James mengangguk pelan. “Lucas, sebenarnya ada sesuatu yang harus bicarakan denganmu dan ini memang ada kaiatanya dengan Xavier.”Lucas semakin serius memerhatikan James. “Apa itu, Pak?” tanyanya.Lucas, tak mau kehilangan informasi itu dengan cepat, sebelum James berbicara. Ia merekam suara James dari posnselnya yang berada di saku jasnya.James menghela napasnya sejenak. “Jadi … Aron memang sahabatku, kita bersahabat sejak lama. Dia sangat baik dan istri juga sangatlah baik, keluarganya memang dikenal sangat dermawan, bahkan saat istrinyam Aira mengalami pendarahan yang hebat, Caroline memberikan donor darah padanya. Yah, kami memang saling membantu sama lain, termasuk bisnis yang saya rintis dulu, yang sekarang di handel oleh Xavier.”“Lalu, selanjutnya?” tanya Lucas“Dulu, tepat disaat hari dimana istri saya Caroline kecelakaan. Ia membutuhkan banyak darah, semua pusat donor darah sudah kami cari, namun sulit mencari golongan darah yang sama dengan istri saya. Dan Aira, memliki go
“Akh! Sa-kit … sakit sekali.” Rintihnya.Mendengar rintihan dari Xena, membuat lelaki dengan tubuh atletis itu terbangun, ia membuka kedua matanya dan melihat kearah sang istri yang berdiri membelakanginya tanpa busana hingga memperlihatkan bokongnya yang bulat sempurna.Dengan cepat, Xavier bangkit denga tersenyum smrik. Ia berjalan menghampiri sang istri lalu memelukanya dari belakang.Jelas itu membuat Xena terkejut, ia langsung menatap cermin itu dan benar kalau suaminya telah bangun dan kini tengah memeluk dirinya dengan erat.Ia mengecup bahu sang istri dan meliahat wajah manisnya dari cermin tersebt seraya memehatika tubuh moleknya yang tak tertutupi apapun.“Your sexy, beibh.” Bisiknya ditelinga Xena.Xena masih terdiam, ia sama sekali tak membalas ucapan sang suami.Rasa sakit di tubuhnya masih ia rasakan, bahkan benda keras milik sang suami ia rasakan kembali menengak didekat bokongnya. Dengan cepat, ia sedikit menggeser posisinya sedikit menjauh dari sana. Namun dengan cepa
'Cacat? Siapa yang cacat?' batin Xena.Ia mencoba untuk menguping pembicaraan sang suami. Namun langkahnya terhenti ketika ia secara tak sengaja menendang kursi di dekat cermin tersebut."Aw!" Pekiknya.Sontak, Xavier pun langsung tertuju pada suara tersebut dan ia langsung menoleh kearah sang istri, Ia meletakkan ponselnya di atas meja dan segera berjalan menuju kesana.Ia memerhatikan istrinya secara keseluruhan yang hanya menggunakan handuk ke batas dada dan diatas lutut. Dan itu membuatnya tertegun, apyalgi rambutnya yang basah terurai.Xena sedikit menunduk dan menghindar dari sang suami. Namun dengan cepat, tangannya ditaih oleh Xavier, hingga membuatnya melihat kearah sang suami."Kamu tadi kenapa?" Tanyanya."Eum .. sa-saya nggak papa, tadi cuma kesandung kursi aja." Jawabnya yang agak gugup.Xavier memerhatikan sang istri dengan tatapan Curiga, ia menyentuh dagunya hingga membuat Xena mendongak menatapnya."Kamu tidak Bohong? Kamu tidak bermaksud menguping pembicaraan ku di t
