Sandra terkejut mendengar ucapan Samudera.Ia merebut berkas di tangan ayahnya, dan mendapati dana yang cukup untuk membuat perusahaannya kembali bangkit.Sandra mendongak menatap Samudera ada haru di matanya ketika melihat laki-laki itu sama sekali tak ingin melihatnya.Tapi dengan pasokan dana ini, bukankah berarti Samudera peduli dengan keluarganya?"Kamu ingin mengambil alih perusahaan ini?" tanya tuan Kuswara, ada kepahitan di setiap nadanya."Aku sangat sibuk, kamu bisa mengelolanya."Sandra semakin tak bisa menahan tersenyum girang, mendengar jawaban Samudera."Ayah, Samudera sudah bermurah hati membantu kita, terima saja, lagipula kedepannya Samudera juga akan menjadi menantu keluarga Kuswara. Apa salahnya menerima uluran tangan darinya?"Melihat kebaikan Samudera, Sandra sangat percaya diri jika Samudera akan tetap menjadi pendamping masa depannya sebentar lagi.Berbeda dengan Sandra yang sanga
Berita tentang Samudera yang membantu perusahaan Kuswara dari keterpurukan sudah tersebar dengan cepat di internet dan sampailah ditelinga kakek Baswara. Senyum orang tua itu merekah puas melihat potret cucunya berdiri di samping mobil bersama Sandra. "Bagus …," ucapnya pelan. Kakek Baswara sudah dapat menebak, pada akhirnya Samudera pasti akan menurut, anak itu tidak akan membiarkan orang tuanya kehilangan kuasa atas Baswara Group yang nantinya akan diwariskan padanya. Kakek Baswara menoleh pada orang kepercayaannya dan bertanya, "Di mana anak itu sekarang?" "Tuan muda pergi ke negara M, setelah datang ke negara Y. Sepertinya tuan muda akan melanjutkan pendidikannya di negara tersebut sembari menjalankan bisnisnya di sana." Kakek Baswara menggangguk-anggukan kepalanya dengan bangga. "Bagus, sebagai calon pewaris Baswara, Samudera memang sangat produktif. Memang itu yang aku harapkan." "Tuan, sepertinya tuan muda sudah setuju dengan pertunangannya dengan nona Sandra. Apakah seka
Vella tidak menjawab, ia hanya tersenyum lantas keluar dari dalam mobil sembari melambaikan tangan dengan ceria pada papanya. Melihat putrinya tampak ceria dan sama sekali tidak terpuruk dengan berita yang beredar di internet. Edgar sendiri tidak mau berpikir pusing. Edgar hanya menggelengkan kepalanya pelan sembari tersenyum lantas membawa mobilnya pergi dari vila milik Vita. Setelah itu Vella sudah tak terlihat lagi di kota Zaden. Kakek Baswara mencari keberadaannya, tapi tak bisa menemukannya. Kata-kata Vella yang ingin memberinya kejutan masih terngiang di benak kakek Baswara. Ia takut gadis kecil itu tiba-tiba memberi gebrakan untuk menghancurkan rencana perjodohan Samudera dengan Sandra. "Di mana Samudera sekarang?" tanya kakek Baswara, khawatir cucunya masih berhubungan dengan Vella. "Tuan muda masih berada di negara M, Tuan." "Gadis itu?" "Sampai saat ini keberadaan nona Vella tidak diketahui. Sepertinya juga tidak menyusul tuan muda ke negara M." Kakek Baswara mengh
