Share

Bab 6 Pencarian dihentikan

last update Last Updated: 2023-04-29 16:00:55

Satu-satunya kemiripan antara Shanaz dan jasad yang ada di depan Lorenzo hanyalah rambut berwarna coklat lurus dengan panjang sebahu. Hati kecil Lorenzo menyangkalnya.

"Tidak, dia bukan Shanaz." Lorenzo mengatakan dengan tegas.

"Lalu bagaimana, Pak. Apakah kita harus melanjutkan pencarian terhadap, Bu Shanaz?" tanya pesuruh Lorenzo.

Tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, Fernando yang sedari tadi sengaja mendengarkan pembicaraan antara kakaknya, pesuruhnya dan dokter forensik nekat menerobos masuk. Lelaki yang masih sah menjadi suami Shanaz itu membuntuti langkah Lorenzo atas desakan istri barunya. Lita menduga Lorenzo sudah berhasil menemukan keberadaan Shanaz. Lita dan Fernando berharap Shanaz ditemukan sudah dalam keadaan meninggal dunia.

"Untuk apa melanjutkan pencarian, kalau yang ada di depan kita sudah jelas-jelas jasad Shanaz," ucap Fernando dengan sorot mata yang penuh keyakinan.

Sebelum datang ke rumah sakit, di perjalanan Fernando juga telah menyusun siasat busuknya. Ia menelpon pihak kepolisian untuk memastikan berita kematian istrinya itu. Dan polisi mencatat bahwa itu benar mayat Shanaz berdasarkan keterangan dari Fernando.

Bahkan untuk meyakinkan polisi, Fernando sengaja berakting menangis saat polisi sudah datang ke kamar jenazah itu. Lorenzo yang masih shock dan belum bisa menerima kenyataan ini hanya bisa mematung sesaat. Penjelasannya tak berarti banyak dibandingkan dengan adiknya yang merupakan suami Shanaz.

"Selamat siang Pak, kamu dari pihak kepolisian ingin memastikan apakah benar ini jasad Bu Shanaz?" tanya salah seorang polisi.

Air mata palsu Fernando berhasil menetes, membasahi pipinya. "Benar sekali pak. Saya yakin ini adalah jasad istri saya." Ia bahkan rela menahan bau anyir yang menusuk indera penciuman miliknya. "Astaga sayang, kenapa kamu harus pergi secepat ini?"

Lorenzo seketika tersadar, ia menyadari Fernando melakukan ini agar memuluskan jalannya untuk menikahi Lita. Lelaki itu berusaha menepis pernyataan adiknya. "Jangan terlalu cepat memutuskan, lakukan saja tes DNA atau apapun itu."

"Semuanya sudah jelas kak, untuk apa melakukan tes DNA?" Fernando menatap kakaknya, berusaha menekan agar Lorenzo diam.

"Saya mohon Pak, biarkan istri saya ini beristirahat dengan tenang, sehingga saya bisa segera memakamkannya," tandas Fernando kepada polisi.

Tidak sia-sia memang Fernando menggunakan kemampuan akting terbaiknya. Ia berhasil meyakinkan polisi dan Shanaz resmi dinyatakan meninggal.

Lorenzo menarik napas dalam-dalam ditengah dadanya yang terasa sesak, lalu membuang napas seraya pergi. Ia sudah tidak tahan lagi berada di ruangan itu. Bukan karena bau anyir yang ada di sana, melainkan tidak tahan dengan omong kosong Fernando. Atau mungkin juga ia belum bisa menerima kenyataan bahwa Shanaz sudah meninggal.

**

Sementara itu di rumah Nabila, ibunya terkejut dibuat terkejut karena putri satu-satunya mengatakan diterima bekerja sebagai seorang kepala pelayan. "Bagaimana dengan surat pengalaman bekerjamu sebagai sekretaris kemarin, apa itu tak cukup untuk mendapatkan pekerjaan yang sama?" tanya ibu Nabila bernada kecewa.

