Share

Part 17. Keraguan

Penulis: Fiska Aimma
last update Terakhir Diperbarui: 2022-04-15 09:50:49

"Dasar anak pembawa sial! Kembalikan Yoga, padaku! Kamu kan, yang kasih tahu ke dia kalau ini bukan anaknya? Jawab Zela!"

"Apa? Aku yang ngasih tahu? Hey, Mbak! Sadar! Tanpa diberi tahu pun Yoga sudah curiga kalau dia dijadikan kambing hitam, karena itu aku minta Mbak berhenti berbuat haram dengan Pak Bayu! Dia mertuaku, Mbak! Dia ayahnya Mas Alfa!"

Plak! Mbak Resa menamparku dengan keras hingga aku jatuh tersungkur dan tanpa perasaan dia langsung menghujaniku dengan kata-kata pedas.

"Dengar, Zel! Jika kamu mau Mbak berhenti untuk bertemu dengan mertuamu maka, syaratnya kamu harus melepaskan Alfa!  Karena jika aku tidak memiliki suami, kamu pun tidak akan memilikinya, karena kamulah penyebab Mbak berbuat begini! Kamu tak seharusnya lahir, Zel! Mbak benci punya adik kayak kamu!"

(***)

Ya Allah! Aku mengatupkan kembali kelopak mata yang semakin terasa perih. Masih terngiang ucapan kata-kata bernada ancaman Mbak Resa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Nurcahaya Siahaan
mahal amat koinnya tuk 1 bab aja
goodnovel comment avatar
Dewi Nurul aeni
seruuu banget asliii, syuka sama ceritanya sukses selalu...
goodnovel comment avatar
Riska Wahyu Suryani
gemes, & makin penasaran... lanjut, & sll semangat Thor
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Tukar Pasangan (Jodoh)?   Part 18. Keputusan Sulit

    "Bilang? Enggak? Bilang? Enggak? Bilang!"Bilang?! Mataku membulat seraya menelan ludah cepat. Sudah setengah jam aku melakukan hal bodoh dan sudah setengah jam pula aku menyobek kertas untuk menentukan apa yang harus kulakukan."Alay!"Merasa percuma, aku pun melemparkan secarik kertas yang ada di tangan lalu menghempaskan tubuh ke atas kasur.Berbaring.Aku berpikir dalam seraya menatap langit-langit kamar. Sebenarnya, sudah tiga hari ini aku benar-benar merasa gelisah, galau dan merana karena bingung memutuskan kapan aku harus bilang pada Mas Alfa.Aku sudah tak kuat memendam perasaan ini sendiri, aku harus mengatakan rahasia besar itu apa pun resikonya. Masih teringat jelas di benak ini bagaimana dia marah hanya gara-gara aku terlambat memberi tahu tentang Yoga.Lalu, apa jadinya kalau dia akhirnya tahu dari orang lain tentang perselingkuhan ayahnya dan Mbak Resa? Sementara orang terdekatnya bungkam dan pura-pura amnesia?"Ah, frustasi!"Aku mengac

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-15
  • Tukar Pasangan (Jodoh)?   Part 19. Bukan Tukar Pasangan (POV Alfa)

    Aku membuka mata, tapi segera aku menutupnya kembali ketika kepalaku berdenyut sangat berat seolah berputar-putar. Beginilah mungkin rasanya berjuang menahan rasa sakit.Untunglah, hari ini aku tak ada jadwal pagi, sehingga aku tak perlu memaksakan diri untuk datang ke rumah sakit saat kondisiku mengenaskan.Namun, bersamaan dengan keputusanku untuk tidur kembali, tiba-tiba telingaku menangkap suara berisik yang berasal dari arah dapur.Zela? Dia kembali? Sadar kalau kunci apartemen ini hanya dipegang dua orang, otakku langsung bereaksi.Aku terperanjat bangun. Membayangkan istri kecilku datang saja, membuat badanku yang semula drop seolah diberikan tenaga berpuluh kali lipat. Dengan rasa sakit dan tenaga yang tersisa, gegas aku mencoba bangkit dan berjalan menuju pintu.Benar saja bersamaan dengan pintu yang terbuka, aku melihat sosok tak asing di pantry. Wanita itu membelalak, melihatku memergokinya sedang menyiapkan makanan."