Tanggal 10 juli. Lampu terang jatuh menimpa tubuh layaknya siang meski sekarang sudah pukul delapan malam. Vella keluar dari dalam mobil mewah menyambut uluran tangan Samudera. "Siap melayani Anda, Tuan Putri." Vella tersenyum, ia pikir Samudera hanya bercanda mengucapkan kata itu. Auranya sangat tenang ketika berjalan sembari mengapit lengan Samudera yang terlihat luar biasa mengenakan jas beludru warna biru safir dengan kancing berlian yang berkilau. Seketika perhatian para tentara pun tertuju pada dua orang yang akan melakukan proses pemeriksaan sebelum masuk ke acara. Setelah lulus melalui prosedur pemeriksaan yang sangat ketat, dan dipastikan tidak ada senjata tajam di tubuh mereka, seharusnya Vella dan Samudera diizinkan masuk usai menyerahkan kartu undangan. Namun, setelah menatap Vella beberapa kali. Tiba-tiba penjaga tersebut berkata, "Anda tidak tidak diizinkan masuk. Undangan Anda palsu." Seketika mata Vella beriak. "Palsu? Itu tidak mungkin. Bukankah itu ada cap ke
Siera sudah tiba di acara perjamuan. Gaun yang cantik dengan temperamen yang baik menunjukkan bahwa ia hidup dalam pendidikan dan tatakrama seorang bangsawan yang ketat. Meski Siera seorang penghianat, tapi di mata publik ia adalah seorang putri yang diangkat oleh ratu Velossa secara langsung. Langkahnya anggun dan tenang manakala melangkah memasuki venue. Menyamarkan kegelisahan yang terus berkecamuk di hati. "Dimana dia?" tanyanya pada ajudan yang mengawal, tanpa menoleh. "Gadis bergaun biru." Sekilas mata Siera terlihat sangat tenang bagai kesunyian di lembah kedamaian. Namun, jika ditelisik lebih dalam sesungguhnya itu adalah badai yang ingin menggulung Vella ke jurang kematian. Sebelumnya Siera sudah melihat potret Vella, tapi tidak menyangka jika yang asli semakin membuatnya ingin segera menyingkirkannya. Vella sangat mirip dengan ratu Velossa. Dan warna mata itu, Siera benar-benar sangat membencinya. Ia harus menyingkirkan Vella dari perjamuan ini agar ratu Velossa tid
Semua orang terkejut melihat reaksi ratu Velossa.Di acara kenegaraan musisi biasanya akan membawakan lagu Melati Bunga Bangsa, Gugur Bunga, atau lagu-lagu yang berhubungan tentang kesucian suatu negara, dan lagu-lagu kepahlawanan lainnya.Tapi lagu yang dibawakan Vella ini apa?Apa yang spesial dengan lagu ini?Semua orang memasang telinga baik-baik mendengar lagu ini.Seketika mereka dibawa pada suasana saat awan putih berarak di langit yang membiru cerah.Seseorang berdiri tegak di pinggir danau buatan dengan bunga teratai putih yang mekar di atas daun hijau yang melebar.Suara angin begemelisik, berembus sepoi menggerakkan permukaan air yang tertutup lumut samar.Warna putih menonjol di tengah sana mengetarakan kesucian dan keindahan di atas lingkungan kotor dan penuh penderitaan.Siera ikut berdiri mengikuti ratu Velossa. Hatinya bergemuruh hebat.'Lagu ini … apa yang spesial dengan lagu i
28 tahun yang lalu, Siera sangat ingat ketika ia mendorong putri Valari masuk ke dalam jurang di negara Y, ia juga membuang batu giok mutiara bersamanya. Dari ketinggian seperti itu orang saja bisa mati, tidak mungkin batu giok tidak pecah? Tapi bagaimana batu giok mutiara sekarang masih utuh dan terlihat sangat terawat? Siera segera menatap ratu Velossa. "Ibu, sepertinya apa yang dikatakan putri Hilda benar. Gadis ini datang membawa tujuan. Bagaimana mungkin batu giok itu bisa sama persis seperti milik mendiang Putri Valari?" Ratu sendiri juga curiga, saat Siera menangis dengan keadaan terluka untuk melaporkan bahwa putri Valari dikejar anjing gila dan jatuh ke arah jurang, seseorang mengatakan jika memang ditemukan pecahan batu giok beserta bercak darah di dasar jurang. Namun, saat itu jasat putri Valari tidak ditemukan. Semua berasumsi jika binatang buas telah menyeretnya masuk ke dalam hutan dan memangsanya. Tapi sekarang batu giok mutiara itu utuh, hingga memberi harapan bar
