Share

Nasihat Ibu

Penulis: Merry Heafy
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

#9

Laras sampai di rumahnya, lalu dengan lesu menjatuhkan bobotnya di sofa rumah. Ia tak menyangka akan melihat pemandangan tak senonoh seperti tadi. Ya, walaupun hatinya sudah mati rasa sejak memutuskan untuk meninggalkan rumah Angga, tetap saja ia cukup terkejut melihat secara langsung kemesraan mereka.

Lidahnya sampai terasa kelu dan tak bisa berkata-kata. Entah apa yang sedang dipikirkan Angga hingga membawa perempuan itu ke rumah, pikir Laras.

"Semoga Mas Angga segera mengurus perceraian kami." Laras menatap langit-langit rumahnya dengan tatapan menerawang.

Rasanya ingin segera terbebas dari ikatan pernikahan yang sudah menorehkan begitu banyak luka di hatinya. Ia ingin segera memulai hidup baru dan melupakan segala luka itu. Laras yakin jika ia pun pasti akan bahagia meski tanpa sesosok suami di sampingnya.

Seminggu kemudian, sebuah surat datang ke alamat rumah Laras dari pengadilan agama. Raut wajah Laras sulit untuk diartikan saat menerimanya. Antara harus bahagia atau bersedi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Tuduhan Mandul dari Mertua dan Adik Ipar   Sidang Perdana

    #10Hari untuk sidang pertama bagi Laras dan Angga pun tiba. Sejak pagi, Laras sudah sibuk berjibaku dengan alat make up. Tak lain untuk memoles wajahnya dengan riasan natural. Laras lebih suka tampil dengan riasan natural daripada yang tebal dan berlebihan.Hal itu pula yang menjadi nilai plus bagi kecantikan Laras yang terlihat alami. Ia membawa baju ganti untuk manggungnya di tas yang ditentengnya. Demi menghindari nyinyiran tetangga, Laras selalu memakai pakaian yang tak mencolok saat akan keluar rumah.Saat Laras keluar dari rumah, ia sempat berpapasan dengan rombongan keluarga Angga yang juga hendak pergi ke pengadilan agama.Bu Intan dan Tasya yang melihat penampilan seketika memainkan bibirnya. Jurus nyinyir pun kembali dilontarkan."Tuh, Ga! Lihat calon mantan istrimu, belum resmi cerai aja udah dandan menor gitu! Emang dasar keganjenan si Laras itu!" sungut Bu Intan sambil memanyunkan bibirnya saat melihat motor Laras mulai melaju.Mungkin mereka mengira jika Laras akan data

  • Tuduhan Mandul dari Mertua dan Adik Ipar   Gibahan Mantan Mertua

    #11Laras merebahkan tubuh lelahnya di kasur kesayangannya. Tangannya segera meraih sebuah guling dan memeluknya erat. Penat yang dirasakan setelah seharian berdiri di panggung perlahan sirna. Semua itu menghilang perlahan setelah tubuhnya menyentuh kasur empuk yang menjadi alasnya tidur.Waktu seperti inilah yang sangat Laras sukai. Setelah bernyanyi, bertemu dengan teman-teman sesama biduan, juga mengenal beberapa orang baru dengan karakter yang berbeda. Laras mencurahkan segala perasaannya pada seonggok guling yang dipeluknya.Bukan karena Laras kehilangan kewarasannya. Ia hanya sedang berupaya untuk menjaga kewarasannya dengan senantiasa mengeluarkan semua unek-unek dan keluh kesahnya pada benda mati itu.Dulu, Laras akan menceritakan apa saja yang ada di pikiran dan hatinya pada Angga. Dulu sekali, saat hubungan mereka masih hangat dan membara. Cara itulah yang Laras lakukan untuk membuat hubungan rumah

  • Tuduhan Mandul dari Mertua dan Adik Ipar   Dilabrak Mantan Adik Ipar

    #12 Setelah resmi menjanda, Laras kembali disibukkan dengan aktivitasnya. Dia lebih sering menghabiskan waktunya di luar rumah untuk bekerja demi menghindari berinteraksi dengan para tetangga yang membencinya karena status barunya itu.Hal itu juga bertepatan dengan musim hajatan seperti saat ini, jobnya selalu mengalir deras seperti air. Setidaknya lima hari dalam seminggu dia akan manggung dari satu tempat ke tempat yang lain. Begitulah hari-hari yang dijalani oleh Laras setelah dirinya bercerai.Hari itu dia sengaja datang ke cafe milik Galih karena kebetulan hari itu dia memiliki waktu senggang. Laras juga tak segan untuk membantu menjadi pramusaji dadakan di Cafe. Semua itu ia lakukan untuk mengisi waktu. Mengusir kejenuhan dan juga untuk menafkahi dirinya sendiri.Laras sudah terbiasa mandiri sejak dulu sehingga saat perceraian itu menimpa dia tidak perlu kaget harus bekerja keras sendirian. Sama seperti saat dirinya masih lajang.Sebenarnya, Ayah tiri Laras juga baik. Ia menga