Shanaz merasa bersalah kepada ibu Nabila. Ia sadar betul jika ibu manapun pasti menginginkan yang terbaik putrinya, termasuk dalam hal pekerjaan. Bibirnya sempat kelu. Namun tidak ada yang bisa Shanaz lakukan selain berbohong agar ibunya Nabila mengizinkannya bekerja di rumah Fernando.

"Maafkan Nabila, Bu. Nabila terpaksa bekerja sebagai kepala pelayan karena belum diterima kerja di sebuah perusahaan," mohon Nabila dengan wajah tertunduk.

Wanita paruh baya itu bukannya memandang rendah pekerjaan sebagai kepala pelayan, melainkan ia berpikir anaknya bisa mendapatkan jenjang karir yang lebih baik jika bekerja di sebuah perusahaan. Tetapi mau tak mau ibunya Nabila akhirnya merestui permohonan Shanaz, karena berpikir Nabila melakukan ini demi dapat menghidupi dirinya.

"Ibu minta maaf, karena–"

Shanaz menggelengkan kepalanya. Ia semakin dibuat tak enak hati, lalu segera menghentikan ucapan ibunya Nabila. Shanaz paham akan apa yang akan diutarakan oleh ibunya Nabila.

"Ibu jangan meminta maaf, ibu tidak salah apapun," potong Shanaz. "Shanaz janji akan bekerja sambil mencari lowongan pekerjaan di sebuah perusahaan lagi," imbuhnya.

Beruntung ibunya Nabila dapat menerima keputusan itu, ia lalu memeluk Shanaz. Sempat membeku, tetapi setelah itu Shanaz mulai merasakan hatinya menghangat mendapatkan perlakuan manis dan kasih sayang yang begitu besar dari ibunya Nabila. Rasa sesak tiba-tiba menghimpit dada Shanaz, ia menjadi merindukan ibu kandungnya. Wanita yang telah melahirkan Shanaz tersebut pasti sangat khawatir karena keberadaan Shanaz belum ditemukan.

Ibunya Nabila melepaskan pelukannya, lalu menangkup wajah putri semata wayangnya. "Tidurlah, bukankah besok pagi kamu sudah mulai bekerja?"

Shanaz mengangguk pelan. "Iya Ibu, kalau begitu Nabila tidur dulu," pamit Shanaz.

Ibunya Nabila tersenyum, lalu setelah itu mengusap kepala Shanaz dengan lembut. Kemudian Shanaz melangkah menuju ke kamar Nabila.

**

Keesokan harinya Shanaz membuka matanya yang masih berat. Semalaman wanita berusia 30 tahun itu tidak dapat tidur dengan nyenyak karena paginya harus berangkat bekerja di rumah Fernando, lelaki yang telah mengkhianatinya. Dan akibatnya kepalanya menjadi sedikit terasa berat.

Ibu Nabila kini berdiri di ambang pintu sambil mengetuk pintu kamar dengan pelan. "Ayo segera mandi, setelah itu sarapan. Ibu sudah siapkan makanan untukmu." Ibunya Nabila tak lupa memberikan senyuman yang begitu tulus.

"Iya Bu, Nabila mandi dulu ya," sahut Nabila. Shanaz membalas senyuman ibu Nabila pun dengan tulus, walaupun setelah itu ia melangkahkan kakinya dengan berat menuju ke kamar mandi setelah ibunya Nabila pergi.

Tepat beberapa saat ketika Shanaz pergi ke kamar mandi, ponsel Nabila yang sedang di charge di atas nakas dekat tempat tidurnya berdering. Takut ada sesuatu yang penting Tami, ibunya Nabila mengangkatnya. Ternyata dari Risa, teman dekat Nabila.

"Halo Ris? Ini Ibu. Nabila sedang mandi, ada apa ya?" tanya Tami penasaran.

"Oh, Tante. Ini Tante, Risa mau bertanya, Nabila kapan ya, mau interview di perusahaan AA grup? Soalnya kemarin Nabila sudah janji mau interview sama Risa." Risa bertanya balik di ujung telepon.

Ibunya Nabila mengerutkan keningnya. Interview? Tapi Nabila bilang belum mengatakan ada tawaran interview dari perusahaan manapun.

