Lucas Hank langsung mengerutkan alis. "Apa? Chelsea sudah dua kali mengambil darah jantung. Apakah dia sudah tidak mau hidup lagi? Dia akan mati kalau mengambilnya untuk ketiga kali!"Lucas Hank tidak menyangka putri kesayangannya akan membuat keputusan sepenting ini tanpa sepengetahuan mereka. Dia bahkan tidak berdiskusi dengan mereka sama sekali.Charlotte Shimon menatap putrinya. "Kita bawa Chelsea ke atas dulu, aku akan memberinya akupuntur.""Baik."...Chelsea sudah siuman, dia langsung duduk di tempat tidur, dan memanggil, "Julius Hill!"Setelah melihat sekeliling, dia baru menyadari bahwa sekarang dia tidak sedang bersama Julius Hill, tetapi sudah kembali ke rumahnya.Dia bermimpi buruk tadi. Dia bermimpi Julius Hill jatuh dalam genangan darah.Tidak.Itu bukan mimpi.Racun Julius Hill benar-benar kambuh, dia mungkin masih koma.Chelsea segera mengangkat selimut dan ingin turun dari tempat tidur. Namun ketika kakinya menyentuh tanah, dia merasa tidak bertenaga, dan langsung j
Chelsea menatap Julius Hill, dan akhirnya berkata dengan lembut, "Sudahlah Suamiku, lupakan aku saja …” Dia sebaiknya melupakannya.Karena jika dia selalu menyimpannya dalam hatinya, dia akan sangat menderita, dan Chelsea tidak ingin dia menderita, dia hanya ingin Julius Hill sehat dan bahagia.Chelsea mencium keningnya dengan lembut, "Suamiku, selamat tinggal, aku mungkin tidak akan pernah melihatmu lagi."...Julius Hill bermimpi indah. Dia memimpikan Chelsea.Chelsea duduk di samping tempat tidurnya, mengusap wajah tampannya, dan menciumnya.Dia seperti mengatakan sesuatu padanya, tetapi dia tidak bisa mendengarnya dengan jelas. Dia berusaha keras mendengarkannya. Pada saat ini, dia merasa wajahnya basah, seolah-olah air mata jatuh di wajahnya, lalu dia membuka matanya.Dia sekarang berbaring di kamarnya, dan ada tangan yang menyentuh wajahnya.Tangan ini nyata, ada yang sedang menyentuh wajahnya.Ternyata dia ada di sisinya.Sepertinya dia tidak bermimpi.Julius Hill memegang tan
"Tuan!""Julius Hill!"Semua orang berteriak....Julius Hill jatuh koma lagi. Dia bermimpi buruk, dia memimpikan kejadian lima tahun lalu.Pada saat itu, Chelsea dikendalikan oleh lonceng iblis, dia bertanya padanya --- Chelsea, apakah kau pernah mencintaiku?Chelsea menatapnya dengan dingin --- tidak pernah.Julius Hill mulai demam lagi dan racun rumput patah hati dalam tubuhnya kambuh. Kali ini lebih ganas. Dia merasa seperti sedang ditusuk-tusuk jarum, seperti ada yang sedang menusuknya.Setelah beberapa saat, dia perlahan membuka matanya.Dia masih berada di kamarnya dan berbaring di tempat tidur, sepertinya tidak ada yang berubah. Jika dia menoleh, akan bisa melihat wajah kecil Chelsea, yang bersandar dengan manis di lengannya dan memanggilnya sambil tersenyum -- Suamiku, selamat pagi.Namun, tidak ada orang di sisinya, dia sudah pergi.Dia sudah meninggalkannya.Julius Hill duduk perlahan dan melihat seseorang yang dia kenal berdiri di dekat jendela, tetua sudah datang."Julius,
Charlotte Shimon bergegas datang. "Chelsea, apakah kau ingin bertemu dengan Julius Hill?"Sebenarnya, dia sudah menduga Chelsea akan bertemu dengan Julius Hill. Julius Hill sudah datang dan menunggunya di luar. Bagaimana mungkin dia bisa menolak?"Ya, Bu, aku ingin bertemu dengannya.""Baik."Chelsea menyentuh wajah pucatnya. "Bu, apakah aku terlihat jelek sekarang? Aku tidak ingin dia melihatku seperti ini, aku ingin sedikit memakai perona pipi."Dia takut Julius Hill tahu dia sakit, jadi dia ingin menutupinya dengan perona pipi.Charlotte Shimon mengangguk. "Oke, aku akan mengaturnya."...Sekarang sedang hujan di luar, Sven datang dengan membawa payung hitam dan membujuk dengan cemas, "Tuan, Nyonya tidak akan menemuimu, jangan menunggu lagi. Berdiri di bawah hujan tidak baik untuk kesehatan.”Tidak ada ekspresi di wajah Julius Hill. Dia melihat ke pintu yang tertutup di depannya dan berkata dengan acuh tak acuh, "Kau tidak perlu mengkhawatirkan aku, kau bisa pergi.""Tuan.""Perg
