Charlotte Shimon terpana, dia tahu gadis misterius itu adalah Ibunya, Sophia Lowry!Tetapi, bukankah Ibunya berasal dari Kota Regalsen? Kakek Graham berkata ibunya tiba-tiba muncul di Kota Regalsen. Lalu Ibunya berasal dari mana?Kakek Graham ternyata adalah murid Ibu dan Akademisi Sandy Walsh juga murid Ibu. Kalau diurut waktunya, Steve Turner seharusnya adalah murid termuda dan murid terakhir yang diterima oleh Ibu.Charlotte Shimon merasa curiga, mungkin Steve Turner tahu sesuatu. Tetapi sejak dia datang ke Kota Regalsen, Steve Turner belum menunjukkan wajahnya.Dia bertanya pada Barney Shimon dan Tiffany, pergaulan mereka sangat luas. Seharusnya dapat mencari orang dengan mudah, tetapi mereka belum pernah mendengar tentang Steve Turner.Steve Turner berkata akan menunggunya di Kota Regalsen, dia bahkan membawa pelayan Ibu, Bibi Linda, tetapi dia menghilang di Kota Regalsen, sama sekali tidak ada kabar.Semuanya menjadi lebih membingungkan.Kakek Graham menjadi sangat murung. Dia b
-- Mari kita diskusikan dengan Kakek Graham dulu. Kita harus membantu Charlotte mengulur waktu.--- Baik.Mahasiswa Universitas Abberfield menemukan Kakek Graham, "Kakek Graham, Charlotte Shimon dari universitas kami menghilang. Mungkin ada urusan yang mendesak dan dia akan segera kembali. Charlotte Shimon adalah siswa yang mendapatkan nilai sempurna dalam ujian masuk tahun ini. Dapatkah Anda memindahkan nomor urut Charlotte ke belakang, untuk menunggunya?"Kakek Graham memandang para siswa dan menegur dengan suara dingin, "Kalian jangan bercanda. Hari ini adalah hari seleksi masuk Akademi Ilmu Pengetahuan. Apa yang begitu mendesak sehingga harus dilakukan sekarang juga, aku pikir Charlotte Shimon tidak mementingkan seleksi ini dan tidak menghormati kami!"Universitas Abberfield dan Universitas Abberfield sudah bermusuhan sejak awal, melihat Charlotte Shimon tiba-tiba menghilang, mereka merasa sangat senang. Lagi pula, hanya tersedia 3 kuota tahun ini. Jika Charlotte Shimon tidak muncu
Seorang pria berbaju hitam sedang mengemudi dan tiga pria lainnya mengelilingi Charlotte Shimon. Mereka sangat puas dengan hasil tangkapan mereka kali ini.Pria berbaju hitam yang mengemudikan mobil sudah tidak sabar, dia mendesak, "Kalian cepat sedikit, setelah kalian selesai akan tiba giliranku.”"Jangan terburu-buru! Bagaimana kita bisa terburu-buru dengan barang bagus seperti ini? Kau duluan, aku akan merekam videonya, majikan kita sudah berpesan, harus ambil foto dan video sebanyak mungkin."Seorang pria berpakaian hitam mengeluarkan ponsel, mencubit wajah Charlotte Shimon, lalu mendekatkan wajahnya, "Lihat, betapa cantiknya wajah ini. Cepat buka pakaiannya. Mari kita lihat tubuhnya."“Baik.” Pria berbaju hitam lainnya meraih kerah kaos Charlotte Shimon dengan kedua tangan dan merobeknya. Terdengar suara kain terkoyak dan pundak Charlotte Shimon terlihat.Mata pria-pria ini membelalak, "Wah, kulitnya seputih susu dan tangannya sangat halus seperti sutra. Sialan, aku seperti telah