Ceklek.Sebuah pintu terbuka dari pintu itu. Dengan cepat, Ara langsung pergi dari tempat itu dan bersembunyi di balik dinding sana dan memerhatikan kedua orangtuanya yang baru saja keluar dari kamar."Jadi sekarang kita harus ke kamar, Xena Pah. Masih ada berkas-berkas penting yang berada diatas lemari kamarnya." Ujar Tania yang dianggukan oleh suaminya, mereka pun segera berjalan kearah kamar Xena.Arabelle, mendengar semua perkataan kedua orangtuanya. "Sebenarnya apa yang di rahasiakan, Papah dan Mamah. Mengapa selalu mengatakan hal.yang bersangkutan dengan Kak Xena." Gumamnya.Ia kembali memerhatikan kedua orangtuanya dan mengikutinya secara pelan-pelan. Dan kembali menguping atas apa yang mereka bicarakan dinkamat Xena tersebut."Nah, ini berkas yang Papah cari, Mah.""Benar Pah. Jadi semuanya sudah lengkap kan, lalu selanjutnya kita harus meminta Xena untuk menandatangani ini Pah.""Tapi nanti dulu, Mah. Sekarang sulit untuk bertemu dengannya karena Pak Xavier sangat over protec
"Sayang ... Xena?"Ia berjalan menuju ke balkon kamarnya, namun tetap tak ada. Ia juga berjalan menuju toilet pun tidak ada. Hingga ia berjalan keluar pintu dan baru menyadari kalau ternyata pintunya tidak ia kunci."Pasti Xena kabur. Argh! Kenapa aku bisa lupa untuk menguncinya." Monolognya geram pada dirinya sendiri.Ia langsung keluar memanggil-manggil sang istri. "Xena ... Xena! Sayang ... Kamu dimana? Sayang ...." Teriaknya.Xavier menuju kearah lantai bawah, ia menyuruh untuk para pengawal di rumahnya untuk mencari istrinya."Tapi Pak, kami tidak melihat Bu Xena pergi. Saya rasa dia masih berada di sekitar ini." Ucap salah satu pengawal di rumahnya."Ya makanya cepat cari dia!" Titahnya kuat, dan langsung membuat mereka semua bergerak cepat mencari Xena.Argh!Xavier menghantam di udara. Ia kesal dengan sang istri yang tiba-tiba menghilang seperti ini. Ia yakin wanitanya itu tidak akan pergi jauh dari rumahnya. Pengawasan yang ketat dan juga pengawalan yang banyak tak mungkin bi
"Em ... Jadi saya mendapatkan informasi semuanya dari Pak James. Bapak kandung Pak Xavier sendiri."Xavier langsung bingung, ia membenarkan posisi duduknya dan melihat kearah Lucas dengan tatapan serius. "Kamu tidak usah becanda Lucas, katakan saja apa yang akan telah kamu dapat mengenai tragedi itu." Sahutnya."Saya benar, Pak. Selama seminggu ini, saya dan orang suruhan saya sudah berusaha untuk mencari informasi tentang berita itu Pak. Hingga saya menemukan berita yang mengatakan kalau Pak James adalah teman dekat dari keluarga Pak Aron."'Papah memang teman dekatnya, tapi apa papah tahu keberadaan gadis kecil itu sekarang ada dimana.' batin Xavier."Jadi, saya memutuskan untuk menanyakan langsung pada Pak Jamea untuk hal ini, Pak. Dan saya juga sudah merekam secara diam-diam semuanya." Lanjutnya.Xavier mengangguk. "Yasudah, kalau begitu kamu tunjukkan pada saya rekaman tersebut, agar saya bisa tahu kebenarannya."Lucas mengangguk, lalu ia mengeluarkan ponselnya dan mulai memutar
Xavier marah, ia mengapit kedua pipi sang istri dengan kuat. "Kau sekarang sudah berani membantahku, hah?!""Aku tidak membantah, tapi aku hanya meminta satu permintaan saja. Apa itu tidak boleh, bahkan selama aku sudah menikah, kau tidak pernah membiarkan aku untuk bertemu dengan mereka. Mereka adalah keluarga ku." Lirihnya.Xavier melepaskan pegangan tangannya dari kedua pipi sang istri, ia menghela napasnya sejenak dengan mengerjapkan kedua matanya, lalu kembali menatap sang istri dengan tatapan intens.'Kalau aku bersikap kasar terus padanya, aku akan ditinggalkan olehnya dan aku tidak mau itu. Bagaimana kalau aku biarkan dia bertemu dengan sepupunya saja, anak dari Pak Ardi.' batinnya.Xena masih terdiam, kini butiran bening itu mulai terjun membasahi pipinya. Namun dengan cepat, ia menghapusnya. 'Dia selalu menginginkan tubuhku, tapi aku tidak boleh meminta satu permintaan saja. Dia jahat, dia mahkluk paling jahat.' batinnya."Aku mengijinkan mu." Ucap Xavier.Perkataan Xavier y
