Setelah satu jam.Pintu lemari terbuka dari luar dan seberkas cahaya masuk. Lucas Hank berdiri tegak di dekat pintu, memandang gadis yang meringkuk di sudut.Charlotte Shimon menopang tangannya ke dinding dan berdiri. Wajahnya kering, tidak ada air mata.Dia mengangkat kepalanya, menatapnya, dan bertanya dengan suara tenang, "Sudah selesai?"Lucas Hank menyeringai. "Kali ini sudah selesai, kita akan punya satu lagi nanti. Jika Nona Shimon tertarik, bisa tetap tinggal di sini."Charlotte Shimon berjalan dengan perlahan sambil menopang ke dinding. "Tidak perlu, aku akan membawa temanku pergi dulu."Charlotte Shimon keluar, dia melihat semua pakaian berserakan di atas karpet dan tempat tidur besar itu berantakan.Susan juga ada di sini, dia sedang berpakaian. Mendengar suara langkah kaki, Susan berbalik dan melirik Charlotte Shimon. Mata Susan sangat aneh, tidak terlihat sombong seperti tadi.Charlotte Shimon tidak tertarik untuk berlama-lama di sini, dia membuka pintu kamar dan pergi.
Walter adalah anak cacat mental?Bagaimana mungkin? Patricia dan Wallace begitu sehat, Wallace adalah iblis kecil yang lincah sedangkan Patricia sangat lembut dan menggemaskan.Bagaimana mungkin Walternya cacat mental?Charlotte Shimon sangat terkejut, tetapi dia segera menenangkan diri, Walter adalah anak yang sempurna, dia percaya dengan Walter!"Guru Parker, anak-anak usia tiga tahun seperti Walter belum berbicara adalah hal normal. Aku pernah mempelajari linguistik. Aku bisa menghabiskan lebih banyak waktu untuk mengajarinya berbicara. Sedangkan masalah, dia tidak suka bermain-main dengan anak-anak lain, kita harus membimbingnya dengan baik. Singkatnya, kita tidak bisa mengucilkan Walter. Kita harus memperlakukannya sama seperti anak normal lainnya. Ini sangat penting.”Guru Parker memandang Charlotte Shimon, sekarang mata Charlotte Shimon berbinar, seperti bintang di langit, sangat kokoh dan penuh kekuatan.Guru Parker merasa sangat puas dengan Charlotte Shimon. "Guru Shimon, tam
Wow.Mata anak-anak itu berbinar.--- Ya Tuhan, apakah itu ayah Walter? Ayahnya sangat tinggi dan tampan, lebih tinggi dan tampan daripada Ayahku!--- Ayah Walter lebih tinggi dan lebih tampan dari ayahku dan Guru Peri lebih cantik dan lembut dari ibuku. Aku ingin mengganti Ayah dan Ibu, biarkan Ayah Walter menjadi Ayahku dan Guru Peri menjadi Ibuku!Guru Parker berkata dalam hati --- lihat, Ayah dan Ibu kalian sudah datang, biarkan mereka mendengar kata-kata ini, kalian pasti akan dipukuli nanti di rumah!...Lucas Hank membawa Walter Hank kembali ke Rolls-Royce Phantom. Walter Hank duduk di kursi pengaman anak di belakang. Lucas Hank menyalakan mobil dan kedua tangannya menekan setir. "Walter Hank, bagaimana harimu di sekolah?”Tidak ada suara di belakang.Lucas Hank mendongak, dia memandang melalui kaca spion dan melihat Walter Hank memandang taman kanak-kanak yang semakin menjauh, seolah-olah ada sesuatu di sana.Lucas Hank sangat mengenal putranya dan Walter biasanya tidak peduli
