Share

40. Mundur(Zea)

Aku ingat saat Mbah Siman duduk bersila sembari mengambil cangkir kopi yang kubuatkan sendiri, beliau menikmatinya perlahan.

Dia tidak memandang wajahku meski kami duduk saling berhadapan saat itu, ada Maisaroh yang sibuk menghapal kitabnya di pojok ruangan, sesekali hening, menunggu Mbah Siman kembali bercerita tentang banyak hal. Membagi keilmuannya  dan aku akan mendengarkan setiap petuahnya dengan sabar.

Njenengan tau mboten, Bunyai. Di mata kopi kita semua sama, sebab itu kopi mengajarkan pah

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status