Beranda / Romansa / Tukar Pasangan (Jodoh)? / Bab 43. Masa Lalu Zela (POV Alfa)

Share

Bab 43. Masa Lalu Zela (POV Alfa)

Penulis: Fiska Aimma
last update Terakhir Diperbarui: 2022-05-08 21:30:42

Aku bisa merasakan betapa erat genggaman Zela di tanganku. Gadis itu menundukan wajahnya seakan ingin menyembunyikan semua tangis dan beban yang terlukis jelas di wajahnya.

Bertemu dengan ibu kandung yang telah lama ia cari, pasti sangat membuatnya lega tapi juga menyedihkan dalam satu waktu. Terutama kondisi ini mungkin tak pernah Zela duga.

Ibunya sakit kanker hati stadium empat sementara dia baru saja bertemu hari ini.

Sayang, pertemuan mereka tak bisa lama karena ibunya harus segera menjalani tindakan. Jadi, tadi yang hanya bisa Zela lakukan ialah menatap ibunya dari kejauhan karena sang Ibu sama sekali tak bersuara meski Zela telah memperkenalkan diri.

Aku tahu Zela sedih dan dia merasa diabaikan. Akan tetapi, dia tampaknya lebih legowo dibanding aku.

Akulah yang terlalu berharap lebih atas pertemuan ini. Kukira ibu kandung istriku itu akan memeluk anaknya, ternyata tidak.

Dia malah menjauhi Zela seolah Zela bukan anak kandungnya.

Kenapa Bu Dahlia bersikap begitu? Padahal sebel
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Yunita Salman
pingsan Alfa di buat zela gak berkutik....yg baca ketawa ngakak ...
goodnovel comment avatar
Nicky
hahahaha...
goodnovel comment avatar
SK Celey
wkwkwk... suka deh sama Aithor... ada aja idenya...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Tukar Pasangan (Jodoh)?   Bab 44. Ada Apa Dengan Anyer?

    Baru saja bahagia ketemu Ibu, aku rasanya kembali diterpa badai.Ibuku tak menghiraukanku, dia sama sekali tak menjawab saat kupanggil. Dia seakan rindu ketika melihatku hadir tapi tetap menghindar kala bertemu di rumah sakit dan itu membuatku merasakan perih tapi tak berdarah. Sebab, jika dia rindu kenapa tak memelukku? Jika dia sayang kenapa dia tak mengatakannya? Kenapa dia bungkam?Namun, apa yang harus kulakukan? Semua rasa tentang Ibu hanya bisa kurasakan dari binar matanya.Aku menyerah. Aku memilih tak ingin memaksa Ibu meski dalam hati aku mengendus kecurigaan tentang sikapnya.Bagaimana pun di dunia ini, sekarang aku tak memiliki keluarga dari pihakku sendiri. Setelah Mbak Resa dan Mamah dipenjara rasanya aku tak tahu harus ke mana mencari jati diri sesungguhnya.Untunglah Mas Alfa--suamiku masih mau berjalan denganku, melindungi dan mengayomi walau tetap saja semalam watak jahilku muncul lagi ke permukaan.Dengan dalih ngidam, aku memintanya memasak nasi goreng pakai bikini

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-09
  • Tukar Pasangan (Jodoh)?   Bab 45. Rahasia Besar Alfa (POV Alfa)

    Biasanya sebagai seorang dokter, aku dituntut untuk berpikir secara logika dan mendahulukan tanda yang pasti agar tidak salah mendiagnosa. Namun, kukira itu tak berlaku bagi yang namanya CINTA.Semenjak menikah dengan Zela, kusadari aku menjadi lebih posesif. Entah berapa kali diri ini takut kehilangan pada hal yang belum jelas sehingga kadang membuat batasan yang terkesan sembrono.Itulah kenapa, saat melihat Zela bercakap dengan Yoga, tak terhindarkan darah ini seolah mendidih sekali pun aku mencoba untuk mensugesti bahwa istriku bisa dipercaya.Dia saja percaya padaku, masa aku tidak?Begitulah, sisi kelogisan berbicara.Aku sadar, mengenyahkan sepenuhnya Yoga dari hati istriku layaknya mengambil sebuah kenangan yang terendap lama. Tapi, salahkan jika aku berharap semua kenangan itu hangus? Karena diri ini benar-benar sedang merasa tak percaya diri.Cih! Lagaknya lama-lama seperti Dilan saja. Tapi, lelaki mana yang tak cemburu jika mendengar istrinya begitu didambakan menjadi menan

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-09
  • Tukar Pasangan (Jodoh)?   Bab 46. Keanehan Alfa? Curiga.

