Vania masuk dan dia langsung menemui kepala blok.Vania langsung mengadakan intruksi dadakan guna memperlancar produksi karya miliknya.Vania melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam sebuah ruangan berukuran 4×4 dimana ruangan itu memiliki meja yang besar dan di kelilingi beberapa kursi."Selamat pagi." sapa Vania kepada 3 orang yang sudah duduk menunggu dirinya.Mereka bertiga langsung beranjak dari duduknya, dan berdiri."Selamat pagi bu." jawabnya lalu membungkukan badannya sebagai tanda hormat kepada Vania.Vania pun membalas dengan membungkukan badannya lalu dia mengambil posisi duduk.Vania pun langsung memulai intruksi sebelum produksi akan di lakukaan.Vania harus bisa bergerak dengan cepat dan yang pasti harus tepat."Terimakasih ya pak, perkenalkan saya Vania, di sini saya akan melakukan pembuatan karya milik saya." ujar Vania memperkenalkan diri sambil memberikan sebuah lampiran gambar karya miliknya kepada tiga orang tersebut.Mereka bertiga meraih kertas milik Vania,Mere
Vania pun menuruti ahli pengrajin itu, dan Vania terkejut melihat karyanya yang nampak lebih istimewa lagi.Vania yang notabanenya seorang desiner muda yang namanya sudah tersohor, dia masih terus belajar dan terkadang dia masih mendengar masukan-masukan orang yang lebih tua darinya karena Vania sangat memahami bahwasanya orang yang lebih tua usianya pasti memiliki banyak pengalaman, *******Di sisilain Hans yang sedang di kantor, Tepatnya berada di ruangannya.Ruangan Hans memiliki berukuran 6×6 yang memiliki 2 view yang sangat menyenangkan,View pertama menghadap ke barat memperlihatkan pemandangan taman kota yang di aliri sungai apalagi jika sore hari akan nampak indah kala melihat matahari akan tenggelam, di tempat itu banyak orang yang menghabiskan akhir pekannya dengan berjalan-jalan di pinggiran sungai.View kedua memperlihatkan jalanan kota yang memiliki kesibukan yang lumayan padat di jam-jam tertentu,View kedua ini juga Hans bisa melihat rumah sakit kota, pusat perbela
Andre pun langsung menyuruh Vero dan Vino untuk bersembunyi."Eh kalian sembunyi dulu ya, please." ujar Andre memohon kepada dia anak kembar itu.Kedua anak Vania melirikan matanya, dia sepertinya ogah untuk sembunyi dan menuruti orang yang tak di kenalnya itu.Dan seketika itu pak Bram membuka pintu ruangan Hans,Andre pun gelabakan dia pun menarik paksa dua anak kembar itu sembunyi di balik sofa."Hey Andre dimana si Hans?" tanya pak Bram sambil melangkahkan kakinya mendekati Andre yang tengah berdiri dengan setetes kringat yang membasahi dahinya."Bos Ha Hans lagi meeting pak." jawab Andre yang sedikit gugup.Pak Bram menatap Andre, dia sepertinya sedikit penasaran mengapa Andre begitu kaku, tak seperti biasanya.Namun sayang langkahnya terhenti, asistennya memanggil dirinya untuk menghadiri rapat yang di pimpin Hans.Dan pak Bram membalikan badannya dan dia pun melangkahkan kakinya untuk keluar dari ruangan Hans. Andre yang melihat itu dia dapat bernapas dengan lega, "Haahhhh syu
Keesokan harinya,Vania bekerja dengan keras, Dia hari ini sedang mengadakan event kecil-kecilan, dimana dia mengadakan promosi di temani oleh beberapa wanita cantik yang di bayarnya dengan uang pribadinya sebagai penunjang dan simpati para pengunjung untuk melihatnya.Ini adalah sebuah perjuangan yang sangat besar buat Vania. Meskipun ini hal kecil di mata orang lain namun ini akan berdampak sangat besar buat dirinya.Ini adalah sebuah ajang pembuktian Vania kepada dunia bahwa dirinya bisa menjadi besar di mana pun berada.Ini adalah sebuah keadaan yang harus di laluinya dengan kesabaran dan ketekunan, dan tak lupa dengan tekat yang bulat serta tak takut dalam menghadapi situasi yang buruk sekaligus.Di pagi hari tepat pukul 9 pagi Vania bersama 3 orang wanita muda yang kompak berpakaian setelan jas berwarna hitam, dengan celana panjang dengan warna senada.Mereka berdiri di sebuah tempat khusus fashion, mereka berdiri sambil menawarkan kepada para pengunjung sebuah lembaran kerta