  • Tuduhan Mandul dari Mertua dan Adik Ipar   Angga Berulah

    #13 "Nasi goreng seafood di sini rasanya masih sama kayak dulu, ya, Gal," ujar Laras berkomentar setelah menghabiskan seporsi nasi goreng seafood kesukaannya."Hem, bener, Ras. Cita rasanya masih sama walaupun desain tempat ini sudah banyak yang berubah, ya," sahut Galih menimpali ucapan Laras.Keduanya sudah menghabiskan menu yang mereka pesan. Mereka merasa seakan terlempar pada kenangan masa lalu. Masa-masa mereka masih muda dengan segala problematika kecil yang kadang datang menerpa."Aku sudah mendengar semuanya, Ras." Galih berucap tiba-tiba. Ia segera memanfaatkan waktu yang ada untuk mengutarakan sesuatu pada Laras.Bicara empat mata seperti ini, dan dari hati kehati. Galih rasa ini adalah waktu yang tepat."Dengar apa, Gal? Kenapa wajahmu jadi keliatan serius banget?" tanya Laras tak mengerti dengan arah pembicaraan Galih."Aku sudah dengar kalau kamu udah cerai dari Angga.""Terus?" Laras bertanya acuh. Dia sempat terkejut saat Galih membahas tentang perceraiannya dengan An

  • Tuduhan Mandul dari Mertua dan Adik Ipar   Panik

    #14Laras pun meyakinkan dirinya dan memutuskan untuk tidak memedulikan Angga yang pingsan tepat di depan rumahnya. Ia masih sangat ketakutan atas tingkah Angga tadi yang tampak bukan seperti Angga yang Laras kenal. Ia merasa Angga sudah banyak berubah.Wanita itu merasa begitu banyak yang berubah sampai-sampai Angga pun berubah di saat mereka sudah resmi bercerai.Laras masuk ke dalam rumah lalu segera membersihkan dirinya di kamar mandi lantas bersiap untuk mandi. Laras ingin sekali bersikap tegas dan menghiraukan keadaan Angga di luar. Akan tetapi, rupanya ia tetap tak bisa begitu saja abai.Sebuah kekhawatiran terbit di hatinya yang terlampau lembut itu.“Kira-kira dia sudah sadar belum ya?” tanya Laras begitu dia keluar dari kamar mandi. Rambutnya yang basah digulung dengan handuknya.Tiba-tiba saja ia menjadi khawatir dan memikirkan Angga.“Biarin aja, deh, Aku udah nggak ada urusan lagi sama dia, ‘kan?” Laras bermonolog lagi untuk sekadar menenangkan kekhawatiran yang muncul.“

  • Tuduhan Mandul dari Mertua dan Adik Ipar   Sugar Baby?

    #15“Bu, pelan dong jalannya,” protes Tasya saat langkahnya tak dapat menyaingi langkah Bu Intan yang memburu dan cepat.Bu Intan mengayun langkahnya cukup cepat layaknya orang yang ingin melabrak.“Hih, kamu ini bawel banget, Sya. Bentar lagi mau turun hujan, makanya kita harus cepat-cepat bawa abang mu pulang,” omel Bu Intan menimpali protes dari Tasya.“Iya, Bu, tapi rumah Laras juga nggak jauh dari sini, ‘kan? Ngapain buru-buru coba,” ketus Tasya bersungut-sungut.Waktunya untuk me time terganggu oleh telepon Laras dan hal itu yang membuat Tasya kesal bukan main dengan abangnya."Udah kamu diem deh, jangan ngomel terus. Ibu pusing, tahu! Lagian abangmu itu ngapain coba malah dateng ke rumah Laras bukannya langsung pulang. Malu-maluin aja, sih!" omel Bu Intan sepanjang membawa langkahnya menyusuri jalanan yang sepi dengan Tasya."Tau tuh, Bang Angga nyebelin banget deh!" timpal Tasya.Tak lama keduanya sudah sampai di depan rumah Laras. Mereka langsung menghambur ke tempat Angga te

