Di dalam sebuah ruangan yang cukup bersih, luas dan cukup terbuka, tidak seperti di film-film di mana tempat penculikan yang selalu gelap dan pengap karena tidak adanya ventilasi udara.
Ada empat lelaki dan satu perempuan yang duduk di kursi dengan ikatan kuat yang jelas tidak bisa membuat mereka kabur. Sang perempuan yang disumpal mulutnya jadi dia tidak bisa mengeluarkan suaranya, sekuat tenaga dia mencoba menghentakkan kursi yang dia duduki, agar bisa membangunkan keempat lelaki itu.
"Huh, ternyata kalian hanya lelaki lemah, ramuan yang tidak seberapa itu membuat kalian pingsan hampir satu jam," batinnya.
Setelah beberapa kali usaha, akhirnya keempat lelaki itu mulai mendapatkan kesadarannya, mereka berempat mengamati ruangan itu lalu kompak terkejut ketika pandangan mereka berakhir di sosok perempuan yang mereka kenal.
"Hei, kenapa kamu ada di sini?" tanya Arnold. "Dan mengapa kamu juga diikat seperti kita, dan lebih parahnya mulutmu disumpal," lanjut
Kejadian menegangkan itu tidak berakhir sampai di situ, setelah peluru dari pistol Bianca berhasil meluncur, ada bunyi tembakan lagi yang menyusul secara bertubi-tubi.Ketakutan Azkia semakin menjadi, dia semakin menutup matanya rapat. Lalu kemudian ketakutannya berubah menjadi panik, ketika orang yang sedang memeluknya erat untuk melindungi dirinya tiba-tiba saja menjatuhkan tangannya. Karena tidak bisa menahan berat badan Daniel, akhirnya Azkia ambruk dengan posisi Daniel di atasnya.Azkia membuka matanya dengan cepat, ketika mendengar Deffin memaki Daniel karena cemburu, bisa-bisanya suaminya memarahi Daniel yang sudah tidak sadarkan diri karena menolongnya."Hei, brengsek!!! Bangun kamu! Jangan pura-pura lemah, enak saja kau baru saja memeluk Kia ku erat, dan sekarang kamu menindihnya."Deffin menggoyangkan kakinya dengan kuat, hingga tali yang mengikat kakinya itu bisa merenggang, entah anak buah Daniel yang mengikatnya tidak kuat, atau api cemburu y
Setelah makan siang penuh cinta antara Deffin dan Azkia, mereka berdua keluar dari kamar untuk makan siang sesungguhnya, kalau bukan karena Azkia pura-pura mau pingsan mungkin mereka akan melewatkan menu makan siang sebenarnya.Deffin yang belum sepenuhnya lega dengan masalah kemarin, melakukan hal yang membuat para jomblo di antara mereka benar-benar merasa jengah. Bagaimana tidak, mereka terpaksa menginap di rumah Deffin karena dia ingin membahas masalah kemarin, terutama tentang Jessie yang meninggalkan mereka dengan penuh misteri.Deffin bilang setelah bangun tidur pagi, dia akan menemui mereka berempat, namun nyatanya mereka baru turun setengah jam setelah jam makan siang.Para jomblo semakin jengah melihat kemesraan yang dipamerkan mereka berdua, lebih tepatnya perintah konyol Deffin. Azkia diminta menyuapi Deffin dengan duduk di atas pangkuannya, di dalam hati mereka kompak menggerutu sudah jam makan siang mereka terlambat, dan kini mereka harus menyaksik
Obrolan panjang yang membahas tentang kejadian kemarin akhirnya telah berakhir, Arnold pamit pergi terlebih dahulu karena asistennya menelpon untuk urusan pekerjaan.Sedangkan Erwin lebih memilih pergi ke markas, ada sedikit masalah dengan dunia gelapnya. Tinggal Elma dan Roy yang masih berada di rumah Deffin.Deffin sedang menyuruh Roy mengerjakan pekerjaan kantor di ruang kerjanya, sedangkan Elma kembali ke kamar tamu untuk membersihkan diri, rencananya setelah mandi dia akan segera pergi untuk mencari tempat tinggalnya yang baru.Jika kedua orang itu sedang disibukkan dengan urusannya masing-masing, maka Deffin dan Azkia juga tidak kalah sibuk melakukan ritual mandi bersama."Sayang, bagian itu sudah lima kali kamu gosok, ayo! pindahkan tangan nakalmu ke bagian yang lain." ujar Azkia kesal.Deffin selalu seperti ini jika mandi bersama, dia akan menghabiskan setengah botol sabun mandi hanya untuk menggosok dua bagian tubuh Azkia yang menjadi area