Lucas Hank berdiri di depan pintu kamar, kemeja putih ditarik keluar dari celananya, kemudian dia mundur beberapa langkah dan menendang pintu sekali lagi. Akhirnya pintu terbuka.Dia mendorong pintu dan melangkah masuk. Walter sedang meringkuk di bawah selimut, jadi dia tidak bisa melihat kepalanya."Walter Hank, apakah pantatmu gatal?"Lutut Lucas Hank menyentuh tempat tidur, dia mengangkat selimut bersama dengan Walter di dalamnya.Kesabarannya sudah habis. Dalam tiga tahun terakhir, dia selalu menghadapi masalah di luar maupun di dalam rumah.Tetapi terakhir kali melihat Charlotte Shimon di Klub Emperor, dia tampak semakin cantik. Lucas Hank memikirkan tentang Jentikan Jari Gadis Cantik di tubuhnya. Racun itu begitu ganas dan kejam, tetapi sekarang dia sepertinya sudah sembuh total.Dalam tiga tahun terakhir, dia pulang ke Lantana dan tinggal bersama ibunya, Sophia Lowry. Seharusnya Sophia Lowry telah menyelamatkannya.Lucas Hank melempar Walter Hank ke tempat tidur dengan kasar da
Ayah dan anak itu saling memandang. Lucas Hank tidak terburu-buru, dia menatap Walter dengan sabar dan memberinya waktu untuk berbicara.Beberapa detik kemudian, Walter Hank membuka mulutnya. Tetapi sayangnya, tidak ada suara yang keluar dari mulutnya.Lucas Hank tidak terlihat kecewa karena dia tahu Walter membutuhkan dorongan semangat sekarang. Ini adalah pertama kalinya Walter membuka mulutnya.Walter mau buka mulut, ini adalah awal yang bagus.Lucas Hank memegang pundak kecil Walter dan menyalurkan kekuatan cinta ayah kepadanya."Tidak apa-apa, Ayah dapat membaca mulutmu. Saat kau berbicara, buka mulutmu agak besar, Ayah bisa memahamimu. Beritahu aku sekarang, apa yang ingin kau tanyakan?"Walter Hank dapat merasakan kesabaran dan cinta Ayahnya dan dia membuka mulutnya lagi dan mengucapkan dua kata dalam hati.Lucas Hank mengerti, Walter sedang membicarakan --- Ibu.Pertama kali Walter membuka mulutnya untuk berbicara dan topik yang ingin dia bicarakan adalah ibunya. Lucas Hank mel
Lucas Hank mengerutkan alisnya dan menatap Bibi Brown dengan tenang.Bibi Brown segera berdiri tegak dan melaporkan, "Tuan Muda, Tuan kecil bersikeras memakai kaos ini."Lucas Hank meletakkan surat kabar. "Walter Hank, naik ke atas dan ganti pakaian."Walter Hank berdiri diam dan menggeleng kepalanya --- Ayah, aku tidak akan menggantinya!Lucas Hank tidak marah, dia hanya berkata dengan santai, "Menurutku Taman Kanak-kanak itu tidak terlalu bagus. Aku berencana untuk menggantinya."Begitu kata-kata itu keluar, Walter Hank berbalik dan berlari ke atas, mengganti pakaian dengan patuh.Beberapa menit kemudian, Walter Hank turun dengan sangat tidak senang. Bibi Brown menggantinya dengan kaos yang diinginkan Lucas Hank.Kaosnya juga berwarna kuning, tetapi tulisan di atasnya telah berubah. Dari ‘aku yang paling tampan di taman kanak-kanak’ menjadi ‘ayahku yang paling tampan di alam semesta!’Apa maksudnya?Walter Hank memprotes dan memandang Lucas Hank.Lucas Hank menghirup susu dengan ten
Charlotte Shimon berbicara dengan manis dan lembut, juga telah mempertimbangkan untuk tidak menempatkannya pada posisi yang sulit. Bibi Brown sangat menyukai Charlotte Shimon, dan tidak ada alasan untuk menolak.“Tuan kecil, apakah kau ingin berlari bersama Guru Shimon?” Bibi Brown bertanya pada Walter Hank sambil tersenyum.Walter Hank mengangguk dengan penuh semangat --- Ya!"Baik, Guru Shimon, kalau begitu mohon maaf telah merepotkan Anda, aku akan mengikuti dari belakang."Charlotte Shimon berterima kasih padanya, lalu mengenakan topi putih di kepala Walter Hank, dan mengenakan bantalan lutut padanya. Seorang anak berusia tiga tahun bisa dengan mudah melukai lututnya jika jatuh. “Walter, ayo kita mulai berlari sekarang!"......Charlotte Shimon dan Walter Hank berlari di depan, Bibi Brown mengikutinya, saat ini ponsel Bibi Brown berbunyi. Lucas Hank menelponnya.Bibi Brown tahu Tuan Mudanya pasti akan bertanya tentang Tuan kecil, jadi dia segera mengangkatnya dan berkata dengan ho
