Share

Bab 11

Penulis: Imgnmln
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Sean menyuruh suster profesional untuk merawat Andin dengan baik, lalu bersiap pergi untuk makan. Sudah pukul dua siang, dia masih belum makan apapun.

Dia baru saja keluar dari rumah sakit, langsung bertemu dengan Ibu mertuanya dan adik iparnya. Melihat kedua orang itu berjalan ke arahnya, Sean tersenyum pahit, juga merasa tidak baik kalau berpura-pura tidak melihat mereka.

Dia baru saja ingin menyapa, lalu mendengar adik iparnya Jennie berkata dengan nada curiga. “Sean , beritahu kita, apakah kamu sungguh mengenal pejabat tinggi di Perusahaan Martaguna?”

Kemarin berpikir begitu lama, Natalie dan Jennie masih saja sangat curiga kepada Sean yang selalu direndahkan mereka. Mungkin saja Sean mengenal pejabat tertinggi Perusahaan Martaguna, kalau tidak sekretaris pribadi Roby tidak begitu baik kepada Sean.

Kalau Sean sungguh mengenal pejabat tinggi Perusahaan Martaguna, maka biarkan Sean berbicara baik dengannya, mungkin saja ada kesempatan kerjasama Natalie berja
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Stef Dethan
ceritanya sangat menarik
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Tuan Muda Konglomerat   Bab 12

    “Paman Roby, apakah Perusahaan Arizon sedang membahas kerja sama dengan kalian? Penanggung jawab mereka adalah Wakil Direktur Natalie.” tanya Sean . “Beberapa hari ini cuaca sangat panas. Kantor bersiap untuk membeli obat untuk menghindari pitam panas. Untuk membeli dari Perusahaan mana, aku kurang tahu.” ujar Roby. ”Iya, beli saja dari Natalie Perusahaan Arizon.” ujar Sean . “Baik. Oh iya, Tuan Muda, Tuan Besar ingin bertemu denganmu. Kalau kamu ada waktu, maka Tuan Besar akan segera terbang kesini.” ujar Roby. Sean tercengang dan berkata, “Aku sekarang masih belum ingin bertemu dengannya.” Roby menghela nafas dan berkata, “Masalah tahun itu tidak boleh sepenuhnya disalahkan kepada Tuan Besar. Apalagi beberapa tahun ini Tuan Besar juga merasa bersalah. Apakah kamu tahu mengapa Tuan Besar tidak menikah lagi dua belas tahun ini? Karena Tuan Besar merasa bersalah kepadamu dan Nyonya.” “Setelah mengetahui kamu datang ke Kota Bandung, Tuan segera menyuru

  • Tuan Muda Konglomerat   Bab 13

    “Siapa yang menghubungi Ibu?” ujar Jennie penasaran. “Manajer Perusahaan Martaguna menghubungi kita untuk membahas kerjasama sore ini.” ujar Natalie semangat. “Astaga, baik sekali. Selamat Bu! Akhirnya bisa mendapat pesanan besar dari Perusahaan Martaguna.” Jennie juga berkata dengan semangat. ”Awalnya Manajer itu tidak ingin produk kita, tapi ada orang baik yang membantu kita, sehingga Pengusaha Terkaya Bandung langsung memilih kita. Hanya saja kita tidak tahu siapa orang yang membantu kita itu. Kita harus berterima kasih kepada orang itu!” ujar Natalie. “Jangan-jangan...” Terlintas bayangan seseorang di otak Jennie dengan sedikit curiga. “Maksudmu Fikri?” tanya Natalie. Jennie mengangguk kepalanya dengan kurang pasti. “Sepertinya bukan dia, lagipula Manajer itu juga tidak begitu ramah kepada Fikri.” ujar Natalie sambil menggelengkan kepalanya. “Lalu siapa kalau bukan dia? Kurasa orang yang bisa membantu kita untuk berbicara di hadapan Pen

  • Tuan Muda Konglomerat   Bab 14

    Karena Jennie curiga Fikri yang melakukannya, maka dia mengambil kesempatan itu agar dia semakin dekat untuk mendapatkan Jennie. “Astaga, ternyata benar kamu yang meminta bantuan Ayahmu. Terima kasih banyak, Fikri!” Jennie menatap Fikri dengan semangat. Dia bilang selain Fikri, juga tidak ada yang lain bisa membantu Ibunya. ”Fikri, terima kasih ya!” Natalie juga agak semangat, dia tidak sangka ternyata Fikri yang melakukannya. Sean menatap Fikri dengan sangat terkejut, dia tidak menyangka makhluk ini begitu tidak tahu malu. ”Apakah kamu yakin Ayahmu yang membantu Ibu Mertuaku?” Sean tersenyum sambil menatap Fikri. Fikri kaget dengan pertanyaan Sean, terlihat di wajahnya dia sangat panik. “Kalau bukan dari bantuan Fikri, lalu siapa yang melakukannya? Apakah kamu memiliki kemampuan seperti itu?” Jennie menatap Sean dengan sinis. Tatapannya penuh dengan kebencian. “Tidak usah memperdulikan dia, lebih baik kita segera pergi untuk menandatangani sur