    Seiring dengan semakin besarnya kehamilanku ternyata semakin besar juga kekhawatiran yang aku miliki. Namun, tetap saja meski berat rasanya membawa perut buncit ke mana-mana, aku ini tidak bisa diam. Kerjaanku malah hobinya jalan-jalan.Dimulai dari menemani Mas Alfa sampai menjenguk Ibu di rumah sakit walau setiap ke sana Ibu pasti menolak menemuiku.Entah apa salahku pada Ibu tapi acapkali aku datang, dia langsung membuang muka seakan aku bukan anak kandungnya.Sikap Ibu yang cenderung acuh ini mengingatkanku pada Mamah. Lalu, jika seperti ini terus apa bedanya dia dengan Mamah yang sedang di penjara? Aku bertemu Ibu atau tidak, rasanya sama saja seperti tak dianggap.Bukankah harusnya aku yang marah? Kenapa dia yang malah abai?"Pulanglah! Jangan jenguk saya lagi! Kamu tidak usah mempedulikan saya! Biar saya membusuk di sini!"Ya, membusuk saja sana! Karena Kau telah menelantarkanku.Ingin rasa hati bilang begitu jika Ibu mulai mengusirku, tapi Mas Alfa selalu menghibur hatiku yang

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-10
  • Tukar Pasangan (Jodoh)?   Bab 47. Salah Paham

    Pov AlfaAku memarkirkan mobil di halaman depan apartemen. Senyum tersungging di mulut ini ketika melihat ke arah atas tepat ke jendela kamar apartemen kami.Agh, ternyata kamar sudah gelap itu berarti Zela sudah tidur. Kasian dia, pasti istriku sangat kelelahan sehingga dia butuh istirahat yang banyak.Setelah memastikan tak ada yang tertinggal. Aku langsung bergegas menuju apartemen rasanya tak sabar untuk memeluk Zela saat ini.Aku ingin memberi-tahu hal penting padanya. Tentang aku yang menggagalkan rencana proyek dan tentang dia yang tak usah khawatir akan bertemu Julia dan Pak Rengga lagi.Sebenarnya seharian ini, aku berbohong pada Zela. Ini kebohongan pertama dan terakhirku. Aku berkata padanya kalau aku ada lembur tapi itu tidak benar. Aku sengaja tak ingin membuatnya khawatir karena tadi aku memutuskan pergi ke Anyer untuk menyelidiki kebenaran tentang apa yang dikatakan Yoga dan hasilnya tak sia-sia.Akhirnya, aku menemukan fakta lain. Benar memang Zela anak Pak Rengga, tap

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-10
  • Tukar Pasangan (Jodoh)?   Bab 48. Sudah Waktunya

    Ada yang aneh dengan Mas Alfa beberapa minggu ini. Aku yakin 100% nggak pakai koma apalagi sama dengan karena ini bukan perhitungan. Setelah dia menggagalkan kontrak dengan Pak Rengga, kuamati lelaki itu semakin giat bekerja juga murung seolah dia telah mengalami kerugian dan masalah yang sangat besar.Aku yakin suamiku menyembunyikan sesuatu tapi dia enggan membaginya. Setidaknya firasatku selama ini tak pernah meleset.Anehnya setiap kutanya, dia pasti bilang, 'All iz well Zel, kamu hanya perlu fokus pada kandunganmu. Semangat ya, Sayang?'Selalu saja seperti itu, seakan dia sengaja tak menginginkan aku mengetahui bebannya. Namun, bukan Zela namanya jika pasrah tanpa rasa penasaran.Kecurigaanku padanya malah terus menumpuk dalam hati hingga puncaknya malam tadi aku tak sengaja mendengar Mas Alfa berbicara kasar pada seseorang secara sembunyi-sembunyi.Siapa gerangan yang membuat dia marah? Kenapa ketika dia melihatku dia langsung menutup teleponnya? Meski rasa kepo-ku menggunung ta

