Dia sedang menyiratkan sesuatu, Charlotte Shimon mengerutkan alisnya.Pada saat itu, dansa sudah berakhir, Lucas Hank melepaskannya, tanpa mengatakan apa pun, dan pergi begitu saja.Charlotte Shimon berdiri di sana melihat punggungnya yang menjauh dan semakin bingung. Ada apa dengannya?Dia masih ada banyak pertanyaan, apa yang harus dia lakukan jika dia tidak mau bekerja sama seperti ini?Tidak, dia harus menaklukkannya.Tetapi bagaimana cara menaklukkannya?Charlotte Shimon merasa agak malu. Dia segera mengeluarkan ponsel dan mengirim pesan WeChat ke Victoria Anne --- Vic, jika seorang pria marah, apa yang harus dilakukan?Victoria Anne segera membalas --- CEO Hank marah? Semua perselisihan dapat diselesaikan di tempat tidur.Wajah Charlotte Shimon memerah, dia segera menyembunyikan ponsel, takut ada yang melihatnya.Namun, menghadapi pria yang berhasrat tinggi seperti Lucas Hank, cara ini seharusnya efektif, dia pasti sangat menyukainya.Charlotte Shimon merasa dilema sekarang, apak
Selama ini, selalu Lucas Hank yang mengambil inisiatif di antara mereka. Kali ini, dia sangat proaktif, tetapi Lucas Hank menghindar, tidak membiarkan dia menciumnya.Charlotte Shimon merasa sangat malu!Dia mengepalkan tangannya dan memarahinya, "Lucas Hank, ada apa denganmu, mengapa kau tidak membiarkan aku menciummu, aku ingin menciummu."Lucas Hank menutup kelopak matanya dan meremas pinggangnya, kemudian mendorongnya sejauh mungkin. Sekarang Charlotte Shimon menempel padanya, Lucas Hank berusaha keras untuk menahan diri.Saat mabuk, dia sangat manja dan agak galak. Lucas Hank tidak membiarkan dia menciumnya, tetapi Charlotte Shimon terus mendesak dan berhasil mencium wajahnya.Jakun pria itu bergerak naik turun, dia menatap wajah merahnya. "Charlotte Shimon, apakah kau harus membuat dirimu mabuk agar bisa melakukan hal buruk denganku sekarang?"Lucas Hank sangat kesal, dia pernah menggunakan obat perangsang ketika di Kota Regalsen. Sekarang dia membuatnya dirinya mabuk, dia bena
Charlotte Shimon sedang tidur, diguncang Lucas Hank dengan keras, dia cemberut, "Pergi, jangan ganggu tidurku!"“Charlotte Shimon, kau masih bisa tidur saat ini? Cepat bangun dan katakan dengan jelas, apakah Wallace adalah putraku?” Lucas Hank merasa sudah hampir gila. Dia tidak pernah memikirkannya, dia tidak berani memikirkannya."Wallace ..." Charlotte Shimon masih bergumam, "Wallace, kau harus jaga... Patricia, kau harus jaga Adik dengan baik…"Patricia?Lucas Hank tiba-tiba teringat dengan gadis kecil yang dia temui di bandara hari itu, gadis kecil itu sangat mirip dengan Charlotte Shimon.Dia tahu Patricia adalah adik Wallace dan mereka kembar.Patricia dan Wallace seumuran dengan putranya Walter Hank. Mereka sama-sama berusia tiga tahun. Apakah...Lucas Hank segera memikirkan berbagai kemungkinan, dia tiba-tiba menyadari bahwa dia kemungkinan besar hidup dalam kebohongan!Dia telah menemukan rahasia besar malam ini!...Walter Hank diantar pulang ke villa, "Tuan Kecil, Tuan menu
