“Benar. Aku memang bermaksud seperti itu. David, aku, Wirya Prasetyo, Ketua Perkumpulan Pedang saat ini. Dengan keterampilan penguasa silat level delapan, aku sudah pasti merupakan guru terbaik untuk kakakmu. Meskipun sebelumnya kakakmu telah menolakku, tapi aku tidak ingin melihat sebuah bakat terpendam dengan begitu saja. Kamu bisa membujuk kakakmu? Bagaimanapun juga, dengan bakat kakakmu, bahkan jika ingin melampauimu juga bukan masalah.” Wirya bertanya dengan terus terang. Transmisi suara Bimo hampir selesai bersamaan dengan omongan Wirya.David memutar badan melihat ke arah Chyntia.“David, tidak mudah bagiku untuk saling mengenal dan berkumpul kembali bersama kalian. Aku tidak ingin berpisah lagi.” Menghadapi tatapan David, Chyntia segera mengerti maksud David. David ingin membujuknya.“Kak, perpisahan kali ini, hanya demi pertemuan kembali yang lebih baik di kemudian hari. Sekarang aku tidak cukup kuat untuk melindungimu. Tenang saja, kelak aku pasti akan datang untuk menjemput
Pemberhentian pertama adalah kembali ke Kediaman Guru Surgawi di Gunung Diang. Di dalam Kediaman Guru Surgawi, Parto sangat terkejut melihat David yang tiba-tiba muncul. Hingga sampai melihat wajah David dengan jelas, dia baru bernafas lega. “Tidak disangka, Guru Besar David bahkan memenangkan pertarungan ini. Kami juga turut mendapat banyak manfaat karena Guru Besar David.” Omongan Parto ini sepenuhnya benar. Kediaman Guru Surgawi awalnya hanya memiliki sedikit anggota. Karena pertarungan David ini. Hari itu, segera ada banyak pesilat satuan yang ingin bergabung dengan Kediaman Guru Surgawi.Untungnya, Kediaman Guru Surgawi juga tidak sembarangan menerima anggota. Setelah beberapa seleksi, orang yang tertinggal tetap banyak. Sebagian besar dari orang-orang ini datang karena David. Bagaimanapun juga, Teknik Lima Petir yang dikeluarkan David sebelumnya masih terlihat jelas di pikiran. Ada banyak orang yang mencoba bergabung ke Kediaman Guru Surgawi untuk menjalin hubungan dengan Da
Dengan adanya Bimo, ahli di tahap puncak penguasa silat ini yang membawanya mengejar waktu perjalanan, David tidak hanya kembali ke Kota Jayanegara dalam satu hari. Dia bahkan berhasil muncul di depan Laras sebelum jam makan.David tidak memberitahu Laras masalah pertarungan maut sebelumnya. Bagaimanapun juga, masalah seperti ini sebaiknya jangan membuat Laras khawatir. Setelah menceritakan garis besar keadaan beberapa kakak perempuannya kepada Laras, David pergi bertemu Julio sejenak. Setelah selesai menyampaikan semua hal, David kemudian mengikuti Bimo pergi ke Pekumpulan Pengobatan. Sepanjang perjalanan ke arah Selatan. Saat ketiga orang berhenti melangkah, mereka sudah tiba di antara sebuah rangkaian pegunungnan. Di tempat ini benar-benar sepi. Saat David penasaran dengan di mana tempat Perkumpulan Pengobatan Langit berada.Bimo melemparkan sebuah tanda pengenal dari tangannya ke atas langit. Saat tanda pengenal dengan tulisan “Obat” terbang ke tengah udara, tiba-tiba muncul ria
“Sebenarnya apa status Tuan Bimo di Perkumpulan Pengobatan?” Saat ini David baru sadar bahwa dia seperti masuk ke sebuah kesalahpahaman. Dia pikir Bimo adalah Ketua Perkumpulan Pengobatan. Jika dilihat sekarang, sepertinya bukan. “Bagaimana menjelaskannya, ya? Guruku bisa dianggap sebagai tukang keliling dunia luar dari Perkumpulan Pengobatan. Para tetua tidak mengurus urusan apapun dan guruku yang bertanggungjawab atas semua hal. Tapi, dia bukan ketua perkumpulan karena di Perkumpulan Pengobatan langit tidak terdapat ketua.” Lanang berpikiran kusut untuk sesaat sebelum mengatakan kenyataannya.Begitu mendengarnya, dalam hati David langsung muncul sebuah pikiran. Pada dasarnya Tuan Bimo ini adalah seorang menejer umum. Entah dia benaran bisa menepati apa yang dijanjikan sebelumnya atau tidak. Saat ini David sudah terlanjur datang dan hanya bisa mengambil tindakan dengan menyesuaikan keadaan.David mengikuti Lanang meneruskan kunjungan. Keduanya tidak berbicara di sepanjang perjalanan
