Lucas Hank tahu bahwa itu adalah dunia yang belum pernah dia ikuti, dunia itu milik sang gadis dan Tuan Hank.Dia sangat mencintai Tuan Hank, sehingga ketika melihatnya untuk pertama kali di Kota Regalsen, dia menatap mobilnya seperti itu.Lucas Hank tidak tahu yang terjadi pada mereka di dunia itu, dan semua ini membuatnya panik, iri, cemburu, dan merasa sangat tidak aman.Lucas Hank menunduk dan mencium kening gadis itu. Sekarang dia benar-benar merasa tidak aman. Selain ingatannya yang hilang, ayahnya pernah berkata bahwa suatu saat dia akan menghilang di ujung dunia. Mark Lewis, juga orang misterius yang mengiriminya pesan, ada banyak pria yang mengelilinginya, dan dia harus mengikutinya untuk mengusir pria-pria itu.Lucas Hank berbisik di telinganya. "Charlotte, aku juga sangat menyukaimu."Tidak hanya Tuan Hank yang menyukaimu, aku, Lucas Hank, juga menyukaimu!...Lucas Hank pergi ke bar, pemilik bar berlari keluar dengan girang dan berkata sambil tersenyum. "Tuan Hank, selama
Sasha Young tidak berbicara, dia sedang nilai kesepakatan itu.Lucas Hank tidak mendesaknya, tetapi mengingatkan dengan ramah. "Jika melewatkan kesempatan ini, tidak akan ada kesempatan kedua. Dengan hasil kerja kerasmu bernyanyi di bar ini, bahkan jika kau menjual diri, kau tidak akan bisa mendapatkan apa yang aku tawarkan padamu. Dunia ini memang kejam. Jika kau ingin mendapatkan sesuatu, kau harus rela berkorban."Sasha Young mengepalkan tangannya dengan erat. Sekarang pria di depannya adalah seorang pengusaha yang hebat, dia telah menetapkan aturan main. Sasha Young adalah pion yang dia pilih, dia harus mengikuti aturan mainnya.Namun persyaratan yang ditawarkan sangat menarik sehingga membuatnya tergoda.Sasha Young mengangguk. "Baik.""Kau bersiap-siap dulu, Marcus Graham sedang mencari seorang pelayan, aku akan mengirimmu ke sana, selanjutnya terserah padamu."Setelah berbicara, Lucas Hank pergi....Marcus Graham telah pindah dari Keluarga Graham. Dia mempunyai banyak propert
Suasana villa sangat sunyi.Marcus Graham memandang Sasha Young, lalu meminum air dengan perlahan.Wajah Sasha Young tidak ada gejolak emosi. Dia melemparkan pisau buah yang berlumuran darah ke tempat sampah, kemudian berjongkok untuk membersihkan darah yang berceceran di lantai. Dia menyeka darah dengan cermat dan tidak lama kemudian lantai kembali bersih.Dennis dalam perjalanan menuju rumah sakit dan kondisinya sangat kritis, tetapi keduanya sangat tenang seolah-olah tidak terjadi apa-apa.Pada saat itu, Marcus Graham meletakkan cangkir dan melangkah ke depan, dia mengulurkan tangannya dan mencengkeram rahang Sasha Young, memaksanya untuk melihat ke atas dan menatapnya.Sasha Young langsung menatapnya matanya.Gadis 18 tahun ini sangat dingin, seolah-olah dia tidak bisa tertawa, dia tampak keras kepala.Marcus Graham dapat melihat kekejaman di matanya. Saat Dennis ingin memperkosanya tadi, dia bisa menusuknya dengan pisaunya tanpa ragu."Siapa yang mengirimmu ke sini? Biar kutebak,
Lucas Hank membuka matanya, dia terbangun dari hipnosis."CEO Hank, Anda baik-baik saja?" Dokter Charlie bertanya dengan tergesa-gesa.Lucas Hank berkeringat dingin dan wajah tampannya menjadi pucat, dia terengah-engah.Dokter Charlie mengerutkan kening. "CEO Hank, setengah ingatanmu telah pulih. Bagian ini merekam semua momen manis dan bahagia Anda, tetapi separuh ingatan lainnya membuka masa lalu Anda yang menyakitkan. Anda menolak setengah dari ingatan ini. Proses pemulihan dihentikan secara paksa. Proses ini sangat berbahaya. Apakah Anda ingin melanjutkan?"Lucas Hank sudah membulatkan tekadnya, dia bangun dengan paksa bahkan Dokter Charlie tidak bisa menghentikannya, Jika diagnosa hipnotis dan pengobatan dilanjutkan, orang yang dirawat adalah Lucas Hank dan dia akan sangat kesakitan.Lucas Hank memejamkan mata dan mengatur napasnya. Dia sudah mengembalikan setengah ingatannya. Charlotte Shimon, putri Keluarga Shimon, menikah dengannya saat di Orlane Estate dan menjadi miliknya.
