Antara cinta, benci, dan obsesi itu berbeda tipis, tidak jarang terkadang kita salah mengartikan apa yang sedang kita rasakan.
Setelah Daniel menyebutkan nama Azkia, suasana lenggang di restoran itu terasa semakin hening dalam sekejap, semua orang sibuk dengan pikirannya masing-masing.
Azkia yang terkejut mendengar namanya dipanggil dengan suara orang yang tidak asing, semakin mengeratkan pegangan tangannya di genggaman tangan Deffin.
Sedangkan Deffin perasaannya sudah tidak karuan, merasakan Azkia menggenggam erat tangannya, hatinya juga ikut terasa diremas. Berarti Azkia masih sangatlah ingat dengan orang ini, begitu pikirnya.
Azkia yang sudah bisa menguasai perasaannya, segera menoleh ke arah suara itu dengan wajah yang dibuat sedatar mungkin.
Azkia bisa melihat wajah senang milik Daniel, lalu mengedarkan pandangannya di sekitar Daniel, Azkia semakin terkejut ketika melihat ada Elma di sana yang tersenyum canggung ke arahnya.
"Oh, hai Dan
Percaya tidak dengan kata-kata, manusia hanya bisa berencana, namun hanya Tuhan yang bisa menentukan. Mungkin seperti inilah yang dialami Deffin sekarang, semua terjadi atas kehendak Tuhan, tapi percayalah bahwa akhirnya kebenaranlah yang akan selalu menang. Waktu masih menunjukkan pukul 04.00 pagi. Namun Deffin beserta rombongannya sudah membawa Azkia yang masih tertidur pulas pergi menuju bandara, setelah membaca surat dari Elma semalam, yang mengatakan bahwa mereka harus segera pergi dari negeri ini secepatnya, sebelum Daniel menjalankan rencanannya. Azkia yang semalam kembali ke kamar ketika sudah larut malam dan Deffin yang sudah tertidur pulas, jadi hanya Azkia yang tidak mengetahui rencana Deffin yang mengambil keputusan melakukan penerbangan di pagi buta. Tidak ada yang heran jika Azkia tetap tertidur pulas meski tidurnya sudah berpindah tempat, semua tahu jika keberadaan Deffin lah obat bius yang paling ampuh di dunia. Setelah perjalanan cuku
Di dalam sebuah ruangan yang cukup bersih, luas dan cukup terbuka, tidak seperti di film-film di mana tempat penculikan yang selalu gelap dan pengap karena tidak adanya ventilasi udara.Ada empat lelaki dan satu perempuan yang duduk di kursi dengan ikatan kuat yang jelas tidak bisa membuat mereka kabur. Sang perempuan yang disumpal mulutnya jadi dia tidak bisa mengeluarkan suaranya, sekuat tenaga dia mencoba menghentakkan kursi yang dia duduki, agar bisa membangunkan keempat lelaki itu."Huh, ternyata kalian hanya lelaki lemah, ramuan yang tidak seberapa itu membuat kalian pingsan hampir satu jam," batinnya.Setelah beberapa kali usaha, akhirnya keempat lelaki itu mulai mendapatkan kesadarannya, mereka berempat mengamati ruangan itu lalu kompak terkejut ketika pandangan mereka berakhir di sosok perempuan yang mereka kenal."Hei, kenapa kamu ada di sini?" tanya Arnold. "Dan mengapa kamu juga diikat seperti kita, dan lebih parahnya mulutmu disumpal," lanjut
Kejadian menegangkan itu tidak berakhir sampai di situ, setelah peluru dari pistol Bianca berhasil meluncur, ada bunyi tembakan lagi yang menyusul secara bertubi-tubi.Ketakutan Azkia semakin menjadi, dia semakin menutup matanya rapat. Lalu kemudian ketakutannya berubah menjadi panik, ketika orang yang sedang memeluknya erat untuk melindungi dirinya tiba-tiba saja menjatuhkan tangannya. Karena tidak bisa menahan berat badan Daniel, akhirnya Azkia ambruk dengan posisi Daniel di atasnya.Azkia membuka matanya dengan cepat, ketika mendengar Deffin memaki Daniel karena cemburu, bisa-bisanya suaminya memarahi Daniel yang sudah tidak sadarkan diri karena menolongnya."Hei, brengsek!!! Bangun kamu! Jangan pura-pura lemah, enak saja kau baru saja memeluk Kia ku erat, dan sekarang kamu menindihnya."Deffin menggoyangkan kakinya dengan kuat, hingga tali yang mengikat kakinya itu bisa merenggang, entah anak buah Daniel yang mengikatnya tidak kuat, atau api cemburu y
