Chelsea mengangkat alisnya.Julius Hill bertanya dengan cemas, "Istriku, ada apa, kau tidak suka sup ini?"Chelsea berpikir itu mungkin hanya perasaannya, dia menggelengkan kepalanya. "Bukan, biarkan aku mencobanya lagi."Julius HIll menyuapinya lagi.Tetapi ketika sendok itu disodorkan, Chelsea merasa mual lagi. Kali ini dia tidak bisa menahannya, menekan dadanya, lalu membungkuk dan muntah.“Istriku, kau kenapa?” Julius Hill segera menepuk punggungnya.Chelsea tidak makan apa-apa, jadi hanya memuntahkan sedikit air asam, tetapi itu membuatnya merasa sangat tidak nyaman. Dia tampak sangat lemas.“Aku tidak mau minum sup ikan.” Chelsea berkata dengan pelan."Lalu kau mau makan apa, aku akan menyuruh koki segera memasaknya, sup ayam, sup iga, sup seafood," Julius HIll memberikan daftar menu beberapa sup.Chelsea bisa membayangkan betapa berminyaknya semua makanan itu, dia tidak berselera sama sekali. "Suamiku, aku ingin makan mi, makan yang sederhana saja."“Oke, aku akan menyuruh kok
Chelsea tidak yakin apakah dia hamil, lagi pula dia juga berdarah, meskipun hanya sedikit.Tidak, dia harus pergi ke rumah sakit.Chelsea mengenakan mantelnya dan pergi ke rumah sakit.…Di rumah sakit.“Dokter, aku ingin memeriksa apakah apakah aku hamil?” kata Chelsea."Oke, mari tes darah dulu." Dokter memberikan formulir.Chelsea membawa formulir itu ke tempat tes darah dan mengulurkan tangannya.Perawat berkata, "Nona, mengapa kau begitu pucat? Aku khawatir kau akan pingsan setelah ambil darah, di mana keluargamu? Apakah tidak ada orang yang menemanimu?"Wajah Chelsea memang sangat pucat, tubuhnya juga sangat lemas, seperti akan terbang jika tertiup angin."Keluargaku ada urusan hari ini, jadi aku datang sendiri. Aku baik-baik saja. Ambil saja darahku, aku tidak akan pingsan," Chelsea berkata dengan yakin.Perawat mengambil darah Chelsea. Chelsea merasa agak pusing, jadi dia duduk di bangku di koridor dan menunggu.Perawat menuangkan secangkir air panas untuknya, "Nona, minum dulu
"Iya, iya, kau tidak menggodaku. Aku yang tidak bisa mengendalikan diri. Puas?" Julius HIll membujuk.Chelsea tersenyum, "Itu baru benar."“Ayo, kita masuk.” Julius HIll menggandengan tangan Chelsea....Hari ini pelayan menyiapkan makan malam yang mewah. Julius HIll berkata, "Chelsea, aku tahu kau tidak suka makanan yang berminyak, aku menyuruh koki menyiapkan hidangan kesukaanmu. Kau terlalu kurus, harus makan lebih banyak."Hidangan hari ini memang terlihat lezat, tetapi Chelsea sepertinya mencium bau minyak lagi dan mengangkat alisnya."Chelsea, ayo cepat dimakan," Julius Hill mendekak.Agar Julius HIll tidak curiga dan khawatir, Chelsea mengambil sumpit dan makan sedikit, dia memang biasa makan sedikit, sudah berusaha makan sebanyak yang dia mampu."Suamiku, aku sudah kenyang.""Kau baru makan sedikit, ayo makan sedikit lagi."“Perutku sudah kenyang, kalau tidak percaya coba kau pegang.” Chelsea meraih tangan Julius Hill dan meletakkannya di perutnya.Julius Hill mengusap perutny