Lucas Hank benar-benar berencana untuk bertunangan dengan Yoana Lewis. Dia ingin melupakan Charlotte Shimon. Tetapi ketika Neneknya menelpon, ternyata dia tetap tidak bisa melepaskan tangan gadis itu dan tidak bisa membiarkan siapa pun menindasnya.Sewaktu menabrakkan mobilnya tadi, dia berpikir jika tidak bisa menyelamatkannya, maka lebih baik mati bersama.Orang-orang yang berlalu lalang datang menghampiri, "Ya, Tuhan, ada kecelakaan lalu lintas di sini, cepat panggil ambulans!"Banyak orang yang mengerumuni tempat kejadian. Saat ini, seorang pria tampan berdiri tidak jauh dari lokasi kejadian, dia adalah orang yang sudah lama tidak muncul ... Steve Turner.Seorang pria berpakaian hitam memegang payung hitam untuk Steve Turner, "Tuan, Lucas Hank telah menyelesaikan masalah ini, sebaiknya kita segera pergi. Kali ini hilangnya Charlotte Shimon telah menimbulkan keributan, beberapa kelompok orang sedang menuju ke sini. Keempat keluarga besar Kota Regalsen, Lewis, Hank, Dixon dan Graham,
Apa?Charlotte Shimon mengedipkan bulu matanya, ketika dia menginginkan informasi Fanny, dokumen itu langsung muncul di samping tempat tidurnya?“Ayah Shimon, siapa mengirim ini?” tanya Charlotte Shimon.Charlotte Shimon baru saja mengalami kecelakaan, Barney Shimon dan Tiffany menjadi lebih waspada. Bangsal Charlotte Shimon dijaga pengawal selama 24 jam. Dia dan Tiffany juga selalu menemaninya. Kemarin Tiffany pulang untuk mengambil beberapa lembar pakaian, sedangkan Barney Shimon pada saat itu pergi ke kamar mandi sebentar, ketika dia keluar dari kamar mandi, dokumen yang tersegel sudah berada di samping tempat tidur Charlotte Shimon.Ini sangat aneh."Charlotte, hanya ada segelintir orang yang bisa lolos dari pengawasanku. Aku sudah melihat rekaman kamera pengawas rumah sakit, tapi tidak ada menemukan apa-apa di sana. Aku tidak tahu siapa orang itu? Tetapi, orang ini sangat hebat.” kata Barney Shimon dengan tegas.Charlotte Shimon tiba-tiba teringat pada seseorang, Steve Turner!
Mereka saling bertatapan. Charlotte Shimon mengenakan gaun rumah sakit. Gaun biru dan putih yang melapisi tubuh langsingnya membuatnya terlihat sangat mungil. Rambut hitamnya tergerai menutupi pundaknya, wajahnya yang cantik tertutup plester karena keningnya terluka. Dia terlihat cantik, walaupun agak lemah dari biasanya.Lucas Hank menghentikan langkahnya.Yoana Lewis merasa ada yang aneh dengan Lucas Hank, dia mengikuti pandangan Lucas Hank dan melihat Charlotte Shimon.Yoana Lewis mengerutkan alisnya dan sangat muak dengan Charlotte Shimon. Charlotte Shimon seharusnya diculik oleh pria-pria itu dan dia hanya menonton. Tidak diduga Lucas Hank pergi menyelamatkan Charlotte Shimon.Lucas Hank menginjak pedal gas dan menabrak van dengan Rolls-Royce Phantom. Lengan kanannya terluka parah hingga hampir lumpuh.Demi menyelamatkan Charlotte Shimon, Lucas Hank mengorbankan salah satu lengannya! Yoana Lewis selalu memandang Charlotte Shimon dengan sebelah mata. Dia mengira Lucas Hank hanya
Lucas Hank telah menyelamatkan Charlotte Shimon. Tiffany sangat berterima kasih, tetapi dia tetap tidak suka dengan bajingan itu."Aku tidak peduli ada apa antara Lucas Hank dan Charlotte. Dia akan bertunangan dengan Yoana Lewis besok, jadi jangan mengganggu Charlotte lagi. Lagipula, dia yang meminta kita untuk tidak memberitahu Charlotte. Buang saja mantel ini ke tempat sampah!” kata Tiffany.Barney Shimon merasa ragu-ragu, "Istriku, mantel ini harus benar-benar dibuang ke tempat sampah?"Tiffany menyambar mantel hitam itu dan melemparnya ke tempat sampah, "Buang saja!"Tetapi detik berikutnya Tiffany juga ragu-ragu. Dia menatap Barney Shimon dan berbisik, "Aku merasa Charlotte sangat menyukai Lucas Hank itu ...""Aku juga merasa Lucas Hank sangat menyukai Charlotte..."Keduanya bertukar pandang, "Begini saja, kau bawa mantel ini untuk di-dry clean dulu, kita putuskan saja nanti.""Baik." Mereka merasa sangat senang dengan keputusan ini....Kediaman Keluarga Hank.Lucas Hank kembali
