Selir May sudah mengetahui sejak awal bahwa dia dan anak ini hanyalah pion dan sudah waktunya mengorbankan anak dalam perutnya.Namun...Selir May merasa tidak rela karena ini adalah anaknya dengan pria yang dia cintai, apalagi dia sudah hamil lebih dari lima bulan. Dia sudah terbiasa dengan gerakan janin bayi dalam perutnya setiap hari."Selir Wilma, aku ..." Selir May ragu-ragu, dia tidak meneruskan kata-katanya.“Apa?” Selir Wilma menatap Selir May dengan muram, “Apakah kau keberatan?”Wajah Selir May menjadi pucat, dia sangat takut pada Selir Wilma, dia segera menggelengkan kepala. "Tidak, aku akan mengikuti perintahmu.”Selir Wilma menarik tangannya. "Bagus, Selir May, kau harus mengerti bahwa dalam permainan ini, kau tidak berhak untuk memilih. Jika kau patuh padaku, kau dapat menikmati kemuliaan dan kekayaan saat ini. Jika kau merusak rencanaku, kau akan menanggung akibatnya!"Selir May gemetar ketakutan....Charlotte Shimon meninggalkan istana dan berjalan ke mobil Alphard.
Charlotte Shimon berusaha mendorongnya.Lucas Hank merangkul pinggangnya dan tidak ingin melepaskannya. Dia berkata dengan suara serak, "Datang ke tempatku malam ini, ya? Kau sudah lama sekali meninggalkan Kota Regalsen..."Charlotte Shimon berusaha menghindari ciumannya. Dia berpikir, bukankah dia baru meninggalkan Kota Regalsen beberapa hari?"Lucas Hank, biarkan aku pergi."Lucas Hank mencium rambut panjangnya, mengendus aroma rambutnya, "Masuk ke mobilku.""Tidak."Charlotte Shimon meronta, tetapi dia tidak berani bertindak terlalu kasar karena jika dia memprovokasi pria ini, dia akan menceritakan urusan pedang kuno itu pada Ryan Hill.Lucas Hank mengangkatnya dari samping dan langsung memasukkannya ke dalam mobil mewahnya, kemudian membawanya pulang.Dia tidak peduli apakah membawanya pulang atau membuka kamar hotel. Dia hanya ingin melemparnya ke tempat tidur yang besar.Pada saat itu, Lucas Hank merasakan hawa dingin di punggungnya, seolah-olah disemprot dengan air dingin. Tak l
Lucas Hank merokok sambil melihat pesan di ponsel. Dia tahu pesan itu dikirim oleh putra Charlotte Shimon, Wallace.Anak kecil ini tiba-tiba mendapatkan nomor ponselnya dan mengirim pesan untuknya.Lucas Hank merasa dia seharusnya membenci anak kecil ini, tetapi memikirkan penampilannya yang cerdas dan licik, Lucas Hank merasa dia tidak dapat membencinya.Dia tidak hanya tidak membenci anak kecil ini, dia bahkan agak menyukainya.Perasaan ini membuat Lucas Hank semakin kesal, dia berencana untuk mengabaikan pesan ini dan tidak membalasnya.Pesan Wallace masuk lagi --- Paman Tampan, kau agak sombong, ya?Lucas Hank tersenyum tipis, dia tidak menahan diri membalasnya --- Ada apa?Wallace --- Tentu saja ada urusan penting. Paman Tampan, apakah kau sudah melupakan satu hal yang sangat penting, yaitu... kencan buta dengan Ibuku.Lucas Hank tiba-tiba teringat bahwa Wallace telah meretas laptopnya beberapa waktu lalu, dan mengirimnya surat undangan kencan buta. Wallace mengundangnya untuk ken