Julius Hill melihat pintu rumah sakit di depannya dan mengerutkan alis, "Apakah kau yakin istriku ada di rumah sakit?""Ya, Tuan, aku yakin, Nyonya datang ke rumah sakit pagi-pagi sekali," kata Sven."Oke, ayo masuk."Julius Hill membawa sekelompok orang masuk untuk mencari Chelsea. Ini adalah kedua kalinya Chelsea datang ke rumah sakit sendirian. Dia menyuruhnya agar menunggu dirinya pergi bersama, tetapi dia datang sendiri.Apakah ada masalah dengan tubuhnya?Julius Hill menjadi curiga dan sangat mencemaskan Chelsea.Di koridor, Julius Hill langsung melihat Chelsea. Saat ini, Chelsea sedang duduk di bangku di koridor. Wajahnya sangat pucat, dia sedang menunduk dan melamun, entah apa yang sedang dia pikirkan.Dia bahkan tidak menyadari ketika Julius Hill datang."Chelsea," Julius Hill memanggil.Mendengar suara yang akrab ini, Chelsea mendongak dan tertegun, "Suamiku, mengapa kau datang ke sini?"Julius Hill berjongkok di depannya dengan satu lutut dan memegang tangan kecilnya. Tangan
Dia berkata tidak akan ada orang lain, tidak akan pernah ada.Chelsea merasa dia sangat egois. Dia berharap Julius Hill akan selalu menjadi miliknya, tidak peduli sekarang atau di masa depan.Jika dia meninggal suatu hari nanti, dia ingin Julius Hill selalu mengingatnya.Namun, dia terlalu menderita dan kesepian jika sendirian. Jika ada wanita lain yang lebih baik yang mencintainya, Chelsea mungkin juga akan sangat senang.Karena itu, Chelsea sangat dilema.Chelsea membiarkan dia memeluknya dan mengangguk dengan lembut, "Ya."...Julius Hill membawa Chelsea pulang, karena Chelsea sudah hamil, Julius Hill sangat cemas."Istriku, kau sudah tidak bisa memakai pakaian yang biasa kau pakai. Aku sudah menyuruh pelayan mengganti pakaianmu di lemari. Mulai dari sekarang, kau akan memakai pakaian ibu hamil.""Istriku, aku sudah menyuruh pelayan menangani tempat-tempat yang rawan membuatmu terbentur di rumah, tetapi kau juga harus berhati-hati agar tidak terluka.""Dokter berkata kau harus menja
Ray Kecil tersenyum dalam perut ibunya -- Tidak masalah, yang penting kalian senang."Istriku, apakah kau lapar? Aku akan menyuruh pelayan membuatkan bubur ayam, aku akan menyuapimu."Chelsea merasa agak lapar. Mungkin karena hamil dan bayinya membutuhkan nutrisi, tetapi selera makannya tidak bagus. Dia akan merasa mual setiap kali memasukkan makanan ke dalam mulutnya.Dia tidak ingin makan, tetapi demi bayinya, dia mengangguk, "Oke, aku akan makan sedikit."Hal paling membahagiakan bagi Julius Hill sekarang adalah melihatnya makan, makin banyak makin baik, dia tidak ingin istri dan putranya kelaparan.Julius Hill menyuapinya, setelah Chelsea memakannya, dia bertanya, "Enak?"Tidak enak.Chelsea tersenyum, "Lumayan.""Kalau begitu habiskan semuanya."Chelsea tidak sanggup menghabiskannya, setelah makan setengah mangkuk bubur, dia sudah berhenti. Dia takut akan memuntahkan semua makanannya.Julius Hill menghabiskan sisa bubur dalam mangkuk. Dia merasa dalam masa kehamilannya, Chelsea ti
Perutnya benar-benar sangat sakit.Dua kali sebelumnya ketika mengambil darah jantung juga sangat sakit. Chelsea paling takut sakit sejak kecil, tetapi demi menyelamatkan Julius Hill, dia bisa menahannya.Tetapi rasa sakit kali ini jauh lebih parah dari sebelumnya. Terutama kram di bagian perut membuat wajah Chelsea sangat pucat, dan keringat dingin membasahi keningnya.Bayinya.Apakah ada masalah dengan bayinya?Pada saat ini, Chelsea merasa bagian bawahnya basah dan ketika dia melihat ke bawah, dia berdarah.Dia berdarah!Apakah dia keguguran?Jarum perak di tangan Chelsea jatuh ke tanah. Air mata mulai membasahi matanya, detik berikutnya air matanya mengalir dengan deras.Dia sudah siap berkorban bersama bayinya.Namun, dia tidak menyangka bayinya akan pergi lebih dulu.Apakah dia sudah keguguran sekarang?Tidak.Ini adalah bayinya.Ini adalah Ray Kecilnya.Pada saat ini, pintu kamar tiba-tiba didobrak.Chelsea segera mengangkat kepalanya dan melihat Julius Hill sudah berdiri di dek