  • Tuduhan Mandul dari Mertua dan Adik Ipar   Aluna Panik

    #16“Eh, malah ngelamun ni anak,” ujar Lis seraya menggerak-gerakan tangannya di depan wajah Laras.Ia menyadari jika Laras mulai diam membisu saat dirinya menceritakan tentang mantan suami Laras.“Ih, siapa yang melamun, Lis,” tolak Laras tak mau membenarkan dugaan Lisa.“Ya, siapa lagi kalau bukan lo yang ngelamun,” sahut Lisa.“Nggak kok.” Laras mengalihkan tatapannya sembari menikmati jus jeruk kesukaannya.“Maaf ya, bukan maksud gue buat lo sedih lagi, Ki. Tapi, gue seneng sih akhirnya lo cerai dari Angga. Pengganti Angga juga nggak lebih baik dari lo. Pokoknya gue yakin deh Angga bakalan nyesel kalau tau boroknya perempuan yang dia pacari itu,” ungkap Lisa membesarkan hati Laras.“Biasa saja kali, Lis. Aku nggak marah juga nggak sedih. Gue sama dia udah cerai, jadi ya masing-masing aja. Sebisa mungkin gue nggak mau ikut campur urusan dia, pun sebaliknya.” Laras berucap tegas, meyakinkan Lisa jika dirinya baik-baik saja walau kini sudah tak lagi bersama Angga.“Udah ah, kita baha

  • Tuduhan Mandul dari Mertua dan Adik Ipar   Masa Lalu Aluna

    #17"Gawat!" keluhnya frustrasi.Aluna benar-benar bingung sekarang. Ia harus pergi dan segera menemui Angga di kosannya. Ya, dia sedang berbohong saat ini. Karena sebenarnya dia tidak sedang berada di kosan. Tetapi, ia sedang berada di hotel bersama seorang pria hidung belang yang sudah menjadi langganannya.Ia memutar otak agar bisa pergi dari hotel ini dan segera pulang ke kosan agar Angga tidak menaruh curiga padanya.'Duh, gimana dong! Apa yang harus kulakukan?' desahnya bingung dalam hatinya. Aluna terus berpikir hingga tiba-tiba ia menemukan ide untuk bisa pergi dari hotel ini."Om, maaf banget ya, aku harus pergi sekarang. Ada urusan penting yang mendadak buat ngerjain tugas ngampus." Aluna memulai aksinya berbohong pada pria paruh baya yang tengah duduk menyandarkan punggungnya di tepi ranjang.Ia melangkahkan kaki jenjangnya menghampiri pria itu dan merayunya agar membiarkan dirinya pergi untuk mengurus sesuatu yang berkaitan dengan kuliahnya."Om, kayaknya Aluna nggak bisa

Bab terbaru

  • Tuduhan Mandul dari Mertua dan Adik Ipar   Tulus Memaafkan(TAMAT)

    #148Setelah Tasya pergi dan memulai kehidupannya di tempat yang baru. Angga dan Syahna saling bergantian menjaga Bu Intan di rumah sakit.Kadang ada rasa bosan yang menghampiri, karena Angga hanya berkutat di kantor, rumah dan rumah sakit. Namun, kehadiran Syahna selalu menenangkan suasana dan selalu menghiburnya di saat rasa bosan kadang menghampirinya.Angga hampir saja kehilangan harapannya pada Bu Intan, sebab Ia tak kunjung siuman sejak dinyatakan koma beberapa hari yang lalu. Dan hingga saat ini pun tidak terlihat ada tanda-tanda vital jika Bu Intan akan segera siuman.Saat dia ingin menyerah dan terus merasa frustrasi dengan keadaan, Angga akan mengingat jika dia masih memiliki Tuhan Yang Maha Kuasa sebagai tempatnya melangitkan doa."Jangan lupa selalu berdoa untuk kesembuhan ibumu, Ga." Itulah pesan dari Pak Rahmat yang selalu terngiang dan tertanam di benak Angga.