Hari terus berganti, tidak terasa tiga purnama setelah tragedi itu telah dilewati, akhir-akhir ini entah mengapa nafsu makan Azkia meningkat, terhitung hampir satu bulan ini para koki sering disibukkan memasak hanya selang beberapa jam saja. Namun keanehan ini tiba-tiba hilang, mendadak hari ini nona muda mereka tidak nafsu makan, Azkia bahkan tidak mau turun dari ranjang, karena mengeluh pusing dan mual. Deffin bahkan memilih tidak pergi bekerja, dia terlalu panik melihat kondisi Azkia sekarang,sudah puluhan dokter yang datang ingin memeriksa, namun baru saja mendekat Azkia langsung mengusirnya karena merasa mual mencium aroma parfum para dokter. Para dokter yang gugup melihat kemarahan Deffin yang ditunjukkan kepada mereka, membuat para dokter melupakan analisis kemungkinan besar sakit yang dialami Azkia. "Dasar bodoh! Seharusnya sebelum datang kemari kamu mandi terlebih dahulu, jangan hany
Di tengah kekacauan suasana hati Deffin, karena tidak bisa berdekatan dengan Azkia, ada seseorang pelayan yang mendekati mereka bertiga dengan membawa tamu yang tidak diundang."Tuan, ada tuan Arnold datang kemari."Ketiga orang itu menoleh ke arah orang yang dimaksud, ketiganya kompak terkejut, bukan karena kehadiran Arnold yang secara tiba-tiba, namun siapa yang dibawa Arnold datang ke rumah ini.Semua memberikan sorot mata tajam, dan kompak membatin, "Kebodohan apalagi ini, kenapa si bodoh itu membawa wanita itu.Jessie yang berjalan di samping Arnold tampak tenang, begitu juga dengan Arnold yang malah menggandeng tangan Jessie dengan lembut, mereka berdua tidak mempedulikan tatapan yang diberikan ketiga manusia itu."Hei, sudah cukup kalian melihat kami seperti itu, seharusnya kalian memberikan selamat kepada kami karena status baru kami," ujar Arnold riang.Kebahagiaan Arnold jelas bukan hanya pura-pura, semalam dia dan Jessie sepakat m
Keesokan harinya.Ketika Azkia membuka mata, hal yang pertama kali dilihat adalah Deffin yang tidur tampak nyenyak, sedetik kemudian Azkia meringis merasa tidak enak hati ketika mengingat kejadian semalam.Drama sesak ketika dipeluk membuat Deffin protes merengek seperti anak kecil, hingga membuat Azkia yang kesal untuk pertama kalinya memarahi Deffin."Maaf," gumam Azkia menyesal sambil mengusap kepala Deffin. "Aku juga tidak tahu entah mengapa semalam rasanya sesak ketika dipeluk.""Tidak perlu meminta maaf," ujar Deffin serak lalu memegang tangan Azkia yang berada di kepalanya, dengan lembut Deffin kemudian mencium tangan Azkia."Untuk saat ini aku bisa mentolerir sikap kurang ajarnya yang ingin merebutmu dariku," ujar Deffin sambil mengusap perut Azkia."Sayang, apa maksudmu?" tanya Azkia bingung.Tanpa menjawab Deffin bersandar di kepala ranjang, lalu mengambil alat tes kehamilan. "Jessie menduga kamu sedang hamil, dia menyuruhmu
Kehamilan Azkia sudah memasuki bulan ketiga, janin dalam kandungannya telah tumbuh dengan sehat, namun sangat tidak mudah untuk Azkia menjalani kehamilan ini, sudah satu bulan lebih Azkia tidak bisa memakan sembarang makanan, hanya Avocado Toast tanpa lada, salad buah, dan susu kehamilan plain yang berhasil masuk ke dalam perutnya. Selain makanan itu, Azkia akan langsung muntah hebat ketika ada secuil makanan lain yang lewat di tenggorokannya. Dan hal ini sudah pasti membuat Deffin sedih, kondisi Azkia yang lemah membuat Deffin tidak tega meninggalkannya walau satu langkah saja. "Sayang, kamu tidak pergi ke kantor lagi?" tanya Azkia lemah. "Tidak, mana bisa tenang aku bekerja di kantor, nanti Roy biar membawa pulang bagianku saja," sahut Deffin santai.Deffin hanya akan pergi ke kantor jika ada rapat penting, dia lebih sering di rumah menemani Azkia. "Mau Avocado Toast lagi?" tawar Deffin lembut. Azkia menggeleng, lalu dengan manja memeluk
Jika Deffin sedang menderita karena susah untuk berdekatan dengan Azkia, maka berbeda dengan dua orang yang kini semakin hari semakin bertambah dekat, bahkan setiap hari kedua orang ini selalu bersama kecuali pada waktu mereka tidur, namun itu bukan masalah berat, karena mereka tinggal hanya berbatas tembok apartemen."Tuan, nona Azkia ingin makan burrito," ujar Elma yang kini berdiri di samping Roy.Elma baru mendapatkan pesan dari Azkia, ibu hamil itu lagi ngidam burrito, Roy yang mendengar sebenarnya malas menuruti perintah majikannya tersebut, bukannya apa, tapi dia dan Elma akan selalu ikut jadi korban akibat ngidamnya Azkia."Baiklah, kita beli satu saja!" Roy langsung memutuskan, dia tidak ingin mendengar kata bahwa Azkia menyuruh membeli makanan yang diinginkannya hingga satu kantong kresek besar."Tapi, Tuan-""Apa kamu ingin kita pulang dengan perut begah seperti biasanya?" tukas Roy. "Dan satu lagi aku peringatkan, jangan pernah memanggi