Seminggu sudah rombongan Deffin tinggal di negeri ini. Azkia sudah dinyatakan sembuh dari penyakitnya karena keseriusannya dalam menjalani pengobatan, dan karena sebelumnya memang dia sudah rutin meminum ramuan dari negara ini, meski rasanya tidak sepahit ramuan ketika berada di sini.
Dan selama seminggu ini ternyata yang dikhawatirkan Deffin tidak ada yang terjadi, semua tampak tenang dan itu membuat Deffin menuruti keinginan Azkia untuk menikmati waktu sedikit lama lagi menikmati keindahan negeri ini.
Tidak lama hanya dua hari saja, Azkia sangat penasaran dengan Taman Pasangan yang kata para turis asing sangatlah indah. Taman yang indah dan luas di tengah kota ini adalah salah satu ikon kota ini.
Rencana Azkia yang ingin menggunakan waktu satu hari saja untuk berjalan-jalan, dan satu harinya lagi dibuat istirahat sebelum menempuh perjalanan yang cukup melelahkan, membuat Deffin menyutujuinya tanpa keberatan.
Namun hari ini yang membuat Deffin kesa
Senja telah menyapa, setelah membersihkan diri mereka berlima kini berada di ikon ibukota selanjutnya. Sungai yang terbentang luas dengan lampu yang berkelip indah di sekelilingnya, warga setempat juga menyewakan perahu untuk para pengunjung yang sedang menikmati sore yang santai untuk menikmati air sungai yang jernih itu. Rombongan Deffin sedang menikmati malam terakhir di negeri ini, sebelum esok siang mereka harus kembali ke negara mereka tercinta. Saking terpukaunya mereka dengan keramaian warga ibukota yang juga ikut meramaikan tempat ini, hingga tidak ada yang sadar ada seseorang yang memata-matai kegiatan mereka sedari pagi. Seseorang misterius itu tersenyum bangga dengan hasil kerjanya seharian ini, entah bonus apa yang akan diberikan tuannya kali ini, dengan semangat dia segera pergi menemui penguasa negeri ini yaitu Tuan Daniel. Daniel yang seperti biasanya duduk melamun di ruang kerjanya, berubah antusias ketika mendengar suara pintu di
Antara cinta, benci, dan obsesi itu berbeda tipis, tidak jarang terkadang kita salah mengartikan apa yang sedang kita rasakan.Setelah Daniel menyebutkan nama Azkia, suasana lenggang di restoran itu terasa semakin hening dalam sekejap, semua orang sibuk dengan pikirannya masing-masing.Azkia yang terkejut mendengar namanya dipanggil dengan suara orang yang tidak asing, semakin mengeratkan pegangan tangannya di genggaman tangan Deffin.Sedangkan Deffin perasaannya sudah tidak karuan, merasakan Azkia menggenggam erat tangannya, hatinya juga ikut terasa diremas. Berarti Azkia masih sangatlah ingat dengan orang ini, begitu pikirnya.Azkia yang sudah bisa menguasai perasaannya, segera menoleh ke arah suara itu dengan wajah yang dibuat sedatar mungkin.Azkia bisa melihat wajah senang milik Daniel, lalu mengedarkan pandangannya di sekitar Daniel, Azkia semakin terkejut ketika melihat ada Elma di sana yang tersenyum canggung ke arahnya."Oh, hai Dan
Percaya tidak dengan kata-kata, manusia hanya bisa berencana, namun hanya Tuhan yang bisa menentukan. Mungkin seperti inilah yang dialami Deffin sekarang, semua terjadi atas kehendak Tuhan, tapi percayalah bahwa akhirnya kebenaranlah yang akan selalu menang. Waktu masih menunjukkan pukul 04.00 pagi. Namun Deffin beserta rombongannya sudah membawa Azkia yang masih tertidur pulas pergi menuju bandara, setelah membaca surat dari Elma semalam, yang mengatakan bahwa mereka harus segera pergi dari negeri ini secepatnya, sebelum Daniel menjalankan rencanannya. Azkia yang semalam kembali ke kamar ketika sudah larut malam dan Deffin yang sudah tertidur pulas, jadi hanya Azkia yang tidak mengetahui rencana Deffin yang mengambil keputusan melakukan penerbangan di pagi buta. Tidak ada yang heran jika Azkia tetap tertidur pulas meski tidurnya sudah berpindah tempat, semua tahu jika keberadaan Deffin lah obat bius yang paling ampuh di dunia. Setelah perjalanan cuku