Related chapters

  • Tukar Jiwa: Dendam Nyonya di Tubuh Kepala Pelayan   Bab 7 Siapa Yang Meninggal

    Tami masih merasa heran, karena sebelumnya Nabila tak pernah berbohong masalah apapun kepadanya, bahkan untuk kenyataan sepahit apapun. Namun kini kenapa Nabila berbohong? Dua kali sudah ibunya Nabila mengalami kekecewaan untuk hari ini."Halo, Tante. Apa Tante masih ada di sana?" pertanyaan dari Risa di ujung telepon berhasil membuyarkan lamunan Tami."Iya, iya. Tante masih di sini kok," jawab Tami. Nanti akan Tante sampaikan pada Nabila kalau sudah selesai mandi ya," pungkas Tami mengakhiri sambungan teleponnya."Iya Tante."Setelah itu Tami kembali menaruh ponsel anaknya di atas nakas, setelah itu beranjak meninggalkan kamar Nabila menuju ke ruang makan. Menunggu anaknya untuk sarapan bersama. Sampai 10 menit kemudian Nabila keluar dari kamar sudah lengkap dengan riasan wajah yang tipis dan natural, serta pakaian yang rapi.Shanaz duduk sambil melihat makanan yang tersaji di atas meja. Di sana terdapat nasi goreng dengan lauk telur mata sapi. "Hanya itu yang ibu sediakan, karena ibu

    Last Updated : 2023-04-29
  • Tukar Jiwa: Dendam Nyonya di Tubuh Kepala Pelayan   Bab 8 Itu Bukan Aku

    Dengan perasaan cemas dan bercampur gelisah, Shanaz berlari untuk masuk ke dalam rumah. "Bukan aku kan yang meninggal kan?" Pertanyaan itu terus berkelebat di kepala Shanaz. Ia juga khawatir dengan nasib Nabila nantinya jika benar dirinya yang sebenarnya dinyatakan meninggal.Sampai pada akhirnya Shanaz bertemu dengan kepala pelayanan yang lama, karena dia akan tetap di rumah itu sampai Nabila bisa menjalankan pekerjaannya dengan baik. "Si–siapa yang meninggal Bu?" Shanaz menunjuk ke arah jenazah. Suaranya bergetar karena tak dapat menutupi kegugupannya."Nyonya Shanaz yang meninggal, dia adalah istri tuan Fernando yang kemarin kecelakaan," jawab kepala pelayan yang lama. Nyonya Shanaz orang yang sangat baik sekali, tidak seharusnya dia pergi secepat ini." Air mata tanpa sadar mulai membasahi pipi kepala pelayan yang lama.Setelah berita pernikahan suaminya, ini kali keduanya Shanaz merasa bumi yang dipijaknya seakan runtuh. Bukan, bukan. Ini lebih mirip tsunami yang langsung menghant

    Last Updated : 2023-04-30
  • Tukar Jiwa: Dendam Nyonya di Tubuh Kepala Pelayan   Bab 9 Si Ular Betina

    Sontak Shanaz bangkit dari tempat tidur Tami. Ia dan Tami keluar untuk melihat siapa yang berteriak tadi. Air mata mengambang basah di pelupuk mata, kemudian menganak sungai hingga membasahi pipi, ketika melihat ibu kandungnya menangis di depan jenazah yang diklaim adalah dirinya."Jangan menangis ibu. Aku di sini. Itu bukan aku," batin Shanaz. Ingin sekali ia berlari dan memeluk wanita yang sangat dicintainya. Memeluknya dan memberitahu bahwa itu bukan dirinya. Tetapi bukankah tidak akan ada seseorang yang mempercayainya nanti?Ayah Shanaz berusaha menenangkan ibunya Shanaz, meskipun hatinya sendiri juga sangat hancur. Putri yang sangat dicintainya telah pergi meninggalkan mereka selama-lamanya.Sejenak ibunya Shanaz menghentikan tangisannya, demi mencari keberadaan menantunya. "Di mana Fernando?" tanya ibunya Shanaz.Tak ada yang mengetahui di mana keberadaan Fernando, sampai ibu mertua Shanaz keluar. Ibunya Shanaz buru-buru menghampiri dan bertanya kepada besannya tersebut. "Di ma