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-12
  • Tukar Pasangan (Jodoh)?   Bab 49. Bukan Sekedar Rumah

    "Terima kasih Sayang, terima kasih sudah menjadi Ibu yang kuat. Terima kasih telah menjadikan Mas, ayah dan suami paling bahagia."Mataku perlahan terbuka ketika samar kudengar sebuah ucapan nan lembut dan menguatkan menyapa telinga ini.Napasku yang hampir putus dan tenagaku yang hampir habis, seakan tak berarti saat kulihat Mas Alfa-lah yang mengucapkannya. Lelaki itu memegang erat tanganku seolah takut aku pergi.Matanya yang memerah menjadi bukti bahwa dia hanya menyayangiku. Bahwa dia mencintaiku dan tak ingin kehilanganku juga bayinya."Ma-Mas?" Dengan segala kekuatan yang tersisa aku berusaha bicara.Proses kesakitan ini rasanya bagiku teramat panjang karena tadi meski kontraksi terus-terusan terjadi, pembukaan tak juga naik tetap saja di pembukaan empat. Oleh karena itu, khawatir harus dioprasi caesar Mas Alfa memindahkanku ke rumah sakit terdekat. Demi pelayanan yang lebih baik dan alat medis yang memadai.Saat itu aku berdoa dalam hati agar diberikan kelancaran dan jalan ter

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-12
  • Tukar Pasangan (Jodoh)?   Bab 50. Grow Old With You

    Orang bilang, semakin tua umur kita semakin banyak yang berubah seperti halnya semakin banyak kejadian yang menimpa semakin kita dewasa menyikapinya. Kukira itu juga yang akan terjadi padaku tapi sayangnya gak semua karena sampai sini hati ini belum bisa menerima fakta kalau Pak Rengga sebagai ayahku.Mungkin aku perlu waktu. Lagi pula semenjak menyandang status sebagai seorang ibu, aku jadi banyak peer sebagai orang tua baru. Maka dibanding memikirkan tentang pria yang telah membuangku, aku memilih menjadi belajar jadi istri dan ibu Aksara yang pintar.Pintar apa? Ya, pintar apa pun. Pokoknya bahasan ngurus aku merasa sudah ahli kecuali ngurus-in badan.Tolong! Jangan bahas berat badan denganku. Semenjak melahirkan tubuhku memang agak membengkak. Namun, kata Mas Alfa nggak apa-apa karena aku masih cantik.Ajegile! Bisa ae Mas gula jawa satu itu.Begitulah Mas Alfa, semakin hari dia semakin perhatian tapi juga semakin posesif. Itulah yang membuatku merasa kadang tak nyaman. Saking p

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-13
  • Tukar Pasangan (Jodoh)?   Bab 51. Gertakan Yoga

    Ada yang bilang, seburuk-buruknya orang tua tetap saja dia adalah yang melahirkan dan menjaga kita. Namun, bagiku mungkin itu tak sepenuhnya benar.Keberadaan Pak Rengga dan Bu Dahlia untukku yang seorang anak buangan itu tak ubahnya dua orang egois yang hanya memikirkan diri mereka sendiri.Ya, memang aku sudah mulai menerima kehadiran Bu Dahlia dan alasannya membuangku tapi untuk Pak Rengga?Ah, entahlah! Aku tidak tahu harus tertawa atau menangis.Setelah tahu ayah kandungku sekarang masuk ke HCU (High Care Unit) karena penyakit ginjal yang dia idap sudah mencapai level kronis, perasaanku tak ayal menjadi sedih. Ada rasa pilu yang tidak terdeskripsi mendengarnya bertaruh nyawa dengan penyakitnya."Ayahmu butuh penanganan khusus Zel, dia sempat drop lagi pas habis di-hemodialisis tapi kamu tenang saja kami akan mencoba sebisa mungkin. Oke? Oh ya, kalau kamu mau nemuin dia. Dia ada di kamar HCU 1057. Dia pasti senang kamu datang."Begitulah ucapan Mas Alfa ditelepon saat aku bertanya