Chelsea menggigit bibir bawahnya dengan kencang hingga sangat kesakitan lalu mati rasa, tetapi dia melepaskan jari Julius Hill satu demi satu. "Julius Hill, aku benar-benar tidak menyukaimu yang seperti ini. Cepat bangkit, jangan membuatku memandang rendah dirimu."Setelah berbicara, dia masuk.Pintu villa ditutup dengan kencang di depannya dan cahaya di mata Julius Hill menjadi gelap saat dia menghilang.Sejak itu, dunianya sudah tidak berwarna.Julius Hill merasa darah keluar dari tenggorokannya. Dia mengulurkan tangannya dan menyeka darah yang mengalir dari sudut bibirnya.Malam ini, hujan dan air mata bercampur darah membuatnya merasa sangat kedinginan. Dalam beberapa tahun terakhir, dia sering terbangun dari mimpi buruk yang menghantuinya sejak lima tahun lalu. Sekarang dia menyadari lima tahun yang sudah dia lalui bukanlah masa-masa tersulitnya, tetapi sekarang...Jika mengetahui hari ini akan datang, dia lebih baik mati sejak lima tahun lalu.Julius Hill menutup matanya lalu ja
Ketika Brenda Wright mengetahui kabar ini, semuanya sudah terlambat. Dia bergegas mencari Julius Hill.Julius Hill baru pulang, tetapi dia tidak pulang sendirian. Dia ditemani oleh Jun Fowler yang cantik dan lembut.Brenda Wright tidak tahu yang terjadi antara adiknya dan Chelsea, tetapi Chelsea sekarang sedang hamil, sedangkan Julius Hill sudah bersama Jun Fowler. Ini membuat Brenda Wright sangat marah, "Adik."Julius Hill berjalan mendekatinya. Setelah minum pil ketiga, kesehatannya sudah pulih, tetapi wajahnya masih pucat dan dia tampak sangat dingin, "Kakak."Brenda Wright menatap Jun Fowler. "Siapa dia?"Tidak ada ekspresi di wajah Julius Hill, hanya berkata dengan santai, "Jun Fowler, pasangan nikahku.""Apa?" Brenda Wright membelalakkan matanya, "Julius, apakah kau gila, kau dan Chelsea ..."Julius Hill langsung menyela, "Aku tidak ingin mendengar nama itu lagi. Hubungan kami sudah berakhir."Brenda Wright mengangkat tangannya dan langsung menampar Julius Hill.Plak!Julius Hil
Brenda Wright juga tidak melawan, membiarkan Hugh Randall menggendongnya ke kamar mandi.Hugh Randall menurunkannya, lalu mengangkat alisnya, "Apakah kau akan membantu melepaskan pakaianku, atau aku lakukan sendiri?"Brenda Wright mengerutkan bibirnya. "Tentu saja aku akan membantumu melepasnya. Karena aku sudah bilang akan melayanimu, tentu harus memberikan paket lengkap."Sambil berbicara, Brenda Wright membantu Hugh Randall membuka kancing pakaiannya.Hugh Randall sangat bersemangat. Dia benar-benar tidak pernah mendapatkan perlakuan yang begitu istimewa selama ini. Dia merasa curiga apakah yang tidak beres dengan Brenda Wright.“Brenda, kalau begitu apakah kau akan melepaskan pakaianmu sendiri atau aku lepaskan untukmu?” Hugh Randall sudah tidak sabar.Brenda Wright meliriknya dengan genit. "Mengapa kau begitu jahat? Aku sudah melepaskan pakaianmu, apakah harus melepaskan pakaianku sendiri juga? Tentu saja kau yang membantuku melepaskannya!"Hugh Randall seperti sedang bermimpi.