Setelah makan siang penuh cinta antara Deffin dan Azkia, mereka berdua keluar dari kamar untuk makan siang sesungguhnya, kalau bukan karena Azkia pura-pura mau pingsan mungkin mereka akan melewatkan menu makan siang sebenarnya.Deffin yang belum sepenuhnya lega dengan masalah kemarin, melakukan hal yang membuat para jomblo di antara mereka benar-benar merasa jengah. Bagaimana tidak, mereka terpaksa menginap di rumah Deffin karena dia ingin membahas masalah kemarin, terutama tentang Jessie yang meninggalkan mereka dengan penuh misteri.Deffin bilang setelah bangun tidur pagi, dia akan menemui mereka berempat, namun nyatanya mereka baru turun setengah jam setelah jam makan siang.Para jomblo semakin jengah melihat kemesraan yang dipamerkan mereka berdua, lebih tepatnya perintah konyol Deffin. Azkia diminta menyuapi Deffin dengan duduk di atas pangkuannya, di dalam hati mereka kompak menggerutu sudah jam makan siang mereka terlambat, dan kini mereka harus menyaksik
Obrolan panjang yang membahas tentang kejadian kemarin akhirnya telah berakhir, Arnold pamit pergi terlebih dahulu karena asistennya menelpon untuk urusan pekerjaan.Sedangkan Erwin lebih memilih pergi ke markas, ada sedikit masalah dengan dunia gelapnya. Tinggal Elma dan Roy yang masih berada di rumah Deffin.Deffin sedang menyuruh Roy mengerjakan pekerjaan kantor di ruang kerjanya, sedangkan Elma kembali ke kamar tamu untuk membersihkan diri, rencananya setelah mandi dia akan segera pergi untuk mencari tempat tinggalnya yang baru.Jika kedua orang itu sedang disibukkan dengan urusannya masing-masing, maka Deffin dan Azkia juga tidak kalah sibuk melakukan ritual mandi bersama."Sayang, bagian itu sudah lima kali kamu gosok, ayo! pindahkan tangan nakalmu ke bagian yang lain." ujar Azkia kesal.Deffin selalu seperti ini jika mandi bersama, dia akan menghabiskan setengah botol sabun mandi hanya untuk menggosok dua bagian tubuh Azkia yang menjadi area
Hari terus berganti, tidak terasa tiga purnama setelah tragedi itu telah dilewati, akhir-akhir ini entah mengapa nafsu makan Azkia meningkat, terhitung hampir satu bulan ini para koki sering disibukkan memasak hanya selang beberapa jam saja. Namun keanehan ini tiba-tiba hilang, mendadak hari ini nona muda mereka tidak nafsu makan, Azkia bahkan tidak mau turun dari ranjang, karena mengeluh pusing dan mual. Deffin bahkan memilih tidak pergi bekerja, dia terlalu panik melihat kondisi Azkia sekarang,sudah puluhan dokter yang datang ingin memeriksa, namun baru saja mendekat Azkia langsung mengusirnya karena merasa mual mencium aroma parfum para dokter. Para dokter yang gugup melihat kemarahan Deffin yang ditunjukkan kepada mereka, membuat para dokter melupakan analisis kemungkinan besar sakit yang dialami Azkia. "Dasar bodoh! Seharusnya sebelum datang kemari kamu mandi terlebih dahulu, jangan hany
