Di tengah kekacauan suasana hati Deffin, karena tidak bisa berdekatan dengan Azkia, ada seseorang pelayan yang mendekati mereka bertiga dengan membawa tamu yang tidak diundang.
"Tuan, ada tuan Arnold datang kemari."
Ketiga orang itu menoleh ke arah orang yang dimaksud, ketiganya kompak terkejut, bukan karena kehadiran Arnold yang secara tiba-tiba, namun siapa yang dibawa Arnold datang ke rumah ini.
Semua memberikan sorot mata tajam, dan kompak membatin, "Kebodohan apalagi ini, kenapa si bodoh itu membawa wanita itu.
Jessie yang berjalan di samping Arnold tampak tenang, begitu juga dengan Arnold yang malah menggandeng tangan Jessie dengan lembut, mereka berdua tidak mempedulikan tatapan yang diberikan ketiga manusia itu.
"Hei, sudah cukup kalian melihat kami seperti itu, seharusnya kalian memberikan selamat kepada kami karena status baru kami," ujar Arnold riang.
Kebahagiaan Arnold jelas bukan hanya pura-pura, semalam dia dan Jessie sepakat m
Keesokan harinya.Ketika Azkia membuka mata, hal yang pertama kali dilihat adalah Deffin yang tidur tampak nyenyak, sedetik kemudian Azkia meringis merasa tidak enak hati ketika mengingat kejadian semalam.Drama sesak ketika dipeluk membuat Deffin protes merengek seperti anak kecil, hingga membuat Azkia yang kesal untuk pertama kalinya memarahi Deffin."Maaf," gumam Azkia menyesal sambil mengusap kepala Deffin. "Aku juga tidak tahu entah mengapa semalam rasanya sesak ketika dipeluk.""Tidak perlu meminta maaf," ujar Deffin serak lalu memegang tangan Azkia yang berada di kepalanya, dengan lembut Deffin kemudian mencium tangan Azkia."Untuk saat ini aku bisa mentolerir sikap kurang ajarnya yang ingin merebutmu dariku," ujar Deffin sambil mengusap perut Azkia."Sayang, apa maksudmu?" tanya Azkia bingung.Tanpa menjawab Deffin bersandar di kepala ranjang, lalu mengambil alat tes kehamilan. "Jessie menduga kamu sedang hamil, dia menyuruhmu
Kehamilan Azkia sudah memasuki bulan ketiga, janin dalam kandungannya telah tumbuh dengan sehat, namun sangat tidak mudah untuk Azkia menjalani kehamilan ini, sudah satu bulan lebih Azkia tidak bisa memakan sembarang makanan, hanya Avocado Toast tanpa lada, salad buah, dan susu kehamilan plain yang berhasil masuk ke dalam perutnya. Selain makanan itu, Azkia akan langsung muntah hebat ketika ada secuil makanan lain yang lewat di tenggorokannya. Dan hal ini sudah pasti membuat Deffin sedih, kondisi Azkia yang lemah membuat Deffin tidak tega meninggalkannya walau satu langkah saja. "Sayang, kamu tidak pergi ke kantor lagi?" tanya Azkia lemah. "Tidak, mana bisa tenang aku bekerja di kantor, nanti Roy biar membawa pulang bagianku saja," sahut Deffin santai.Deffin hanya akan pergi ke kantor jika ada rapat penting, dia lebih sering di rumah menemani Azkia. "Mau Avocado Toast lagi?" tawar Deffin lembut. Azkia menggeleng, lalu dengan manja memeluk
Jika Deffin sedang menderita karena susah untuk berdekatan dengan Azkia, maka berbeda dengan dua orang yang kini semakin hari semakin bertambah dekat, bahkan setiap hari kedua orang ini selalu bersama kecuali pada waktu mereka tidur, namun itu bukan masalah berat, karena mereka tinggal hanya berbatas tembok apartemen."Tuan, nona Azkia ingin makan burrito," ujar Elma yang kini berdiri di samping Roy.Elma baru mendapatkan pesan dari Azkia, ibu hamil itu lagi ngidam burrito, Roy yang mendengar sebenarnya malas menuruti perintah majikannya tersebut, bukannya apa, tapi dia dan Elma akan selalu ikut jadi korban akibat ngidamnya Azkia."Baiklah, kita beli satu saja!" Roy langsung memutuskan, dia tidak ingin mendengar kata bahwa Azkia menyuruh membeli makanan yang diinginkannya hingga satu kantong kresek besar."Tapi, Tuan-""Apa kamu ingin kita pulang dengan perut begah seperti biasanya?" tukas Roy. "Dan satu lagi aku peringatkan, jangan pernah memanggi
Setelah makan burrito penuh cinta, kini Roy dan Elma sudah berada di depan pintu unit apartemen Elma."Elma," panggil Roy lembut."Iya, ada apa Roy?" ujar Elma sambil menoleh ke arah Roy."Benarkah apa yang kamu katakan tadi di hadapan nona? Kamu juga menyukaiku?" tanya Roy yang ingin memastikan pendengarannya.Elma melotot mendengar pertanyaan Roy. "Kamu menguping pembicaraan kami?!" tanya Elma terkejut, lalu memalingkan wajahnya yang berubah memerah karena malu."Hanya tidak sengaja mendengarnya," ujar Roy jujur.Setelah makan burrito tadi, Deffin mengajak Roy ke ruang kerja untuk sedikit membahas pekerjaan, ketika sudah selesai Roy kembali ke kamar majikannya lagi untuk memanggil Elma, niat Roy yang ingin mengajak Elma untuk pulang, malah tanpa sengaja mendengar pembicaraan Elma dengan Azkia.Azkia yang memaksa Elma mengaku tentang perasaannya kepada Roy, akhirnya mengaku jika dia memang menyukai Roy."Kamu salah mendeng
