Di ruang siaran sebelah, Megan Shimon melihat ponselnya dan merasa matanya mau keluar. Charlotte Shimon benar-benar memintanya untuk mengembalikan 12 miliar dan Lucas Hank pun sudah langsung mengirimkan surat tuntutan dari pengacara?Tak pernah terpikirkan untuk mengembalikan uang 12 miliar itu.Ibarat kata aku sudah makan sampai habis dan sekarang ingin aku untuk memuntahkannya kembali?Uang 12 miliar itu diperkirakan sudah hampir habis, bagaimana caranya untuk mengembalikan uang 12 miliar itu?Megan Shimon merasa seperti terjun bebas dari surga ke neraka. Dia mencubit tangannya namun tidak merasakan sakit. Dia tidak pernah menyangka bahwa siaran langsung ini benar benar menamparnya. Charlotte Shimon seperti naik ke surga dengan begitu sombongnya dan didukung oleh Lucas Hank.“Nona Megan, apa… apa yang terjadi?” Lauren Keith tertegun, dia tidak bisa bereaksi sama sekali, dia menatap Megan Shimon dengan mata yang tak berdaya.Wajah Megan Shimon muram dan sangat buruk."Nona Mega
Saat ini, Charlotte Shimon melihat asisten diam-diam mengirim tanda “OK” dan pakaian yang dipakai oleh Victoria Anne semua terjual habis.SEMUA TERJUAL HABIS.Charlotte Shimon bertanya kepada asistennya dengan tatapan tidak percaya, "Apakah semuanya sudah terjual?"Asisten ini juga pertama kali melihat kekuatan dari Victoria Anne, si ratu penjualan, dia mengangguk, "Ya, dalam tiga detik setelah link disebar."Ya, ampun, itu sangat luar biasa!Charlotte Shimon menatap Victoria Anne.Komentar di ruang siaran semakin banyak. --- Aduhhhh, aku kehabisan.--- Tanganku lambat.--- Vic cantik, anting yang kau pakai bagus banget, minta linknya.--- Link tas dan sepatu, aku mau semuanya!Semua pakaian Victoria Anne habis diborong oleh para penonton yang ada di siaran langsung. Asisten hanya mengirim tautannya dan BOOM, barang habis terjual dalam hitungan detik.Victoria Anne tidak perlu mencoba semua pakaian yang dijualnya. Dan itu akan memakan waktu banyak jika dia harus mencoba setiap
Di ruang siaran, mata asisten berbinar-binar, "Wow! Nona Victoria, ada penonton kaya yang datang, ini hadiah yang sangat besar."Charlotte Shimon melihat jumlah angka nol di bagian belakang koin emas dan tidak dapat menahan ekspresi wajahnya. Dia terkejut, "Apa yang dikatakan penonton ini, apakah dia ingin Vic mengatakan bahwa Vic mencintainya?"Victoria Anne menganti setelan jas hitam dan sekarang mengenakan kaos putih polos biasa. Matanya yang menawan melihat kata-kata dari penonton ini---katakan kau mencintaiku. ...“Nona Victoria, netizen memang seperti ini. Ada banyak orang iseng, jangan diambil pusing, aku akan mengembalikan uang ini kepadanya nanti!” kata asisten.Victoria Anne mengedipkan matanya, dengan bibirnya yang merah berkata, "Tidak perlu repot-repot begitu, tidak mudah untuk mendapatkan hadiah sebesar ini. Aku tidak masalah untuk mengatakannya, lagipula penonton ini juga sudah menghabiskan uangnya untuk kita."“Nona Victoria, apakah kau benar-benar ingin mengatak