Lucas Hank sudah pulang!Charlotte Shimon tidak tahu kapan dia kembali dan mengapa dia menatapnya seperti itu, seperti ... akan memakannya!Pada saat itu, baik Nyonya Hank Tua maupun Nyonya Wendy juga melihat Lucas Hank. "Lucas, kau sudah pulang?""Ya." Lucas Hank mengangguk, matanya masih tertuju pada wajah Charlotte Shimon, lalu menjulurkan jarinya dan mengaitkannya, "Kemarilah."Apa? Charlotte Shimon merasa tersinggung dengan gerakannya, dia seperti memanggil seekor anak anjing!Charlotte Shimon memelototinya dengan mata berbinar, lalu berjalan ke sampingnya, "Ada apa memanggilku?"Lucas Hank menyerahkan kunci mobilnya. "Aku membeli sesuatu, di bagasi, bantu aku mengeluarkannya dan memindahkannya ke atas."Charlotte Shimon melihat tangannya."Ada apa dengan tanganmu?"Lucas Hank segera menekan lengan kanannya. "Seperti yang kau ketahui, lenganku tidak berguna dan aku tidak bisa mengangkat benda berat. Ini semua demi menyelamatkanmu, apakah kau tahu?"Charlotte Shimon juga ingat t
Charlotte Shimon memandang pria di depannya. Lucas Hank baru saja mandi dan mengenakan piyama sutra biru tua. Sabuk diikat dengan longgar dan piyamanya agak terbuka memperlihatkan sebagian dadanya, rambut pendeknya masih basah dan meneteskan air.Charlotte Shimon awalnya sangat marah, tetapi sekarang tanpa disadari suaranya menjadi lembut. "Lucas Hank, apa yang kau lakukan? Mengapa kau meminta Nyonya Wendy memanggilku? Sekarang Nenek dan Nyonya Wendy sudah mengetahuinya, kau jarang di rumah, jadi tidak masalah. Bagaimana aku menghadapi mereka di masa depan?""Mengapa kau begitu galak, mengapa kau tidak datang ketika aku menyuruhmu? Selain itu, Nenek dan Nyonya Wendy sudah berpengalaman, mereka juga bisa memaklumi apa yang kita lakukan di kamar.""..."Pria yang tidak tahu malu!Charlotte Shimon mengepalkan tangannya dan memukul pundaknya.Lucas Hank melihat dia benar-benar marah. Gadis itu sangat pemalu, jadi dia berpura-pura mendengus kesakitan dan menekan lengan kanannya lagi.Benar
Posisinya sangat sulit. Charlotte Shimon tidak bisa menginjak tanah dengan kedua kakinya dan kakinya tergantung di pinggang pria itu. Dia menciumnya dengan ganas, seolah-olah akan memakannya, Charlotte Shimon hanya bisa mengencangkan kakinya dan menempel padanya dengan erat.Pada saat itu, Lucas Hank merasa pinggangnya perlahan menegang. Dia meninggalkan bibir merahnya, membenamkan wajahnya dalam rambut panjangnya dan mengerang dan berkata dengan suara rendah, "Mengapa kau melingkarkan kakimu dengan begitu erat?""..."Charlotte Shimon segera meletakkan kedua tangan di pundaknya dan mendorongnya. "Kalau begitu turunkan aku, lenganmu tidak sakit lagi?"Charlotte Shimon meremas lengan kanannya, otot-otot di lengannya sangat kuat, kelihatannya tidak masalah."Lucas Hank, kau berbohong padaku, apakah kau sudah fisioterapi selama ini? Aku rasa lengan kananmu sudah sembuh!"Lucas Hank tahu kebohongannya telah terungkap. Dia telah menjalani fisioterapi cukup lama. Dia harus memiliki lengan y