Janet tidak tahu mengapa Hugh Randall tidak menyentuhnya. Dia tidak berani bertanya. Dia tidak tahu apakah wanita lain juga sama seperti dia. Dia juga tidak berani bertanya.Sekarang Hugh Randall sudah memilihnya dan akan menginap di kamarnya. Janet merasa sangat senang dan akan memanfaatkan kesempatan ini untuk menjadi wanita Hugh Randall sesegera mungkin.Pintu kamar segera dibuka dan Hugh Randall masuk."Raja Hugh, kau sudah datang." Janet segera berlari dan menempelkan tubuhnya dalam pelukan Hugh Randall.Hugh Randall menutup pintu, lalu mendorong keningnya, dan mengerutkan alisnya dengan jijik. "Apa yang kau usap di tubuhmu? Mengapa baunya begitu menyengat?""Ini adalah bau parfum, bukannya baunya sangat enak?"“Apakah kau ingin menutupi bau di tubuhmu, mengapa menuangkan sebotol parfum ke tubuhmu?” Hugh Randall berkata tanpa basa-basi."..." Bagaimanapun, dia juga seorang gadis, mengapa dia begitu kejam?Janet sudah merasa sikapnya masih acuh tak acuh seperti dulu, tetapi dia
Bella melihatnya tidak bicara dan mendadak merasa sedikit tidak yakin. Pertama dia tidak tahu apakah Hugh percaya atau tidak, kedua dia tidak tahu apakah Hugh bersedia bertanggung jawab. Bella mengenakan pakaiannya dengan cepat dan mengejar lelaki itu.“Kak Hugh, sekarang aku milikmu, kamu tahu sendiri perasaanku padamu. Aku menyukaimu dan hanya ingin menikah denganmu saja. Sekarang kesucianku sudah kuberikan padamu, kalau kamu nggak mau tanggung jawab, aku akan … aku akan bunuh diri!”Bella terisak hebat sedangkan Hugh hanya diam tidak berbicara.“Kak Hugh, kalau gitu akan mau mati saja,” kata Bella sambil berbalik untuk membanting dirinya ke tembok.Tiba-tiba Hugh mengulurkan tangannya dan menarik perempuan itu sambil berkata, “Bella, kamu ngapain? Aku nggak bilang nggak mau tanggung jawab!”Bella terlonjak dalam hati. Maksudnya lelaki itu mau bertanggung jawab pada dirinya?“Kak Hugh, aku tahu Kakak ada perasaan padaku,” ujar Bella dan langsung memeluk pinggang lelaki itu. Wajahnya
Sakit sekali. Kedua mata Bella berair karena rasa sakit yang luar biasa menyiksanya. Bella mendongak dan menatap lelaki yang ada di atas kasur dengan memelas dan merengek, “Bos.”Hugh berbalik dan kembali memunggungi perempuan itu. Detik itu juga Bella curiga jangan-jangan Hugh sengaja melakukan hal ini. Lelaki itu sengaja mempermainkannya dan menendangnya hingga jatuh. Sebagai seorang perempuan, ditendang hingga jatuh dari kasur merupakan sesuatu yang begitu memalukan.Bella merangkak naik lagi ke sisi Hugh dan melihat lelaki itu yang kedua matanya masih terpejam. Napasnya tampak teratur dan terlihat memang tertidur karena mabuk.“Bos, Bos,” panggil Bella beberapa kali.Hugh tidak ada reaksi dan tetap tidur. Bella merasa sedikit aneh, jangan-jangan dia yang terlalu banyak berpikir yang aneh-aneh? Lelaki ini pasti sudah mabuk karena sudah menghabiskan begitu banyak alkohol. Dia mendorong pintu kamar mandi dan memutuskan untuk mandi terlebih dahulu.Setelah itu dia mengenakan bathrobe p