Patricia dan Gwen berkelahi, anak-anak lain di Taman Kanak-kanak terkejut.Serangan Gwen sangat keji, dia sudah lama cemburu dengan wajah Patricia, yang lebih cantik darinya. Dia sengaja mencakar wajahnya dengan kukunya yang panjang. Walaupun penampilan Patricia terlihat lemah lembut, tetapi kekuatan bertarungnya tidak kalah dengan Gwen. Melihat Gwen ingin mencakar wajahnya, dia segera menghindar dan menjambak rambut Gwen.Gwen meronta, tetapi dia tidak sengaja tersandung dan keningnya membentur sudut meja.Gwen terluka, keningnya robek, dan mengeluarkan darah.Darah!Gwen menangis ketakutan.Saat itu adalah jam bubar sekolah, Ibu Gwen datang menjemputnya. Mendengar tangisan Gwen, Ibu Gwen bergegas menghampirinya.“Gwen, ada apa denganmu, oh, kenapa kau berdarah?” Ibu Gwen memeluk Gwen dan bertanya dengan cemas.“Bu, Patricia memukulku!” Gwen langsung mengadu.Ibu Gwen memandang Patricia. Patricia terlihat jauh lebih cantik dari putrinya. Sekarang dia begitu sudah cantik, saat dewasa
"Oh, ini..." Patricia melihat luka di telapak tangannya dan tersenyum manis, "Tidak apa-apa, hanya luka ringan, aku sangat berani, aku tidak akan menangis."Hati Lucas Hank terasa sakit. Dia berjongkok dengan satu lutut dan memegang tangan putih Patricia dengan lembut. "Apakah sakit?"Dia meniup luka Patricia dengan lembut dan hati-hati.Patricia memandang Lucas Hank, dia pertama kali melihat paman tampan ini di bandara, dia ingin paman tampan ini menjadi ayahnya.Ibu Gwen mengganggunya karena dia tidak memiliki ayah. Jika dia memiliki ayah, ayah dapat memeluknya tinggi-tinggi. Jika dia memiliki ayah, ayah dapat melindungi ibu dan tidak membiarkan orang-orang jahat ini mengatakan hal-hal buruk tentang ibunya.Namun, dia sangat cemas, bagaimana kalau Paman Tampan tidak menyukai ibunya dan bahkan tidak menyukainya?Sekarang Paman Tampan memperlakukannya dengan sangat lembut, mata Patricia berbinar, Paman Tampan juga menyukainya.Patricia berkata dengan manis, "Hm, agak sakit."Lucas Han
Lucas Hank memandang Keluarga Gwen dengan dingin. "Aku tidak ingin bertemu dengan kalian lagi di masa depan, sebaiknya kalian tidak muncul di depanku lagi."Setelah berbicara, Lucas Hank pergi sambil memegang Patricia....Lucas Hank membawa Patricia ke dalam mobil mewah Rolls-Royce Phantom-nya. Dia mengeluarkan kotak obat dan membantu Patricia mengobati luka di telapak tangannya.Patricia berkata dengan manis, "Paman Tampan, terima kasih untuk hari ini."“Tidak perlu sungkan, Patricia. Kau bisa pulang dengan Paman dan bermain di rumah Paman. Ada banyak mainan di rumah Paman.” Lucas Hank ingin membawa Patricia pulang."Tapi..." Patricia ragu-ragu. Meskipun dia menyukai Paman Tampan, dia tidak bisa pergi ke rumah orang asing."Patricia, Kakakmu Wallace juga akan bertamu ke rumah Paman. Paman dan Ibumu adalah teman baik, jadi kau tidak perlu khawatir."Mata Patricia berbinar, ternyata Paman Tampan mengenal Ibu, bagus sekali."Apakah Kakak benar-benar juga akan pergi ke sana?"Lucas Hank
Dia tidak pernah menyangka Charlotte Shimon melahirkan kembar tiga dan mereka semua adalah anaknya!Bagaimana itu bisa terjadi?Lucas Hank berdiri, berjalan mondar-mandir dengan berkacak pinggang dengan satu tangan.“Tuan… Tuan, ada apa denganmu?” Eric memperhatikan Lucas Hank dengan waspada. Dia merasa tuannya agak konyol mondar-mandir di depannya sekarang.Lucas Hank mendongak dan menatap Eric. "Hasil Tes DNA ini tidak mungkin salah, bukan?""Tentu saja, tidak mungkin salah.""Wallace dan Patricia adalah anak-anakku?""Hasil tes DNA menunjukkan seperti itu.""Aku punya dua putra dan seorang putri?""Hm... Ya."Lucas Hank merasa agak pusing. Tebakannya benar. Sekarang pikirannya masih kosong.Dia selalu mengira Wallace dan Patricia adalah anak Charlotte Shimon dan Steve Turner!Selama ini, dia berpikir Charlotte Shimon telah melahirkan anak untuk pria lain, tetapi Wallace dan Patricia adalah anak-anaknya!Pantas saja dia langsung menyukai Wallace dan Patricia ketika pertama kali meli
