi sekarang bukan waktu yang tepat. Bukankah Charlotte Shimon akan masuk ke kuil leluhur untuk mencabut pedang kuno? Kita biarkan dia masuk.""Apa rencana Dokter Hank?""Herman Hill, apakah kau benar-benar ingin Lucas Hill mewarisi tahta? Lucas Hill jelas menganggapmu sebagai musuh. Jika kau membiarkan dia mewarisi tahta, aku khawatir kau tidak akan bisa tidur nyenyak, bukankah begitu?"Herman Hill membawa Lucas Hill kembali ke istana dan mewariskan tahta pada L
Herman Hill tertawa terbahak-bahak. "Charlotte Shimon, apakah kau tidak tahu ada pelacak yang dipasang di tubuhmu?"Charlotte Shimon gemetar, dia tidak mengetahuinya.Dia menekan sepotong kulit di belakang telinganya, seolah-olah ada yang ditanamkan di sana.Charlotte Shimon mengeluarkan isinya, ternyata itu adalah pelacak yang sangat kecil.Bagaimana dia bisa memiliki pelacak di tubuhnya?Charlotte Shimon mengangkat alisnya. Selama ini, dia jarang berhubungan dengan orang lain. Orang yang bisa begitu dekat dengannya dan menanamkan pelacak ini tanpa membuatnya curiga, Charlotte Shimon tidak bisa memikirkan orang lain, kecuali... Larry Hank.Larry Hank!Tetapi bagaimana mungkin?Charlotte Shimon segera membuang pemikiran ini. Dia percaya dengan Larry Hank, dia tidak akan pernah mencelakakannya.“Herman Hill, walaupun kau ada di sini, aku tetap akan mencabut pedang kuno hari ini,” kata Charlotte Shimon.Herman Hill memandang pedang kuno. Pedang kuno adalah simbol kekuatan Kerajaan Holli
Bella melihatnya tidak bicara dan mendadak merasa sedikit tidak yakin. Pertama dia tidak tahu apakah Hugh percaya atau tidak, kedua dia tidak tahu apakah Hugh bersedia bertanggung jawab. Bella mengenakan pakaiannya dengan cepat dan mengejar lelaki itu.“Kak Hugh, sekarang aku milikmu, kamu tahu sendiri perasaanku padamu. Aku menyukaimu dan hanya ingin menikah denganmu saja. Sekarang kesucianku sudah kuberikan padamu, kalau kamu nggak mau tanggung jawab, aku akan … aku akan bunuh diri!”Bella terisak hebat sedangkan Hugh hanya diam tidak berbicara.“Kak Hugh, kalau gitu akan mau mati saja,” kata Bella sambil berbalik untuk membanting dirinya ke tembok.Tiba-tiba Hugh mengulurkan tangannya dan menarik perempuan itu sambil berkata, “Bella, kamu ngapain? Aku nggak bilang nggak mau tanggung jawab!”Bella terlonjak dalam hati. Maksudnya lelaki itu mau bertanggung jawab pada dirinya?“Kak Hugh, aku tahu Kakak ada perasaan padaku,” ujar Bella dan langsung memeluk pinggang lelaki itu. Wajahnya
Sakit sekali. Kedua mata Bella berair karena rasa sakit yang luar biasa menyiksanya. Bella mendongak dan menatap lelaki yang ada di atas kasur dengan memelas dan merengek, “Bos.”Hugh berbalik dan kembali memunggungi perempuan itu. Detik itu juga Bella curiga jangan-jangan Hugh sengaja melakukan hal ini. Lelaki itu sengaja mempermainkannya dan menendangnya hingga jatuh. Sebagai seorang perempuan, ditendang hingga jatuh dari kasur merupakan sesuatu yang begitu memalukan.Bella merangkak naik lagi ke sisi Hugh dan melihat lelaki itu yang kedua matanya masih terpejam. Napasnya tampak teratur dan terlihat memang tertidur karena mabuk.“Bos, Bos,” panggil Bella beberapa kali.Hugh tidak ada reaksi dan tetap tidur. Bella merasa sedikit aneh, jangan-jangan dia yang terlalu banyak berpikir yang aneh-aneh? Lelaki ini pasti sudah mabuk karena sudah menghabiskan begitu banyak alkohol. Dia mendorong pintu kamar mandi dan memutuskan untuk mandi terlebih dahulu.Setelah itu dia mengenakan bathrobe p