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-15
  • Tukar Pasangan (Jodoh)?   Bab 20. Layaknya Imam (POV Alfa)

    Mataku berkeliling mencari sesosok wanita yang sejak kemarin memenuhi pikiran dan juga kurindukan.Aku tahu tindakan ini gila, mencari Zela di antara banyaknya orang dan luasnya rumah sakit layaknya mencari jarum di atas tumpukan jerami.Namun, aku tidak perduli sekali pun aku harus berlari mencari ke semua sudut di muka bumi, pasti akan kulakukan. Terlebih aku memang tak tahu di mana dia, karena chat dan teleponku tak pernah dibalasnya.Hanya tampaknya Tuhan masih sayang padaku. Di antara keputusasaan, tiba-tiba Yana sepupu Zela bilang kalau Zela sekarang sedang mencari pekerjaan di rumah sakit swasta, buruknya rumah sakit swasta yang mana, istri Reno itu pun tak tahu.Lalu, di sinilah aku mencari dan terus mencari. Hampir lima rumah sakit aku sambangi dan sekarang rumah sakit yang terakhir yang ada di kota ini.Di saat hampir saja aku menyerah, tiba-tiba mataku menangkap sesosok wanita berjalan sendirian menuju lobby. Wajahnya tampak sa

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-15
  • Tukar Pasangan (Jodoh)?   Part 21. Satu Kamar-Sesi 2

    Serapat apa pun manusia menyimpan rahasia, pasti akan ketahuan juga. Ibarat bangkai yang disimpan lama, meski ditimbun oleh tumpukan pasir pasti akan terkuak juga, karena membongkar aib itu hanya masalah waktu.Begitu juga perselingkuhan Resa dan Pak Bayu yang akhirnya diketahui oleh semua keluarga.Tak kuprediksi sebelumnya,hari ini aku benar-benar dikagetkan dengan pengakuan Mas Alfa yang menyatakan kalau dia sudah mengetahui semuanya dan hal itu tentu saja melegakan.Namun, tetap saja takdir seolah gemar bermain-main dengan perasaan. Walau aku tahu Mas Alfa itu akan memperjuangkanku, tetap saja syarat dari Bu Imel dan permintaan Mamah membuatku tidak tahu harus berbuat apa. Perasaanku benar-benar kacau dan otakku buntu.Jadi, sekarang yang bisa kulakukan hanya menahan rasa sakit dan menangis tanpa suara karena aku yang terbiasa mengalah sampai lupa harus mengadu pada siapa.Kejam. Satu kata buat Mbak Resa yang tega menyiram badanku, pa

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-15
  • Tukar Pasangan (Jodoh)?   Part 22. Satu Ranjang

    Sudah menjadi insting perempuan kalau sekamar dengan laki-laki, dia akan mencoba melindungi tubuhnya dengan cara apa pun. Begitu pun aku, setelah kejadian memalukan tadi aku berinisiatif untuk membungkus tubuhku dengan bed cover yang tebal biar Mas Alfa tidur dengan selimut.Geurah sih, tapi aku yakin setelah suhu Ac didinginkan sepertinya akan baik-baik saja dan tidur nyenyak.Di tengah aku yang sedang heboh membungkus diri tiba-tiba Mas Alfa keluar dari kamar mandi dengan hanya menggunakan handuk dari pusar sampai lutut.Mata kami pun tak sengaja bertemu pandang.Aku menelan ludah, melihat Mas Alfa menunjukan perut roti sobek yang jarang terekspose itu. Baru kusadari, sekarang Mas Alfa lebih berani menunjukan bagian tubuhnya.Astaghfirullah! Indah banget ciptaanmu Ya Allah."Zel, apa yang kamu lakukan?" tanya Mas Alfa sambil menahan tawa karena melihat bengong tak berkedip.Mungkin dia pikir aku ini pelawak, sehingga a