Negara W.Tentu saja banyak yang mempertanyakan, tanpa melakukan tes DNA kenapa ratu begitu mudah mengakui bahwa Vella adalah keturunan murni dari kerajaan W.Tes DNA sebenarnya juga rawan dilakukan di dalam istana.Pihak-pihak yang menginginkan kekuasaan pasti akan menghalalkan segala cara untuk memanipulasi data hasil tes DNA guna menyingkirkan Vella dari kerajaan.Tapi satu hal yang tidak bisa membohongi ratu.Gambar kerang mutiara terbuka yang ada di dada Vella itu bukan tato, melainkan tanda lahir yang diwariskan turun temurun dari leluhur."Nenek tidak tahu apa yang dilakukan leluhur kita pada zaman dulu. Tapi yang nenek tahu, setiap keturunan murni kerjaan W akan mewarisi tanda lahir seperti ini sejak lahir. Dan ini tidak bisa dihilangkan melalui operasi atau perawatan laser, Vella. Apa kamu masih ingin mengelak bahwa kamu bukan cucuku?"Itu perkataan ratu Velossa saat hanya berdua di dalam kamar membantu Vella be
Di bangsal rumah sakit.Saat ini Vella masih terbaring lemah, wajahnya pucat dan tidak berdaya.Lemparan kotak kayu itu ternyata mencederai otak kecil Vella hingga melumpuhkan fungsi motoriknya.Vella lumpuh tak bisa berdiri ataupun berjalan, saat duduk dia sangat mual dan pusing kemudian terjatuh tanpa mempunyai keseimbangan.Bersyukur tusukan di perut Vella tak sampai melukai janin yang dia kandung.Vella hanya bisa berbaring ditemani Samudera yang tak pernah lelah menggenggam tangannya memberi dukungan moral."Maaf, aku salah, aku lengah. Jika aku lebih waspada kamu tidak perlu mengalami hal semacam ini."Vella tersenyum lemah mendengar permintaan maaf Samudera yang entah kali keberapa."Kamu tidak lelah meminta maaf terus setiap waktu?"Samudera tersenyum samar. "Aku hanya tidak tahu bagaimana caraku menebus kelalaian?""Bantu aku duduk."Samudera menuruti keinginan Vella, dan memeluknya dari belakang agar Vella tidak jatuh.Sementara Vella memejamkan matanya, sembari menyandarkan
Sandra hampir putus asa ketika lima orang ingin memasukinya.Tapi entah kenapa lima orang tersebut tiba-tiba menghentikan aksi dan meninggalkannya begitu saja.Setelah termenung sesaat, tiba-tiba Sandra kembali tertawa ironi.Ternyata Samudera tak sungguh-sungguh membiarkannya ternoda.Hatinya semakin bangga."Bodoh, ternyata kamu tak sesadis yang aku pikirkan. Setelah apa yang aku lakukan pada gadismu ternyata kamu masih selemah ini."Sandra berhasil menghubungi seseorang setelah tangannya yang tertembak bersusah payah merogoh ponsel dari saku.Namun, tiba-tiba mobil yang membawanya ke rumah sakit mengalami kecelakaan.Sandra pingsan.Saat dia terbangun. Sandra mendapati dirinya di sebuah ruangan asing dengan pencahayaan minim.Di tengah ruangan sunyi.Suara pintu yang dibuka terdengar sangat nyaring.Siluet seseorang yang masuk terlihat kabur di mata Sandra yang baru saja terbuka.Namun, saat cahaya lampu menerpa tubuh itu. Sandra langsung mengenali siapa dia."Kakek …."Kakek Baswa