Charlotte Shimon tahu Lucas Hank akan video call dengan Walter Hank, jadi dia menepi agar tidak muncul di kamera.Setelah video call terhubung, Walter Hank melihat ke arah ayahnya dan berseru tanpa suara, "Ayah."Di ujung lain, Lucas Hank telah menyelesaikan rapat dan kembali ke ruang kerjanya.Lucas Hank memandang Walter Hank. Wajahnya terlihat lebih segar dari biasanya. Lucas Hank melihat-lihat lagi, tetapi tidak menemukan sosok yang ramping itu.Dia mengerutkan bibirnya. "Walter, apakah kau merindukan Ayah?"Walter Hank berkedip. "Ayah, apakah kau ingin mendengar yang sebenarnya? Aku tidak merindukanmu."“Dasar!” Lucas Hank langsung mengutuk, “Sia-sia menyayangimu.”Charlotte Shimon mendengarkan percakapan ayah dan putranya. Ini adalah pertama kalinya dia melihat mereka berkomunikasi. Banyak wanita dalam kehidupan pribadi Lucas Hank di luar sana. Dalam tiga tahun terakhir, dia sangat mencintai putra ini. Dia telah membimbingnya dengan sangat baik.Jika dia bisa mengendalikan emosi
Bella melihatnya tidak bicara dan mendadak merasa sedikit tidak yakin. Pertama dia tidak tahu apakah Hugh percaya atau tidak, kedua dia tidak tahu apakah Hugh bersedia bertanggung jawab. Bella mengenakan pakaiannya dengan cepat dan mengejar lelaki itu.“Kak Hugh, sekarang aku milikmu, kamu tahu sendiri perasaanku padamu. Aku menyukaimu dan hanya ingin menikah denganmu saja. Sekarang kesucianku sudah kuberikan padamu, kalau kamu nggak mau tanggung jawab, aku akan … aku akan bunuh diri!”Bella terisak hebat sedangkan Hugh hanya diam tidak berbicara.“Kak Hugh, kalau gitu akan mau mati saja,” kata Bella sambil berbalik untuk membanting dirinya ke tembok.Tiba-tiba Hugh mengulurkan tangannya dan menarik perempuan itu sambil berkata, “Bella, kamu ngapain? Aku nggak bilang nggak mau tanggung jawab!”Bella terlonjak dalam hati. Maksudnya lelaki itu mau bertanggung jawab pada dirinya?“Kak Hugh, aku tahu Kakak ada perasaan padaku,” ujar Bella dan langsung memeluk pinggang lelaki itu. Wajahnya
Sakit sekali. Kedua mata Bella berair karena rasa sakit yang luar biasa menyiksanya. Bella mendongak dan menatap lelaki yang ada di atas kasur dengan memelas dan merengek, “Bos.”Hugh berbalik dan kembali memunggungi perempuan itu. Detik itu juga Bella curiga jangan-jangan Hugh sengaja melakukan hal ini. Lelaki itu sengaja mempermainkannya dan menendangnya hingga jatuh. Sebagai seorang perempuan, ditendang hingga jatuh dari kasur merupakan sesuatu yang begitu memalukan.Bella merangkak naik lagi ke sisi Hugh dan melihat lelaki itu yang kedua matanya masih terpejam. Napasnya tampak teratur dan terlihat memang tertidur karena mabuk.“Bos, Bos,” panggil Bella beberapa kali.Hugh tidak ada reaksi dan tetap tidur. Bella merasa sedikit aneh, jangan-jangan dia yang terlalu banyak berpikir yang aneh-aneh? Lelaki ini pasti sudah mabuk karena sudah menghabiskan begitu banyak alkohol. Dia mendorong pintu kamar mandi dan memutuskan untuk mandi terlebih dahulu.Setelah itu dia mengenakan bathrobe p