Charlotte Shimon akhirnya menyadari bahwa semuanya palsu dan Lucas Hank menipunya untuk latihan pinggang dengannya."Lucas Hank, tidak, aku belum mandi ...""Jangan mandi, tubuhmu sangat harum.""Tidak..."Charlotte Shimon terus mendorong dan melawan. Tiga menit kemudian, pria di tubuhnya tiba-tiba berhenti bergerak.Charlotte Shimon kaget, dia ...Lucas Hank membenamkan wajah di lehernya, dia terengah-engah dan tidak mendongak.Charlotte Shimon menatap lampu kristal di atas kepalanya, lalu menoelnya dengan jari kelingking. "Bukankah kau mengatakan ... sudah berlatih dengan baik?"Lucas Hank merasa ini adalah momen paling memalukan dalam hidupnya. Dia mengangkat wajahnya dan menatapnya. "Kali ini tidak dihitung. Ayo, berlatih lagi.""Jangan!"Charlotte Shimon mendorongnya dan ingin melarikan diri.Tetapi Lucas Hank menahannya dengan kuat dalam pelukannya. "Charlotte, tadi hanya kecelakaan. Beri aku kesempatan sekali lagi. Aku akan membuatmu kagum."Charlotte Shimon merasa tampangnya
Bella melihatnya tidak bicara dan mendadak merasa sedikit tidak yakin. Pertama dia tidak tahu apakah Hugh percaya atau tidak, kedua dia tidak tahu apakah Hugh bersedia bertanggung jawab. Bella mengenakan pakaiannya dengan cepat dan mengejar lelaki itu.“Kak Hugh, sekarang aku milikmu, kamu tahu sendiri perasaanku padamu. Aku menyukaimu dan hanya ingin menikah denganmu saja. Sekarang kesucianku sudah kuberikan padamu, kalau kamu nggak mau tanggung jawab, aku akan … aku akan bunuh diri!”Bella terisak hebat sedangkan Hugh hanya diam tidak berbicara.“Kak Hugh, kalau gitu akan mau mati saja,” kata Bella sambil berbalik untuk membanting dirinya ke tembok.Tiba-tiba Hugh mengulurkan tangannya dan menarik perempuan itu sambil berkata, “Bella, kamu ngapain? Aku nggak bilang nggak mau tanggung jawab!”Bella terlonjak dalam hati. Maksudnya lelaki itu mau bertanggung jawab pada dirinya?“Kak Hugh, aku tahu Kakak ada perasaan padaku,” ujar Bella dan langsung memeluk pinggang lelaki itu. Wajahnya
Sakit sekali. Kedua mata Bella berair karena rasa sakit yang luar biasa menyiksanya. Bella mendongak dan menatap lelaki yang ada di atas kasur dengan memelas dan merengek, “Bos.”Hugh berbalik dan kembali memunggungi perempuan itu. Detik itu juga Bella curiga jangan-jangan Hugh sengaja melakukan hal ini. Lelaki itu sengaja mempermainkannya dan menendangnya hingga jatuh. Sebagai seorang perempuan, ditendang hingga jatuh dari kasur merupakan sesuatu yang begitu memalukan.Bella merangkak naik lagi ke sisi Hugh dan melihat lelaki itu yang kedua matanya masih terpejam. Napasnya tampak teratur dan terlihat memang tertidur karena mabuk.“Bos, Bos,” panggil Bella beberapa kali.Hugh tidak ada reaksi dan tetap tidur. Bella merasa sedikit aneh, jangan-jangan dia yang terlalu banyak berpikir yang aneh-aneh? Lelaki ini pasti sudah mabuk karena sudah menghabiskan begitu banyak alkohol. Dia mendorong pintu kamar mandi dan memutuskan untuk mandi terlebih dahulu.Setelah itu dia mengenakan bathrobe p
“Bos, kenapa minum sendirian? Sini, biar aku temani.”Bella menuangkan satu gelas alkohol untuk dirinya sendiri dan menghabiskannya dalam sekali tegukan. Hugh tidak melihat perempuan itu, tetapi dia tidak menjauhkannya juga. Setelah Bella menghabiskan satu gelas alkohol, Hugh juga ikut menghabiskan satu gelas lagi.Bella melihat ada harapan karena dulu Hugh pasti akan mengabaikannya. Ternyata kepergian Brenda membuatnya memiliki tempat di sisi lelaki itu. Semua usahanya akhirnya terbayarkan.