Mendengar perdebatan antara satpam dan ayahnya. Hal pertama yang Shanaz lakukan adalah mencari keberadaan Fernando. Lelaki itu sedang berada di kamarnya. Shanaz mengetuk pintu kamarnya.Tak lama Fernando membuka pintu. "Ada apa?" tanyanya penasaran."Di luar ada seorang pria paruh baya sedang mencari Anda, Tuan Fernando," jawab Shanaz. Ia berpura-pura polos dan seakan tak tahu apa-apa."Siapa?" tanya Fernando menelengkan kepalanya. Dia tak merasa membuat janji dengan siapapun hari ini. Jadi siapa orang yang ingin menemuinya malam-malam begini?"Soal itu saya juga tidak tahu Tuan. Saya hanya melihatnya dari jendela saja," jawab Shanaz.Tanpa membuang waktu Fernando berjalan menuju ke halaman rumahnya. Dia membuka pintu dengan emosi, karena ingin mengecek sendiri siapa yang datang. Langkahnya semakin dipercepat. Namun saat sudah hampir dekat, Fernando menghentikan sejenak langkahnya. Dia terpaku saat melihat ayah Shanaz yang ternyata ada di balik pintu gerbang."Mau apa dia ke sini mala
Saat ayahnya sudah tak terlihat lagi bayangannya, Shanaz segera masuk. Ia membujuk agar Fernando tak bersikap gegabah dalam masalah ini. "Maaf Tuan, saya datang karena kaget mendengar teriakkan Anda tadi," ucapnya dengan raut wajah takut.Fernando masih sibuk mengatur napasnya yang berantakan. Ia menatap tajam ke arah Shanaz. Saat Shanaz menoleh ke belakang, dia melihat Yuni yang datang menghampiri mereka dengan menggendong Kenny dan Felicia. Dia juga kaget mendengar suara Fernando yang menggelegar. "Apa yang terjadi Tuan?" Shanaz membulatkan matanya. Dia tak ingin Yuni tahu apa yang terjadi. Ia kemudian menutupinya dengan kebohongan. "Tidak apa-apa Bi. Tuan Fernando hanya mencari Nyonya Lita saja tadi. Tapi karena belum pulang jadi Tuan Fernando marah."Fernando mengerutkan keningnya, lalu memiringkan kepalanya. Tak mengerti mengapa Shanaz harus berbohong tentang masalah ini. Beruntung Kenny menangis, jadi Yuni tak terlalu memperhatikan. Karena tak mau disalahkan jadi Yuni memilih u
"Apa yang kamu katakan ada benarnya. Terimakasih atas saran yang kamu berikan tadi ya," ucap Fernando kepada Shanaz. Ia seperti mendapatkan pencerahan. Meskipun hatinya memendam rasa sakit. Fernando benar-benar kecewa karena merasa ditipu oleh istrinya sendiri.Sementara itu Shanaz merasa lega karena Fernando mempercayai ucapannya. Tepatnya masuk ke dalam permainan yang ia ciptakan. "Sama-sama Tuan," sahut Shanaz. "Saya hanya tidak tega melihat suami sebaik Tuan dibohongi seperti itu oleh Nyonya Lita," lanjut Shanaz yang sengaja memberi bumbu-bumbu agar Fernando semakin disulut api amarah.Fernando merasa terenyuh dengan ucapan Shanaz. Lalu ia teringat kembali dengan kesalahan yang dibuat oleh istrinya. Lelaki itu kemudian tertawa hampa. "Aku tak mengerti mengapa Lita sampai hati melakukan kebohongan ini kepadaku?" tanya Fernando tak mengerti.Soal ini Shanaz juga tak tahu apa alasan Lita sampai menukar bayinya dengan bayi Yuni. "Saya juga tidak tahu Tuan," sahutnya. "Tuan akan menget
"Maaf jika kedatangan saya menganggu Tuan Fernando. Tapi saya hhanya menjalankan amanah dari Nyonya Lita, Tuan," jawab Yuni."Amanah apa? Dia menyuruhmu apa?" cecar Fernando bertanya balik."Nyonya Lita kemarin berpesan kepada saya, supaya dibangunkan pagi-pagi Tuan. Karena mau mengantar Tuan Muda untuk vaksin," jawab Yuni.Fernando berdecap. Tak percaya begitu saja dengan niatan istrinya. Dia adalah tipe wanita yang akan pergi jika hal itu menguntungkan dirinya. "Sejak kapan dia peduli dengan anaknya?" ledek Fernando ."Dia masih tidur. Lihat itu," tunjuk Fernando. Dia bahkan menggeser badannya agar Yuni dapat melihat Lita yang masih pulas. Yuni mengangguk ragu. Dan senyumnya terlihat begitu canggung. Ia yang hanya melihat saja malu sendiri akan hal itu."Kalau dia peduli dengan anaknya, dia tidak akan pulang menjelang dini hari. Dia tak akan kuat tidur dengan waktu yang sedikit seperti itu jadi tidak perlu membangunkannya," tolak Fernando. "Lebih baik kamu cari Nabila untuk ikut de