“Bos, kenapa minum sendirian? Sini, biar aku temani.”Bella menuangkan satu gelas alkohol untuk dirinya sendiri dan menghabiskannya dalam sekali tegukan. Hugh tidak melihat perempuan itu, tetapi dia tidak menjauhkannya juga. Setelah Bella menghabiskan satu gelas alkohol, Hugh juga ikut menghabiskan satu gelas lagi.Bella melihat ada harapan karena dulu Hugh pasti akan mengabaikannya. Ternyata kepergian Brenda membuatnya memiliki tempat di sisi lelaki itu. Semua usahanya akhirnya terbayarkan.“Bos, Bos terlihat nggak senang karena Brenda? Dia benar-benar nggak tahu bersyukur, mungkin karena terlalu sering dimanja. Brenda nggak bisa jadi istri yang baik, tapi juga nggak bisa jadi ibu yang baik. Dia nggak bisa menyayangimu. Hidup dengan perempuan itu pasti sangat melelahkan. Bos, lupakan saja dia.”Bella menuangkan satu gelas alkohol lagi untuk Hugh. Lelaki itu hanya diam saja dan menerima alkohol dari Bella serta menghabiskannya. Perempuan itu lanjut menuangkan alkohol pada Hugh dan deng
Mendengar Brenda memanggilnya dengan sebutan “Suami” membuat Hugh langsung melayangkan kecupan dalam di bibir perempuan itu.***Bella terlihat sangat panik karena dia selalu menunggu saat-saat di mana Hugh dan Brenda akan cerai. Dengan begitu dia akan mudah untuk kembali dengan Hugh. Teman baiknya yang bernama Jenny berlari ke arahnya. Jenny merupakan orang yang menggantikan vitamin kalsium menjadi obat penggugur janin dan memberikannya pada Brenda. Dengan bahagia dia berkata, “Bella, aku kasih tahu sebuah kabar baik!”“Kabar baik apa?”“Bos sama Brenda sedang ribut. Brenda sampai pindah keluar.”“Benarkah?” tanya Bella dengan kedua mata berbinar.“Tentu saja beneran! Kamu boleh lihat sendiri, ada banyak orang yang lagi tahan dia. Aku juga baru dari sana dan langsung kasih tahu kamu kabar baik ini.”“Kalau gitu buruan kita ke sana!”Bella bergegas berlari ke tempat Hugh dan ternyata di sana sudah ada banyak orang. Kedua suami istri itu sudah saling melempar seruan dengan wajah memerah
Kenapa bahas tentang ini lagi? Hugh khawatir Brenda akan marah dan ngambek lagi. Dengan cepat dia memeluk Brenda dan dengan memelas berkata, “Sudahlah Brenda, kamu maafkan aku saja. Aku juga nggak ingin bunga-bunga jelek itu.”Brenda memeluk pinggul lelaki itu dan bertanya, “Lalu apa rencana kamu untuk memberikan Bella pelajaran?”Hugh berpikir sesaat kemudian membisikkan idenya pada Brenda dan disambut dengan anggukan kepala oleh perempuan itu. Dia merasa ide lelaki itu sangat cemerlang.“Kalau gitu kita jalankan! Nggak perlu takut Bella tunjuk wujud aslinya.”“Iya.”“Kamu buruan bangun, Joan sudah mau pulang.”Hugh mengusap wajah cantik perempuan itu dan mengecupnya sambil berkata, “Masih ada sedikit waktu, aku masih mau sama kamu.”Brenda merasa hatinya dipenuhi dengan bunga-bunga. Kedua tangannya melingkari leher lelaki itu dan membalas kecupannya. Sesaat kemudian Brenda merasakan tangan lelaki itu sudah sampai di kancing bajunya. Dengan cepat dia menghentikan Hugh dan berbisik, “N
Ciuman tersebut membuat keduanya tidak rela untuk menyudahinya. Saat ciumannya terhenti, Hugh masih memeluk tubuh perempuan itu dengan erat.“Brenda, aku nggak berani melepaskan peganganku karena semuanya terlalu indah. Seperti aku sedang bermimpi! Aku takut begitu aku melepaskanmu, aku akan tersadar dari mimpi ini.”Brenda menggigit sudut bibir lelaki itu pelan dan membuat Hugh merintih dan membuka matanya. Bola mata jernih Brenda menatap lelaki itu dengan dalam dan penuh arti sambil bertanya, “Sekarang kamu masih merasa sedang bermimpi?”“Nggak, semua ini nyata! Kamu ada di depanku!” kata Hugh sambil tersenyum lebar.Brenda menenggelamkan dirinya dalam lelaki itu lagi dan membuka hatinya dengan semakin lebar. Hugh mengelus rambut Brenda dan berkata, "Brenda, kita berempat harus bersama dan hidup bahagia. Kamu nggak boleh apa-apain lagi anak di perutmu ini ya?” Tangan Hugh berada di perut rata Brenda.“Kapan aku pernah apa-apain anak di perutku ini? Meski aku dulu benci denganmu, aku