Berita pernikahan tentang Roy dan Elma tidak hanya tersebar di California saja, namun berita itu juga telah sampai ke telinga seseorang, hingga sebuah rencana buruk telah terlintas di kepalanya.Jangankan sebuah berita pernikahan, berita tentang Deffin yang menggantikan posisi Azkia yang mual dan muntah karena hamil, bahkan sudah dia dengar di hari itu juga.Orang itu memang tidak sehebat Daniel yang bisa menguasai sebuah negara, namun kecerdikannya bisa menembus penjagaan orang-orang terbaik milik Deffin, dia memang tidak bisa bekerja sendiri, dan sebuah keberuntungan baginya karena memiliki sepupu yang bisa membantunya untuk mendapatkan Azkia, akhirnya tinggal selangkah lagi untuk bisa mendapatkan Azkia, dan obsesinya benar-benar telah membutakannya."Bagus, kamu bisa melanjutkan tugasmu! Langsung kabari aku jika ada berita baru lagi."Setelah mengatakan itu, orang yang disapa dengan sebutan boy oleh Jessie, menutup panggilan teleponnya dengan sang mata-m
Ini sudah hari ketiga Deffin muntah-muntah setelah bangun tidur, kemarin Deffin bahkan sampai tidak berangkat ke kantor karena berpura-pura lemas di hadapan Azkia, alhasil Azkia harus menemani Deffin di ranjang sambil memeluknya selama seharian.Sedangkan Azkia kebalikannya dari Deffin, sekarang dia merasa lebih sehat dari sebelumnya, dan lebih senangnya lagi dia sudah bisa makan apapun yang dia inginkan tanpa merasa mual atau muntah."Sayang ...." Suara Azkia yang memanggil Deffin dengan penuh kekhawatiran, tidak lama kemudian terdengar suara pintu kamar mandi telah dibuka, lalu terdengar suara langkah Azkia yang terburu-buru mendekat.Setelah sampai di belakang Deffin, Azkia langsung mengurut tengkuk Deffin yang sedang muntah hebat di wastafel kamar mandi.Setelah puas mengeluarkan isi perutnya, Deffin segera berkumur dan mencuci wajahnya, lalu kemudian dia berbalik dan memeluk Azkia, membenamkan wajahnya di leher Azkia, menghirup rakus aroma tubuh Azki
Kini sudah menjadi rutinitas Azkia ikut Deffin ke kantor, namun jika hanya ada rapat penting saja Deffin baru datang ke kantor, jika tidak ada, tentu Deffin lebih memilih bermalas-malasan di kamar dengan Azkia.Tubuh Azkia yang kini lebih berisi dan terlihat semakin seksi, membuat Deffin jelas semakin posesif terhadapnya, dan sebenarnya Deffin juga merasa dilema dengan ngidam aneh ini, dia tidak bisa jauh dengan Azkia, tapi Deffin lebih tidak rela lagi jika banyak lelaki yang bisa menikmati wajah cantik istrinya.Seperti saat ini, Roy yang sudah benar-benar bosan hidup, dengan konyolnya menyuruh office boy untuk mengantarkan minuman ke ruang kerja Deffin, padahal sudah sangat jelas Deffin selalu menyuruh mensterilkan kantor ketika dirinya dan Azkia datang, tidak ada satu karyawan lelaki pun yang boleh melihat Azkia, jika ada yang melanggar nasib dia yang akan dipertaruhkan.Pegawai office boy itu baru saja bekerja di kantor ini, Roy yang kesal dengan Deffin kare
Roy berjalan kembali menuju ruangannya, rasa kesal terus menghantuinya, hingga dia tidak sadar, jika membuka pintu ruangannya terlalu kasar. Elma yang memang satu ruangan dengan Roy, terkejut bukan main dengan apa yang dilakukan oleh Roy."Roy, apakah ada masalah?" tanya Elma khawatir. Pasalnya Elma tadi juga ikut membaca pesan dari Deffin, Deffin menyuruh Roy membawa berkas penting milik perusahaan terbesar nomor dua di negeri ini, Elma sedang berpikir, mungkinkah ada kesalahan hingga membuat Deffin murka, hingga akhirnya Roy kesal karena terkena imbasnya."Maaf, aku membuatmu terkejut ya?" ujar Roy meringis tidak enak."Tidak apa, tapi apakah ada masalah hingga membuatmu kesal seperti ini?"Roy mengangguk, lalu dia berjalan semakin mendekat ke arah Elma."Sayang, bisakah kamu memberikanku keringanan untuk hari ini, aku butuh semangat untuk menghadapi tuan paling menyebalkan di dunia ini," ujar Roy memelas.Roy menekuk kedua kakinya, dia berl