Di dalam sebuah ruangan yang cukup bersih, luas dan cukup terbuka, tidak seperti di film-film di mana tempat penculikan yang selalu gelap dan pengap karena tidak adanya ventilasi udara.Ada empat lelaki dan satu perempuan yang duduk di kursi dengan ikatan kuat yang jelas tidak bisa membuat mereka kabur. Sang perempuan yang disumpal mulutnya jadi dia tidak bisa mengeluarkan suaranya, sekuat tenaga dia mencoba menghentakkan kursi yang dia duduki, agar bisa membangunkan keempat lelaki itu."Huh, ternyata kalian hanya lelaki lemah, ramuan yang tidak seberapa itu membuat kalian pingsan hampir satu jam," batinnya.Setelah beberapa kali usaha, akhirnya keempat lelaki itu mulai mendapatkan kesadarannya, mereka berempat mengamati ruangan itu lalu kompak terkejut ketika pandangan mereka berakhir di sosok perempuan yang mereka kenal."Hei, kenapa kamu ada di sini?" tanya Arnold. "Dan mengapa kamu juga diikat seperti kita, dan lebih parahnya mulutmu disumpal," lanjut
Kejadian menegangkan itu tidak berakhir sampai di situ, setelah peluru dari pistol Bianca berhasil meluncur, ada bunyi tembakan lagi yang menyusul secara bertubi-tubi.Ketakutan Azkia semakin menjadi, dia semakin menutup matanya rapat. Lalu kemudian ketakutannya berubah menjadi panik, ketika orang yang sedang memeluknya erat untuk melindungi dirinya tiba-tiba saja menjatuhkan tangannya. Karena tidak bisa menahan berat badan Daniel, akhirnya Azkia ambruk dengan posisi Daniel di atasnya.Azkia membuka matanya dengan cepat, ketika mendengar Deffin memaki Daniel karena cemburu, bisa-bisanya suaminya memarahi Daniel yang sudah tidak sadarkan diri karena menolongnya."Hei, brengsek!!! Bangun kamu! Jangan pura-pura lemah, enak saja kau baru saja memeluk Kia ku erat, dan sekarang kamu menindihnya."Deffin menggoyangkan kakinya dengan kuat, hingga tali yang mengikat kakinya itu bisa merenggang, entah anak buah Daniel yang mengikatnya tidak kuat, atau api cemburu y
Setelah makan siang penuh cinta antara Deffin dan Azkia, mereka berdua keluar dari kamar untuk makan siang sesungguhnya, kalau bukan karena Azkia pura-pura mau pingsan mungkin mereka akan melewatkan menu makan siang sebenarnya.Deffin yang belum sepenuhnya lega dengan masalah kemarin, melakukan hal yang membuat para jomblo di antara mereka benar-benar merasa jengah. Bagaimana tidak, mereka terpaksa menginap di rumah Deffin karena dia ingin membahas masalah kemarin, terutama tentang Jessie yang meninggalkan mereka dengan penuh misteri.Deffin bilang setelah bangun tidur pagi, dia akan menemui mereka berempat, namun nyatanya mereka baru turun setengah jam setelah jam makan siang.Para jomblo semakin jengah melihat kemesraan yang dipamerkan mereka berdua, lebih tepatnya perintah konyol Deffin. Azkia diminta menyuapi Deffin dengan duduk di atas pangkuannya, di dalam hati mereka kompak menggerutu sudah jam makan siang mereka terlambat, dan kini mereka harus menyaksik
Obrolan panjang yang membahas tentang kejadian kemarin akhirnya telah berakhir, Arnold pamit pergi terlebih dahulu karena asistennya menelpon untuk urusan pekerjaan.Sedangkan Erwin lebih memilih pergi ke markas, ada sedikit masalah dengan dunia gelapnya. Tinggal Elma dan Roy yang masih berada di rumah Deffin.Deffin sedang menyuruh Roy mengerjakan pekerjaan kantor di ruang kerjanya, sedangkan Elma kembali ke kamar tamu untuk membersihkan diri, rencananya setelah mandi dia akan segera pergi untuk mencari tempat tinggalnya yang baru.Jika kedua orang itu sedang disibukkan dengan urusannya masing-masing, maka Deffin dan Azkia juga tidak kalah sibuk melakukan ritual mandi bersama."Sayang, bagian itu sudah lima kali kamu gosok, ayo! pindahkan tangan nakalmu ke bagian yang lain." ujar Azkia kesal.Deffin selalu seperti ini jika mandi bersama, dia akan menghabiskan setengah botol sabun mandi hanya untuk menggosok dua bagian tubuh Azkia yang menjadi area
Hari terus berganti, tidak terasa tiga purnama setelah tragedi itu telah dilewati, akhir-akhir ini entah mengapa nafsu makan Azkia meningkat, terhitung hampir satu bulan ini para koki sering disibukkan memasak hanya selang beberapa jam saja. Namun keanehan ini tiba-tiba hilang, mendadak hari ini nona muda mereka tidak nafsu makan, Azkia bahkan tidak mau turun dari ranjang, karena mengeluh pusing dan mual. Deffin bahkan memilih tidak pergi bekerja, dia terlalu panik melihat kondisi Azkia sekarang,sudah puluhan dokter yang datang ingin memeriksa, namun baru saja mendekat Azkia langsung mengusirnya karena merasa mual mencium aroma parfum para dokter. Para dokter yang gugup melihat kemarahan Deffin yang ditunjukkan kepada mereka, membuat para dokter melupakan analisis kemungkinan besar sakit yang dialami Azkia. "Dasar bodoh! Seharusnya sebelum datang kemari kamu mandi terlebih dahulu, jangan hany