Baru saja Victoria Anne ingin berbicara, tapi James Coleman sudah menutup teleponnya.“Nyonya Victoria, apa yang terjadi di sini? Siapa yang melakukan semua ini?” Asisten itu bertanya dengan sangat cemas.Victoria Anne meletakkan ponselnya di tas dan segera berdiri, "Kau tidak akan bisa melawan orang ini, jangan khawatir, aku akan mengurusnya."Victoria Anne pergi....Victoria Anne pergi ke Moon River Villa dan menekan bel.Pintu villa terbuka dan James Coleman muncul di depannya.Sesampainya di sana, James Coleman melepaskan mantelnya, sekarang dia hanya mengenakan kemeja garis tipis biru tua dan celana hitam. "Sudah sampai? Kebetulan aku sedang memasak, cuci tangan dan makanlah bersama." James Coleman kembali ke dapur.Victoria Anne melepaskan sepatunya lalu mengikutinya ke dapur. Dia melihat James Coleman sedang memasak dengan penuh konsentrasi. Pria yang bisa memasak adalah yang paling sexy. Dia membuat dua porsi steak dan spageti. Sungguh terlihat sangat mengiurkan.Wa
Saat itu Victoria Anne hidup sebatang kara di luar kota. Dia berbaring di tempat tidur dan melihat sprei yang basah kuyup. Malam itu sepi, ruangan pun terasa sangat sunyi, tidak ada suara sama sekali, hening, membuatnya merasa takut.Berbaring di tempat tidur, badannya sakit sampai mati rasa, tiba-tiba terdengar suara “tak tak tak”. Darah menetes dari sprei ke lantai setetes demi setetes.Dia mendengarkan suara darahnya yang menetes dan merasakan ada sesuatu yang mengelupas dari tubuhnya, tetapi rasa sakit itu tidak sebanding dengan rasa sakit yang dirasakan hatinya. Dia mengulurkan tangannya untuk menutupi wajahnya yang penuh keringat dingin dan menangis terisak-isak. Tiba-tiba dia tersadar bahwa dalam balas dendam ini, James Coleman membutuhkan waktu sepuluh tahun untuk memupuk dan membangun jati diri Victoria Anne, namun hanya butuh sekejap baginya untuk menghancurkan itu semua. ...James Coleman keluar dari kamar mandi, dia berdiri di samping tempat tidur dengan handuk di tang
Dia tidak akan pernah hamil lagi, jadi tidak perlu minum obat ini.James Coleman menatapnya, tetapi Victoria Anne bergerak satu langkah lebih cepat dan berdiri, "Kau bisa menikmati makan malam perlahan, aku akan pulang dulu.""Vic!" James Coleman menyambar, tatapan ingin tahu tertuju pada wajah pucatnya, matanya mencoba menembusnya seperti sinar X-Ray, "Ada apa denganmu?""Ada apa denganku? Kaulah yang berbuat semua ini. Tidakkah seharusnya kau tahu apa yang salah denganku?" Ekspresi Victoria Anne kembali normal. Dia mengangkat tangannya dan membersihkan rambut yang ada di pipinya, "Aku sama sekali tidak merasa nyaman di sekitarmu. Tuan Coleman, berlatihlah lebih banyak. Aku menantikan hari kau bisa menaklukkanku."Setelah berbicara, Victoria Anne membalikkan badan dan pergi.Wajah James Coleman tidak pernah terlihat lebih jelek dari ini, dia mengecapkan bibirnya hingga pucat, dia tidak menyangka bahwa Victoria Anne berani memprovokasinya dengan hal yang sama berulang kali.Victo
Di dalam kamar, Nyonya Lewis sudah siuman. Meski wajahnya masih pucat, postur tubuhnya tetap anggun layaknya wanita tua berkuasa dari keluarga terpandang.Sonia berdiri di sebelah nyonya Lewis. Sonia adalah sesosok perempuan yang memiliki kepribadian yang polos dan lincah. Nyonya Lewis, seorang yang telah memakan banyak asam garam kehidupan mahir dalam melihat kepribadian orang. Dia merasa Sonia mempunyai kepribadian yang baik sehingga memintanya untuk tinggal bersamanya.Tiba-tiba Direktur Collins memasuki ruangan dan Nyonya Lewis tersenyum gembira, "Direktur Collins, di mana malaikatku, di mana malaikat penolongku?"Saat itu adalah kali pertama Paul Collins melihat Nyonya Lewis menyukai seorang gadis dan setiap gadis yang disukai oleh Nyonya Lewis akan mempunyai masa depan yang cerah."Nyonya Lewis, kau ingin sekali bertemu dengan malaikat penolongmu. Sekarang dia berada di luar, tapi aku harus mengingatkanmu jangan terlalu bersemangat. Meskipun jarum akupuntur telah menstabilkan