  • Tuduhan Mandul dari Mertua dan Adik Ipar   Perpisahan

    #147Tasya sudah bersiap dengan koper kecil yang berisi barang-barang bawaannya. Di pagi buta itu seusai sarapan, Tasya sudah berpenampilan rapi dan telah bersiap pergi bersama Angga ke rumah sakit. Syahna pun turut serta untuk menemani Bu Intan di rumah sakit, atas permintaan Angga semalam.Setelah itu barulah dia akan pergi ke terminal bersama Pak Rahmat. Sedangkan, Angga hanya akan mengantarnya hingga ke terminal bus. Ia pun harus membawa serta Syahna dan Jelita  ke rumah sakit untuk menunggu Bu Intan di ruangannya.Saat Angga mengatakan tentang rencana kepergian Tasya esok hari dan saat datang menemui Laras di rumah pada Syahna. Tentu hal itu mengundang respon terkejut atas pernyataan Angga. Syahna merasa kesal karena Angga terkesan melupakan janjinya sendiri."Kok aku nggak diajak ketemu Laras kemarin, Mas," protes Syahna kala lelaki itu memberitahukan padanya tentang apa saja yang dia lakukan kemarin b

  • Tuduhan Mandul dari Mertua dan Adik Ipar   Luapan Emosi

    #146"Apa Syahna lagi sakit? Atau Jelita yang sakit?" Angga terus bertanya-tanya. Dan akhirnya memberanikan diri untuk melihat isinya."Ini …."Syahna baru saja menyelesaikan acara memasaknya. Memang dia tidak membutuhkan waktu yang lama untuk memasak mie goreng spesial yang menjadi favorit Angga.Satu gelas kopi, dan satu piring mie goreng spesial untuk Angga, serta satu mangkok makanan pendamping Asi untuk makan siang Jelita, sudah Syahna tata rapi di atas nampan. Siap untuk dihidangkan ke Angga dan Jelita.'Mereka pasti udah nggak sabar lagi nunggu makanan ini,' batin Syahna riang dalam hatinya.Mood nya sempat turun akibat kabar dari tes DNA itu, akan tetapi setelah Angga pulang. Kehadirannya cukup untuk membuat Syahna mendapatkan kembali semangatnya. Angga serta perasaan cintanya sangat berpengaruh bagi mood Syahna.Tanpa firasat buruk apa pun, Sy

  • Tuduhan Mandul dari Mertua dan Adik Ipar   Permintaan Maaf

    #144Terkadang bertemu dengan masa lalu yang menyakitkan itu, akan membuat kita mau tak mau mengingat lagi masa-masa sulit yang disebabkan oleh orang yang menyakiti kita tersebut.Hal yang harus dihindari adalah, memutus kontak dan menghilangkan semua akses untuk bertemu. Namun, hari ini semua itu seolah tak berlaku bagi Laras.Ia tak pernah menyangka jika mantan suami dan adik iparnya yang kini sudah mengubah penampilannya, ada di sini dan menginjakkan kaki ke rumahnya untuk pertama kalinya."Kenapa kalian ada di sini?" tanya Laras memberanikan diri. Ia berharap-harap cemas menantikan jawaban mereka. Laras sangat tidak menghendaki kehadiran mereka, namun apa boleh buat. Tidak ada pilihan lain selain menanyakan maksud kedatangan mereka.Sebenci apa pun Laras di masa lalu pada keduanya. Akan tetapi, Laras juga tak mungkin mengusir kedua kakak beradik itu setelah mereka sudah duduk di ruang

  • Tuduhan Mandul dari Mertua dan Adik Ipar   Menemui Laras

    #142"Kamu yakin … mau ikut menemui Laras?" Lelaki itu menatap lekat wajah Syahna yang tampak serius saat ini. Wajahnya tampak tenang seolah tak menunjukkan ekspresi apa pun, akan tetapi Angga dapat menilai kalau Syahna cukup serius dengan apa yang baru saja diucapkannya itu.Angga bertanya untuk memastikan lagi agar dia tak salah dalam menafsirkan keinginan Syahna. Angga berharap-harap cemas menantikan jawaban Syahna. Lelaki itu menatap Syahna dengan tatapan yang sulit dimengerti.  Dengan sabar, Angga menunggu Syahna membuka mulutnya dan menjawab pertanyaannya.Syahna menganggukkan kepalanya mantap.  Gadis itu merasa yakin dengan pilihannya untuk menemui Laras. Keinginan itu datang dengan sendirinya dari dalam hati. Entah mengapa, ia tiba-tiba berkeinginan menggebu untuk mengenal wanita hebat seperti Laras.Ia ingin sekali bertemu dan mengenal Laras. Sebab, Entah mengapa Syahna yakin jika sampai saat ini pu