'Aku harus kuat.' batinnya."Katakan saja apa yang seharusnya anda katakan Bu Jessy. Aku siap mendengarkannya." Ucap Xavier.Jessy mengangguk, ia mulai menarik napasnya dalam-dalam lalu ia hembusan secara perlahan."Jadi begini, Pak Xavier. Saat saya melakukan pemeriksaan terhadap istri Bapak, dan saya menanyakan sedikit mengenai sesuatu apa yang ia alami, dia memang tidak banyak berbicara tentang dirinya, namun ada satu hal yang di ucapkan kalau dia sering merasa takut dan dia paham kalau dirinya ini mengalami depresi karena tragedi yang pernah menimpah kedua orangtuanya dulu.""Dia cerita tragedi apa itu Bu?" Tanya Xavier.Jessy mengangguk. "Iya, dia menceritakannya sedikit. Dulu saat usianya sepuluh tahun. Tiba-tiba kedua orang tuanya di serang oleh segerombolan orang yang tidak ia kenalm dan mereka sangat kejam. Bu Xena bilang bahwa mereka tak segan-segan untuk menembak serta memukul kedua orangtuanya saat ini hingga keduanya meninggal di tempat. Tepat didepan mata Bu Xena. Hanya
Gadis cantik berambut sebahu itu pun mengeluarkan ponselnya yang terdapat rekaman percakapan kedua oarngtuanya pasal pembicaraan mereka tentang hak waris keluarga Xena."Semuanya sudah aku rekam di ponselku." ucap ARa.'Anak ini sungguh cerdik, ia tahu apa yang ahtus ia lakukan.' batin Lucas yang memerhatikan gadis ini.Ara mulai menghidupkan rekaman tersebut dari ponselnya, Lucas pun segera medengarkiannya apa yang dibicarakan oleh Ardi dan juga istrinya pasal hak waris keluarga Aron, yang akan dipidahkan kel mereka, padalah sudah jelas kelauy hak watris tersebut semuanya jatuh ke tangan Xena.Bahkan, mereka sengaja menutup semua web tentang berita targedi tersebut untuk berpura-pura dengan alasan demi kesehatran mental yang dialami oleh Xena.Padahal niat awal mereka untuk bisa mengambil aloih hak waris tersebut ditangan Xena. Sungguh perlakuan mereka selama ini hanyaloah pura-pura, padahal ada niat busuk yang telah mereka rencanakan.Xena tengah bingung, ia mondar mandir tak jelas
Malam hari, pukul 02.00 dini hari. Tiba-tiba, Xena terbangun, ia ingin buang air kecil. Dan tak lama, setelah selesai buang air kecil. Ia kembali menuju ke kasur, namun Pandangan matanya tertuju pada laptop sang suami yang berada di atas meja tersebut."Kalau kau tidak percaya, cek saja laptopnya. Disana Banyak menyimpan rahasia besar Xavier."Perkataan wanita yang tidak ia kenal itu membuat Xena selalu berpikir yang tidak-tidak. Dari pada penasaran, ia pun langsung duduk di kursi dengan laptop yang sudah diatas meja dan mulai menyalakannya.Tak butuh waktu lama, laptop itu pun menyala namun harus menggunakan kata sandi untuk masuk ke dalamnya."Aduh aku tidak tahu password-nya apa." Gumamnya.Xena mencoba mengetik tanggal lahir Xavier namun salah, lalu ia mengetik tanggal lahir dirinya juga salah. Lalu ia mengetik tanggal pernikahan mereka pun salah. Bingung, Xena pun terdiam sejenak, lalu mengetikan tanggal lahir Mamah kandung Xavier, itu pun juga salah."Aduh ... Nomor apa ya? Nant