“Bos, kenapa minum sendirian? Sini, biar aku temani.”Bella menuangkan satu gelas alkohol untuk dirinya sendiri dan menghabiskannya dalam sekali tegukan. Hugh tidak melihat perempuan itu, tetapi dia tidak menjauhkannya juga. Setelah Bella menghabiskan satu gelas alkohol, Hugh juga ikut menghabiskan satu gelas lagi.Bella melihat ada harapan karena dulu Hugh pasti akan mengabaikannya. Ternyata kepergian Brenda membuatnya memiliki tempat di sisi lelaki itu. Semua usahanya akhirnya terbayarkan.“Bos, Bos terlihat nggak senang karena Brenda? Dia benar-benar nggak tahu bersyukur, mungkin karena terlalu sering dimanja. Brenda nggak bisa jadi istri yang baik, tapi juga nggak bisa jadi ibu yang baik. Dia nggak bisa menyayangimu. Hidup dengan perempuan itu pasti sangat melelahkan. Bos, lupakan saja dia.”Bella menuangkan satu gelas alkohol lagi untuk Hugh. Lelaki itu hanya diam saja dan menerima alkohol dari Bella serta menghabiskannya. Perempuan itu lanjut menuangkan alkohol pada Hugh dan deng
Mendengar Brenda memanggilnya dengan sebutan “Suami” membuat Hugh langsung melayangkan kecupan dalam di bibir perempuan itu.***Bella terlihat sangat panik karena dia selalu menunggu saat-saat di mana Hugh dan Brenda akan cerai. Dengan begitu dia akan mudah untuk kembali dengan Hugh. Teman baiknya yang bernama Jenny berlari ke arahnya. Jenny merupakan orang yang menggantikan vitamin kalsium menjadi obat penggugur janin dan memberikannya pada Brenda. Dengan bahagia dia berkata, “Bella, aku kasih tahu sebuah kabar baik!”“Kabar baik apa?”“Bos sama Brenda sedang ribut. Brenda sampai pindah keluar.”“Benarkah?” tanya Bella dengan kedua mata berbinar.“Tentu saja beneran! Kamu boleh lihat sendiri, ada banyak orang yang lagi tahan dia. Aku juga baru dari sana dan langsung kasih tahu kamu kabar baik ini.”“Kalau gitu buruan kita ke sana!”Bella bergegas berlari ke tempat Hugh dan ternyata di sana sudah ada banyak orang. Kedua suami istri itu sudah saling melempar seruan dengan wajah memerah
Kenapa bahas tentang ini lagi? Hugh khawatir Brenda akan marah dan ngambek lagi. Dengan cepat dia memeluk Brenda dan dengan memelas berkata, “Sudahlah Brenda, kamu maafkan aku saja. Aku juga nggak ingin bunga-bunga jelek itu.”Brenda memeluk pinggul lelaki itu dan bertanya, “Lalu apa rencana kamu untuk memberikan Bella pelajaran?”Hugh berpikir sesaat kemudian membisikkan idenya pada Brenda dan disambut dengan anggukan kepala oleh perempuan itu. Dia merasa ide lelaki itu sangat cemerlang.“Kalau gitu kita jalankan! Nggak perlu takut Bella tunjuk wujud aslinya.”“Iya.”“Kamu buruan bangun, Joan sudah mau pulang.”Hugh mengusap wajah cantik perempuan itu dan mengecupnya sambil berkata, “Masih ada sedikit waktu, aku masih mau sama kamu.”Brenda merasa hatinya dipenuhi dengan bunga-bunga. Kedua tangannya melingkari leher lelaki itu dan membalas kecupannya. Sesaat kemudian Brenda merasakan tangan lelaki itu sudah sampai di kancing bajunya. Dengan cepat dia menghentikan Hugh dan berbisik, “N
Ciuman tersebut membuat keduanya tidak rela untuk menyudahinya. Saat ciumannya terhenti, Hugh masih memeluk tubuh perempuan itu dengan erat.“Brenda, aku nggak berani melepaskan peganganku karena semuanya terlalu indah. Seperti aku sedang bermimpi! Aku takut begitu aku melepaskanmu, aku akan tersadar dari mimpi ini.”Brenda menggigit sudut bibir lelaki itu pelan dan membuat Hugh merintih dan membuka matanya. Bola mata jernih Brenda menatap lelaki itu dengan dalam dan penuh arti sambil bertanya, “Sekarang kamu masih merasa sedang bermimpi?”“Nggak, semua ini nyata! Kamu ada di depanku!” kata Hugh sambil tersenyum lebar.Brenda menenggelamkan dirinya dalam lelaki itu lagi dan membuka hatinya dengan semakin lebar. Hugh mengelus rambut Brenda dan berkata, "Brenda, kita berempat harus bersama dan hidup bahagia. Kamu nggak boleh apa-apain lagi anak di perutmu ini ya?” Tangan Hugh berada di perut rata Brenda.“Kapan aku pernah apa-apain anak di perutku ini? Meski aku dulu benci denganmu, aku