    Last Updated : 2023-04-30
  • Tukar Jiwa: Dendam Nyonya di Tubuh Kepala Pelayan   Bab 10 Demi Mendapatkan Kepercayaan

    "Diam atau aku akan memecat kalian semua!" Lita mengancam dengan wajah berapi-api, seakan ingin menelan para pelayan itu hidup-hidup. Saat ini Lita merasa dialah pengusaha di di rumah itu, ratu di sebuah kerajaan. Dan itu karena dia adalah wanita pertama yang akan melahirkan pewaris perusahaan keluarga Fernando.Tami membalikkan badan dan menaruh hati telunjuknya di depan bibir, sebagai kode agar para bawahannya itu diam. Menyadari karir mereka terancam, mereka membungkam mulut masing-masing dengan kompak.Karena terlanjur tidak suka dengan Tami, Lita menuduh Tami yang menyuruh mereka menyertainya. "Ini pasti karena ulahmu kan!"Tami menatap khawatir ke arah Shanaz, ia tak tahu bagaimana harus menghadapi wanita menyebalkan itu. Shanaz memberi isyarat dengan mengedipkan matanya, seolah memberikan keyakinan bahwa semua akan kembali normal. "Sudah pergi dari hadapan Nyonya Lita, dia sedang hamil suasana hatinya harus selalu bagus," ucap Shanaz, yang terlihat serius. Tetapi Tami tahu sem

    Last Updated : 2023-05-01
  • Tukar Jiwa: Dendam Nyonya di Tubuh Kepala Pelayan   Bab 11 Hampir Saja

    Fernando dan Lita saling memandang sambil mengangkat satu alis yang terangkat. "Suara siapa itu?" tanya Lita?" Fernando mengangkat kedua pundaknya. "Entahlah. Kita lihat." Fernando secepat kilat berlari keluar dari kamar bersama dengan Lita untuk mengeceknya. Lita yang tak sadar sedang hamil akhirnya mengalami kram perut. Ia meringis kesakitan lalu berjongkok di lantai sambil memegangi perutnya."Aarrggghhh! Sakit." Wajah wanita itu berubah menjadi merah karena menahan sakit yang teramat sangat.Fernando yang mendengar suara pekikan istrinya langsung menoleh, kemudian langsung menghampiri Lita. "Apa yang terjadi?" "Perutku sakit," keluh Lita.Fernando tak tinggal diam. Ia segera menelepon supir pribadinya untuk menyiapkan mobil ke rumah sakit. "Cepat siapkan mobil sekarang. Kita harus segera sampai di rumah sakit," perintah Fernando."Baik, Tuan." Kemudian sambungan telepon mereka terputus. Fernando membopong Lita sampai di halaman depan rumah.Shanaz memanfaatkan kesempatan ini unt

    Last Updated : 2023-05-01
  • Tukar Jiwa: Dendam Nyonya di Tubuh Kepala Pelayan   Bab 12 Mulai Merasakan Kehilangan

    Hati Lita berkecamuk. Ia marah dan tak terima. "Apa?!" Tak sadar ia meneriaki kakak iparnya membuat suasana menjadi memanas."Turunkan nada bicaramu." Meskipun Lorenzo mengatakannya dengan nada dingin, dan dengan tatapan mata yang mengintimidasi. Kalau saja lelaki yang di depannya itu bukan kakak iparnya, pasti Lita akan menamparnya. Tetapi Lita mana berani. Wanita itu tertunduk takut."Baiklah kak. Tapi bisakah kakak meminta tolong kepada pelayan lain saja? Nabila sedang–" Belum selesai bicara, Lorenzo memotong pembicaraan Lita dengan cepat. "Jadi kamu mau mengatur hidupku?" Lorenzo menatap Lita dengan tatapan mata mengintimidasi, membuat nyali Lita menjadi ciut dan menggelengkan kepalanya."Ti–tidak kak. Aku tidak bermaksud seperti itu. Maafkan aku," ucap Lita, sambil menahan emosinya."Tolong antar kopinya ke kamarku ya, Nabila," suruh Lorenzo. Seketika nada bicaranya berubah ketika berbicara dengan Nabila.Lita bangkit dan langsung menunjuk ke wajah Shanaz. "Semua ini karenamu!