Charlotte Shimon berbohong padanya!Dia berbohong bahwa anak dalam perutnya adalah milik Steve Turner. Kalau dipikir-pikir, keterampilan medis gadis itu luar biasa, dia dapat dengan mudah mengubah bulan kehamilannya.Mengapa dia berbohong padanya?Lucas Hank tidak bisa memaafkannya. Mereka adalah anak-anaknya. Bagaimanapun, dia berhak tahu, tetapi dia tidak tahu apa-apa selama tiga tahun terakhir!Yang membuat dia lebih tidak bisa memaafkan wanita itu adalah selama tiga tahun ini, setelah dia pulang ke Negara Lantana, dia tidak pernah kembali menemuinya.Dia tidak bisa menemani Wallace dan Patricia selama tiga tahun terakhir. Mereka tumbuh tanpa cinta ayah selama tiga tahun penuh.Charlotte Shimon mengetahui dia dan Walter Hank tinggal di Kota Regalsen. Bagaimanapun mereka pernah saling mencintai dan Walter Hank adalah anak kandungnya. Dia tega menelantarkan mereka selama bertahun-tahun. Menghilang dari kehidupannya dan Walter Hank selama tiga tahun penuh.Memikirkan hal ini, Lucas Han
Bella melihatnya tidak bicara dan mendadak merasa sedikit tidak yakin. Pertama dia tidak tahu apakah Hugh percaya atau tidak, kedua dia tidak tahu apakah Hugh bersedia bertanggung jawab. Bella mengenakan pakaiannya dengan cepat dan mengejar lelaki itu.“Kak Hugh, sekarang aku milikmu, kamu tahu sendiri perasaanku padamu. Aku menyukaimu dan hanya ingin menikah denganmu saja. Sekarang kesucianku sudah kuberikan padamu, kalau kamu nggak mau tanggung jawab, aku akan … aku akan bunuh diri!”Bella terisak hebat sedangkan Hugh hanya diam tidak berbicara.“Kak Hugh, kalau gitu akan mau mati saja,” kata Bella sambil berbalik untuk membanting dirinya ke tembok.Tiba-tiba Hugh mengulurkan tangannya dan menarik perempuan itu sambil berkata, “Bella, kamu ngapain? Aku nggak bilang nggak mau tanggung jawab!”Bella terlonjak dalam hati. Maksudnya lelaki itu mau bertanggung jawab pada dirinya?“Kak Hugh, aku tahu Kakak ada perasaan padaku,” ujar Bella dan langsung memeluk pinggang lelaki itu. Wajahnya
Sakit sekali. Kedua mata Bella berair karena rasa sakit yang luar biasa menyiksanya. Bella mendongak dan menatap lelaki yang ada di atas kasur dengan memelas dan merengek, “Bos.”Hugh berbalik dan kembali memunggungi perempuan itu. Detik itu juga Bella curiga jangan-jangan Hugh sengaja melakukan hal ini. Lelaki itu sengaja mempermainkannya dan menendangnya hingga jatuh. Sebagai seorang perempuan, ditendang hingga jatuh dari kasur merupakan sesuatu yang begitu memalukan.Bella merangkak naik lagi ke sisi Hugh dan melihat lelaki itu yang kedua matanya masih terpejam. Napasnya tampak teratur dan terlihat memang tertidur karena mabuk.“Bos, Bos,” panggil Bella beberapa kali.Hugh tidak ada reaksi dan tetap tidur. Bella merasa sedikit aneh, jangan-jangan dia yang terlalu banyak berpikir yang aneh-aneh? Lelaki ini pasti sudah mabuk karena sudah menghabiskan begitu banyak alkohol. Dia mendorong pintu kamar mandi dan memutuskan untuk mandi terlebih dahulu.Setelah itu dia mengenakan bathrobe p