“Bos, Bos terlihat nggak senang karena Brenda? Dia benar-benar nggak tahu bersyukur, mungkin karena terlalu sering dimanja. Brenda nggak bisa jadi istri yang baik, tapi juga nggak bisa jadi ibu yang baik. Dia nggak bisa menyayangimu. Hidup dengan perempuan itu pasti sangat melelahkan. Bos, lupakan saja dia.”Bella menuangkan satu gelas alkohol lagi untuk Hugh. Lelaki itu hanya diam saja dan menerima alkohol dari Bella serta menghabiskannya. Perempuan itu lanjut menuangkan alkohol pada Hugh dan deng
Mendengar Brenda memanggilnya dengan sebutan “Suami” membuat Hugh langsung melayangkan kecupan dalam di bibir perempuan itu.***Bella terlihat sangat panik karena dia selalu menunggu saat-saat di mana Hugh dan Brenda akan cerai. Dengan begitu dia akan mudah untuk kembali dengan Hugh. Teman baiknya yang bernama Jenny berlari ke arahnya. Jenny merupakan orang yang menggantikan vitamin kalsium menjadi obat penggugur janin dan memberikannya pada Brenda. Dengan bahagia dia berkata, “Bella, aku kasih tahu sebuah kabar baik!”“Kabar baik apa?”“Bos sama Brenda sedang ribut. Brenda sampai pindah keluar.”“Benarkah?” tanya Bella dengan kedua mata berbinar.“Tentu saja beneran! Kamu boleh lihat sendiri, ada banyak orang yang lagi tahan dia. Aku juga baru dari sana dan langsung kasih tahu kamu kabar baik ini.”“Kalau gitu buruan kita ke sana!”Bella bergegas berlari ke tempat Hugh dan ternyata di sana sudah ada banyak orang. Kedua suami istri itu sudah saling melempar seruan dengan wajah memerah
Kenapa bahas tentang ini lagi? Hugh khawatir Brenda akan marah dan ngambek lagi. Dengan cepat dia memeluk Brenda dan dengan memelas berkata, “Sudahlah Brenda, kamu maafkan aku saja. Aku juga nggak ingin bunga-bunga jelek itu.”Brenda memeluk pinggul lelaki itu dan bertanya, “Lalu apa rencana kamu untuk memberikan Bella pelajaran?”Hugh berpikir sesaat kemudian membisikkan idenya pada Brenda dan disambut dengan anggukan kepala oleh perempuan itu. Dia merasa ide lelaki itu sangat cemerlang.“Kalau gitu kita jalankan! Nggak perlu takut Bella tunjuk wujud aslinya.”“Iya.”“Kamu buruan bangun, Joan sudah mau pulang.”Hugh mengusap wajah cantik perempuan itu dan mengecupnya sambil berkata, “Masih ada sedikit waktu, aku masih mau sama kamu.”Brenda merasa hatinya dipenuhi dengan bunga-bunga. Kedua tangannya melingkari leher lelaki itu dan membalas kecupannya. Sesaat kemudian Brenda merasakan tangan lelaki itu sudah sampai di kancing bajunya. Dengan cepat dia menghentikan Hugh dan berbisik, “N
Ciuman tersebut membuat keduanya tidak rela untuk menyudahinya. Saat ciumannya terhenti, Hugh masih memeluk tubuh perempuan itu dengan erat.“Brenda, aku nggak berani melepaskan peganganku karena semuanya terlalu indah. Seperti aku sedang bermimpi! Aku takut begitu aku melepaskanmu, aku akan tersadar dari mimpi ini.”Brenda menggigit sudut bibir lelaki itu pelan dan membuat Hugh merintih dan membuka matanya. Bola mata jernih Brenda menatap lelaki itu dengan dalam dan penuh arti sambil bertanya, “Sekarang kamu masih merasa sedang bermimpi?”“Nggak, semua ini nyata! Kamu ada di depanku!” kata Hugh sambil tersenyum lebar.Brenda menenggelamkan dirinya dalam lelaki itu lagi dan membuka hatinya dengan semakin lebar. Hugh mengelus rambut Brenda dan berkata, "Brenda, kita berempat harus bersama dan hidup bahagia. Kamu nggak boleh apa-apain lagi anak di perutmu ini ya?” Tangan Hugh berada di perut rata Brenda.“Kapan aku pernah apa-apain anak di perutku ini? Meski aku dulu benci denganmu, aku
