"Ini adalah jade Tibet otentik dengan berat sekitar 189 gram," Ujar Nandang setelah meneliti batunya sebentar. Begitu dia baru selesai mengatakannya, staf mengambilnya dan memotongnya. "Beratnya 177 gram, dan perbedaannya 12 gram," ujar staf setelah menimbangnya. Perbedaannya sedikit lebih kecil dari sebelumnya, Tuan Nandang memang paling hebat! Semua orang terkejut ketika mereka melihat angkanya. "Anak ini pasti akan kalah, lihat saja tuan Nandang sudah menebaknya dengan sangat baik." "Iya, jika aku punya anak seperti dia, aku tidak akan menganggapnya anak lagi. Selain mempermalukan keluarga dia juga membuat keluarganya bangkrut. Bahkan jika keluarganya memiliki banyak uang, keluarganya juga tidak akan bisa menahan beberapa kali kegagalan seperti ini bukan." Ketika semua orang sedang mengagumi penilaian Nandang yang akurat, mereka juga mengatai Sean akan kalah. Ini adalah ritme memberikan 2 triliun dengan malu. "Ini adalah spesies jade muda," u
Sebelumnya, dia terlihat sangat hebat karena dia tidak percaya bahwa Sean akan memenangkan taruhan batu. Tapi sekarang, mentalitasnya langsung berubah drastis, dia tidak memiliki pendapat akan segala ejekan Sean sebelumnya. Sebaliknya, dia yang saat ini, benar-benar meyakini kemampuan Sean untuk menilai harta karun. Setelah Nandang selesai berkata, wajah Zein dan yang lainnya langsung berubah menjadi warna merah tua, mereka dari surga langsung terjatuh ke neraka. Tetapi Riza dan yang lainnya bertepuk tangan untuk merayakannya. Meskipun Sean menang, tetapi saat ini, mereka semua hampir melupakan ketidaksukaan mereka kepada Sean. Perasaan membuat Zein dan yang lainnya malu. "Nak, bagaimana kamu tahu itu adalah giok Pomelo?" Nandang menatap Sean dengan ekspresi terkejut. Bahkan jika itu adalah nephrite barat, tetapi itu dibagi menjadi banyak tipe, dan pemuda ini hanya dengan memegangnya di tangannya dalam waktu yang sebentar, tapi dia sudah bisa menebaknya. Kemampuan
Setelah kontrak diserahkan, Sean bersiap untuk pergi. Meskipun dia tidak memiliki waktu untuk mengelolah saluran batu asli di kedua daerah, tetapi dia bisa membuat Roni dan yang lainnya keluar dari pasukan bawah tanah ke permukaan hanya dalam satu gerakan. Iya, dia bermaksud memberikan kontrak besar batu asli di kedua daerah itu untuk diolah oleh Roni, sehingga Roni dan yang lainnya bisa bertobat. "Sean, kak Sean, tunggu sebentar," Melihat Sean ingin pergi, Riza bergegas mengejarnya. Sean mengangkat alisnya, berhenti dan melihat ke Riza. "Jadi begini, bisakah kamu menjual saluran batu asli di kota Bandung di tanganmu untukku?" Ujar Riza dengan tersenyum meringis. "Maaf, aku tidak bermaksud menjualnya," ujar Sean dengan tersenyum ringan. Riza merasa sedikit malu. Jika dia tidak mendapatkan kontrak saluran itu untuk dibawa pulang, saat dia pulang dia pasti akan dimarahi habis-habisan. "Aku bisa memberikan lebih dari taruhan tadi, untuk membeli kon
"Kakak, ada masalah besar yang terjadi tadi," ujar Jennie tanpa banyak berpikir. "Hah? Apa yang terjadi?" Mega terkejut, dan Natalie menatap Jennie dengan ekspresi terkejut. "Kakak ipar, dia membuat masalah!" Ujar Jennie dengan ketakutan. Mega terkejut, Natalie mengerutkan kening dan bertanya, "Apa yang terjadi dengan kakak iparmu?" "Dia, dia menampar Yuda dua kali di depan umum. Kali ini, bukan hanya dia yang akan mati, kemungkinan besar akan mempengaruhi keluarga kita juga!" Ujar Jennie dengan khawatir. "Siapa Yuda?" Meskipun Yuda adalah generasi kedua keluarga Suryana yang terkenal pemain wanita, tetapi beberapa orang yang sudah berumur tidak mengenalnya. Natalie juga tidak terkecuali. "Generasi kedua dari keluarga Suryana kota Bandung bagian utara. Jika ada orang yang pernah menyinggung perasaannya, kalau bukan kakinya yang patah, maka tangannya yang akan dilumpuhkan, selain itu dengar-dengar ketiadaan keluarga Brahmana sebelumnya adalah karena ke