    Last Updated : 2023-05-02
  • Tukar Jiwa: Dendam Nyonya di Tubuh Kepala Pelayan   Bab 13 Sahabat Jadi Suka

    Fernando menoleh. Memandang tak suka pada kakaknya, yang kemudian duduk di sampingnya. Lelaki yang umurnya tidak jauh dari Fernando itu mengambil piring untuk mengambil nasi, sayur beserta lauknya. Shanaz segera bangkit dari tempat duduknya. Ia hendak mengambilkan nasi untuk Lorenzo. "Biar saya ambilkan, Tuan Lorenzo." Dengan tangan mengulur ke arah Lorenzo. Namun Lorenzo menolaknya. "Tidak usah, Nabila. Aku bisa melakukannya sendiri.Shanaz menarik tangannya lagi, kemudian duduk kembali. Sementara itu Fernando berusaha mengabaikan kakaknya dan makan dengan tempo yang lebih cepat. Berbeda dengan Lorenzo yang terlihat bahagia dan santai. Hatinya merasa lega karena sakit hatinya terhadap Fernando bisa sedikit tersalurkan."Tidak usah buru-buru makannya. Apa kamu merasa tak nyaman di sini?" Lorenzo kembali menyindirnya. Kali ini habis sudah kesabaran Fernando untuk meladeni kakaknya. Ia bangkit dari tempat duduknya, dan pergi tanpa kata. Anehnya Lorenzo tak mempedulikannya. Shanaz bar

    Last Updated : 2023-05-02
  • Tukar Jiwa: Dendam Nyonya di Tubuh Kepala Pelayan   Bab 14 Merasa Terkhianati

    Hari itu Fernando merasakan sakit yang teramat sangat, ketika menemukan Shanaz dan Lorenzo sedang makan siang berdua di kafe yang baru-baru ini sering Fernando kunjungi. Meskipun hubungan antara Fernando dan Shanaz masih sebatas teman namun Fernando merasa terkhianati. Dengan wajah yang memerah karena marah, Fernando mengepalkan kedua tangannya lalu mendatangi meja mereka berdua.Fernando tak terima telah dibohongi oleh Shanaz. "Kamu bilang orang yang kamu ingin temui adalah seseorang yang berbeda universitas, ternyata kamu bertemu dengan kakakku," Fernando mencerca Fernando secara bertubi-tubi, membuat wanita cantik itu menjadi takut.Shanaz menjadi menyesali perbuatannya. "Maaf, aku tidak bermaksud–"Fernando langsung memotong pembicaraan Shanaz. "Ah. Sudahlah!" Fernando mengayunkan tangannya ke belakang. Kalian sama saja." "Ini hanya masalah sepele. Jangan bersikap kekanak-kanakan seperti itu." Akhirnya Lorenzo ikut bicara."Kenapa. Kamu merasa puas karena aku dibohongi seperti i