“Bos, kenapa minum sendirian? Sini, biar aku temani.”Bella menuangkan satu gelas alkohol untuk dirinya sendiri dan menghabiskannya dalam sekali tegukan. Hugh tidak melihat perempuan itu, tetapi dia tidak menjauhkannya juga. Setelah Bella menghabiskan satu gelas alkohol, Hugh juga ikut menghabiskan satu gelas lagi.Bella melihat ada harapan karena dulu Hugh pasti akan mengabaikannya. Ternyata kepergian Brenda membuatnya memiliki tempat di sisi lelaki itu. Semua usahanya akhirnya terbayarkan.“Bos, Bos terlihat nggak senang karena Brenda? Dia benar-benar nggak tahu bersyukur, mungkin karena terlalu sering dimanja. Brenda nggak bisa jadi istri yang baik, tapi juga nggak bisa jadi ibu yang baik. Dia nggak bisa menyayangimu. Hidup dengan perempuan itu pasti sangat melelahkan. Bos, lupakan saja dia.”Bella menuangkan satu gelas alkohol lagi untuk Hugh. Lelaki itu hanya diam saja dan menerima alkohol dari Bella serta menghabiskannya. Perempuan itu lanjut menuangkan alkohol pada Hugh dan deng
Mendengar Brenda memanggilnya dengan sebutan “Suami” membuat Hugh langsung melayangkan kecupan dalam di bibir perempuan itu.***Bella terlihat sangat panik karena dia selalu menunggu saat-saat di mana Hugh dan Brenda akan cerai. Dengan begitu dia akan mudah untuk kembali dengan Hugh. Teman baiknya yang bernama Jenny berlari ke arahnya. Jenny merupakan orang yang menggantikan vitamin kalsium menjadi obat penggugur janin dan memberikannya pada Brenda. Dengan bahagia dia berkata, “Bella, aku kasih tahu sebuah kabar baik!”“Kabar baik apa?”“Bos sama Brenda sedang ribut. Brenda sampai pindah keluar.”“Benarkah?” tanya Bella dengan kedua mata berbinar.“Tentu saja beneran! Kamu boleh lihat sendiri, ada banyak orang yang lagi tahan dia. Aku juga baru dari sana dan langsung kasih tahu kamu kabar baik ini.”“Kalau gitu buruan kita ke sana!”Bella bergegas berlari ke tempat Hugh dan ternyata di sana sudah ada banyak orang. Kedua suami istri itu sudah saling melempar seruan dengan wajah memerah
Kenapa bahas tentang ini lagi? Hugh khawatir Brenda akan marah dan ngambek lagi. Dengan cepat dia memeluk Brenda dan dengan memelas berkata, “Sudahlah Brenda, kamu maafkan aku saja. Aku juga nggak ingin bunga-bunga jelek itu.”Brenda memeluk pinggul lelaki itu dan bertanya, “Lalu apa rencana kamu untuk memberikan Bella pelajaran?”Hugh berpikir sesaat kemudian membisikkan idenya pada Brenda dan disambut dengan anggukan kepala oleh perempuan itu. Dia merasa ide lelaki itu sangat cemerlang.“Kalau gitu kita jalankan! Nggak perlu takut Bella tunjuk wujud aslinya.”“Iya.”“Kamu buruan bangun, Joan sudah mau pulang.”Hugh mengusap wajah cantik perempuan itu dan mengecupnya sambil berkata, “Masih ada sedikit waktu, aku masih mau sama kamu.”Brenda merasa hatinya dipenuhi dengan bunga-bunga. Kedua tangannya melingkari leher lelaki itu dan membalas kecupannya. Sesaat kemudian Brenda merasakan tangan lelaki itu sudah sampai di kancing bajunya. Dengan cepat dia menghentikan Hugh dan berbisik, “N
Ciuman tersebut membuat keduanya tidak rela untuk menyudahinya. Saat ciumannya terhenti, Hugh masih memeluk tubuh perempuan itu dengan erat.“Brenda, aku nggak berani melepaskan peganganku karena semuanya terlalu indah. Seperti aku sedang bermimpi! Aku takut begitu aku melepaskanmu, aku akan tersadar dari mimpi ini.”Brenda menggigit sudut bibir lelaki itu pelan dan membuat Hugh merintih dan membuka matanya. Bola mata jernih Brenda menatap lelaki itu dengan dalam dan penuh arti sambil bertanya, “Sekarang kamu masih merasa sedang bermimpi?”“Nggak, semua ini nyata! Kamu ada di depanku!” kata Hugh sambil tersenyum lebar.Brenda menenggelamkan dirinya dalam lelaki itu lagi dan membuka hatinya dengan semakin lebar. Hugh mengelus rambut Brenda dan berkata, "Brenda, kita berempat harus bersama dan hidup bahagia. Kamu nggak boleh apa-apain lagi anak di perutmu ini ya?” Tangan Hugh berada di perut rata Brenda.“Kapan aku pernah apa-apain anak di perutku ini? Meski aku dulu benci denganmu, aku