Di Istana Perkumpulan Pengobatan. Beberapa orang tua sedang tidak berhenti berdebat. Yang memimpin adalah seorang orang tua beruban yang berwajah awet muda. Dia sedang menatap Bimo sambil berkata, “Tuan Bimo, aku tahu bahwa kamu selalu mewakili perkumpulan untuk bekerja di luar. Merekrut ahli ramuan dari luar memang merupakan salah satu cara. Tapi orang luar tetap tidak lebih bisa diandalkan daripada orang dalam. Tahukah kamu, muridku sudah berhasil meramu obat mujarab kelas tujuh. Selama memberinya sedikit waktu, dia pasti bisa menjadi ahli ramuan yang sebenarnya.”“Heh, hanya sebutir kelas tujuh saja. Hal seperti ini masih perlu dibicarakan keluar? Obat mujarab kelas tujuh saja. Semua yang duduk di sini, siapa yang tidak bisa meramunya? Siapa juga yang berani mengatakan diri sendiri adalah ahli ramuan? Tetua Linus, kamu seharusnya tahu bahwa jika ingin menyebut diri sediri sebagai ahli ramuan, setidaknya juga harus bisa meramu obat mujarab kelas enam ke atas.” Melihat Linus membela
“Ada apa? Apakah Tetua Linus kalah berargumen dan ingin menekanku dengan keterampilan silat?” Sekalipun itu adalah Bimo, dia juga sangat kesulitan untuk melawan tekanan ini.Saat kedua orang sedang bersitegang. Satu sosok anak kecil terlihat berjalan masuk. Saat anak kecil itu masuk ke aula utama, tenaga tekanan menghilang. Melihat anak kecil itu, raut wajah semua orang berubah bersama dan mereka buru-buru bangkit berdiri untuk memberi hormat. “Menghadap Tetua Agung!”“Tetua Pertama, kenapa Anda juga sudah keluar?”Anak kecil di depan mata ini ternyata adalah tetua generasi tertinggi Perkumpulan Pengobatan Langit.“Semuanya tidak perlu sungkan. Jika aku tidak datang lagi, kalian berdua mungkin akan merobohkan Istana Perkumpulan Pengobatan ini. Tuan Bimo, Linus, kalian juga keterlauan. Sudah setua ini juga masih bertengkar hingga wajah dan telinga memerah demi hal sekecil ini. Kalian sudah berteman selama bertahun-tahun. Apakah perlu sampai seperti ini?” Suara yang dikeluarkan dari t
Saat berbalik badan, wajah yang hitam masuk ke layar mata Zaki. Hingga saat ini, Zaki baru menemukan beberapa tungku ramuan yang meledak dan jatuh tersebar di samping kakak seperguruan pertamanya. Tampak jelas jika kakak seperguruan pertama gagal meramu obat mujarab lagi. Mungkin karena tungku ramuan di lantai dilihat oleh Zaki, kakak seperguruan pertamanya kehilangan mukanya untuk sesaat. Dengan wajah yang tampak sedikit malu, dia berkata, “Dik Zaki tidak berlatih di bangunan bertingkat sendiri, untuk apa datang ke tempatku ini?” Zaki buru-buru mengalihkan tatapannya dan menjawab, “Kakak Pertama, aku sengaja datang mencarimu untuk memberitahumu sebuah berita.”“Katakan.” “Tuan Bimo membawa pulang seorang ahli ramuan dari dunia fana.” “Apa? Kamu serius?”“Benaran. Aku juga bertemu dengan orang itu secara langsung. Sekarang orang itu tinggal bersama murid tidak berguna Tuan Bimo itu.”Menengar informasi yang akurat, Ferbio tidak menampakkan ekspresi di wajahnya dan hanya terus ters
“Kamu benaran tidak tahu siapa yang kamu hadapi?” Mendengar omongan ini, Ferbio langsung marah dan aura seorang petinggi silat sepenuhnya menekan ke arah David.David secara detil merasakannya sejenak. Hanya petinggi silat level dua saja. Aura yang menyerang ke depan muka diabaikan oleh David. Dengan tatapan dingin, David kembali berkata, “Aku tahu. Bukankah kamu sudah mengatakan dirimu bernama Ferbio? Apakah kamu masih ada urusan lain? Jika tidak ada urusan lagi, pergi saja. Aku sudah mau berlatih.”Mendengar apa yang dikatakan David, Ferbio langsung marah. Tapi sekarang dia juga tidak tahu harus membantah dengan apa. Emosinya menyerang ke hati dan hampir membuat dirinya muntah darah karena marah. Tapi Ferbio juga tidak kehilangan akal sehat. Di bawah pengaruh energinya sendiri, sama sekali tidak akan bermasalah. Hanya ada satu kemungkinan. Keterampilan orang ini lebih tinggi dari dirinya. Ferbio langsung marah. Jika bukan karena selama bertahn-tahun ini selalu memusatkan pikirannya