Di tengah kekacauan suasana hati Deffin, karena tidak bisa berdekatan dengan Azkia, ada seseorang pelayan yang mendekati mereka bertiga dengan membawa tamu yang tidak diundang."Tuan, ada tuan Arnold datang kemari."Ketiga orang itu menoleh ke arah orang yang dimaksud, ketiganya kompak terkejut, bukan karena kehadiran Arnold yang secara tiba-tiba, namun siapa yang dibawa Arnold datang ke rumah ini.Semua memberikan sorot mata tajam, dan kompak membatin, "Kebodohan apalagi ini, kenapa si bodoh itu membawa wanita itu.Jessie yang berjalan di samping Arnold tampak tenang, begitu juga dengan Arnold yang malah menggandeng tangan Jessie dengan lembut, mereka berdua tidak mempedulikan tatapan yang diberikan ketiga manusia itu."Hei, sudah cukup kalian melihat kami seperti itu, seharusnya kalian memberikan selamat kepada kami karena status baru kami," ujar Arnold riang.Kebahagiaan Arnold jelas bukan hanya pura-pura, semalam dia dan Jessie sepakat m
Keesokan harinya.Ketika Azkia membuka mata, hal yang pertama kali dilihat adalah Deffin yang tidur tampak nyenyak, sedetik kemudian Azkia meringis merasa tidak enak hati ketika mengingat kejadian semalam.Drama sesak ketika dipeluk membuat Deffin protes merengek seperti anak kecil, hingga membuat Azkia yang kesal untuk pertama kalinya memarahi Deffin."Maaf," gumam Azkia menyesal sambil mengusap kepala Deffin. "Aku juga tidak tahu entah mengapa semalam rasanya sesak ketika dipeluk.""Tidak perlu meminta maaf," ujar Deffin serak lalu memegang tangan Azkia yang berada di kepalanya, dengan lembut Deffin kemudian mencium tangan Azkia."Untuk saat ini aku bisa mentolerir sikap kurang ajarnya yang ingin merebutmu dariku," ujar Deffin sambil mengusap perut Azkia."Sayang, apa maksudmu?" tanya Azkia bingung.Tanpa menjawab Deffin bersandar di kepala ranjang, lalu mengambil alat tes kehamilan. "Jessie menduga kamu sedang hamil, dia menyuruhmu
Deffin POV. Aku tersenyum ketika merasakan pelukan Azkia semakin erat, kulihat jam di dinding sudah menunjukkan pukul tujuh pagi, namun aku masih malas untuk bangun, ingin rasanya hari ini cuti lagi dan hanya tidur sambil memeluk Azkia seharian, sampai kapan pun aku tidak akan pernah bosan memeluk istri cantikku ini. Kemarin sepulang dari kampus Reynand, kita tidak jadi pergi ke panti asuhan, karena aku mengurung Azkia di dalam kamar hingga saat ini. Jangan tanyakan bagaimana reaksi Azkia ketika sadar jika aku membodohinya lagi, meski ia kesal setengah mati, namun dia tidak akan pernah bisa marah, karena aku selalu punya cara sendiri untuk menjaga suasana hati Azkia agar selalu bahagia. Rasanya aku tidak akan pernah puas memandangi wajah cantik wanita yang berada di dekapanku saat ini, meski usianya tidak muda lagi, namun aku melihatnya, dia tetap seperti gadis kecil yang pemberani, seperti saat pertama kalinya aku berjumpa dengannya. Aku ingat bagaim
Sesuai kesepakatan kemarin malam, pagi ini Azkia akan mengajak Deffin melihat sosok gadis yang akan menjadi calon menantu mereka. Saat ini pasangan suami istri itu sudah berpakaian rapi dan tengah menikmati sarapan mereka di ruang makan."Pagi, Ayah, Bu," sapa Reynand yang baru saja sampai di ruang makan."Pagi," sahut Azkia dan Deffin kompak."Tumben kamu berangkat pagi sekali?" tanya Azkia yang heran melihat Reynand akan berangkat lebih pagi dari biasanya."Iya, Erlena memintaku untuk menjemputnya, mobilnya sedang diperbaiki," sahut Reynand seraya mengambil piring berisi sandwich yang telah disiapkan Azkia."Kenapa tidak minta diantar sopirnya saja?" gerutu Azkia pelan, namun masih bisa didengar oleh Reynand."Ibu, Erlena meminta tolong, dan tujuan kita satu tempat, mana mungkin aku menolaknya? Lagi pula bukannya Ibu sudah menganggap Erlena putri Ibu sendir