Bulan bersinar sangat indah menerpa tubuh gadis yang saat ini tengah tertawa mengerikan, sedingin udara malam ini. Cahayanya penuh kemenangan, tapi sedetik kemudian kilat matanya berubah menjadi tajam dan mempunyai hawa membunuh. Tatapan itu menghujani tubuh Vella yang terkulai tak berdaya di lantai beton. "Aku sudah mengatakan, jika aku tidak bisa memiliki Samudera. Maka kamu pun tak akan bisa memilikinya." Sandra beralih pada belati yang masih menancap di pahanya. Kemudian terdengar pekik kesakitan saat dia mencabut belati tersebut. Sandra tidak bisa berdiri tegak. Namun, dia tetap memaksa berjalan terseok-seok menuju ke arah Vella. Kembali bibir itu tersenyum. Namun, sama sekali tak terlihat indah, ketika matanya terarah pada perut Vella yang masih datar. "Aku membencimu, Vella. Aku membencimu karena Samudera sangat mencintaimu! Aku benci karena Samudera sangat menginginkanmu. Tidak seharusnya kamu mengandung anaknya, karena itu adalah hakku!" Sandra tahu Samudera tidak
Vella tahu ini keadaan yang sangat buruk.Dia sedang hamil dan tidak boleh melakukan gerakan ekstrim.Tapi jika tidak melawan, ini akan berakhir mengenaskan untuknya.Zlak!Salah satu dari pria itu seperti tercekik ketika mendapat hantaman keras di lehernya.Pria yang lain tidak berdiam saja ketika melihat tuan putri ini memiliki sedikit kemampuan.Sejak Vella tahu ada orang yang mengincar nyawanya, dia memang tak ingin menjadi gadis manja yang hanya bisa bersembunyi di balik perlindungan Samudera.Bisa memanah dan menggunakan pistol itu tidak cukup.Dia mempelajari beberapa teknik dasar membela diri dari serangan jarak dekat.Tidak disangka, pengetahuan itu sangat berguna saat ini."Jangan biarkan dia lari!" Teriakan Sandra menggema.Vella memang ingin melarikan diri, tapi tangannya segera ditarik hingga dia mulai terpelanting ke belakang.Tapi nyatanya Vella tak kembali dengan tangan menganggur.Diacungkannya kepalan tangan yang langsung terarah pada wajah pria tersebut.Bam!Wajah
Byur!Vella tersedak dan langsung kembali pada akal sehat setelah merasakan guyuran air kasar menghantam wajah.Dia terbatuk, dan hawa dingin pun merambat menyelimuti tubuhnya yang basah.Bintang yang bertebaran di langit benar-benar telah mengembalikan kesadarannya setelah pingsan akibat obat bius.Sepertinya dia berada di atap gedung sekarang."Sudah sadar?"Pertanyaan itu membuat Vella menoleh.Seketika senyumnya melengkung dingin.'Sandra … tentu saja dia ….' batin Vella kecut."Apa yang kamu inginkan?" tanya Vella datar.Tawa mengerikan Sandra terdengar miris.Sikap nona muda yang bermartabat tak lagi terlihat.Berganti dengan wajah bengis yang mempunyai aura membunuh."Kamu masih bertanya apa yang aku inginkan? Yang aku inginkan adalah Samudera, Vella! Tapi kamu telah merebutnya, jadi kamu harus menanggung akibatnya!"Vella sama sekali tak terlihat takut. Dia malah tersenyum hambar. "Sudah aku katakan, salahkan takdirmu.""Takdir? Takdirku sangat baik sebelum kamu datang! Tapi k