    Last Updated : 2023-05-04

Latest chapter

  • Tukar Jiwa: Dendam Nyonya di Tubuh Kepala Pelayan   Bab 165 TAMAT

    "Apa kamu pikir aku adalah barang. Yang seenaknya sendiri bisa dipindah tangankan seperti ini?!" Nabila tersulut emosi mendengar pernyataan dari Fernando. Kini dia percaya dengan ucapan dari Lorenzo dan Shanaz yang mengatakan hal-hal buruk mengenai lelaki itu. Dia sekarang mengerti mengapa akhirnya Lorenzo dan Shanaz nekat menikah saat wanita itu terjebak di tubuhnya. Karena selain saling mencintai. Lorenzo pasti ingin menyelamatkan Shanaz. "Bukan seperti tapi–" Fernando mau berkilah. Namun Lita memukul lengannya dengan kencang sambil menangis. Dia tak menyangka kalau ternyata kelakuan suaminya masih tak berubah. Laki-laki yang hanya mengedepankan hawa nafsunya saja. "Keterlaluan! Kamu ceraikan saja aku kalau mau menikahi wanita lain," amuk Lita."Aku juga tidak mau menikah dengan suamimu. Jadi kamu tenang saja," sambar Nabila. Ia kemudian pergi meninggalkan tempat itu. "Permisi!" Lorenzo dan Shanaz sebenarnya kasihan. Mereka berniat mengejar Nabila. Namun terlebih dahulu berpamita

  • Tukar Jiwa: Dendam Nyonya di Tubuh Kepala Pelayan   Bab 164 Hidup Mandiri

    Berbagai pengobatan telah dilakukan oleh Shanaz demi bisa sembuh. Dan setelah 3 tahun usahanya membuahkan hasil. Kini dia sudah cukup sehat untuk kembali ke rumah keluarga besar Lorenzo. Keluarga Lorenzo tak pernah mengetahui cerita mengenai jiwa Shanaz yang selama ini terperangkap di dalam tubuh Nabila. Dan saat tiba-tiba Shanaz muncul di keluarga mereka, Lorenzo hanya berkata kebetulan menemukan Shanaz. "Bagaimana bisa tiba-tiba kamu bertemu dengan Shanaz? Dia kan sudah–" tanya Santi yang tak bisa melanjutkan kalimatnya. Entah mengapa perasaannya campur aduk. Ayahnya juga mempunyai pertanyaan yang sama. Namun memilih diam.Sementara Fernando dan Lita di dalam hatinya merasa cemas. Apalagi kalau bukan masalah uang asuransi jiwa yang dimiliki oleh Shanaz. Mereka takut Shanaz akan mempertanyakannya. Padahal tidak. Shanaz dan Lorenzo tak peduli mengenai masalah itu."Belum Ibu. Shanaz belum meninggal," jawab Lorenzo dengan sopan.Di sana juga ada Nabila. Dia duduk di samping Lorenzo.

  • Tukar Jiwa: Dendam Nyonya di Tubuh Kepala Pelayan   Bab 163 Demi Putra Semata Wayangku

    Karena kesal Santi mengakhiri sambungan teleponnya secara sepihak. Nabila menjauhkan ponselnya dari telinganya. Lalu meminta penjelasan dari Lorenzo."Siapa itu Edward?" tanya Nabila dengan raut wajah yang serius."Edward adalah kami. Maksudku anakku dengan Shanaz," jawab Lorenzo.Nabila mematung. Kini tak tahu harus berbuat apa. Lorenzo memohon agar Nabila mau pulang dengannya. Ini semua dia lakukan demi anaknya."Anakku membutuhkanmu. Setidaknya pulanglah demi Edward," pinta Lorenzo."Okey. Aku mau mengurus Edward. Tapi di rumah ibuku," sahut Nabila. "Dan 1 lagi. Aku tak mau kamu ikut denganku," lanjutnya memberi syarat. Padahal Lorenzo belum menjawabnya.Lorenzo terdiam. Dia tak bisa menyalahkan Nabila dalam hal ini. Seorang gadis yang tak tahu apa-apa. Tiba-tiba bangun dengan status baru sebagai seorang istri dan anak. Dia berhak marah. Meskipun sebenarnya Lorenzo terlanjur nyaman karena terlalu lama bersama dengan Nabila. "Bagaimana?" tanya Nabila ingin memastikan.Lorenzo tak b