“Bos, kenapa minum sendirian? Sini, biar aku temani.”Bella menuangkan satu gelas alkohol untuk dirinya sendiri dan menghabiskannya dalam sekali tegukan. Hugh tidak melihat perempuan itu, tetapi dia tidak menjauhkannya juga. Setelah Bella menghabiskan satu gelas alkohol, Hugh juga ikut menghabiskan satu gelas lagi.Bella melihat ada harapan karena dulu Hugh pasti akan mengabaikannya. Ternyata kepergian Brenda membuatnya memiliki tempat di sisi lelaki itu. Semua usahanya akhirnya terbayarkan.“Bos, Bos terlihat nggak senang karena Brenda? Dia benar-benar nggak tahu bersyukur, mungkin karena terlalu sering dimanja. Brenda nggak bisa jadi istri yang baik, tapi juga nggak bisa jadi ibu yang baik. Dia nggak bisa menyayangimu. Hidup dengan perempuan itu pasti sangat melelahkan. Bos, lupakan saja dia.”Bella menuangkan satu gelas alkohol lagi untuk Hugh. Lelaki itu hanya diam saja dan menerima alkohol dari Bella serta menghabiskannya. Perempuan itu lanjut menuangkan alkohol pada Hugh dan deng
Mendengar Brenda memanggilnya dengan sebutan “Suami” membuat Hugh langsung melayangkan kecupan dalam di bibir perempuan itu.***Bella terlihat sangat panik karena dia selalu menunggu saat-saat di mana Hugh dan Brenda akan cerai. Dengan begitu dia akan mudah untuk kembali dengan Hugh. Teman baiknya yang bernama Jenny berlari ke arahnya. Jenny merupakan orang yang menggantikan vitamin kalsium menjadi obat penggugur janin dan memberikannya pada Brenda. Dengan bahagia dia berkata, “Bella, aku kasih tahu sebuah kabar baik!”“Kabar baik apa?”“Bos sama Brenda sedang ribut. Brenda sampai pindah keluar.”“Benarkah?” tanya Bella dengan kedua mata berbinar.“Tentu saja beneran! Kamu boleh lihat sendiri, ada banyak orang yang lagi tahan dia. Aku juga baru dari sana dan langsung kasih tahu kamu kabar baik ini.”“Kalau gitu buruan kita ke sana!”Bella bergegas berlari ke tempat Hugh dan ternyata di sana sudah ada banyak orang. Kedua suami istri itu sudah saling melempar seruan dengan wajah memerah
Kenapa bahas tentang ini lagi? Hugh khawatir Brenda akan marah dan ngambek lagi. Dengan cepat dia memeluk Brenda dan dengan memelas berkata, “Sudahlah Brenda, kamu maafkan aku saja. Aku juga nggak ingin bunga-bunga jelek itu.”Brenda memeluk pinggul lelaki itu dan bertanya, “Lalu apa rencana kamu untuk memberikan Bella pelajaran?”Hugh berpikir sesaat kemudian membisikkan idenya pada Brenda dan disambut dengan anggukan kepala oleh perempuan itu. Dia merasa ide lelaki itu sangat cemerlang.“Kalau gitu kita jalankan! Nggak perlu takut Bella tunjuk wujud aslinya.”“Iya.”“Kamu buruan bangun, Joan sudah mau pulang.”Hugh mengusap wajah cantik perempuan itu dan mengecupnya sambil berkata, “Masih ada sedikit waktu, aku masih mau sama kamu.”Brenda merasa hatinya dipenuhi dengan bunga-bunga. Kedua tangannya melingkari leher lelaki itu dan membalas kecupannya. Sesaat kemudian Brenda merasakan tangan lelaki itu sudah sampai di kancing bajunya. Dengan cepat dia menghentikan Hugh dan berbisik, “N
Ciuman tersebut membuat keduanya tidak rela untuk menyudahinya. Saat ciumannya terhenti, Hugh masih memeluk tubuh perempuan itu dengan erat.“Brenda, aku nggak berani melepaskan peganganku karena semuanya terlalu indah. Seperti aku sedang bermimpi! Aku takut begitu aku melepaskanmu, aku akan tersadar dari mimpi ini.”Brenda menggigit sudut bibir lelaki itu pelan dan membuat Hugh merintih dan membuka matanya. Bola mata jernih Brenda menatap lelaki itu dengan dalam dan penuh arti sambil bertanya, “Sekarang kamu masih merasa sedang bermimpi?”“Nggak, semua ini nyata! Kamu ada di depanku!” kata Hugh sambil tersenyum lebar.Brenda menenggelamkan dirinya dalam lelaki itu lagi dan membuka hatinya dengan semakin lebar. Hugh mengelus rambut Brenda dan berkata, "Brenda, kita berempat harus bersama dan hidup bahagia. Kamu nggak boleh apa-apain lagi anak di perutmu ini ya?” Tangan Hugh berada di perut rata Brenda.“Kapan aku pernah apa-apain anak di perutku ini? Meski aku dulu benci denganmu, aku