Brenda ingin mendorongnya menjauh tetapi lelaki itu tidak berpindah sama sekali. Mungkin karena dia memang sudah memakai hati dan jatuh cinta pada lelaki itu. Hugh membopong tubuh perempuan itu dan membawa ke mobil kemudian pulang ke rumah.***Brenda sedang baring di kasur untuk istirahat. Lengan Hugh melingkari tubuhnya dari belakang dan memeluknya dengan erat. Saat ini mereka berdua hanya diam dan tidak berbicara, tetapi hati kedua orang tersebut seakan sedang saling terhubung dan berdekatan.Perempuan itu masih memunggungi Hugh dan hanya dibatasi dengan selembar kain tipis. Meski begitu, Brenda masih bisa merasakan detakan jantung lelaki di belakangnya. Hugh mengecup rambut lembut perempuan itu dan berkata,“Brenda, aku tahu kalau aku sudah melakukan banyak kesalahan dulu. Oleh karena itu aku nggak berani berpikir kalau kamu akan jatuh cinta padaku suatu hari nanti. Harapan paling besar dari diri aku adalah kamu bisa selalu berada di sampingku dan menerima cintaku serta menjadi ist
Terlihat seseorang yang berbaring di aspal karena telah ditabrak oleh mobil. Di sekitarnya ada jejak darah yang tampak begitu banyak.Karena ada beberapa orang yang berdiri di depannya, Brenda masih belum bisa melihat wajah korban kecelakaan dengan jelas. Akan tetapi kedua kakinya sudah melemas dan pikirannya mendadak menjadi kosong. Apakah orang itu adalah Hugh? Tadi lelaki itu bilang mau mengambil barang dan sampai sekarang masih belum kembali.Kedua bola mata Brenda perlahan memerah dan tampak berkaca-kaca. Satu kedipan saja sudah berhasil membuat tetesan air matanya luruh membasahi pipi mulusnya. Brenda menangis karena merasa takut. Dia takut kalau orang itu ternyata adalah Hugh.“Permisi! Tolong kasih jalan!”Mobil ambulans telah datang dan para petugas akan mengangkat korban kecelakaan tersebut untuk dibawa ke rumah sakit. Brenda melihat wajah korban tersebut dengan jelas dan ternyata bukan Hugh.“Brenda!”Terdengar sebuah suara dari balik tubuhnya. Dengan cepat Brenda membalikka
Joan sudah pulang ke rumah dan mereka juga sudah makan malam bersama. Hingga tiba waktunya untuk tidur, Hugh ternyata ikut tidur di kasur dengan Brenda dan Joan. Dia kekeh ingin tidur di dalam kamar dan enggan keluar meski sudah diusir oleh Brenda.“Hugh, kamu minggir!” kata Brenda dan hendak mendorong lelaki itu.Akan tetapi tubuh besar Hugh tidak bergeser sedikit pun. Bahkan bergerak saja tidak! Lelaki itu justru mengulurkan tangannya dan memeluk Brenda sambil berkata, “Katanya perempuan itu suka ngomong yang sebaliknya. Di mulut memang ngomong nggak mau, tapi dalam hati justru mau. Aku tahu kamu ingin aku tidur denganmu.”Joan terkekeh bahagia dan berkata, “Benar! Kita itu memang suka ngomong yang kebalikannya. Lain kali Papi harus tidur bersama dengan kami.”Brenda hanya terdiam pasrah. Setelah dia menidurkan Joan, Brenda tidak ingin bergerak lagi. Karena sedari tadi sibuk berontak, sekarang dia merasa tidak ada sisa kekuatan lagi dan sedikit capek. Perempuan yang ada dalam pelukan