Brenda ingin mendorongnya menjauh tetapi lelaki itu tidak berpindah sama sekali. Mungkin karena dia memang sudah memakai hati dan jatuh cinta pada lelaki itu. Hugh membopong tubuh perempuan itu dan membawa ke mobil kemudian pulang ke rumah.***Brenda sedang baring di kasur untuk istirahat. Lengan Hugh melingkari tubuhnya dari belakang dan memeluknya dengan erat. Saat ini mereka berdua hanya diam dan tidak berbicara, tetapi hati kedua orang tersebut seakan sedang saling terhubung dan berdekatan.Perempuan itu masih memunggungi Hugh dan hanya dibatasi dengan selembar kain tipis. Meski begitu, Brenda masih bisa merasakan detakan jantung lelaki di belakangnya. Hugh mengecup rambut lembut perempuan itu dan berkata,“Brenda, aku tahu kalau aku sudah melakukan banyak kesalahan dulu. Oleh karena itu aku nggak berani berpikir kalau kamu akan jatuh cinta padaku suatu hari nanti. Harapan paling besar dari diri aku adalah kamu bisa selalu berada di sampingku dan menerima cintaku serta menjadi ist
Terlihat seseorang yang berbaring di aspal karena telah ditabrak oleh mobil. Di sekitarnya ada jejak darah yang tampak begitu banyak.Karena ada beberapa orang yang berdiri di depannya, Brenda masih belum bisa melihat wajah korban kecelakaan dengan jelas. Akan tetapi kedua kakinya sudah melemas dan pikirannya mendadak menjadi kosong. Apakah orang itu adalah Hugh? Tadi lelaki itu bilang mau mengambil barang dan sampai sekarang masih belum kembali.Kedua bola mata Brenda perlahan memerah dan tampak berkaca-kaca. Satu kedipan saja sudah berhasil membuat tetesan air matanya luruh membasahi pipi mulusnya. Brenda menangis karena merasa takut. Dia takut kalau orang itu ternyata adalah Hugh.“Permisi! Tolong kasih jalan!”Mobil ambulans telah datang dan para petugas akan mengangkat korban kecelakaan tersebut untuk dibawa ke rumah sakit. Brenda melihat wajah korban tersebut dengan jelas dan ternyata bukan Hugh.“Brenda!”Terdengar sebuah suara dari balik tubuhnya. Dengan cepat Brenda membalikka
Joan sudah pulang ke rumah dan mereka juga sudah makan malam bersama. Hingga tiba waktunya untuk tidur, Hugh ternyata ikut tidur di kasur dengan Brenda dan Joan. Dia kekeh ingin tidur di dalam kamar dan enggan keluar meski sudah diusir oleh Brenda.“Hugh, kamu minggir!” kata Brenda dan hendak mendorong lelaki itu.Akan tetapi tubuh besar Hugh tidak bergeser sedikit pun. Bahkan bergerak saja tidak! Lelaki itu justru mengulurkan tangannya dan memeluk Brenda sambil berkata, “Katanya perempuan itu suka ngomong yang sebaliknya. Di mulut memang ngomong nggak mau, tapi dalam hati justru mau. Aku tahu kamu ingin aku tidur denganmu.”Joan terkekeh bahagia dan berkata, “Benar! Kita itu memang suka ngomong yang kebalikannya. Lain kali Papi harus tidur bersama dengan kami.”Brenda hanya terdiam pasrah. Setelah dia menidurkan Joan, Brenda tidak ingin bergerak lagi. Karena sedari tadi sibuk berontak, sekarang dia merasa tidak ada sisa kekuatan lagi dan sedikit capek. Perempuan yang ada dalam pelukan