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-15
  • Tukar Pasangan (Jodoh)?   Part 23. Tekotek dan Luka Terakhir

    Tekotek yang gagal. Hanya karena gara-gara itu Mas Alfa benar-benar diam seribu bahasa.Aku paham pasti dia sangat tersiksa, bahkan itu sangat terlihat dari matanya yang cekung kayak panda dan aku menyesal karenanya.Berkali-kali aku mencoba menguatkan hati, tapi pandangan wajah Mas Alfa yang sedih dan kecewa membuatku ingin melakukan sesuatu sebelum kami benar-benar berpisah.[Zel, segera selesaikan urusan dengan Alfa! Karena, saya akan menghukum Resa dan Bayu dengan cara saya! Kalau kamu mengecewakan saya, itu sama saja kamu mengkhianati kepercayaan dan ingat kamu sudah janji. Batas waktumu sampai esok hari.]Aku mengatupkan mata seraya menyembunyikan gemuruh di dalam dada setelah menerima chat dari Bu Imel pagi ini.Lagi. Bu Imel menyudutkanku dalam kebimbangan tapi aku pun masih berhak untuk memutuskan. Sebelum surat cerai di tanda tangan, aku masih milik Mas Alfa."Mas! Beneran harus ke apartemen Anggrek sekarang, ya?" tanya

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-15
  • Tukar Pasangan (Jodoh)?   Part 24. Dua Jantan

    Kata orang, kalau lagi patah hati itu hampa dan kosong. Semua aktivitas menjadi sangat tak menyenangkan alias malas dan mager.Mungkin itulah yang terjadi padaku. Setelah memutuskan untuk pergi dari Bandung dan menjadi orang asing di Bogor, kerjaanku hanya diam, bengong sambil melihat hape yang layarnya menunjukan foto Mas Alfa.Menangis.Ya Allah! Ternyata sesulit ini mengenyahkan rasa bersalah yang membelit diri?Rasanya aku hidup layaknya zombi walau ini keputusanku sendiri.Setiap malam aku selalu bertanya.Apakah Mas Alfa baik-baik saja?Apakah Mas Alfa sudah makan?Apakah Mas Alfa membenciku?Apakah dia menandatangani surat cerainya?Ah, aku frustasi!Terus saja ratusan pertanyaan itu berulang tanpa jawaban. Terlebih ponsel dan nomorku telah berganti dan semua kontak aku hapus. Hanya menyisakan foto pernikahanku dan foto Mas Alfa yang kuambil diam-diam.Beginilah aku, terhukum oleh per

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-16
  • Tukar Pasangan (Jodoh)?   Bab 25. Hutang

    Apa yang lebih menegangkan dari pertemuan dadakan antara mantan kekasihmu dan 'CALON' mantan suamimu di saat kamu sedang melarikan diri?Pasti siapa pun yang mengalaminya akan merasakan frustasi dan berharap menghilang sejenak dari muka bumi.Begitulah yang aku rasakan kemarin, ketika tanpa kuduga Mas Alfa dan Yoga bertemu dan menjadikanku wasit pendamai di antara mereka yang berujung pada kepergian Yoga.Sesungguhnya, gara-gara kemarin aku merasa tak enak pada semua orang. Terlebih statusku dan Mas Alfa masih belum jelas karena aku pun gengsi menanyakan perihal surat cerai itu lebih dulu.Stres? Ya, aku sangat stres sampai-sampai aku lupa cara bernapas dan semalaman aku hanya bisa terjaga di depan lilin karena mati lampu.Sungguh, otakku yang lambat ini masih belum memahami bagaimana seorang Alfa bisa sampai ke sini? Sebanyak apa pun aku berpikir jawabannya tetap saja nol, karena si Mbok bilang dia tidak memberitahunya begitu pun Mbak Ya

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-17

Bab terbaru

  • Tukar Pasangan (Jodoh)?   TP 4. Tamat (Ending)