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-14

Bab terbaru

  • Tukar Pasangan (Jodoh)?   TP 4. Tamat (Ending)

    Sebulan kemudian."Senangnya dalam hati, kalau bersuami kaya. Oh dunia, serasa aku yang punya cikicik ... asyik-asyik Jos!""Eh, bentar! Kok aku jadi nyanyi begituan, ya?"Gue terkekeh kecil mengingat lagu apa yang sedang gue senandungkan sekarang ini. Mengingat kalau hari ini kami ada di Singapura tak ayal membuat wajah gue terus tersenyum merekah dan menyanyi tanpa henti.Seperti yang sudah dibahas tempo hari, setelah kami melakukan klarifikasi di sekolah dan membuat Alina juga Januar berurusan dengan hukum karena kelakuannya yang telah melakukan perbuatan tidak menyenangkan dan pencemaran nama baik, kami pun melakukan honeymoon untuk kesekian kali.Ohoo! Jujur, sebenarnya ini bukan kali pertama kami menginjakkan kaki di Singapura, semenjak resmi jadi pasangan sungguhan kerjaan Pak Zian bawa gue ke sini mulu. Katanya dia ingin nostalgia karena waktu kecil pernah tinggal di sini sekaligus honeymoon yang sekarang kayaknya bakal rada lama karena kami ingin merayakan berhasilnya membuat

  • Tukar Pasangan (Jodoh)?   TP 4. Klarifikasi

    Selepas mendengar indo dari Pak Zian kalau Alina telah memfitnahnya gue langsung mengecek kondisi sekolah, jika info tentang Pak Zian sampai di rumah sakit pastinya ke sekolah pun ada rumor tersebut. Nyatanya yang gue takutkan terjadi. Sesuai dugaan, ketika gue sampai di sekolah tiba-tiba Pak Joan dan Bu Hani yang tetap jadi sahabat gue langsung nyamperin. Mereka bilang di sekolah udah beredar kabar yang gak mengenakan yaitu katanya gue udah merebut Pak Zian dari Bu Alina dan katanya Pak Zian digosipkan mandul.Brengsek emang si Alina! Bisa-bisanya dia menyebar info yang gak berdasar itu.Saking banyaknya gosip di luaran sampai-sampai gue bisa dengan jelas semua umpatan juga sindiran yang dilayangkan ke gue. Tapi, terlepas dari semua itu gue udah tahu ini adalah salah satu resiko yang harus dihadapi. Semenjak memutuskan untuk memberi Pak Zian kesempatan kedua gue merasa udah siap apa pun yang terjadi tapi sayangnya gue gak prediksi akan separah ini. Coba bayangkan aja, masa Alina bil

  • Tukar Pasangan (Jodoh)?   TP 4. Fitnah

    Pak Zian kecewa berat. Setelah gue mengatakan kalau hari ini gak jadi 'ena-ena' dia mematung bak manekin. Bibirnya yang sejak tadi udah nyosor-nyosor aja langsung ditarik menjauh."Apa? Tsan? Kamu kenapa?" tanyanya tercekat. Wajahnya yang sudah semangat 45 mendadak memucat. "Saya mens, Mas. Menstruasi," jawab gue lebih lugas. Takutnya dia terlalu syok hingga telinganya mengalami ganteng 'gangguan telinga'."Astaghfirullah!"Tubuh Pak Zian seketika mundur dengan frustasi sampai menyentuh dinding. "Jadi, kita gak bisa bikin anak? Jadi Mas, gak bisa ibadah syurga sekarang?" selanya seolah masih tak percaya. Gue menggelengkan kepala. "Enggak Mas, maaf yak. Seminggu lagi mungkin," jawab gue sambil menepuk punggungnya menyabarkan.Rasa penyesalan langsung menelusup tapi mau gimana lagi, masa dipaksakan? Kan gak mungkin. Dosa!Pak Zian membasahi bibirnya yang terlihat kering sambil berjalan lunglai ke arah tempat tidur. "Jadi, ide beriliannya gak bisa dilakukan sekarang, ya?" tanyanya ko

  • Tukar Pasangan (Jodoh)?   TP 4. Tekotek?