  • Tuduhan Mandul dari Mertua dan Adik Ipar   Keinginan Syahna

    #140Hari itu, Angga dan Tasya pulang ke rumah. Angga sengaja berniat untuk pulang, sekadar untuk melihat keadaan Syahna dan Jelita. Sementara, Tasya pulang untuk sekadar beristirahat dengan tenang sebelum harus kembali ke rumah sakit lagi.Pak Rahmat bersedia ditinggal di rumah sakit untuk menunggu Bu Intan dan membiarkan kedua kakak beradik itu pulang untuk beristirahat sejenak. Hari-hari yang mereka lalui pasti sangatlah berat. Tetapi mereka tetap bersyukur telah dikirimkan Pak Rahmat untuk sedikit meringankan beban mereka."Sore nanti kita balik lagi ke rumah sakit, Sya," ucap Angga mengingatkan sang adik setelah mobilnya terparkir sempurna. Kadang rasanya lelah, harus bolak-balik ke rumah sakit untuk menjaga sang ibu yang sedang koma. Namun, mereka tak boleh dan pantang mengeluh. Sebab, itu sudah menjadi kewajiban mereka sebagai seorang anak untuk berbakti pada sang ibu."Iya, Bang. Tasya mau tidur dan

  • Tuduhan Mandul dari Mertua dan Adik Ipar   Nasihat Pak Lek

    #139Tekanan darah yang sangat tinggi saat Bu Intan tak sadarkan diri tempo hari, membuat Dokter dengan berat hati mengatakan kalau beliau koma. Dan, belum bisa dipastikan kapan akan tersadar dari komanya. Pihak dokter pun belum dapat memastikannya. Mereka hanya dapat berdoa untuk kesembuhan Bu Intan, dan meminta keluarga pasien untuk tabah dan menerima keadaannya. Dan tak lupa untuk berdoa memohon kesembuhan bagi ibu mereka berdua.Kabar mengejutkan itu sontak membuat Tasya sangat terpukul. Ia sungguh tak menyangka jika ibunya akan mengalami masa yang sangat sulit seperti sekarang. Kini, baik Angga maupun Tasya hanya dapat berdoa agar Bu Intan segera tersadar dari komanya. Dan, mereka berdua hanya dapat saling menguatkan satu sama lain. Ya, hanya itu yang dapat mereka lakukan selain berdoa. Tasya berharap agar ibunya segera sadar dan ingin memperlihatkan pada beliau jika ia mampu berubah untuk menjadi lebih baik. Juga, ingin agar Bu Intan bahag

  • Tuduhan Mandul dari Mertua dan Adik Ipar   Saling Menguatkan

    #138Karma selalu dibayar tunai! Begitulah kata-kata yang selalu terngiang dalam benak Tasya. Ia merasa jika apa yang sedang mereka alami adalah buah dari segala perbuatan buruknya selama ini."Bang, apa ini karma ya buat kita?" Dengan mata berkaca-kaca, Tasya bertanya tentang karma."Husst! Jangan ngawur kita cukup berdoa saja yang baik-baik buat Ibu, Sya." Angga mencoba menanamkan nasihat positif pada adiknya. Ia mencoba segala cara agar Tasya tak selalu memikirkan hal negatif yang hanya akan membuat hati dan pikiran terasa lelah. Tak ada obat untuk semua rasa lelah itu.Tasya pun tak lagi membuka suara, cenderung terdiam dan merenungi segala kesalahannya di masa lalu. Memang benar kata pepatah jika penyesalan itu selalu datang di akhir cerita. Dan, kini Tasya baru saja merasakan penyesalan atas segala perbuatannya terhadap Laras dulu.*Bu Intan tak kunjung siuman mes

  • Tuduhan Mandul dari Mertua dan Adik Ipar   Karma Dibayar Tunai

    #136"Menurutmu, aku harus bagaimana?" Angga mengulangi lagi pertanyaannya dan lagi-lagi membuat Syahna terkejut setengah mati.Pertanyaan Angga kali ini sanggup membuat Syahna terkesiap sesaat. Lelaki itu bahkan menanyakan padanya tentang apa yang harus dilakukan. Syahna merasa dihargai dan dianggap sebagai orang spesial yang penting bagi Angga.Ia pun tampak terdiam sejenak untuk memikirkan jawaban yang tepat untuk menjawab pertanyaan Angga tersebut, tanpa terdengar seperti meremehkan lelaki itu."Menurutku … lebih baik Mas jujur saja sama Ibu. Di dunia ini pasti tak ada satu orang pun yang suka dibohongi, pun sama dengan ibumu, Mas. Walaupun kamu memilih untuk  nggak cerita dan mengatakan yang sebenarnya sama Ibumu sekarang. Beliau pasti akan terus mencari tahu. Dan akan sangat miris kalau ibu tau semua itu dari mulut orang lain," ujar Syahna memberi jawaban sekaligus nasihat untuk Angga.

DMCA.com Protection Status