    Sebulan kemudian."Senangnya dalam hati, kalau bersuami kaya. Oh dunia, serasa aku yang punya cikicik ... asyik-asyik Jos!""Eh, bentar! Kok aku jadi nyanyi begituan, ya?"Gue terkekeh kecil mengingat lagu apa yang sedang gue senandungkan sekarang ini. Mengingat kalau hari ini kami ada di Singapura tak ayal membuat wajah gue terus tersenyum merekah dan menyanyi tanpa henti.Seperti yang sudah dibahas tempo hari, setelah kami melakukan klarifikasi di sekolah dan membuat Alina juga Januar berurusan dengan hukum karena kelakuannya yang telah melakukan perbuatan tidak menyenangkan dan pencemaran nama baik, kami pun melakukan honeymoon untuk kesekian kali.Ohoo! Jujur, sebenarnya ini bukan kali pertama kami menginjakkan kaki di Singapura, semenjak resmi jadi pasangan sungguhan kerjaan Pak Zian bawa gue ke sini mulu. Katanya dia ingin nostalgia karena waktu kecil pernah tinggal di sini sekaligus honeymoon yang sekarang kayaknya bakal rada lama karena kami ingin merayakan berhasilnya membuat

  • Tukar Pasangan (Jodoh)?   TP 4. Klarifikasi

    Selepas mendengar indo dari Pak Zian kalau Alina telah memfitnahnya gue langsung mengecek kondisi sekolah, jika info tentang Pak Zian sampai di rumah sakit pastinya ke sekolah pun ada rumor tersebut. Nyatanya yang gue takutkan terjadi. Sesuai dugaan, ketika gue sampai di sekolah tiba-tiba Pak Joan dan Bu Hani yang tetap jadi sahabat gue langsung nyamperin. Mereka bilang di sekolah udah beredar kabar yang gak mengenakan yaitu katanya gue udah merebut Pak Zian dari Bu Alina dan katanya Pak Zian digosipkan mandul.Brengsek emang si Alina! Bisa-bisanya dia menyebar info yang gak berdasar itu.Saking banyaknya gosip di luaran sampai-sampai gue bisa dengan jelas semua umpatan juga sindiran yang dilayangkan ke gue. Tapi, terlepas dari semua itu gue udah tahu ini adalah salah satu resiko yang harus dihadapi. Semenjak memutuskan untuk memberi Pak Zian kesempatan kedua gue merasa udah siap apa pun yang terjadi tapi sayangnya gue gak prediksi akan separah ini. Coba bayangkan aja, masa Alina bil

  • Tukar Pasangan (Jodoh)?   TP 4. Fitnah

    Pak Zian kecewa berat. Setelah gue mengatakan kalau hari ini gak jadi 'ena-ena' dia mematung bak manekin. Bibirnya yang sejak tadi udah nyosor-nyosor aja langsung ditarik menjauh."Apa? Tsan? Kamu kenapa?" tanyanya tercekat. Wajahnya yang sudah semangat 45 mendadak memucat. "Saya mens, Mas. Menstruasi," jawab gue lebih lugas. Takutnya dia terlalu syok hingga telinganya mengalami ganteng 'gangguan telinga'."Astaghfirullah!"Tubuh Pak Zian seketika mundur dengan frustasi sampai menyentuh dinding. "Jadi, kita gak bisa bikin anak? Jadi Mas, gak bisa ibadah syurga sekarang?" selanya seolah masih tak percaya. Gue menggelengkan kepala. "Enggak Mas, maaf yak. Seminggu lagi mungkin," jawab gue sambil menepuk punggungnya menyabarkan.Rasa penyesalan langsung menelusup tapi mau gimana lagi, masa dipaksakan? Kan gak mungkin. Dosa!Pak Zian membasahi bibirnya yang terlihat kering sambil berjalan lunglai ke arah tempat tidur. "Jadi, ide beriliannya gak bisa dilakukan sekarang, ya?" tanyanya ko

  • Tukar Pasangan (Jodoh)?   TP 4. Tekotek?