Apa yang dia katakan?Maaf?Julius paling takut mendengar kata ini dan tidak ingin mendengar kata ini, tetapi dia hanya mengucapkan kata ini."Chelsea, aku tidak mau mendengar kata maaf. Aku tidak ingin permohonan maafmu, ayo jelaskan, aku sedang menunggu penjelasanmu.""Ayo, katakan padaku sekarang, bahwa kau tidak ingin menyakiti bayi itu, kau bukan tidak menginginkan bayi itu, kau mencintaiku dengan tulus, kau sangat mencintaiku, kau ingin menjadi istriku, kau ingin bersamaku selamanya."Chelsea tidak bisa berkata apa-apa. Dia tahu pria itu sangat putus asa sekarang, dia sedang berdiri di tepi jurang dan sangat berharap Chelsea bisa menariknya.Selama Chelsea bersedia menariknya, dia masih bisa bertahan.Tetapi …Nyawa Julius Hill lebih penting.Biarkan Julius Hill membenci dia selamanya."Julius, maafkan aku, tolong antarkan aku kembali ke ayah dan ibuku, aku ingin pulang." Chelsea tersedak.Pulang?Julius Hill tercengang. Dia mau pulang ke rumah yang mana, bukankah dia tinggal ber
Bella melihatnya tidak bicara dan mendadak merasa sedikit tidak yakin. Pertama dia tidak tahu apakah Hugh percaya atau tidak, kedua dia tidak tahu apakah Hugh bersedia bertanggung jawab. Bella mengenakan pakaiannya dengan cepat dan mengejar lelaki itu.“Kak Hugh, sekarang aku milikmu, kamu tahu sendiri perasaanku padamu. Aku menyukaimu dan hanya ingin menikah denganmu saja. Sekarang kesucianku sudah kuberikan padamu, kalau kamu nggak mau tanggung jawab, aku akan … aku akan bunuh diri!”Bella terisak hebat sedangkan Hugh hanya diam tidak berbicara.“Kak Hugh, kalau gitu akan mau mati saja,” kata Bella sambil berbalik untuk membanting dirinya ke tembok.Tiba-tiba Hugh mengulurkan tangannya dan menarik perempuan itu sambil berkata, “Bella, kamu ngapain? Aku nggak bilang nggak mau tanggung jawab!”Bella terlonjak dalam hati. Maksudnya lelaki itu mau bertanggung jawab pada dirinya?“Kak Hugh, aku tahu Kakak ada perasaan padaku,” ujar Bella dan langsung memeluk pinggang lelaki itu. Wajahnya
Sakit sekali. Kedua mata Bella berair karena rasa sakit yang luar biasa menyiksanya. Bella mendongak dan menatap lelaki yang ada di atas kasur dengan memelas dan merengek, “Bos.”Hugh berbalik dan kembali memunggungi perempuan itu. Detik itu juga Bella curiga jangan-jangan Hugh sengaja melakukan hal ini. Lelaki itu sengaja mempermainkannya dan menendangnya hingga jatuh. Sebagai seorang perempuan, ditendang hingga jatuh dari kasur merupakan sesuatu yang begitu memalukan.Bella merangkak naik lagi ke sisi Hugh dan melihat lelaki itu yang kedua matanya masih terpejam. Napasnya tampak teratur dan terlihat memang tertidur karena mabuk.“Bos, Bos,” panggil Bella beberapa kali.Hugh tidak ada reaksi dan tetap tidur. Bella merasa sedikit aneh, jangan-jangan dia yang terlalu banyak berpikir yang aneh-aneh? Lelaki ini pasti sudah mabuk karena sudah menghabiskan begitu banyak alkohol. Dia mendorong pintu kamar mandi dan memutuskan untuk mandi terlebih dahulu.Setelah itu dia mengenakan bathrobe p