Nyonya Lewis yang selalu hidup dalam lingkaran orang terpandang selama beberapa dekade sudah sering dan banyak melihat berbagai macam teknik penipuan. Matanya seperti antena yang sudah terlatih untuk mendeteksi suatu kebohongan.Dia mengkritik Megan Shimon dengan tajam, setiap kata dan kalimat serasa menyayatnya, ditambah dengan kalimat terakhir yang mengejutkan semua orang.Seluruh isi ruangan sunyi, bahkan suara jarum yang jatuh ke lantai bisa terdengar.Reporter media pun sampai lupa mengambil foto, hanya memandang Nyonya Lewis dengan tatapan yang kosong.Sonia tersentak, dia mengira kakeknya adalah orang yang paling mengerikan. Namun ternyata tidak ada apa-apa dibandingkan dengan Nyonya Lewis, bagaikan langit dan bumi.Tujuan Sonia datang ke sini hari ini sebenarnya hanya untuk menemani Nyonya Lewis. Sekarang Charlotte Shimon telah dikeluarkan dari lembaga penelitian, saat Nyonya Lewis bangun, dia harus memantau keadaan sekitar dan melaporkan semua yang terjadi kepada Charlott
Bella melihatnya tidak bicara dan mendadak merasa sedikit tidak yakin. Pertama dia tidak tahu apakah Hugh percaya atau tidak, kedua dia tidak tahu apakah Hugh bersedia bertanggung jawab. Bella mengenakan pakaiannya dengan cepat dan mengejar lelaki itu.“Kak Hugh, sekarang aku milikmu, kamu tahu sendiri perasaanku padamu. Aku menyukaimu dan hanya ingin menikah denganmu saja. Sekarang kesucianku sudah kuberikan padamu, kalau kamu nggak mau tanggung jawab, aku akan … aku akan bunuh diri!”Bella terisak hebat sedangkan Hugh hanya diam tidak berbicara.“Kak Hugh, kalau gitu akan mau mati saja,” kata Bella sambil berbalik untuk membanting dirinya ke tembok.Tiba-tiba Hugh mengulurkan tangannya dan menarik perempuan itu sambil berkata, “Bella, kamu ngapain? Aku nggak bilang nggak mau tanggung jawab!”Bella terlonjak dalam hati. Maksudnya lelaki itu mau bertanggung jawab pada dirinya?“Kak Hugh, aku tahu Kakak ada perasaan padaku,” ujar Bella dan langsung memeluk pinggang lelaki itu. Wajahnya
Sakit sekali. Kedua mata Bella berair karena rasa sakit yang luar biasa menyiksanya. Bella mendongak dan menatap lelaki yang ada di atas kasur dengan memelas dan merengek, “Bos.”Hugh berbalik dan kembali memunggungi perempuan itu. Detik itu juga Bella curiga jangan-jangan Hugh sengaja melakukan hal ini. Lelaki itu sengaja mempermainkannya dan menendangnya hingga jatuh. Sebagai seorang perempuan, ditendang hingga jatuh dari kasur merupakan sesuatu yang begitu memalukan.Bella merangkak naik lagi ke sisi Hugh dan melihat lelaki itu yang kedua matanya masih terpejam. Napasnya tampak teratur dan terlihat memang tertidur karena mabuk.“Bos, Bos,” panggil Bella beberapa kali.Hugh tidak ada reaksi dan tetap tidur. Bella merasa sedikit aneh, jangan-jangan dia yang terlalu banyak berpikir yang aneh-aneh? Lelaki ini pasti sudah mabuk karena sudah menghabiskan begitu banyak alkohol. Dia mendorong pintu kamar mandi dan memutuskan untuk mandi terlebih dahulu.Setelah itu dia mengenakan bathrobe p