    "Ma-maksud Bapak apa? Kenapa saya harus menjawab? Dan kenapa--""Jawab saja Tsan, jika saya suami kamu apakah kamu akan menerima saya?" tanya Pak Zian memutus ucapan gue dengan tatapan yang tajam seolah hendak membolongi kepala gue.Entah mengapa gue merasa dia bertanya seolah-olah sedang takut kehilangan dan ini membuat kecurigaan gue sama dia kian membesar.Melihat itu, gue mengepalkan tangan kuat. "Baiklah, saya akan jawab. Jika saya memiliki suami seperti Pak Zian mungkin saya ...." Gue menarik napas dalam sejenak, "akan menerimanya," jawab gue lirih.Mendapat jawaban itu dari gue, samar mata gue menangkap Pak Zian menghembuskan napas lega dan dia pun mencondongkan badan ke depan penuh perhatian. Seulas senyum terlukis di wajahnya yang tampan. "Alhamdullilah. Kalau begitu saya gak salah memilih istri. Kamu memang beda Tsan."Deg."Istri?" Gue sontak tercengang mendengar pernyataan Pak Zian. "Maksud Bapak apa? Kenapa menyebut istri? Jujur, Pak! Sebenarnya apa yang sedang terjadi?"

  • Tukar Pasangan (Jodoh)?   TP 4. Bongkar Rahasia

    Pak Zian mengepalkan tangan sampai kukunya memutih karena sekuat tenaga menahan amarah. Kerut-kerut tajam mulai muncul di sudut mulut Pak Zian dan kulit pipinya menegang.Di saat membingungkan seperti sekarang. Jujur, gue tidak tahu apa yang harus dilakukan di tengah pertikaian keduanya sebab gue sendiri juga masih syok.Gue gak nyangka Bu Ayu bisa membongkar kebusukan Alina tepat di saat kami mau memasuki rumahnya.Gue bertanya-tanya. Haruskah sekarang gue jadi wasit? Atau ikut jadi pemain juga? Tapi, dibanding kena semprot gue memilih diam saja, auranya gak bagus buat ikut campur tapi honestly gue suka keributan ini.Sangat suka!Suruh siapa si kuntilanak itu ngambil kesempatan dalam kesempitan? Udah tahu dia yang selingkuh dan zina, masih mau berlaga polos dan merebut Pak Zian kembali lagi.Sekarang, rasakan akibatnya!"Mas, Mas, Ibu bohong! Janin ini milikmu, ini anakmu Mas!""Shut your fuckin mouth up, Alina! Berhenti bikin alasan! I told you, jika kamu memang selingkuh akui saja

  • Tukar Pasangan (Jodoh)?   TP 4. Rencana Ibu Mertua

    Selama gue jadi menantu kalau diingat-ingat gue jarang banget pergi ke rumah mertua. Mungkin kedatangan gue buat berkunjung bisa dihitung dengan jari tapi kali ini gue rasa akan lebih sering bahkan gue bakal tinggal di sana. Sejujurnya, sampai detik ini gue masih tak percaya bahwa akhirnya gue akan menjadi istri yang gak dianggap. Gue masih ingat, dulu gue pergi ke rumah Bu Ayu--mertua gue sebagai istri yang ditunggu dengan digandeng Pak Zian tapi sekarang situasinya berbeda. Lelaki yang sebelumnya ada buat gue malah berada di samping mantan istrinya.Dan gue terpaksa menginjakan kaki di rumah ibu dengan status sebagai asisten di mata Pak Zian.'Huft! Miris sekali.' Gue menghembuskan napas dalam.Sepanjang perjalanan menuju ke rumah ibu mertua. Sejujurnya, gue ingin sekali cepat sampai tapi apa daya gue harus bersabar karena jalanan macet.Alhasil, dengan sangat terpaksa gue harus menjadi kambing congek selama ada di mobil Pak Zian. Setelah Alina memergoki kami di ruang inap VIP seb