Charlotte Shimon melihat WeChat yang dikirim oleh Walter --- Guru Peri, jadilah ibuku!Jantung Charlotte Shimon berdetak kencang, Walter mengirimkan pesan seperti ini, menandakan Walter sangat menyukainya, dia merasa sangat senang.Namun...Charlotte Shimon membalasnya --- Walter, ini ... aku khawatir agak sulit, ayahmu tidak menyukai Guru Peri.Lucas Hank melihat jawaban ini, jarinya bergerak cepat, dan dia mengetik --- Sebenarnya, ayahku sangat menyukaimu ...Setelah mengetik kalimat ini, Lucas Hank menyesalinya. Dia menghapus kata "sangat" dan mengubahnya menjadi --- Aku rasa ayahku agak menyukaimu ...Lucas Hank masih merasa tidak enak. Dia menghapus semua kata-kata ini dan menjawab -- Guru Peri, kau belum mencobanya, bagaimana kau tahu ayahku tidak menyukaimu?Charlotte Shimon --- Tapi, bagaimana mencobanya?Lucas Hank mengangkat alisnya --- Guru Peri harus mengejar ayahku. Wanita-wanita itu berusaha keras untuk mendekati Ayahku. Guru Peri juga harus berusaha agar ayahku dapat mer
Charlotte Shimon berbalik dan ingin lari.Tetapi Lucas Hank meraih lengannya dan menariknya. Tubuhnya yang terbungkus gaun pengantin segera jatuh ke pelukannya yang hangat.“Lucas Hank, apa yang kau lakukan, ada orang lain di sini! Charlotte Shimon segera berdiri dan berusaha mendorongnya.Pada saat itu, pramuniaga di sampingnya tersenyum. "Nona Shimon, apakah ini tunanganmu? Wow, kalian benar-benar pasangan serasi, aku ucapkan selamat, semoga berbahagia dan awet sampai tua.""..."Pramuniaga ini salah paham, dia bukan tunangannya!Wajah Charlotte Shimon memerah, dia ingin menjelaskan. Tetapi dia takut semakin dia berusaha menjelaskan akan semakin runyam.Lucas Hank merangkul pinggangnya dengan kuat. Melihat wajahnya yang tersipu, dia berkata dengan pelan, "Jangan bergerak."Ada apa?Lucas Hank mengambil kerudung putih di sampingnya dan meletakkan di atas kepalanya.Charlotte Shimon mengedipkan matanya, dia ternyata menutup kepalanya dengan kerudung.Pada saat itu, terdengar suara lan
Charlotte Shimon yang diancam, "..."Charlotte Shimon membuka mulutnya dengan marah dan menggigit pundaknya.Lucas Hank kesakitan, matanya segera memerah.Ada suara.Suara ini segera menarik perhatian Ryan Hill dan Michele Hill di luar dan mereka menatap pintu ruang ganti yang tertutup.Michele Hill berkata, "Hei, apakah Kak Charlotte sedang mengganti gaun pengantin di dalam?"Ryan Hill berjalan ke arah ruang ganti , "Charlotte?"Charlotte Shimon segera melepaskan mulutnya. Dia memang menggigit Lucas Hank, tetapi Lucas Hank menimbulkan suara yang sangat kencang.Pria ini sangat berlebihan."Raja Nedderton, aku di sini, aku ... sedang mengganti gaun pengantin. Ukuran gaun pengantin ini ... sepertinya kurang pas ..." Charlotte Shimon berbohong.Ryan Hill berhenti. "Kalau begitu, apakah perlu aku meminta seseorang untuk membantumu?"Charlotte Shimon segera menolak, "Tidak perlu, aku akan mencobanya lagi.""Baik." Ryan Hill pergi.Charlotte Shimon merasa lega ketika mendengar langkah kaki
Charlotte Shimon sama sekali tidak ingin Lucas Hank mengikutinya, dia ingin menyingkirkan orang yang selalu mengikutinya ini!Lucas Hank mengangguk. "Aku kebetulan ada waktu luang hari ini, mari kita pergi bersama. Raja Nedderton, Putri Lantana, kalian tentunya tidak keberatan?"Keberatan!Tentu saja keberatan!"Tentu saja tidak keberatan."Charlotte Shimon mendengar yang dikatakan Ryan Hill di sampingnya, dia berkata, "..."Lucas Hank menatap wajah Charlotte Shimon yang cemberut. "Putri Lantana, kau sepertinya tidak senang."“Bagaimana mungkin, CEO Hank bersedia pergi bersama kami, aku merasa sangat senang.” Charlotte Shimon menunjukkan senyuman yang dipaksakan....Mereka berempat berangkat bersama dan pergi ke pantai.Pantai Regatta adalah pantai terindah di Hollinswood. Beberapa tahun lalu, tempat ini belum dikembangkan, kemudian seorang pengembang yang kaya raya membeli pantai ini dan langsung dikembangkan. Kabarnya pemandangan di sini dibentuk oleh awan putih dan langit biru se