"Xavier. Kamu mengerti kan maksud Papah."Ucapan James sama sekali tak di tanggapi oleh sang anak, namun jauh di dalam lubuk hatinya, ia sebenarnya juga memikirkan hal tersebut."Mengaku, Nak. Bicara pelan-pelan padaanya, dengan begitu Xena pasti akan tau secara pelan-pelan tentang hal itu."Mendengar perkataan itu membuat Xavier langsung melihat kearah sang Papah. Ia menggeleng. "Tidak Pah. Mana mungkin aku berkata jujur dengannya. Bisa-bisa dia akan meninggalkan aku nantinya." Sahutnya."Tapi jika dua tahu hal ini dari orang lain, atau mengetahui dengan sendirinya. Itu akan membuatnya makin marah padamu Xavier. Dan apabila sudah terjadi seperti itu, Papah tidak mungkin bisa membantu mu lagi nak."Xavier tetap menggeleng. Mana mungkin dirinya berkata jujur tentang tragedi tersebut, karena sudah di pastikan Xena akan langsung marah besar padanya. Dan mungkin saja pergi meninggalkannya, tidak Xavier tidak mau itu sampai terjadi."Percaya pada Papah, dia pasti bisa menerima apa yang aka
Drrt .. Drrtt ...Tak butuh waktu lama, dering ponselnya berbunyi dan membuat Xena pun langsung mengangkat panggilan video tersebut.Beberapa detik kemudian, wanita dengan rambut blode dan bibir merah merona muncul di layar ponselnya. Xena tidak mengenaili wanita itu maka ia memerhatkan sevara keseluruhgan wajahnya."Siapa kamu sebenarnya? Apa yang membuatmu mengetahui keluargaku?" tanya XEna.Wanita itu yang tak lain adalah Jovita, langsung tersenyum manis padanya. Ia menghela napasnya sejenak, lalu memperlihat sebuah foto idirnya saat bersama Xavier dulu."Aku mantanya Xavier, kami dulu hampir menikah sebelum ia betreymu denganmu. Tapi aku memutuskannya ketika aku tahu Xavier adalah seorang pembunuh." ucap Jovita yang sengaja memprovokasi Xena agar terpengatuh oleh kata-katanya.Mendengar kalimat itu, membuat Xena terdiam sejenak, jujur ia tidak begitu pervcaya dengan perkataan dari wanita ini. "Maksudmu? Kau tidak usah berbohong padaku."Jovita tersenyum miring. "Untuk apa aku berb
Dengan cepat, gadis cantik itu pun langsung kembali menuju ke arah kamarnya iya sungguh merasa sakit hati dengan perkataan kedua orang tuanya yang ia dengar tadi.Ia duduk dengan mata berkaca-kaca. 'Sungguh, aku tidak menyangka kalau Papah dan Mamah memiliki sifat seperti itu.' batinnya kecewa.*****Di kamar, Xavier masih merasa bingung dengan perkataan istrinya tersebut sebenarnya dia ini, bukan orang biasa. Ia memerhatikan istrinya."Hak waris?" Tanyanya.Xena mengangguk. "Aku keluarga Aron, kamu pasti tau kan. Anak selama ini disembunyikan oleh keluarganya tersebut akibat tragedi beberapa tahun yang lalu." Ucap Xena.Perkataan itu membuat Xavier tertegun. 'Sekarang, dia sudah mulai jujur padaku dia tidak menutup-nutupi asal usul keluarganya. Tapi aku sampai saat ini justru takut untuk berkata jujur padanya bahwa sebenarnya dirikulah pelaku tragedi tersebut.' batinnya.Tiba-tiba, Xena merasakan sesuatu lagi didalam perutnya, sungguh kali ini rasa mual itu sudah tidak tertahankan la
Mereka pun segera menaiki mobil tersebut. Xena menaiki mobil itu yang dikawal dengan dua orang didalam mobil tersebut, dan dua orang lainnya menaiki motor secara masing-masing.Sebelum ke kantor pengacara Han, Xena lebih dulu menjemput Ara. Karena sebelumnya mereka pun telah berjanji akan menemui pengacara Han secara bersama-sama.Ia sudah menunggu Ara tepat didepa pintu gerbang sekolah.Xena sengaja membuka kaca mobil miliknya, supaya Ara tahu kalau ia sudah menunggu dirinya di gerbang itu.Tak butuh waktu lama, ARa yang baru saja keluar dari gedung sekolah sekolah langsung melihat Xena. Ia segera berlari menemui sepupunya tersebut.Xena segera membuka pintu mobil itu lalu ARa pun masuk ke dalamnya. Ia duduk tepat di sebelah Xena."Sekolah kamu gimana?" tanya Xena."Baik kok kak. Semuanya lancar." jawabnya, yang langsung dianggukan oleh Xena.Di belakang mobil Bodyguard Xena yaitu ada beberapa orang lainnya yang mengikuti mereka dari jarak jauh yang tak lain mereka adalah suruhan dari