  • Tukar Jiwa: Dendam Nyonya di Tubuh Kepala Pelayan   Bab 162 Kekecewaan Nabila

    Lorenzo menghargai keputusan Shanaz. Hanya saja dia tak menyangka, bahwa istri yang dia nikahi. Istri yang sanggup membuatnya merasa nyaman setelah kepergian Shanaz adalah mantan adik iparnya sendiri. Yang tak lain adalah Shanaz. "Lalu bagaimana cara agar mereka bisa kembali ke tubuh mereka masing-masing?" tanya Lorenzo."Pejamkan mata. Lalu genggam erat tangannya dan katakan mari bertukar posisi lagi sebanyak 3 kali. Maka kalian akan bertukar posisi seperti semula," jawab orang misterius tadi.Shanaz yang awalnya menunduk lesu karena bimbang, menjadi menoleh ke arahnya. "Kamu mau aku kembali ke badanku?" Shanaz bertanya balik."Semua keputusan ada di tanganmu," jawab Lorenzo. Shanaz dan Lorenzo bersitatap. Lorenzo kemudian menoleh ke arah orang misterius tadi. "Apa konsekuensi jika Shanaz memilih kembali ke tubuhnya?" tanyanya."Seperti yang kamu lihat. Dia akan koma. Jika kamu mau kamu harus menunggu sampai dia sembuh," jawab orang misterius tadi. "Jika tidak kembali ke tubuh masi

  • Tukar Jiwa: Dendam Nyonya di Tubuh Kepala Pelayan   Bab 161 Keputusan Di Tangan Lorenzo

    Lita selalu berupaya mencelakai Shanaz dan juga bayinya. Misalnya menukar obat Shanaz. Namun tak berhasil karena salah seorang pelayan memberi tahu Shanaz. Saya itu Shanaz hanya memberi peringatan agar Lita tak lagi melakukan hal itu. Shanaz tak tega melaporkan kejadian ini karena kasihan kepada Felicia, sebab anak itu sakit-sakitan dan butuh penanganan medis khusus. Namun ternyata Lita tak juga jera. Dia menyabotase mobil Shanaz agar mengalami kecelakaan. Beruntung Fernando dapat mencegahnya. Dia mengorbankan diri dengan mengorbankan mobilnya menjadi penghalang mobil Shanaz yang akan kecelakaan. Shanaz lagi-lagi menemukan bukti bahwa Lita pelakunya. Dan berjanji akan memberi tahu soal ini pada keluarga besar Fernando. Lita mulai jera kali ini.Saat di rumah sakit. Ketika menjenguk Fernando yang sedang kecelakaan. Shanaz menabrak seseorang. Sosok itu tak asing bagi Shanaz. Dia orang yang sama dengan yang menabraknya usai dirinya kecelakaan lalu bertukar tubuh dengan Nabila."Kamu kan–

  • Tukar Jiwa: Dendam Nyonya di Tubuh Kepala Pelayan   Bab 160 Calon Anak Shanaz dan Lorenzo

    Setelah mendengar alasan Lita ingin menemui Fernando. Lorenzo yang ada di depan pintu gerbang menyuruh satpam untuk membukakan pintu. "Bukakan pintunya Pak.""Tapi Tuan Fernando melarang saya, Tuan Lorenzo," sahut satpam. "Dia tidak akan berani protes kalau aku yang menyuruhnya," ucap Lorenzo. "Baik Tuan Lorenzo. Kalau begitu akan saya bukakan pintunya," sahut satpam. Ia kemudian membukakan pintu gerbang untuk Lita.Lita tak henti menatap wajah kakak iparnya. Setelah pintu gerbang dibuka ia mengucapkan rasa terimakasihnya yang tulus. Dia begitu terharu akan kebaikan yang ditujukan oleh lelaki yang dulunya sangat ia benci."Terimakasih Kak Lorenzo. Karena telah memberikan izin Lita untuk masuk," ucap Lita dengan berlinang air mata."Aku melakukan ini bukan karenamu. Tapi karena anakmu. Dia bagian dari keluarga ini," sahut Lorenzo dengan nada dingin.Lita menghapus air matanya dengan mandiri. Tak apalah jika Lorenzo berpikiran seperti itu. Yang terpenting dia bisa masuk dan menemui Fe