    "Ma-maksud Bapak apa? Kenapa saya harus menjawab? Dan kenapa--""Jawab saja Tsan, jika saya suami kamu apakah kamu akan menerima saya?" tanya Pak Zian memutus ucapan gue dengan tatapan yang tajam seolah hendak membolongi kepala gue.Entah mengapa gue merasa dia bertanya seolah-olah sedang takut kehilangan dan ini membuat kecurigaan gue sama dia kian membesar.Melihat itu, gue mengepalkan tangan kuat. "Baiklah, saya akan jawab. Jika saya memiliki suami seperti Pak Zian mungkin saya ...." Gue menarik napas dalam sejenak, "akan menerimanya," jawab gue lirih.Mendapat jawaban itu dari gue, samar mata gue menangkap Pak Zian menghembuskan napas lega dan dia pun mencondongkan badan ke depan penuh perhatian. Seulas senyum terlukis di wajahnya yang tampan. "Alhamdullilah. Kalau begitu saya gak salah memilih istri. Kamu memang beda Tsan."Deg."Istri?" Gue sontak tercengang mendengar pernyataan Pak Zian. "Maksud Bapak apa? Kenapa menyebut istri? Jujur, Pak! Sebenarnya apa yang sedang terjadi?"

  • Tukar Pasangan (Jodoh)?   TP 4. Bongkar Rahasia

    Pak Zian mengepalkan tangan sampai kukunya memutih karena sekuat tenaga menahan amarah. Kerut-kerut tajam mulai muncul di sudut mulut Pak Zian dan kulit pipinya menegang.Di saat membingungkan seperti sekarang. Jujur, gue tidak tahu apa yang harus dilakukan di tengah pertikaian keduanya sebab gue sendiri juga masih syok.Gue gak nyangka Bu Ayu bisa membongkar kebusukan Alina tepat di saat kami mau memasuki rumahnya.Gue bertanya-tanya. Haruskah sekarang gue jadi wasit? Atau ikut jadi pemain juga? Tapi, dibanding kena semprot gue memilih diam saja, auranya gak bagus buat ikut campur tapi honestly gue suka keributan ini.Sangat suka!Suruh siapa si kuntilanak itu ngambil kesempatan dalam kesempitan? Udah tahu dia yang selingkuh dan zina, masih mau berlaga polos dan merebut Pak Zian kembali lagi.Sekarang, rasakan akibatnya!"Mas, Mas, Ibu bohong! Janin ini milikmu, ini anakmu Mas!""Shut your fuckin mouth up, Alina! Berhenti bikin alasan! I told you, jika kamu memang selingkuh akui saja

  • Tukar Pasangan (Jodoh)?   TP 4. Rencana Ibu Mertua

    Selama gue jadi menantu kalau diingat-ingat gue jarang banget pergi ke rumah mertua. Mungkin kedatangan gue buat berkunjung bisa dihitung dengan jari tapi kali ini gue rasa akan lebih sering bahkan gue bakal tinggal di sana. Sejujurnya, sampai detik ini gue masih tak percaya bahwa akhirnya gue akan menjadi istri yang gak dianggap. Gue masih ingat, dulu gue pergi ke rumah Bu Ayu--mertua gue sebagai istri yang ditunggu dengan digandeng Pak Zian tapi sekarang situasinya berbeda. Lelaki yang sebelumnya ada buat gue malah berada di samping mantan istrinya.Dan gue terpaksa menginjakan kaki di rumah ibu dengan status sebagai asisten di mata Pak Zian.'Huft! Miris sekali.' Gue menghembuskan napas dalam.Sepanjang perjalanan menuju ke rumah ibu mertua. Sejujurnya, gue ingin sekali cepat sampai tapi apa daya gue harus bersabar karena jalanan macet.Alhasil, dengan sangat terpaksa gue harus menjadi kambing congek selama ada di mobil Pak Zian. Setelah Alina memergoki kami di ruang inap VIP seb