“Bos, kenapa minum sendirian? Sini, biar aku temani.”Bella menuangkan satu gelas alkohol untuk dirinya sendiri dan menghabiskannya dalam sekali tegukan. Hugh tidak melihat perempuan itu, tetapi dia tidak menjauhkannya juga. Setelah Bella menghabiskan satu gelas alkohol, Hugh juga ikut menghabiskan satu gelas lagi.Bella melihat ada harapan karena dulu Hugh pasti akan mengabaikannya. Ternyata kepergian Brenda membuatnya memiliki tempat di sisi lelaki itu. Semua usahanya akhirnya terbayarkan.“Bos, Bos terlihat nggak senang karena Brenda? Dia benar-benar nggak tahu bersyukur, mungkin karena terlalu sering dimanja. Brenda nggak bisa jadi istri yang baik, tapi juga nggak bisa jadi ibu yang baik. Dia nggak bisa menyayangimu. Hidup dengan perempuan itu pasti sangat melelahkan. Bos, lupakan saja dia.”Bella menuangkan satu gelas alkohol lagi untuk Hugh. Lelaki itu hanya diam saja dan menerima alkohol dari Bella serta menghabiskannya. Perempuan itu lanjut menuangkan alkohol pada Hugh dan deng
Mendengar Brenda memanggilnya dengan sebutan “Suami” membuat Hugh langsung melayangkan kecupan dalam di bibir perempuan itu.***Bella terlihat sangat panik karena dia selalu menunggu saat-saat di mana Hugh dan Brenda akan cerai. Dengan begitu dia akan mudah untuk kembali dengan Hugh. Teman baiknya yang bernama Jenny berlari ke arahnya. Jenny merupakan orang yang menggantikan vitamin kalsium menjadi obat penggugur janin dan memberikannya pada Brenda. Dengan bahagia dia berkata, “Bella, aku kasih tahu sebuah kabar baik!”“Kabar baik apa?”“Bos sama Brenda sedang ribut. Brenda sampai pindah keluar.”“Benarkah?” tanya Bella dengan kedua mata berbinar.“Tentu saja beneran! Kamu boleh lihat sendiri, ada banyak orang yang lagi tahan dia. Aku juga baru dari sana dan langsung kasih tahu kamu kabar baik ini.”“Kalau gitu buruan kita ke sana!”Bella bergegas berlari ke tempat Hugh dan ternyata di sana sudah ada banyak orang. Kedua suami istri itu sudah saling melempar seruan dengan wajah memerah
Kenapa bahas tentang ini lagi? Hugh khawatir Brenda akan marah dan ngambek lagi. Dengan cepat dia memeluk Brenda dan dengan memelas berkata, “Sudahlah Brenda, kamu maafkan aku saja. Aku juga nggak ingin bunga-bunga jelek itu.”Brenda memeluk pinggul lelaki itu dan bertanya, “Lalu apa rencana kamu untuk memberikan Bella pelajaran?”Hugh berpikir sesaat kemudian membisikkan idenya pada Brenda dan disambut dengan anggukan kepala oleh perempuan itu. Dia merasa ide lelaki itu sangat cemerlang.“Kalau gitu kita jalankan! Nggak perlu takut Bella tunjuk wujud aslinya.”“Iya.”“Kamu buruan bangun, Joan sudah mau pulang.”Hugh mengusap wajah cantik perempuan itu dan mengecupnya sambil berkata, “Masih ada sedikit waktu, aku masih mau sama kamu.”Brenda merasa hatinya dipenuhi dengan bunga-bunga. Kedua tangannya melingkari leher lelaki itu dan membalas kecupannya. Sesaat kemudian Brenda merasakan tangan lelaki itu sudah sampai di kancing bajunya. Dengan cepat dia menghentikan Hugh dan berbisik, “N
Ciuman tersebut membuat keduanya tidak rela untuk menyudahinya. Saat ciumannya terhenti, Hugh masih memeluk tubuh perempuan itu dengan erat.“Brenda, aku nggak berani melepaskan peganganku karena semuanya terlalu indah. Seperti aku sedang bermimpi! Aku takut begitu aku melepaskanmu, aku akan tersadar dari mimpi ini.”Brenda menggigit sudut bibir lelaki itu pelan dan membuat Hugh merintih dan membuka matanya. Bola mata jernih Brenda menatap lelaki itu dengan dalam dan penuh arti sambil bertanya, “Sekarang kamu masih merasa sedang bermimpi?”“Nggak, semua ini nyata! Kamu ada di depanku!” kata Hugh sambil tersenyum lebar.Brenda menenggelamkan dirinya dalam lelaki itu lagi dan membuka hatinya dengan semakin lebar. Hugh mengelus rambut Brenda dan berkata, "Brenda, kita berempat harus bersama dan hidup bahagia. Kamu nggak boleh apa-apain lagi anak di perutmu ini ya?” Tangan Hugh berada di perut rata Brenda.“Kapan aku pernah apa-apain anak di perutku ini? Meski aku dulu benci denganmu, aku