Vita yang tengah duduk di kursi meja kerjanya, dia tak henti-hentinya merendahkan Apa yang dilakukan oleh Vania, dia tak melihat pada dirinya sendiri.Karena sejujurnya repurtasi perusahaan Hans hancur karena dirinya, meskipun itu bukan kesalahan utama karena dirimu, "Lihat aja nanti." gumamnya di dalam hati.Semenjak Vania mengadakan live, dan semenjak itu penjualannya langsung habis meskipun harganya di luar nalar.Dan Vania pun memberikan sebuah pesan kepada orang yang membeli karyanya untuk menulis ulasan terhadap karya dan perusahaan yang merilis karyanya yaitu modernmode.Di mana Itu adalah sebuah perusahaan besar yang memiliki nama skala internasional, yang berbasis di sebuah negara salju putih, dan memiliki cabang di setiap negara.Dan Vania pun mengakhiri acara live-nya,"Terima kasih semuanya sudah menonton live saya sampai akhir, Terima kasih juga yang sudah memesan melalui akun official, terima kasih kepada ibu Lea yang sudah memenuhi undangan saya untuk hadir hari ini me
" Iya saya Vania. Ada apa ya? Gimana keadaan anak saya?" tanya Vania.Sungguh perasaan vania saat ini merasa sangat begitu resah, dia tak bisa menyembunyikan perasaan bersalahnya kepada kedua buah hatinya."Silahkan ibu masuk dokter ingin bertemu dengan ibu." jawab perawat tersebut.Dan Vania pun melangkahkan kakinya mengikuti langkah dari perawat yang berjalan di depannya,Perawat tersebut menujukan ruangan dokter telah menangani anaknya.Sampailah di ruangan dokter tersebut, Vania masuk ke dalam ruangan yang berukuran 3×3."Selamat malam dok, ini orang tua dari pasien yang bernama Vero." seru perawat tersebut kepada dokter yang sedang duduk di kursi meja kerjanya.Vania pun dipersilakan oleh dokter tersebut untuk duduk."Silakan duduk ibu." seru dokter tersebut.Dan dokter pun mulai menjelaskan mengenai kondisi dari Vero."Pasien atas nama Vero keadaannya masih kurang stabil, jadi saya mohon untuk salah satu orang dewasa yang berjaga di sini. Karena kami takut jika ada apa-apa te
Hans keluar ruangan dokter...Dia pun melangkahkan kakinya masuk ke dalam ruang rawat di mana ada Vero yang sedang terbaring dirawat.Hans duduk di samping ranjang dari Vero,Terlihat di sekujur badan Vero banyak luka dan di balik perban masih tersisa sedikit darah yang masih merembes,Itu yang menyebabkan dia kekurangan darah.Hans meraih tangan Vero, "Vero ayo bangun, ini ada papa, kamu cepat sembuh ya. Kalau kamu sembuh nanti kita jalan-jalan, papa janji kemana pun kamu mau" seru Hans.Namun Vero tetap terdiam, matanya masih terpejam dengan erat.Keesokan harinya.Tepat pukul jam 06. 00 pagi Vania datang bersama dengan Vino,Dia datang dengan membawa sebuah kotak yang berisi menu sarapan."Paaaa." seru Vino yang datang lalu memeluk Hans.Hans pun langsung menyambut pelukan Vino."Iya ada apa Vino?" jawab Hans dengan penuh kasih sayang.Dan Vania pun memberikan kotak makan yang berwarna biru kepada Hans,Dan hal tersebut membuat Hans melepaskan pelukan Vino dan meraih kotak makan
"Kenapa?" tanya Hans sambil melangkahkan kakinya satu langkah ke depan.Sedangkan Vania memundurkan satu langkah ke belakang.Tatapan mereka begitu sangat intens,Vania berusaha untuk menghindari yang berusaha mendekati dirinya,Vania sedikit takut, Vania takut jika dirinya jatuh cinta."Yang kedua, usia Vero dan Vino, jika aku hitung-hitung itu sangat pas dengan pertemuan kita malam itu." serunya sambil bola matanya bergerak ke atas, itu adalah sebuah tanda jika dirinya mengingat-ingat sesuatu.Hans melangkahkan kakinya satu langlah kedepan kembali sedangkan Vania memundurkan satu kali langkahnya,Vania hanya bisa terdiam dia tak bisa berkutik sedikitpun, memang itulah yang terjadi sebenarnya."Dann yang ketiga, golongan darahku itu sama dengan golongan darah Vero," lanjut Hans yang membeberkan beberapa fakta yang diketahuinya selama ini.Dan Hans mendekatkan wajahnya,"Dan satu hal yang tidak kamu ketahui ibu Vania, Vero dan Vino memiliki alergi seafood, dan itu adalah alergi yang s