  • Tukar Pasangan (Jodoh)?   TP 4. Confess

    "Saya menolak tawaran Mbak! Saya tidak mau Mbak jadi madu saya!""Kenapa? Apa salahnya? Coba kamu pikirkan Tsan, jika saya jadi istri kedua Zian, kita bisa saling mengasihi selayaknya keluarga, kan? Kita berdua akan merawat Zian! Kita gak perlu berpura-pura!""Bullshit! Jangan berharap! Ingat Mbak, sebelum kejadian ini Mbak telah mengkhianatinya dan pikirkan bayi dalam perut Mbak sendiri! Paham?! Camkan! Sampai kapan pun saya gak akan membiarkan Mbak mengambil Mas Zian! Permisi!"Dan setelah mengatakan penolakan gue yang tegas pada Alina, tanpa menunggu jawaban si iblis betina itu, gue pun pergi tanpa menoleh lagi.Gue bertekad gak akan membiarkan dia mengambil kesempatan dalam sandiwara ini.Never!(***)Gue mendesah mengingat percakapan beberapa hari yang lalu dengan Alina di kantin. Jujur, gara-gara tawaran gila tersebut sampai sekarang gue masih punya amarah yang belum terlampiaskan. Akibatnya, malam ini mata gue malas terpejam. Padahal waktu sudah menunjukan pukul satu dini hari.

  • Tukar Pasangan (Jodoh)?   TP 4. Tawaran Gila

    Gue tahu bahwa dalam setiap kehidupan itu selalu ada perjuangan. Gue juga tahu kalau gak setiap hal sesuai keinginan tapi kali ini takdir sepenuhnya udah bikin gue serasa dihempaskan ke lembah terdalam.Gue berjalan gontai di sepanjang lorong rumah sakit, usai pembicaraan panjang dengan mertua, gue pun udah punya keputusan yaitu mulai hari ini gue harus berpura-pura menjadi 'orang lain' bagi Pak Zian. Meski perih gue harus sanggup sampai suami gue mampu mengingat semuanya.Namun, masalahnya sampai kapan gue bisa bertahan? Sampai kapan? Sementara membayangkan Alina ada di samping Pak Zian aja udah bikin gue sakit apalagi mengakuinya sebagai istri. Ah, gue akuin ini emang berat, tetap aja gue gak mau menyerah. Gue mau tetap berada di samping Pak Zian seperti dia mencintai gue sebelumnya.Selepas sepuluh menit berjalan di sepanjang lorong tanpa terasa kaki gue yang lemah udah mengantarkan badan ini sampai ke depan ruangan Pak Zian.Gue menarik napas dalam dan hendak memasang wajah yang

  • Tukar Pasangan (Jodoh)?   TP 4. Nyali Seorang Istri

    Amnesia? Gimana bisa Pak Zian mengalami amnesia? Kenapa Mas Tsabit bilang dia gak mengenal gue?Agh, shit! Gue gak percaya. Mustahil suami gue bisa melupakan gue gitu aja.Gue mendesis lelah sepanjang perjalanan menuju ruang rawat VIP yang menjadi tempat di mana Pak Zian kini dirawat. Kata Mas Tsabit di telepon tadi, suami gue diputuskan pindah ke sana sesuai arahan dokter karena keadaannya berangsur pulih.Sampai di depan pintu, entah kenapa kaki ini jadi ragu untuk melangkah. Gue merasa ada ketakutan yang tiba-tiba menelusup dan membuat gue ingin kabur. Namun, ini bukan waktunya untuk melarikan diri karena gue ingin menemuinya.Gue senang dia sadar. Itu yang lebih penting dari apa pun. Gue rindu!"Mas Zian ...."Cklek.Gue membuka perlahan pintu yang tertutup. Di dalam ruangan terlihat seorang tengah berbaring dengan kaki yang digips, tangan dan kepala yang diperban persis mumi yang baru saja bangkit. Gue tercenung, mata kami beradu pandang pertama kali. "ADEK PENOLONG!?" Pak Zia

DMCA.com Protection Status