"Ayah, Jennie, aku akhirnya sudah memahami kalian. Sean membantu kalian mendapatkan 100 miliar. Setelah ada masalah, kalian meninggalkannya dan langsung melarikan diri pulang ke rumah, apakah kalian masih memiliki hati nurani?" Dia menoleh ke Natalie dan berkata dengan marah, "Selain itu, ibu, ayah sudah mengatakan, dari 100 miliar ini, setengahnya adalah milik Sean, tetapi ibu tidak ingin memberinya sepeserpun, tanpa Sean, apakah ayah bisa mendapatkan uang itu? Apakah ibu tidak memiliki hati nurani lagi? Apakah ibu lupa, kalian selalu memusuhi Sean, tetapi waktu itu dia masih diam-diam membantumu memenangkan proyek perusahaan Wijaya. Terus kalian pernah mengatainya, mempermalukannya, apa dia ada mengatai kalian? Dia tidak mengatakan apa-apa, setidaknya dia tidak mengatakan sesuatu yang tidak baik tentang kalian di depanku. " Mungkin karena dia juga merasa takut, akhirnya Mega pun marah. Bambang, Natalie, dan Jennie semuanya menundukkan kepala karena malu. Iya, sel
Sean menoleh dan menatap Mega, hatinya yang paling lembut langsung tersentuh. "Bu, aku ingin pulang," ujar Andin sambil menangis ketika dia melihat neneknya marah. "Iya sayang, kita akan pulang sekarang," Mega menekan kemarahan di hatinya dan menggendong Andin dari pelukan Sean. "Mega, percayalah padaku, berapa banyak pun keluarga Suryana aku tidak mempedulikannya. Aku bilang mereka tidak berani datang mencari masalah, maka mereka tidak akan berani datang, ayo kita pulang," Sean merangkul bahu Mega, dan mereka bertiga berjalan menuju pintu. Setelah mereka bertiga keluar dari lift, mereka berjalan menuju mobil, ketika mereka akan masuk ke dalam mobil, mereka melihat Bambang berlari dengan terengah-engah. "Ayah, apa yang ayah lakukan?" Tanya Mega. "Mega, temperamen ibumu memang seperti itu, kamu jangan marah padanya," Bambang menghela napas dan berbalik ke arah Sean. "Sean, berikan nomor kartu mu, aku akan mentransfer uang bagian untukmu, bawa Meg
"Apakah kamu mentransfer uangnya kepada mereka?" Natalie bertanya dengan muram ketika Bambang kembali. Dia jelas tahu bahwa Bambang mengejar mereka karena ingin mentransfer uang untuk Sean, tetapi dia akhirnya hanya membiarkan Bambang mengejar mereka. "Sean baru saja memenangkan lotre sebesar 300 miliar beberapa waktu lalu. Apakah mereka akan tertarik dengan 50 miliar?" Ujar Bambang dengan kesal. "Apa? Dia memenangkan lotre 300 miliar beberapa waktu yang lalu?" Natalie terkejut, ratusan miliar, bahkan dia belum pernah melihatnya. "Ayah, apakah yang kamu katakan itu benar, kakak ipar benar-benar memenangkan lotre 300 miliar?" Jennie juga menatap Bambang dengan terkejut. "Benar, jika tidak percaya kamu bisa menelpon kakakmu dan bertanya kepadanya," ujar Bambang dengan mencibir. "Huh, anak itu memenangkan uang ratusan miliar, dan tidak memberikan kita sepeserpun untuk menunjukkan rasa baktinya. Dia benar-benar tidak memiliki hati nurani. Selain itu Mega
Disisi lain, di vila keluarga Suryana. "Apakah identitasnya sudah diketahui?" Faruq menatap pria paruh baya yang masuk dan bertanya dengan suara dalam. "Direktur Faruq, sudah diketahui, dia adalah pemilik supermarket Sejahtera," ujar pria paruh baya dengan hormat. "Seorang pemilik supermarket dapat mengeluarkan uang triliunan untuk berjudi? Apa kamu tidak menemukan ada identitas lain lagi?" Ujar Faruq dengan mengerutkan keningnya. "Sementara belum ditemukan," ujar pria paruh baya itu sambil menggelengkan kepalanya. "Oke, teruslah periksa, selain itu, cari orang untuk pergi ke supermarketnya dan membuat sedikit masalah dulu," ujar Faruq dengan serius. "Baik, Direktur Faruq, aku akan segera mengaturnya sekarang," Pria paruh baya mengangguk dengan hormat dan kemudian keluar. Faruq berdiri di dekat jendela, terlihat tatapan mematikan di matanya. "Aku tidak peduli siapa kamu, berani memukul putra sulungku dan melukai putra bungsuku. Jika aku t