Berbicara tentang Charlotte Shimon, wajah Tina Morris menjadi suram. Mereka pernah berselisih. Beberapa hari lalu, dia juga mendengar kabar tentang Charlotte Shimon yang dinodai oleh beberapa pria secara bergiliran. Gadis seperti itu hanya menjadi batu sandungan Larry."Larry tidak ada hubungannya dengan Charlotte Shimon, Yoana, jangan bicara sembarangan. Larry sudah memiliki tunangan dan setelah tunangan Larry ditemukan, kami akan membiarkan Larry segera menikah." Tina Morris tersenyum.Yoana Lewis tahu bahwa Tina Morris memiliki selera yang tinggi ketika memilih menantu, sayangnya Nicole Graham tidak dapat menaklukkan Larry Hank, jadi Yoana Lewis ingin memanfaatkan Tina Morris. Tetapi dia tidak menduga Tina Morris akan menangkisnya, sudah jelas Tina Morris tidak ingin Nicole Graham menjadi menantunya.Melihat Tina Morris berbicara tentang tunangan Larry Hank dengan bangga, Yoana Lewis tercengang. "Bibi Hank, tunangan Larry berasal dari keluarga mana? Kau tampaknya sangat menyukai ca
Bella melihatnya tidak bicara dan mendadak merasa sedikit tidak yakin. Pertama dia tidak tahu apakah Hugh percaya atau tidak, kedua dia tidak tahu apakah Hugh bersedia bertanggung jawab. Bella mengenakan pakaiannya dengan cepat dan mengejar lelaki itu.“Kak Hugh, sekarang aku milikmu, kamu tahu sendiri perasaanku padamu. Aku menyukaimu dan hanya ingin menikah denganmu saja. Sekarang kesucianku sudah kuberikan padamu, kalau kamu nggak mau tanggung jawab, aku akan … aku akan bunuh diri!”Bella terisak hebat sedangkan Hugh hanya diam tidak berbicara.“Kak Hugh, kalau gitu akan mau mati saja,” kata Bella sambil berbalik untuk membanting dirinya ke tembok.Tiba-tiba Hugh mengulurkan tangannya dan menarik perempuan itu sambil berkata, “Bella, kamu ngapain? Aku nggak bilang nggak mau tanggung jawab!”Bella terlonjak dalam hati. Maksudnya lelaki itu mau bertanggung jawab pada dirinya?“Kak Hugh, aku tahu Kakak ada perasaan padaku,” ujar Bella dan langsung memeluk pinggang lelaki itu. Wajahnya
Sakit sekali. Kedua mata Bella berair karena rasa sakit yang luar biasa menyiksanya. Bella mendongak dan menatap lelaki yang ada di atas kasur dengan memelas dan merengek, “Bos.”Hugh berbalik dan kembali memunggungi perempuan itu. Detik itu juga Bella curiga jangan-jangan Hugh sengaja melakukan hal ini. Lelaki itu sengaja mempermainkannya dan menendangnya hingga jatuh. Sebagai seorang perempuan, ditendang hingga jatuh dari kasur merupakan sesuatu yang begitu memalukan.Bella merangkak naik lagi ke sisi Hugh dan melihat lelaki itu yang kedua matanya masih terpejam. Napasnya tampak teratur dan terlihat memang tertidur karena mabuk.“Bos, Bos,” panggil Bella beberapa kali.Hugh tidak ada reaksi dan tetap tidur. Bella merasa sedikit aneh, jangan-jangan dia yang terlalu banyak berpikir yang aneh-aneh? Lelaki ini pasti sudah mabuk karena sudah menghabiskan begitu banyak alkohol. Dia mendorong pintu kamar mandi dan memutuskan untuk mandi terlebih dahulu.Setelah itu dia mengenakan bathrobe p