Entah sejak kapan Samudera berada di situ dengan aura mengerikan seperti hendak melenyapkan seseorang.Bagaimana Vella tidak suci?Leon yang dia tangkap sudah mengakui jika tidak sempat melakukan apapun pada Vella.Selain itu Samudera sendiri juga sudah membuktikan saat malam pertamanya dengan Vella di Paris.Noda darah keperawanan di seprai putih itu masih Samudera ingat dengan jelas di benaknya.Kata-kata kotor Sandra benar-benar membuat Samudera kehilangan kesabaran."Orang yang mempunyai mulut busuk sepertimu seharusnya tidak hidup di dunia ini."Samudera nyaris menghantam Sandra, jika tidak ada tarikan yang menghentikannya."Jaga martabatmu, Tuan Muda Baswara," tegas Brian, sembari mencengkeram kuat tangan putranya.Lantas kerlipan mata membuat dua orang pengawal menyeret Sandra keluar dari dalam venue.Gadis itu meronta-ronta dan berteriak seperti orang gila."Samudera kamu akan
Bukan hanya tamu undangan yang terlihat terguncang, tapi tuan Kuswara juga berkali-kali lipat merasakannya.Ia terus menyangkal perkataan nyonya Baswara untuk membela anak dan istrinya.Dan itu hanya membuat nyonya Baswara mencibir sengit. "Aku turut prihatin, ternyata kamu juga korban penipuan."Nyonya Kuswara memilih untuk diam, semakin banyak bicara semakin akan menunjukkan celah untuk membongkar kebohongan.Tuan Kuswara sangat mempercayainya itu adalah kekuatan terbesar seorang istri.Tapi tidak dengan Sandra yang mulai panik kedoknya akan terbongkar, ia pun terus-menerus berdalih untuk menutupi rahasianya."Bibi, aku tidak tahu salah apa yang pernah aku lakukan padamu, hingga kamu sangat membenciku. Aku hanya ingin berbakti padamu sebagai seorang menantu, tapi kamu malah menuduhku dengan yang tidak-tidak. Sekarang apa yang harus aku lakukan?"Melihat raut wajah menyedihkan penuh derai air mata ini, orang akan mengir
Pertanyaan Vella membuat Sandra meraung dan kembali menggila ingin menyerang Vella.Tapi Virgon jelas tidak membiarkan itu terjadi, ia menarik Sandra menjauh untuk mengamankan Vella.Tak terkecuali tuan Kuswara yang juga memaki dengan sangat brutal di atas panggung.Alhasil dia pun diseret turun dan diperingatkan akan diseret keluar dari venue jika masih ingin membuat kegaduhan.Vella segera dipersilahkan menuju podium untuk memberi sedikit sambutan."Terima kasih atas kerjasama para investor yang sudah bergabung dengan proyek yang akan kami selenggarakan. Terutama pada Samudera dan Kakek Baswara yang sudah memberi dukungan yang sangat besar pada perusahaan kami, semoga kedepannya kita dapat meraih keuntungan bersama dan meraup pundi-pundi kemakmuran yang tidak terkira."Di bawah panggung suara tepuk tangan riuh tak terhingga mendengar penuturan Vella.Tapi tidak dengan kakek Baswara.Ia pun tercengang dan seper
Sandra langsung tertawa mencibir mendengar ujaran Vella yang semakin tak masuk akal.Perusahaan Kuswara adalah milik keluarga Kuswara, tapi mengatakan perusahaan akan tetap berdiri sementara keluarga Kuswara akan hancur.Bagaimana itu mungkin?Tapi Sandra memahami kenapa Vella berkata seperti itu.Tampaknya saingan cintanya ini masih terlalu percaya diri akan memiliki Samudera kedepannya."Aku tidak masalah jika Samudera ingin mengambil alih perusahaan ini, dia memang mempunyai saham terbesar di perusahaan kami. Tapi aku adalah tunangannya dan pada akhirnya kami akan menikah, milik Samudera juga akan menjadi milikku, seorang menantu keluarga Baswara."Ucapan Sandra diikuti tawa lembut yang sama sekali tak ramah.Sandra benar-benar sangat percaya diri ketika mengucapkan kata itu. Ia pun tersenyum mencela dan kembali mengejek."Vella, aku sudah mengatakan. Bermimpi terlalu tinggi itu adalah urusanmu, tapi jatuh it