“Bos, kenapa minum sendirian? Sini, biar aku temani.”Bella menuangkan satu gelas alkohol untuk dirinya sendiri dan menghabiskannya dalam sekali tegukan. Hugh tidak melihat perempuan itu, tetapi dia tidak menjauhkannya juga. Setelah Bella menghabiskan satu gelas alkohol, Hugh juga ikut menghabiskan satu gelas lagi.Bella melihat ada harapan karena dulu Hugh pasti akan mengabaikannya. Ternyata kepergian Brenda membuatnya memiliki tempat di sisi lelaki itu. Semua usahanya akhirnya terbayarkan.“Bos, Bos terlihat nggak senang karena Brenda? Dia benar-benar nggak tahu bersyukur, mungkin karena terlalu sering dimanja. Brenda nggak bisa jadi istri yang baik, tapi juga nggak bisa jadi ibu yang baik. Dia nggak bisa menyayangimu. Hidup dengan perempuan itu pasti sangat melelahkan. Bos, lupakan saja dia.”Bella menuangkan satu gelas alkohol lagi untuk Hugh. Lelaki itu hanya diam saja dan menerima alkohol dari Bella serta menghabiskannya. Perempuan itu lanjut menuangkan alkohol pada Hugh dan deng
Mendengar Brenda memanggilnya dengan sebutan “Suami” membuat Hugh langsung melayangkan kecupan dalam di bibir perempuan itu.***Bella terlihat sangat panik karena dia selalu menunggu saat-saat di mana Hugh dan Brenda akan cerai. Dengan begitu dia akan mudah untuk kembali dengan Hugh. Teman baiknya yang bernama Jenny berlari ke arahnya. Jenny merupakan orang yang menggantikan vitamin kalsium menjadi obat penggugur janin dan memberikannya pada Brenda. Dengan bahagia dia berkata, “Bella, aku kasih tahu sebuah kabar baik!”“Kabar baik apa?”“Bos sama Brenda sedang ribut. Brenda sampai pindah keluar.”“Benarkah?” tanya Bella dengan kedua mata berbinar.“Tentu saja beneran! Kamu boleh lihat sendiri, ada banyak orang yang lagi tahan dia. Aku juga baru dari sana dan langsung kasih tahu kamu kabar baik ini.”“Kalau gitu buruan kita ke sana!”Bella bergegas berlari ke tempat Hugh dan ternyata di sana sudah ada banyak orang. Kedua suami istri itu sudah saling melempar seruan dengan wajah memerah
Kenapa bahas tentang ini lagi? Hugh khawatir Brenda akan marah dan ngambek lagi. Dengan cepat dia memeluk Brenda dan dengan memelas berkata, “Sudahlah Brenda, kamu maafkan aku saja. Aku juga nggak ingin bunga-bunga jelek itu.”Brenda memeluk pinggul lelaki itu dan bertanya, “Lalu apa rencana kamu untuk memberikan Bella pelajaran?”Hugh berpikir sesaat kemudian membisikkan idenya pada Brenda dan disambut dengan anggukan kepala oleh perempuan itu. Dia merasa ide lelaki itu sangat cemerlang.“Kalau gitu kita jalankan! Nggak perlu takut Bella tunjuk wujud aslinya.”“Iya.”“Kamu buruan bangun, Joan sudah mau pulang.”Hugh mengusap wajah cantik perempuan itu dan mengecupnya sambil berkata, “Masih ada sedikit waktu, aku masih mau sama kamu.”Brenda merasa hatinya dipenuhi dengan bunga-bunga. Kedua tangannya melingkari leher lelaki itu dan membalas kecupannya. Sesaat kemudian Brenda merasakan tangan lelaki itu sudah sampai di kancing bajunya. Dengan cepat dia menghentikan Hugh dan berbisik, “N
Ciuman tersebut membuat keduanya tidak rela untuk menyudahinya. Saat ciumannya terhenti, Hugh masih memeluk tubuh perempuan itu dengan erat.“Brenda, aku nggak berani melepaskan peganganku karena semuanya terlalu indah. Seperti aku sedang bermimpi! Aku takut begitu aku melepaskanmu, aku akan tersadar dari mimpi ini.”Brenda menggigit sudut bibir lelaki itu pelan dan membuat Hugh merintih dan membuka matanya. Bola mata jernih Brenda menatap lelaki itu dengan dalam dan penuh arti sambil bertanya, “Sekarang kamu masih merasa sedang bermimpi?”“Nggak, semua ini nyata! Kamu ada di depanku!” kata Hugh sambil tersenyum lebar.Brenda menenggelamkan dirinya dalam lelaki itu lagi dan membuka hatinya dengan semakin lebar. Hugh mengelus rambut Brenda dan berkata, "Brenda, kita berempat harus bersama dan hidup bahagia. Kamu nggak boleh apa-apain lagi anak di perutmu ini ya?” Tangan Hugh berada di perut rata Brenda.“Kapan aku pernah apa-apain anak di perutku ini? Meski aku dulu benci denganmu, aku