  • Tukar Pasangan (Jodoh)?   TP 4. Confess

    "Saya menolak tawaran Mbak! Saya tidak mau Mbak jadi madu saya!""Kenapa? Apa salahnya? Coba kamu pikirkan Tsan, jika saya jadi istri kedua Zian, kita bisa saling mengasihi selayaknya keluarga, kan? Kita berdua akan merawat Zian! Kita gak perlu berpura-pura!""Bullshit! Jangan berharap! Ingat Mbak, sebelum kejadian ini Mbak telah mengkhianatinya dan pikirkan bayi dalam perut Mbak sendiri! Paham?! Camkan! Sampai kapan pun saya gak akan membiarkan Mbak mengambil Mas Zian! Permisi!"Dan setelah mengatakan penolakan gue yang tegas pada Alina, tanpa menunggu jawaban si iblis betina itu, gue pun pergi tanpa menoleh lagi.Gue bertekad gak akan membiarkan dia mengambil kesempatan dalam sandiwara ini.Never!(***)Gue mendesah mengingat percakapan beberapa hari yang lalu dengan Alina di kantin. Jujur, gara-gara tawaran gila tersebut sampai sekarang gue masih punya amarah yang belum terlampiaskan. Akibatnya, malam ini mata gue malas terpejam. Padahal waktu sudah menunjukan pukul satu dini hari.

  • Tukar Pasangan (Jodoh)?   TP 4. Tawaran Gila

    Gue tahu bahwa dalam setiap kehidupan itu selalu ada perjuangan. Gue juga tahu kalau gak setiap hal sesuai keinginan tapi kali ini takdir sepenuhnya udah bikin gue serasa dihempaskan ke lembah terdalam.Gue berjalan gontai di sepanjang lorong rumah sakit, usai pembicaraan panjang dengan mertua, gue pun udah punya keputusan yaitu mulai hari ini gue harus berpura-pura menjadi 'orang lain' bagi Pak Zian. Meski perih gue harus sanggup sampai suami gue mampu mengingat semuanya.Namun, masalahnya sampai kapan gue bisa bertahan? Sampai kapan? Sementara membayangkan Alina ada di samping Pak Zian aja udah bikin gue sakit apalagi mengakuinya sebagai istri. Ah, gue akuin ini emang berat, tetap aja gue gak mau menyerah. Gue mau tetap berada di samping Pak Zian seperti dia mencintai gue sebelumnya.Selepas sepuluh menit berjalan di sepanjang lorong tanpa terasa kaki gue yang lemah udah mengantarkan badan ini sampai ke depan ruangan Pak Zian.Gue menarik napas dalam dan hendak memasang wajah yang

  • Tukar Pasangan (Jodoh)?   TP 4. Nyali Seorang Istri

    Amnesia? Gimana bisa Pak Zian mengalami amnesia? Kenapa Mas Tsabit bilang dia gak mengenal gue?Agh, shit! Gue gak percaya. Mustahil suami gue bisa melupakan gue gitu aja.Gue mendesis lelah sepanjang perjalanan menuju ruang rawat VIP yang menjadi tempat di mana Pak Zian kini dirawat. Kata Mas Tsabit di telepon tadi, suami gue diputuskan pindah ke sana sesuai arahan dokter karena keadaannya berangsur pulih.Sampai di depan pintu, entah kenapa kaki ini jadi ragu untuk melangkah. Gue merasa ada ketakutan yang tiba-tiba menelusup dan membuat gue ingin kabur. Namun, ini bukan waktunya untuk melarikan diri karena gue ingin menemuinya.Gue senang dia sadar. Itu yang lebih penting dari apa pun. Gue rindu!"Mas Zian ...."Cklek.Gue membuka perlahan pintu yang tertutup. Di dalam ruangan terlihat seorang tengah berbaring dengan kaki yang digips, tangan dan kepala yang diperban persis mumi yang baru saja bangkit. Gue tercenung, mata kami beradu pandang pertama kali. "ADEK PENOLONG!?" Pak Zia

DMCA.com Protection Status