Ryan Hill masih duduk di sampingnya, tetapi ada taplak renda panjang yang menutupi meja. Lucas Hank menjepit kaki kecilnya.Charlotte Shimon sangat kesal jadi dia ingin mempermainkannya, tetapi tidak disangka pria ini langsung menjepit kakinya.Lucas Hank tidak takut ketahuan orang lain, tetapi Charlotte Shimon merasa khawatir. Dia langsung menarik kakinya.Tetapi Lucas Hank menjepit erat-erat kaki kecilnya dengan pahanya.Wajah Charlotte Shimon semakin panas dan mulai memerah, terlihat sangat mencurigakan.“Charlotte, apakah kau kepanasan?” Ryan Hill bertanya saat dia mengangkat kepalanya.Charlotte Shimon menjawab dengan perasaan bersalah, "Ya, sedikit."Melihatnya dia merasa bersalah, Lucas Hank mengerutkan bibirnya.Yang paling merasa canggung adalah Michele Hill. Dia ingin menyuapi Lucas Hank dengan steak, tetapi Lucas Hank tidak menanggapinya sama sekali, sekarang tangan Michele Hill sudah pegal.Michele Hill adalah putri tercantik di Hollinswood. Ada banyak pria yang mengejarnya
Bella melihatnya tidak bicara dan mendadak merasa sedikit tidak yakin. Pertama dia tidak tahu apakah Hugh percaya atau tidak, kedua dia tidak tahu apakah Hugh bersedia bertanggung jawab. Bella mengenakan pakaiannya dengan cepat dan mengejar lelaki itu.“Kak Hugh, sekarang aku milikmu, kamu tahu sendiri perasaanku padamu. Aku menyukaimu dan hanya ingin menikah denganmu saja. Sekarang kesucianku sudah kuberikan padamu, kalau kamu nggak mau tanggung jawab, aku akan … aku akan bunuh diri!”Bella terisak hebat sedangkan Hugh hanya diam tidak berbicara.“Kak Hugh, kalau gitu akan mau mati saja,” kata Bella sambil berbalik untuk membanting dirinya ke tembok.Tiba-tiba Hugh mengulurkan tangannya dan menarik perempuan itu sambil berkata, “Bella, kamu ngapain? Aku nggak bilang nggak mau tanggung jawab!”Bella terlonjak dalam hati. Maksudnya lelaki itu mau bertanggung jawab pada dirinya?“Kak Hugh, aku tahu Kakak ada perasaan padaku,” ujar Bella dan langsung memeluk pinggang lelaki itu. Wajahnya
Sakit sekali. Kedua mata Bella berair karena rasa sakit yang luar biasa menyiksanya. Bella mendongak dan menatap lelaki yang ada di atas kasur dengan memelas dan merengek, “Bos.”Hugh berbalik dan kembali memunggungi perempuan itu. Detik itu juga Bella curiga jangan-jangan Hugh sengaja melakukan hal ini. Lelaki itu sengaja mempermainkannya dan menendangnya hingga jatuh. Sebagai seorang perempuan, ditendang hingga jatuh dari kasur merupakan sesuatu yang begitu memalukan.Bella merangkak naik lagi ke sisi Hugh dan melihat lelaki itu yang kedua matanya masih terpejam. Napasnya tampak teratur dan terlihat memang tertidur karena mabuk.“Bos, Bos,” panggil Bella beberapa kali.Hugh tidak ada reaksi dan tetap tidur. Bella merasa sedikit aneh, jangan-jangan dia yang terlalu banyak berpikir yang aneh-aneh? Lelaki ini pasti sudah mabuk karena sudah menghabiskan begitu banyak alkohol. Dia mendorong pintu kamar mandi dan memutuskan untuk mandi terlebih dahulu.Setelah itu dia mengenakan bathrobe p