Brenda ingin mendorongnya menjauh tetapi lelaki itu tidak berpindah sama sekali. Mungkin karena dia memang sudah memakai hati dan jatuh cinta pada lelaki itu. Hugh membopong tubuh perempuan itu dan membawa ke mobil kemudian pulang ke rumah.***Brenda sedang baring di kasur untuk istirahat. Lengan Hugh melingkari tubuhnya dari belakang dan memeluknya dengan erat. Saat ini mereka berdua hanya diam dan tidak berbicara, tetapi hati kedua orang tersebut seakan sedang saling terhubung dan berdekatan.Perempuan itu masih memunggungi Hugh dan hanya dibatasi dengan selembar kain tipis. Meski begitu, Brenda masih bisa merasakan detakan jantung lelaki di belakangnya. Hugh mengecup rambut lembut perempuan itu dan berkata,“Brenda, aku tahu kalau aku sudah melakukan banyak kesalahan dulu. Oleh karena itu aku nggak berani berpikir kalau kamu akan jatuh cinta padaku suatu hari nanti. Harapan paling besar dari diri aku adalah kamu bisa selalu berada di sampingku dan menerima cintaku serta menjadi ist
Terlihat seseorang yang berbaring di aspal karena telah ditabrak oleh mobil. Di sekitarnya ada jejak darah yang tampak begitu banyak.Karena ada beberapa orang yang berdiri di depannya, Brenda masih belum bisa melihat wajah korban kecelakaan dengan jelas. Akan tetapi kedua kakinya sudah melemas dan pikirannya mendadak menjadi kosong. Apakah orang itu adalah Hugh? Tadi lelaki itu bilang mau mengambil barang dan sampai sekarang masih belum kembali.Kedua bola mata Brenda perlahan memerah dan tampak berkaca-kaca. Satu kedipan saja sudah berhasil membuat tetesan air matanya luruh membasahi pipi mulusnya. Brenda menangis karena merasa takut. Dia takut kalau orang itu ternyata adalah Hugh.“Permisi! Tolong kasih jalan!”Mobil ambulans telah datang dan para petugas akan mengangkat korban kecelakaan tersebut untuk dibawa ke rumah sakit. Brenda melihat wajah korban tersebut dengan jelas dan ternyata bukan Hugh.“Brenda!”Terdengar sebuah suara dari balik tubuhnya. Dengan cepat Brenda membalikka
Joan sudah pulang ke rumah dan mereka juga sudah makan malam bersama. Hingga tiba waktunya untuk tidur, Hugh ternyata ikut tidur di kasur dengan Brenda dan Joan. Dia kekeh ingin tidur di dalam kamar dan enggan keluar meski sudah diusir oleh Brenda.“Hugh, kamu minggir!” kata Brenda dan hendak mendorong lelaki itu.Akan tetapi tubuh besar Hugh tidak bergeser sedikit pun. Bahkan bergerak saja tidak! Lelaki itu justru mengulurkan tangannya dan memeluk Brenda sambil berkata, “Katanya perempuan itu suka ngomong yang sebaliknya. Di mulut memang ngomong nggak mau, tapi dalam hati justru mau. Aku tahu kamu ingin aku tidur denganmu.”Joan terkekeh bahagia dan berkata, “Benar! Kita itu memang suka ngomong yang kebalikannya. Lain kali Papi harus tidur bersama dengan kami.”Brenda hanya terdiam pasrah. Setelah dia menidurkan Joan, Brenda tidak ingin bergerak lagi. Karena sedari tadi sibuk berontak, sekarang dia merasa tidak ada sisa kekuatan lagi dan sedikit capek. Perempuan yang ada dalam pelukan