  • Tukar Jiwa: Dendam Nyonya di Tubuh Kepala Pelayan   Bab 159 Terhalang Restu

    Lorenzo masih mematung. Namun setelah dapat mengendalikan dirinya, tangannya yang tadi mengambang di udara mendekap erat Shanaz. Akan tetapi dia masih ragu. Apakah ini artinya Shanaz telah menerima cintanya?Lorenzo kemudian mengurai pelukannya. Ia menatap wajah Shanaz dengan intens. "Apa ini artinya kamu sudah dapat menerimaku?" tanya Lorenzo memastikan.Shanaz menangis sambil mengangguk. "Iya," jawabnya dengan singkat. Namun itu sudah cukup membuktikan semuanya. Lorenzo tersenyum. Ia kemudian kembali memeluk tubuh Shanaz dengan erat. Tangannya mengusap lembut rambutnya yang panjang."Terimakasih, karena kamu mau membuka pintu hatimu untukku," ucap Lorenzo."Seharusnya saya yang berterima kasih kepada Tuan. Karena masih mau menerimaku yang—"Lorenzo dengan cepat melepaskan kembali pelukannya. Ia kemudian menangkup kedua sisi pipi Shanaz. Lalu 1 jari telunjuknya ditempelkan pada bibir Shanaz. "Tolong jangan katakan kalimat yang melukai hatiku," sambarnya memotong pernyataan dari Shana

  • Tukar Jiwa: Dendam Nyonya di Tubuh Kepala Pelayan   Bab 158 Cinta Yang Sesungguhnya

    Shanaz terbaring lemah di atas ranjang kamar apartemen Lorenzo. Dengan leluasa Fernando membuka satu persatu pakaian Shanaz, hingga tak menyisakan sehelai benangpun menutupi tubuh wanita itu. Fernando melepas pakaiannya. Kemudian setelah menampilkan tubuh polosnya ia memagut bibir Shanaz dengan lembut. Tangannya mulai turun dan meremas puncak gundukan dada Shanaz. Karena tak dapat menahan gairahnya lagi, Fernando hendak menancapkan kepunyaannya di dalam organ inti milik Shanaz. Fernando mengalami kesulitan, saat tak dapat menembus benteng pertahanan Shanaz. Itu artinya wanita ini belum terjamah oleh laki-laki lain. Fernando semakin bernafsu. "Rupanya kamu benar-benar masih menjaga kesucianmu. Aku sangat beruntung," gumamnya.Shanaz yang mulai merasakan sakit di area sensitifnya, lalu membuka mata. Dia menangis karena shock. Sekuat tenaga ia mendorong tubuh Fernando. Akan tetapi kekuatannya kalah besar dengan tubuh kekar Fernando."Tuan Fernando jangan lakukan ini kepada saya. Saya mo

  • Tukar Jiwa: Dendam Nyonya di Tubuh Kepala Pelayan   Bab 157 Kamu Yang Aku Inginkan

    Kejadian yang tidak diinginkan terjadi. Meisya yang mendengar berita tentang Fernando datang ke rumah Fernando untuk mencari kebenaran. Dia shock saat melihat pakaian Shanaz yang compang camping."Ceritanya panjang. Kalau kamu ingin tahu ikut dengan kami," jawab Lorenzo. Tanpa berpamitan Lorenzo berjalan menuju ke mobilnya dan membuka pintu. Lorenzo memberi kode agar Shanaz duduk di belakang. Sementara ia duduk di kursi kemudi. Meisya sebenarnya masih shock. Namun karena ingin tahu apa yang terjadi dia ikut masuk ke dalam mobil. Ia duduk di samping Lorenzo.Mobil Lorenzo kemudian melaju meninggalkan rumah Fernando. Membelah jalanan yang sudah sepi menuju ke apartemennya. Di dalam mobil Lorenzo menjelaskan kronologi kejadian yang dialami oleh Shanaz. Meisya merasa iba."Kasihan sekali dia. Pasti dia menjadi sangat trauma," ucap Meisya dengan tulus."Itu sudah pasti. Maka dari itu aku mau mengamankannya sementara waktu di apartemenku," sahut Lorenzo.Meisya mengangguk. "Aku setuju."Mal

DMCA.com Protection Status