Beberapa tahun kemudian... Memiliki anak dengan wajah tampan yang sama memang sebuah anugerah, namun bagaimana jika dia malah menjadi saingan untuk mendapatkan perhatian dari orang yang kita sayang? Seharusnya memang bukanlah masalah, mengingat dia adalah anaknya sendiri, akan tetapi karena sang suami adalah sang tuan posesif, bahkan kelewat posesif, dia menganggap anaknya adalah saingannya, dan setiap hari hanya akan ada rasa cemburu yang menggerogoti hati Deffin, lalu apa solusinya jika seperti ini? Menikahkan anaknya adalah jalan satu-satunya bagi Deffin untuk menjauhkan anak semata wayangnya dengan Azkia, sudah berapa tahun Deffin harus mengalah mendapatkan kasih sayang Azkia yang harus terbagi dengan anaknya, dan Deffin sekarang sudah tidak sanggup lagi untuk menahan rasa kesalnya lebih lama lagi, apalagi sekarang anaknya sudah bisa mengendarai mobil atau motor sendiri, dan itu malah dijadikan kesempatan anaknya untuk mendominasi Azkia. "Pokoknya setelah
Tiga tahun kemudian...Seorang anak lelaki tampak sedang duduk dengan angkuhnya di sofa kamarnya, sorot matanya yang tajam seolah sedang menguliti seorang pelayan yang sedang membersihkan tumpahan makanan yang tidak sengaja terjatuh sebab kakinya yang tersandung karpet mahal yang saat ini sedang dipijaknya."Kau membuat selera makanku jadi hilang!" protes anak lelaki tampan itu, wajahnya sangat tampan dan menggemaskan layaknya anak seusianya, namun tidak dengan sikapnya. Jika tidak ada ibunya di sampingnya, dia langsung berubah jadi iblis kecil yang arogan."Sekali lagi mohon maafkan saya, Tuan Muda," ujar pelayan itu bersimpuh di hadapannya."Saya akan membawakan Anda makanan yang baru, Tuan Muda," lanjutnya dengan suara bergetar sebab ketakutan. Bukan karena anak kecil itu mempunyai kekuatan super hingga membuatnya ketakutan, namun ayah dari anak itu adalah penguasa negara ini, jelas pelayan itu ketakutan karena sudah membuat anaknya kesal.
Tiga bulan kemudian. Setelah pernikahan Erwin dan Ellena yang digelar secara sederhana, selang beberapa hari kemudian Erwin sudah tidak bekerja lagi pada Deffin. Tidak hanya itu, Erwin juga sudah keluar dari dunia gelapnya, dia secara resmi memberikan Black World untuk dipimpin tangan kanannya, namun meski begitu Black World tetap melindungi anggota Wirata Group, sebagai sumpah setianya kepada mendiang kakek Deffin dahulu. Sekarang Erwin hanya fokus kepada bisnisnya yang bergerak di bidang restoran dan perhotelan. Sedangkan Roy tetap bekerja dengan Deffin, dia memutuskan pensiun jika Wirata Group juga sudah berpindah tangan ke tuan mudanya yaitu Reynand Wirata. Namun Deffin juga tidak membiarkan Roy sibuk seperti saat dia masih lajang, Deffin menyuruh Roy untuk memprioritaskan istrinya terlebih dahulu, karena Elma kini sudah hamil tua. Bukan hanya Elma dan Roy yang sedang menanti kehadiran buah hatinya, pasangan Ar