Brenda ingin mendorongnya menjauh tetapi lelaki itu tidak berpindah sama sekali. Mungkin karena dia memang sudah memakai hati dan jatuh cinta pada lelaki itu. Hugh membopong tubuh perempuan itu dan membawa ke mobil kemudian pulang ke rumah.***Brenda sedang baring di kasur untuk istirahat. Lengan Hugh melingkari tubuhnya dari belakang dan memeluknya dengan erat. Saat ini mereka berdua hanya diam dan tidak berbicara, tetapi hati kedua orang tersebut seakan sedang saling terhubung dan berdekatan.Perempuan itu masih memunggungi Hugh dan hanya dibatasi dengan selembar kain tipis. Meski begitu, Brenda masih bisa merasakan detakan jantung lelaki di belakangnya. Hugh mengecup rambut lembut perempuan itu dan berkata,“Brenda, aku tahu kalau aku sudah melakukan banyak kesalahan dulu. Oleh karena itu aku nggak berani berpikir kalau kamu akan jatuh cinta padaku suatu hari nanti. Harapan paling besar dari diri aku adalah kamu bisa selalu berada di sampingku dan menerima cintaku serta menjadi ist
Terlihat seseorang yang berbaring di aspal karena telah ditabrak oleh mobil. Di sekitarnya ada jejak darah yang tampak begitu banyak.Karena ada beberapa orang yang berdiri di depannya, Brenda masih belum bisa melihat wajah korban kecelakaan dengan jelas. Akan tetapi kedua kakinya sudah melemas dan pikirannya mendadak menjadi kosong. Apakah orang itu adalah Hugh? Tadi lelaki itu bilang mau mengambil barang dan sampai sekarang masih belum kembali.Kedua bola mata Brenda perlahan memerah dan tampak berkaca-kaca. Satu kedipan saja sudah berhasil membuat tetesan air matanya luruh membasahi pipi mulusnya. Brenda menangis karena merasa takut. Dia takut kalau orang itu ternyata adalah Hugh.“Permisi! Tolong kasih jalan!”Mobil ambulans telah datang dan para petugas akan mengangkat korban kecelakaan tersebut untuk dibawa ke rumah sakit. Brenda melihat wajah korban tersebut dengan jelas dan ternyata bukan Hugh.“Brenda!”Terdengar sebuah suara dari balik tubuhnya. Dengan cepat Brenda membalikka
Joan sudah pulang ke rumah dan mereka juga sudah makan malam bersama. Hingga tiba waktunya untuk tidur, Hugh ternyata ikut tidur di kasur dengan Brenda dan Joan. Dia kekeh ingin tidur di dalam kamar dan enggan keluar meski sudah diusir oleh Brenda.“Hugh, kamu minggir!” kata Brenda dan hendak mendorong lelaki itu.Akan tetapi tubuh besar Hugh tidak bergeser sedikit pun. Bahkan bergerak saja tidak! Lelaki itu justru mengulurkan tangannya dan memeluk Brenda sambil berkata, “Katanya perempuan itu suka ngomong yang sebaliknya. Di mulut memang ngomong nggak mau, tapi dalam hati justru mau. Aku tahu kamu ingin aku tidur denganmu.”Joan terkekeh bahagia dan berkata, “Benar! Kita itu memang suka ngomong yang kebalikannya. Lain kali Papi harus tidur bersama dengan kami.”Brenda hanya terdiam pasrah. Setelah dia menidurkan Joan, Brenda tidak ingin bergerak lagi. Karena sedari tadi sibuk berontak, sekarang dia merasa tidak ada sisa kekuatan lagi dan sedikit capek. Perempuan yang ada dalam pelukan