'Aku sudah dibuat cinta setengah mati padamu Xena, dan aku tidak mau kehilanganmu.' batinnya."Em, aku boleh minta ijin." ucap Xena secata tiba-tiba.Xaveir langsung terkejut ketika sang istri mengatakan hal itu. "Ijin? Kamu mau kemana Xena?" tanyanya."Em ... sebentar saja. Aku tidak keluar sendirian, aku akam keluar bersama Ara setelah pulang sekolah besok." ujarnya."Bukannya tadi sudah bertemu dengan Ara, lantas kenapa besok kamu ingin bertemu lagi dengannya?" tanya Xavier yang muali mencurigai sang istri."Em begini saja, kalau Bapak tidak percaya, Bapak boleh menyuruh beberapa pengawal Bapak untuk mengawal saat saya dan Ara besok pergi."Xavier terdiam sejenak, ia mencerna saran dari isytrinya tersebut, dan apa yang dibilang Xena itu ada benarnya juga.'Seperti yang Bu Jessy pernah bilang padaku, bahwa aku tidak boleh terlalu kasar padanya. Maka sepertinya aku ijinkan saja besok ia bertemu dengan Ara.' batinnya."Jadi bagaimana? Apa aku diijinkan?" tanya Xena denga nada lembut,
Deg.'Aku memang tahu dan mendengar perkataan itu juga dari pengacara Ilham. Aku jadi sedikit curiga atas pengaduan Ara.' batinnya."Ara, apa menurutmu aku harus ke pengacaraku?" Tanyanya.Seorang wanita cantik dengan rambut Curly berwarna blonde tengah duudk santai di dekat kolam renang, ia tersenyum miring saat mendengar apa yang dikatakan oleh orang suruhannya tersebut untuk mencari tau informasi mengenai istri dari mantanya tersebut, yang tak lain adalah Xena."Jadi dia adalah keponakan dari Pak Ardi. Sepertinya aku tidak asing dengannya, siapa Ardi ini ya? Apakah dia seseorang yangh spesial disana?" Gumamnya.Ia bangkit dan berdiri seraya bersedekap dada. "Tapi, itu tidak penting. Yang penting aku harus melancarkan aksiku, karena aku telah mendaftar informasi mengenai Xavier beberapa tahun yang lalu. Dia pernah membantai satu keluarga dan ini bisa aku jadikan sesuatu untuk mengecoh istrinya tersebut." Monolognya dengan senyuman licik.Ia memerhatikannya orang suruhannya yang masi
"Ada apa?" Tanya Xavier."Em ... Itu, sepupu dari Bu Xena sudah datang."Mendengar kalimat yang di ucapkan oleh sang asisten tersebut, membuat Xena pun langsung bangkit dan berjalan menuju ke pintu itu, lalu berdiri tepat di samping sang suami."Ara sudah sampai? Dia sudah Disini? Dimana dua sekarang, aku sudah tidak sabar untuk bertemu dengannya." Ucapnya yang girang."Dia ada di ruang tamu dengan Pak Lucas.""Aku segera kesana." Sahut Xena dengan antusias.Baru selangkah ia maju, namun tangannya sudah di tarik oleh sang suami yang berhasil membuatnya menoleh kearah sang suami."Kamu tidak boleh kesana." Ucap Xavier dengan nada dingin.Wajah Xena langsung berubah jadi murung. "Kenapa? Bukannya aku boleh bertemu dengannya.""Iya, tapi tidak kesana."sahut Xavier, lalu melihat kearah Sang asisten tersebut dan berkata."Kamu bawa saja Ara dia kesini, agar menemani Xena di kamar saja ya.""Biak, Pak.""Oiya, jangan lupa. Bawakan makanan juga untuk dia disini ya." Lanjut Xavier."Baik, Pak