Tiga bulan sudah Ellena bekerja menjadi pengasuh Reynand, jika ditanya apakah Ellena betah kerja di rumah Deffin?Jawabannya pastilah betah, walaupun awalnya Ellena sangat tidak terbiasa dengan sifat posesif Deffin, bukan kepada Reynand, namun kepada Azkia sang istri tercinta.Deffin selalu menampakkan raut wajah 'tak suka jika Azkia terlihat asyik mengobrol dengan Ellena ketika Deffin sudah pulang bekerja. Deffin merasa kesal sebab Azkia sudah puas bersama Ellena dan Reynand mulai pagi hingga sore, namun Azkia masih mencuri waktu untuk mengobrol dengan Ellena di malam hari, padahal seharusnya malam hari adalah waktu giliran untuk bersama Deffin.Seperti saat ini, Deffin langsung mengerucutkan bibirnya ketika melihat Azkia dan Ellena mengobrol santai di teras samping rumah, sedangkan Reynand tampak tertidur pulas di stroller nya."Kau bahkan sekarang sudah lupa menyambutku pulang," ujar Deffin terdengar sinis.Azkia dan Ellena kompak menoleh, Ellena
Setelah puas melampiaskan rasa kesalnya semalaman, akhirnya di pagi buta Erwin memutuskan kembali ke rumahnya, bayangan beberapa kepala yang terputus dari tubuhnya, mampu membuat Erwin menorehkan senyum tipis di wajah tampannya.Melihat para musuh yang mati secara mengenaskan membuat sensasi rasa menyenangkan tersendiri bagi Erwin, apalagi musuh-musuh itu adalah orang yang merugikan bagi masyarakat, maka Erwin merasa dirinya adalah dewa penolong bagi semua orang.Memang benar bisnis Erwin terbilang kotor, selain mengelola banyaknya tempat perjudian dan prostitusi di berbagai negara, Black World juga sering menjual organ dalam manusia kepada orang yang membutuhkan, begitu pun dengan berbagai jenis senjata. Namun mereka dianggap sebagai Robin hood para rakyat bawah, bantuan finansial per bulan yang mereka gelontorkan tidak bisa dikatakan sedikit untuk menghidupi rakyat bawah, terutama orang tua yang sudah uzur.Di saat Erwin sedang asyik mengemudi, ia menger
Azkia merasa menyesal karena tidak menyetujui ide Deffin dari awal untuk mencari jasa seorang pengasuh, ternyata meski hanyamenyetujuinya dan belum mendapatkan pekerjanya, itu berpengaruh besar terhadap Deffin.Deffin kini telah kembali seperti semula, dia malas membawa pekerjaan kantor untuk dibawa pulang ke rumah, baginya di rumah adalah waktunya bersama keluarga, jadi Deffin berusaha secepat mungkin menyelesaikan pekerjaannya di kantor.Jika dalam waktu sebulan ini, setelah membersihkan diri sepulang kerja, biasanya Deffin akan langsung pergi ke ruang kerjanya, dia hanya keluar untuk makan malam, lalu setelah itu dia kembali masuk ke ruang kerja hingga kantuk menyerang. Bukan tanpa alasan Deffin memilih bekerja daripada bersama keluarganya, melihat Azkia yang hanya sibuk dengan Reynand, lalu ikut tidur ketika Reynand juga tidur, hal itu membuat Deffin merasa kesal, namun ia tidak bisa protes sebab melihat ada gurat kelelahan di wajah istrinya, mana tega Deffin
Ada yang bilang jika kita mempunyai bayi, kita akan tahu ketika jam sedang berputar, meskipun saat kita sedang tidur di malam hari, dan itu sekarang telah dirasakan Azkia dan Deffin. Setiap dua jam sekali Reynand akan menangis, entah itu meminta ASI, ataupun merasa tidak nyaman karena popoknya penuh.Selama satu bulan ini Azkia diam-diam selalu tersenyum geli ketika melihat Deffin bangun di tengah malam dan mengganti popok Reynand. Suami posesifnya itu selalu mengomel di pagi hari, hal itu wajar sebab Deffin merasa di nomor duakan, namun saat mengganti popok Reynand, hanya ada pancaran kasih sayang seorang ayah terhadap anaknya.Jika di pagi hari, Deffin akan terlihat sangat kesal dengan anaknya, dia tidak akan mau menggendong Reynand meski di waktu dia sudah pulang bekerja, itu Deffin anggap sebagai sikap protesnya. Azkia yang biasanya membantu memasangkan dasi, menyisir rambutnya, dan memasangkan sepatu untuknya, sekarang di pagi hari akan selalu sibuk mengurus Reyna