“Bos, kenapa minum sendirian? Sini, biar aku temani.”Bella menuangkan satu gelas alkohol untuk dirinya sendiri dan menghabiskannya dalam sekali tegukan. Hugh tidak melihat perempuan itu, tetapi dia tidak menjauhkannya juga. Setelah Bella menghabiskan satu gelas alkohol, Hugh juga ikut menghabiskan satu gelas lagi.Bella melihat ada harapan karena dulu Hugh pasti akan mengabaikannya. Ternyata kepergian Brenda membuatnya memiliki tempat di sisi lelaki itu. Semua usahanya akhirnya terbayarkan.“Bos, Bos terlihat nggak senang karena Brenda? Dia benar-benar nggak tahu bersyukur, mungkin karena terlalu sering dimanja. Brenda nggak bisa jadi istri yang baik, tapi juga nggak bisa jadi ibu yang baik. Dia nggak bisa menyayangimu. Hidup dengan perempuan itu pasti sangat melelahkan. Bos, lupakan saja dia.”Bella menuangkan satu gelas alkohol lagi untuk Hugh. Lelaki itu hanya diam saja dan menerima alkohol dari Bella serta menghabiskannya. Perempuan itu lanjut menuangkan alkohol pada Hugh dan deng
Mendengar Brenda memanggilnya dengan sebutan “Suami” membuat Hugh langsung melayangkan kecupan dalam di bibir perempuan itu.***Bella terlihat sangat panik karena dia selalu menunggu saat-saat di mana Hugh dan Brenda akan cerai. Dengan begitu dia akan mudah untuk kembali dengan Hugh. Teman baiknya yang bernama Jenny berlari ke arahnya. Jenny merupakan orang yang menggantikan vitamin kalsium menjadi obat penggugur janin dan memberikannya pada Brenda. Dengan bahagia dia berkata, “Bella, aku kasih tahu sebuah kabar baik!”“Kabar baik apa?”“Bos sama Brenda sedang ribut. Brenda sampai pindah keluar.”“Benarkah?” tanya Bella dengan kedua mata berbinar.“Tentu saja beneran! Kamu boleh lihat sendiri, ada banyak orang yang lagi tahan dia. Aku juga baru dari sana dan langsung kasih tahu kamu kabar baik ini.”“Kalau gitu buruan kita ke sana!”Bella bergegas berlari ke tempat Hugh dan ternyata di sana sudah ada banyak orang. Kedua suami istri itu sudah saling melempar seruan dengan wajah memerah
Kenapa bahas tentang ini lagi? Hugh khawatir Brenda akan marah dan ngambek lagi. Dengan cepat dia memeluk Brenda dan dengan memelas berkata, “Sudahlah Brenda, kamu maafkan aku saja. Aku juga nggak ingin bunga-bunga jelek itu.”Brenda memeluk pinggul lelaki itu dan bertanya, “Lalu apa rencana kamu untuk memberikan Bella pelajaran?”Hugh berpikir sesaat kemudian membisikkan idenya pada Brenda dan disambut dengan anggukan kepala oleh perempuan itu. Dia merasa ide lelaki itu sangat cemerlang.“Kalau gitu kita jalankan! Nggak perlu takut Bella tunjuk wujud aslinya.”“Iya.”“Kamu buruan bangun, Joan sudah mau pulang.”Hugh mengusap wajah cantik perempuan itu dan mengecupnya sambil berkata, “Masih ada sedikit waktu, aku masih mau sama kamu.”Brenda merasa hatinya dipenuhi dengan bunga-bunga. Kedua tangannya melingkari leher lelaki itu dan membalas kecupannya. Sesaat kemudian Brenda merasakan tangan lelaki itu sudah sampai di kancing bajunya. Dengan cepat dia menghentikan Hugh dan berbisik, “N
Ciuman tersebut membuat keduanya tidak rela untuk menyudahinya. Saat ciumannya terhenti, Hugh masih memeluk tubuh perempuan itu dengan erat.“Brenda, aku nggak berani melepaskan peganganku karena semuanya terlalu indah. Seperti aku sedang bermimpi! Aku takut begitu aku melepaskanmu, aku akan tersadar dari mimpi ini.”Brenda menggigit sudut bibir lelaki itu pelan dan membuat Hugh merintih dan membuka matanya. Bola mata jernih Brenda menatap lelaki itu dengan dalam dan penuh arti sambil bertanya, “Sekarang kamu masih merasa sedang bermimpi?”“Nggak, semua ini nyata! Kamu ada di depanku!” kata Hugh sambil tersenyum lebar.Brenda menenggelamkan dirinya dalam lelaki itu lagi dan membuka hatinya dengan semakin lebar. Hugh mengelus rambut Brenda dan berkata, "Brenda, kita berempat harus bersama dan hidup bahagia. Kamu nggak boleh apa-apain lagi anak di perutmu ini ya?” Tangan Hugh berada di perut rata Brenda.“Kapan aku pernah apa-apain anak di perutku ini? Meski aku dulu benci denganmu, aku