“Bos, kenapa minum sendirian? Sini, biar aku temani.”Bella menuangkan satu gelas alkohol untuk dirinya sendiri dan menghabiskannya dalam sekali tegukan. Hugh tidak melihat perempuan itu, tetapi dia tidak menjauhkannya juga. Setelah Bella menghabiskan satu gelas alkohol, Hugh juga ikut menghabiskan satu gelas lagi.Bella melihat ada harapan karena dulu Hugh pasti akan mengabaikannya. Ternyata kepergian Brenda membuatnya memiliki tempat di sisi lelaki itu. Semua usahanya akhirnya terbayarkan.“Bos, Bos terlihat nggak senang karena Brenda? Dia benar-benar nggak tahu bersyukur, mungkin karena terlalu sering dimanja. Brenda nggak bisa jadi istri yang baik, tapi juga nggak bisa jadi ibu yang baik. Dia nggak bisa menyayangimu. Hidup dengan perempuan itu pasti sangat melelahkan. Bos, lupakan saja dia.”Bella menuangkan satu gelas alkohol lagi untuk Hugh. Lelaki itu hanya diam saja dan menerima alkohol dari Bella serta menghabiskannya. Perempuan itu lanjut menuangkan alkohol pada Hugh dan deng
Mendengar Brenda memanggilnya dengan sebutan “Suami” membuat Hugh langsung melayangkan kecupan dalam di bibir perempuan itu.***Bella terlihat sangat panik karena dia selalu menunggu saat-saat di mana Hugh dan Brenda akan cerai. Dengan begitu dia akan mudah untuk kembali dengan Hugh. Teman baiknya yang bernama Jenny berlari ke arahnya. Jenny merupakan orang yang menggantikan vitamin kalsium menjadi obat penggugur janin dan memberikannya pada Brenda. Dengan bahagia dia berkata, “Bella, aku kasih tahu sebuah kabar baik!”“Kabar baik apa?”“Bos sama Brenda sedang ribut. Brenda sampai pindah keluar.”“Benarkah?” tanya Bella dengan kedua mata berbinar.“Tentu saja beneran! Kamu boleh lihat sendiri, ada banyak orang yang lagi tahan dia. Aku juga baru dari sana dan langsung kasih tahu kamu kabar baik ini.”“Kalau gitu buruan kita ke sana!”Bella bergegas berlari ke tempat Hugh dan ternyata di sana sudah ada banyak orang. Kedua suami istri itu sudah saling melempar seruan dengan wajah memerah
Kenapa bahas tentang ini lagi? Hugh khawatir Brenda akan marah dan ngambek lagi. Dengan cepat dia memeluk Brenda dan dengan memelas berkata, “Sudahlah Brenda, kamu maafkan aku saja. Aku juga nggak ingin bunga-bunga jelek itu.”Brenda memeluk pinggul lelaki itu dan bertanya, “Lalu apa rencana kamu untuk memberikan Bella pelajaran?”Hugh berpikir sesaat kemudian membisikkan idenya pada Brenda dan disambut dengan anggukan kepala oleh perempuan itu. Dia merasa ide lelaki itu sangat cemerlang.“Kalau gitu kita jalankan! Nggak perlu takut Bella tunjuk wujud aslinya.”“Iya.”“Kamu buruan bangun, Joan sudah mau pulang.”Hugh mengusap wajah cantik perempuan itu dan mengecupnya sambil berkata, “Masih ada sedikit waktu, aku masih mau sama kamu.”Brenda merasa hatinya dipenuhi dengan bunga-bunga. Kedua tangannya melingkari leher lelaki itu dan membalas kecupannya. Sesaat kemudian Brenda merasakan tangan lelaki itu sudah sampai di kancing bajunya. Dengan cepat dia menghentikan Hugh dan berbisik, “N
Ciuman tersebut membuat keduanya tidak rela untuk menyudahinya. Saat ciumannya terhenti, Hugh masih memeluk tubuh perempuan itu dengan erat.“Brenda, aku nggak berani melepaskan peganganku karena semuanya terlalu indah. Seperti aku sedang bermimpi! Aku takut begitu aku melepaskanmu, aku akan tersadar dari mimpi ini.”Brenda menggigit sudut bibir lelaki itu pelan dan membuat Hugh merintih dan membuka matanya. Bola mata jernih Brenda menatap lelaki itu dengan dalam dan penuh arti sambil bertanya, “Sekarang kamu masih merasa sedang bermimpi?”“Nggak, semua ini nyata! Kamu ada di depanku!” kata Hugh sambil tersenyum lebar.Brenda menenggelamkan dirinya dalam lelaki itu lagi dan membuka hatinya dengan semakin lebar. Hugh mengelus rambut Brenda dan berkata, "Brenda, kita berempat harus bersama dan hidup bahagia. Kamu nggak boleh apa-apain lagi anak di perutmu ini ya?” Tangan Hugh berada di perut rata Brenda.“Kapan aku pernah apa-apain anak di perutku ini? Meski aku dulu benci denganmu, aku