Brenda ingin mendorongnya menjauh tetapi lelaki itu tidak berpindah sama sekali. Mungkin karena dia memang sudah memakai hati dan jatuh cinta pada lelaki itu. Hugh membopong tubuh perempuan itu dan membawa ke mobil kemudian pulang ke rumah.***Brenda sedang baring di kasur untuk istirahat. Lengan Hugh melingkari tubuhnya dari belakang dan memeluknya dengan erat. Saat ini mereka berdua hanya diam dan tidak berbicara, tetapi hati kedua orang tersebut seakan sedang saling terhubung dan berdekatan.Perempuan itu masih memunggungi Hugh dan hanya dibatasi dengan selembar kain tipis. Meski begitu, Brenda masih bisa merasakan detakan jantung lelaki di belakangnya. Hugh mengecup rambut lembut perempuan itu dan berkata,“Brenda, aku tahu kalau aku sudah melakukan banyak kesalahan dulu. Oleh karena itu aku nggak berani berpikir kalau kamu akan jatuh cinta padaku suatu hari nanti. Harapan paling besar dari diri aku adalah kamu bisa selalu berada di sampingku dan menerima cintaku serta menjadi ist
Terlihat seseorang yang berbaring di aspal karena telah ditabrak oleh mobil. Di sekitarnya ada jejak darah yang tampak begitu banyak.Karena ada beberapa orang yang berdiri di depannya, Brenda masih belum bisa melihat wajah korban kecelakaan dengan jelas. Akan tetapi kedua kakinya sudah melemas dan pikirannya mendadak menjadi kosong. Apakah orang itu adalah Hugh? Tadi lelaki itu bilang mau mengambil barang dan sampai sekarang masih belum kembali.Kedua bola mata Brenda perlahan memerah dan tampak berkaca-kaca. Satu kedipan saja sudah berhasil membuat tetesan air matanya luruh membasahi pipi mulusnya. Brenda menangis karena merasa takut. Dia takut kalau orang itu ternyata adalah Hugh.“Permisi! Tolong kasih jalan!”Mobil ambulans telah datang dan para petugas akan mengangkat korban kecelakaan tersebut untuk dibawa ke rumah sakit. Brenda melihat wajah korban tersebut dengan jelas dan ternyata bukan Hugh.“Brenda!”Terdengar sebuah suara dari balik tubuhnya. Dengan cepat Brenda membalikka
Joan sudah pulang ke rumah dan mereka juga sudah makan malam bersama. Hingga tiba waktunya untuk tidur, Hugh ternyata ikut tidur di kasur dengan Brenda dan Joan. Dia kekeh ingin tidur di dalam kamar dan enggan keluar meski sudah diusir oleh Brenda.“Hugh, kamu minggir!” kata Brenda dan hendak mendorong lelaki itu.Akan tetapi tubuh besar Hugh tidak bergeser sedikit pun. Bahkan bergerak saja tidak! Lelaki itu justru mengulurkan tangannya dan memeluk Brenda sambil berkata, “Katanya perempuan itu suka ngomong yang sebaliknya. Di mulut memang ngomong nggak mau, tapi dalam hati justru mau. Aku tahu kamu ingin aku tidur denganmu.”Joan terkekeh bahagia dan berkata, “Benar! Kita itu memang suka ngomong yang kebalikannya. Lain kali Papi harus tidur bersama dengan kami.”Brenda hanya terdiam pasrah. Setelah dia menidurkan Joan, Brenda tidak ingin bergerak lagi. Karena sedari tadi sibuk berontak, sekarang dia merasa tidak ada sisa kekuatan lagi dan sedikit capek. Perempuan yang ada dalam pelukan