Brenda ingin mendorongnya menjauh tetapi lelaki itu tidak berpindah sama sekali. Mungkin karena dia memang sudah memakai hati dan jatuh cinta pada lelaki itu. Hugh membopong tubuh perempuan itu dan membawa ke mobil kemudian pulang ke rumah.***Brenda sedang baring di kasur untuk istirahat. Lengan Hugh melingkari tubuhnya dari belakang dan memeluknya dengan erat. Saat ini mereka berdua hanya diam dan tidak berbicara, tetapi hati kedua orang tersebut seakan sedang saling terhubung dan berdekatan.Perempuan itu masih memunggungi Hugh dan hanya dibatasi dengan selembar kain tipis. Meski begitu, Brenda masih bisa merasakan detakan jantung lelaki di belakangnya. Hugh mengecup rambut lembut perempuan itu dan berkata,“Brenda, aku tahu kalau aku sudah melakukan banyak kesalahan dulu. Oleh karena itu aku nggak berani berpikir kalau kamu akan jatuh cinta padaku suatu hari nanti. Harapan paling besar dari diri aku adalah kamu bisa selalu berada di sampingku dan menerima cintaku serta menjadi ist
Terlihat seseorang yang berbaring di aspal karena telah ditabrak oleh mobil. Di sekitarnya ada jejak darah yang tampak begitu banyak.Karena ada beberapa orang yang berdiri di depannya, Brenda masih belum bisa melihat wajah korban kecelakaan dengan jelas. Akan tetapi kedua kakinya sudah melemas dan pikirannya mendadak menjadi kosong. Apakah orang itu adalah Hugh? Tadi lelaki itu bilang mau mengambil barang dan sampai sekarang masih belum kembali.Kedua bola mata Brenda perlahan memerah dan tampak berkaca-kaca. Satu kedipan saja sudah berhasil membuat tetesan air matanya luruh membasahi pipi mulusnya. Brenda menangis karena merasa takut. Dia takut kalau orang itu ternyata adalah Hugh.“Permisi! Tolong kasih jalan!”Mobil ambulans telah datang dan para petugas akan mengangkat korban kecelakaan tersebut untuk dibawa ke rumah sakit. Brenda melihat wajah korban tersebut dengan jelas dan ternyata bukan Hugh.“Brenda!”Terdengar sebuah suara dari balik tubuhnya. Dengan cepat Brenda membalikka
Joan sudah pulang ke rumah dan mereka juga sudah makan malam bersama. Hingga tiba waktunya untuk tidur, Hugh ternyata ikut tidur di kasur dengan Brenda dan Joan. Dia kekeh ingin tidur di dalam kamar dan enggan keluar meski sudah diusir oleh Brenda.“Hugh, kamu minggir!” kata Brenda dan hendak mendorong lelaki itu.Akan tetapi tubuh besar Hugh tidak bergeser sedikit pun. Bahkan bergerak saja tidak! Lelaki itu justru mengulurkan tangannya dan memeluk Brenda sambil berkata, “Katanya perempuan itu suka ngomong yang sebaliknya. Di mulut memang ngomong nggak mau, tapi dalam hati justru mau. Aku tahu kamu ingin aku tidur denganmu.”Joan terkekeh bahagia dan berkata, “Benar! Kita itu memang suka ngomong yang kebalikannya. Lain kali Papi harus tidur bersama dengan kami.”Brenda hanya terdiam pasrah. Setelah dia menidurkan Joan, Brenda tidak ingin bergerak lagi. Karena sedari tadi sibuk berontak, sekarang dia merasa tidak ada sisa kekuatan lagi dan sedikit capek. Perempuan yang ada dalam pelukan