Brenda ingin mendorongnya menjauh tetapi lelaki itu tidak berpindah sama sekali. Mungkin karena dia memang sudah memakai hati dan jatuh cinta pada lelaki itu. Hugh membopong tubuh perempuan itu dan membawa ke mobil kemudian pulang ke rumah.***Brenda sedang baring di kasur untuk istirahat. Lengan Hugh melingkari tubuhnya dari belakang dan memeluknya dengan erat. Saat ini mereka berdua hanya diam dan tidak berbicara, tetapi hati kedua orang tersebut seakan sedang saling terhubung dan berdekatan.Perempuan itu masih memunggungi Hugh dan hanya dibatasi dengan selembar kain tipis. Meski begitu, Brenda masih bisa merasakan detakan jantung lelaki di belakangnya. Hugh mengecup rambut lembut perempuan itu dan berkata,“Brenda, aku tahu kalau aku sudah melakukan banyak kesalahan dulu. Oleh karena itu aku nggak berani berpikir kalau kamu akan jatuh cinta padaku suatu hari nanti. Harapan paling besar dari diri aku adalah kamu bisa selalu berada di sampingku dan menerima cintaku serta menjadi ist
Terlihat seseorang yang berbaring di aspal karena telah ditabrak oleh mobil. Di sekitarnya ada jejak darah yang tampak begitu banyak.Karena ada beberapa orang yang berdiri di depannya, Brenda masih belum bisa melihat wajah korban kecelakaan dengan jelas. Akan tetapi kedua kakinya sudah melemas dan pikirannya mendadak menjadi kosong. Apakah orang itu adalah Hugh? Tadi lelaki itu bilang mau mengambil barang dan sampai sekarang masih belum kembali.Kedua bola mata Brenda perlahan memerah dan tampak berkaca-kaca. Satu kedipan saja sudah berhasil membuat tetesan air matanya luruh membasahi pipi mulusnya. Brenda menangis karena merasa takut. Dia takut kalau orang itu ternyata adalah Hugh.“Permisi! Tolong kasih jalan!”Mobil ambulans telah datang dan para petugas akan mengangkat korban kecelakaan tersebut untuk dibawa ke rumah sakit. Brenda melihat wajah korban tersebut dengan jelas dan ternyata bukan Hugh.“Brenda!”Terdengar sebuah suara dari balik tubuhnya. Dengan cepat Brenda membalikka
Joan sudah pulang ke rumah dan mereka juga sudah makan malam bersama. Hingga tiba waktunya untuk tidur, Hugh ternyata ikut tidur di kasur dengan Brenda dan Joan. Dia kekeh ingin tidur di dalam kamar dan enggan keluar meski sudah diusir oleh Brenda.“Hugh, kamu minggir!” kata Brenda dan hendak mendorong lelaki itu.Akan tetapi tubuh besar Hugh tidak bergeser sedikit pun. Bahkan bergerak saja tidak! Lelaki itu justru mengulurkan tangannya dan memeluk Brenda sambil berkata, “Katanya perempuan itu suka ngomong yang sebaliknya. Di mulut memang ngomong nggak mau, tapi dalam hati justru mau. Aku tahu kamu ingin aku tidur denganmu.”Joan terkekeh bahagia dan berkata, “Benar! Kita itu memang suka ngomong yang kebalikannya. Lain kali Papi harus tidur bersama dengan kami.”Brenda hanya terdiam pasrah. Setelah dia menidurkan Joan, Brenda tidak ingin bergerak lagi. Karena sedari tadi sibuk berontak, sekarang dia merasa tidak ada sisa kekuatan lagi dan sedikit capek. Perempuan yang ada dalam pelukan