Brenda ingin mendorongnya menjauh tetapi lelaki itu tidak berpindah sama sekali. Mungkin karena dia memang sudah memakai hati dan jatuh cinta pada lelaki itu. Hugh membopong tubuh perempuan itu dan membawa ke mobil kemudian pulang ke rumah.***Brenda sedang baring di kasur untuk istirahat. Lengan Hugh melingkari tubuhnya dari belakang dan memeluknya dengan erat. Saat ini mereka berdua hanya diam dan tidak berbicara, tetapi hati kedua orang tersebut seakan sedang saling terhubung dan berdekatan.Perempuan itu masih memunggungi Hugh dan hanya dibatasi dengan selembar kain tipis. Meski begitu, Brenda masih bisa merasakan detakan jantung lelaki di belakangnya. Hugh mengecup rambut lembut perempuan itu dan berkata,“Brenda, aku tahu kalau aku sudah melakukan banyak kesalahan dulu. Oleh karena itu aku nggak berani berpikir kalau kamu akan jatuh cinta padaku suatu hari nanti. Harapan paling besar dari diri aku adalah kamu bisa selalu berada di sampingku dan menerima cintaku serta menjadi ist
Terlihat seseorang yang berbaring di aspal karena telah ditabrak oleh mobil. Di sekitarnya ada jejak darah yang tampak begitu banyak.Karena ada beberapa orang yang berdiri di depannya, Brenda masih belum bisa melihat wajah korban kecelakaan dengan jelas. Akan tetapi kedua kakinya sudah melemas dan pikirannya mendadak menjadi kosong. Apakah orang itu adalah Hugh? Tadi lelaki itu bilang mau mengambil barang dan sampai sekarang masih belum kembali.Kedua bola mata Brenda perlahan memerah dan tampak berkaca-kaca. Satu kedipan saja sudah berhasil membuat tetesan air matanya luruh membasahi pipi mulusnya. Brenda menangis karena merasa takut. Dia takut kalau orang itu ternyata adalah Hugh.“Permisi! Tolong kasih jalan!”Mobil ambulans telah datang dan para petugas akan mengangkat korban kecelakaan tersebut untuk dibawa ke rumah sakit. Brenda melihat wajah korban tersebut dengan jelas dan ternyata bukan Hugh.“Brenda!”Terdengar sebuah suara dari balik tubuhnya. Dengan cepat Brenda membalikka
Joan sudah pulang ke rumah dan mereka juga sudah makan malam bersama. Hingga tiba waktunya untuk tidur, Hugh ternyata ikut tidur di kasur dengan Brenda dan Joan. Dia kekeh ingin tidur di dalam kamar dan enggan keluar meski sudah diusir oleh Brenda.“Hugh, kamu minggir!” kata Brenda dan hendak mendorong lelaki itu.Akan tetapi tubuh besar Hugh tidak bergeser sedikit pun. Bahkan bergerak saja tidak! Lelaki itu justru mengulurkan tangannya dan memeluk Brenda sambil berkata, “Katanya perempuan itu suka ngomong yang sebaliknya. Di mulut memang ngomong nggak mau, tapi dalam hati justru mau. Aku tahu kamu ingin aku tidur denganmu.”Joan terkekeh bahagia dan berkata, “Benar! Kita itu memang suka ngomong yang kebalikannya. Lain kali Papi harus tidur bersama dengan kami.”Brenda hanya terdiam pasrah. Setelah dia menidurkan Joan, Brenda tidak ingin bergerak lagi. Karena sedari tadi sibuk berontak, sekarang dia merasa tidak ada sisa kekuatan lagi dan sedikit capek. Perempuan yang ada dalam pelukan