Fernando tersenyum. "Kamu benar. Sepertinya menyenangkan jika mempunyai anak perempuan yang lucu," sahutnya membenarkan."Sudah berikan Felicia padaku," suruh Fernando.Yuni percaya. Dia mengangguk kemudian mengulurkan Felicia kepada Fernando. "Kalau begitu saya titip Felicia kepada Tuan," ucapnya. Fernando menjawabnya dengan anggukan.Yuni mengelus lembut pipi Felicia dan berkata, "Felicia sayang. Jangan nakal ya. Jangan membuat Tuan Fernando menjadi repot," pesannya sebelum pergi."Maaf jika sudah merepotkan Tuan," ucap Yuni, kemudian tertawa canggung.Fernando menggelengkan kepalanya. "Sama sekali tidak. Jangan khawatir," sahutnya."Baiklah Tuan. Kalau begitu saya pergi dulu," pamit Yuni."Iya," sahut Fernando singkat. Setelah itu Yuni berjalan meninggalkan Shanaz dan Fernando.Di saat itulah Fernando mulai menyusun rencana dengan Shanaz. "Nabila. Bagaimana sekarang? Aku bisa melakukan tes DNA kepada Kenny karena dia tercatat sebagai anakku. Tapi rasanya sulit jika harus melakukan
Hari yang ditunggu oleh Fernando tiba. Hari di mana ia akan mengetahui hasil tes DNA. Fernando datang sendiri ke klinik. Tangan kanannya sudah ada amplop yang berwarna coklat. Fernando lalu mengeluarkan selembar kertas putih dari dalamnya.Dengan perlahan Fernando membuka selembar kertas hasil tes DNA dari klinik tersebut. Tanah yang dipijak oleh Fernando seakan runtuh. Dadanya seakan sesak saat membaca hasil tes DNA yang membuktikan bahwa Kenny bukan anak kandungnya. Fernando sampai tak sadar menjatuhkan kertasnya sembarangan di lantai.Fernando sampai terhuyung beberapa langkah ke belakang karena shock. Padahal dia sudah sudah dapat memprediksikan isinya. Tetapi tetap saja tak terima dengan kenyataan yang terjadi."Tega-teganya kamu membohongiku!" gumam Fernando dengan mengeraskan rahangnya. Tangannya mengepal menahan emosi.Dengan hati yang sudah hancur Fernando malam itu pulang ke rumahnya. Dia memang sengaja datang ke klinik setelah pulang kerja. Hal ini dimaksudkan agar tidak me
Di dalam kamar Shanaz merasa sangat senang. Berkali-kali ia menahan tawanya. Akhirnya Lita merasakan apa yang dulu ia rasakan. Tinggal menunggu mereka bercerai saja. Shanaz menonton dan mendengar rekaman pembicaraan mereka seperti layaknya sedang menonton di bioskop saja. Bersantai sambil memakan cemilan. Meski sesekali ia harus menjauhkan earphone miliknya karena teriakan dari salah satu dari mereka."Aku tak sudi menerima penghianat seperti kamu. Lebih baik kita bercerai saja!" ancam Fernando kepada Lita.Lita membulatkan matanya sambil menggelengkan kepalanya dengan cepat. Ia menghambur ke arah Fernando lalu berlutut sambil memeluk kaki suaminya tersebut. "Aku tidak berselingkuh. Aku hanya–" suara Lita tercekat dan tak bisa melanjutkan ucapannya."Hanya apa? Kenapa tak kamu lanjutkan?" tanya Santi penasaran. Santi menatap tajam ke arah Lita. Damar juga sama, meskipun tak ingin istrinya bertindak anarkis, tetap saja ia tak mentolerir perbuatan Lita."Katakan saja apa yang sebenarnya
Fernando mengusir Lita dari rumah karena rasa kecewanya yang mendalam. Dia juga hendak menceraikan Lita. Shanaz senang dengan keputusan Fernando tersebut, karena akhirnya dendamnya terbalaskan. Malam itu Fernando yang sedang frustrasi karena problematika yang dihadapi, pergi ke bar dan berakhir mabuk-mabukan. Masalah tak berhenti sampai di sana. Fernando yang mengemudikan mobilnya seorang diri menabrak mobil seseorang yang tengah diparkiran di pinggir jalan. Orang yang ditabrak oleh Fernando tak terima. Dia meminta pertanggung jawaban dari Fernando karena mobilnya rusak. "Kamu bisa lihat sendiri kan? Mobilku rusak karena ulahmu. Kamu harus ganti rugi dengan membawanya ke bengkel sampai kembali seperti semula!" tunjuk seorang lelaki yang usianya lebih tua dari Fernando. Namun Fernando malah memukulnya. Lelaki itu jatuh terjerembab karena tak siap dengan perlakuan Fernando yang tiba-tiba itu. Karena tak terima. Lelaki itu bangkit dan membalas perlakuan Fernando. Fernando yang sedan