Brenda ingin mendorongnya menjauh tetapi lelaki itu tidak berpindah sama sekali. Mungkin karena dia memang sudah memakai hati dan jatuh cinta pada lelaki itu. Hugh membopong tubuh perempuan itu dan membawa ke mobil kemudian pulang ke rumah.***Brenda sedang baring di kasur untuk istirahat. Lengan Hugh melingkari tubuhnya dari belakang dan memeluknya dengan erat. Saat ini mereka berdua hanya diam dan tidak berbicara, tetapi hati kedua orang tersebut seakan sedang saling terhubung dan berdekatan.Perempuan itu masih memunggungi Hugh dan hanya dibatasi dengan selembar kain tipis. Meski begitu, Brenda masih bisa merasakan detakan jantung lelaki di belakangnya. Hugh mengecup rambut lembut perempuan itu dan berkata,“Brenda, aku tahu kalau aku sudah melakukan banyak kesalahan dulu. Oleh karena itu aku nggak berani berpikir kalau kamu akan jatuh cinta padaku suatu hari nanti. Harapan paling besar dari diri aku adalah kamu bisa selalu berada di sampingku dan menerima cintaku serta menjadi ist
Terlihat seseorang yang berbaring di aspal karena telah ditabrak oleh mobil. Di sekitarnya ada jejak darah yang tampak begitu banyak.Karena ada beberapa orang yang berdiri di depannya, Brenda masih belum bisa melihat wajah korban kecelakaan dengan jelas. Akan tetapi kedua kakinya sudah melemas dan pikirannya mendadak menjadi kosong. Apakah orang itu adalah Hugh? Tadi lelaki itu bilang mau mengambil barang dan sampai sekarang masih belum kembali.Kedua bola mata Brenda perlahan memerah dan tampak berkaca-kaca. Satu kedipan saja sudah berhasil membuat tetesan air matanya luruh membasahi pipi mulusnya. Brenda menangis karena merasa takut. Dia takut kalau orang itu ternyata adalah Hugh.“Permisi! Tolong kasih jalan!”Mobil ambulans telah datang dan para petugas akan mengangkat korban kecelakaan tersebut untuk dibawa ke rumah sakit. Brenda melihat wajah korban tersebut dengan jelas dan ternyata bukan Hugh.“Brenda!”Terdengar sebuah suara dari balik tubuhnya. Dengan cepat Brenda membalikka
Joan sudah pulang ke rumah dan mereka juga sudah makan malam bersama. Hingga tiba waktunya untuk tidur, Hugh ternyata ikut tidur di kasur dengan Brenda dan Joan. Dia kekeh ingin tidur di dalam kamar dan enggan keluar meski sudah diusir oleh Brenda.“Hugh, kamu minggir!” kata Brenda dan hendak mendorong lelaki itu.Akan tetapi tubuh besar Hugh tidak bergeser sedikit pun. Bahkan bergerak saja tidak! Lelaki itu justru mengulurkan tangannya dan memeluk Brenda sambil berkata, “Katanya perempuan itu suka ngomong yang sebaliknya. Di mulut memang ngomong nggak mau, tapi dalam hati justru mau. Aku tahu kamu ingin aku tidur denganmu.”Joan terkekeh bahagia dan berkata, “Benar! Kita itu memang suka ngomong yang kebalikannya. Lain kali Papi harus tidur bersama dengan kami.”Brenda hanya terdiam pasrah. Setelah dia menidurkan Joan, Brenda tidak ingin bergerak lagi. Karena sedari tadi sibuk berontak, sekarang dia merasa tidak ada sisa kekuatan lagi dan sedikit capek. Perempuan yang ada dalam pelukan