  • Tuan Muda Konglomerat   Bab 15

    Mega pergi meninggalkan Sean dengan perasaan yang sangat marah. Dulu, Mega menikah dengan Sean karena cinta, meskipun dia tidak punya apa-apa dan usaha yang Sean jalani gagal. Tapi, selama anaknya sakit, Mega mengeluhkan segalanya hanya pada Sean. Tapi sekarang Mega begitu kecewa dengan alasan Sean yang tidak mungkin itu, hanya karena dia tidak ingin bekerja. “Apa yang ingin kamu lakukan?” tanya Sean tak berdaya. “Kita pisah ranjang!” Mega mendengus dan langsung buka pintu keluar kamar. Sean sungguh ingin tertawa setelah melihat Mega menutup pintu kamar dengan kencang. Mengapa selalu tidak ada orang yang percaya saat dia mengatakan yang sebenarnya? — Hari ini, Mega pergi bekerja seperti biasanya. Karena masih kesal dengan Sean, jadi dia langsung pergi begitu saja, tanpa membuat sarapan. Sean bangun untuk membuat sarapan. Setelah makan bersama Andin, dia langsung membawa Andin ke Sekolah. Saat daftar sekolah, terlihat Kepala Sekolahnya seperti ingin m

  • Tuan Muda Konglomerat   Bab 16

    Dia tahu Sean tidak pergi bekerja lagi dan menggunakan uang yang dihasilkan Kakaknya. Dan yang membuat Jennie kesal adalah Sean masih bisa mengajak Andin ke Mall dengan barang-barang yang mahal tanpa memikirkan bahwa dia telah meminjam sejumlah uang untuk pengobatan Andin. Jennie menilai Sean terlalu boros. “Aku sanggup membelinya.” ujar Sean. “Kamu sanggup membelinya?” Jennie mengejar Sean dan berkata, “Kamu membeli pakaian yang begitu mahal untuk Andin, apakah kamu sudah bilang kepada Kakakku?” Sean malas untuk menjawab perkataannya dan langsung masuk ke toko pakaian anak-anak. “Jennie, Kakak Iparmu kaya juga. Kudengar toko pakaian anak-anak ini paling murah juga membutuhkan beberapa juta.” ujar seorang wanita. “Dia sama sekali tidak kaya!” Fikri tertawa dingin dan menyindir, “Kudengar dia berhutang sebanyak satu miliar lebih, apalagi dia tidak pergi bekerja dan menggunakan gaji Kakak Jennie untuk berlangsung hidup.” ”Hah? Lelaki tidak pergi bekerj

  • Tuan Muda Konglomerat   Bab 17

    Lalu dia berbalik badan dan berkata kepada pelayan, “Tadi kita telah membungkus enam set pakaian, sejumlah seratus juta. Kalau kamu berani menjual pakaian ini untuknya, maka kita tidak jadi membeli enam set pakaian itu.” “Dan kita juga akan mengadu kepada Manajer mu. Lihat Manajermu ingin menolongmu atau menjilatku,” ucap wanita itu dengan sombong, lalu menoleh menatap Sean. Sean tetap tenang, sedangkan Jennie mereka melihat ke arah pelayan dan melihat apa yang dikatakannya. Pelayan wanita itu mulai sedikit ragu, tapi setelah dia melihat raut wajah wanita kaya itu, dia akhirnya menoleh ke arah Sean dan menunjuk anak wanita itu. Dia berkata, “Adik itu yang memilih ini terlebih dahulu. Lebih baik kalian memilih pakaian yang lain.” “Padahal Andin yang melihat terlebih dahulu. Mengapa kamu bisa berbohong seperti itu? Jangan-jangan kamu mengira mereka lebih banyak uang jadi mereka adalah pelanggan, sedangkan kita bukan?” Jennie memang adalah orang yang gegabah.

  • Tuan Muda Konglomerat   Bab 18

    “Mencoba lagi? Jangan-jangan kamu seperti apa yang dikatakan wanita itu, demi memuaskan jiwa, sengaja datang untuk mencoba? Pak, bukan aku ingin menceramahimu. Apakah kamu tidak takut dapat membawa pengaruh buruk untuk anakmu?” Pelayan itu menoleh kepalanya menatap Sean. “Darimana kamu melihat diriku tidak bisa membeli pakaian itu? Bukankah mereka hanya membeli enam set pakaian, apakah kamu begitu merendahkan kita?” Sean sudah agak kesal. “Bagaimana, anak muda? Kamu ingin bermain denganku?” Pria dewasa itu menatap Sean kesal. Melihat Sean yang kesal, dia merasa sangat puas. Sean menoleh kepalanya dan menyipitkan matanya melihat pria dewasa itu, “Oh, bagaimana kamu ingin bermain?” Jennie menarik tangan Andin dan berkata, “Ayo, Andin. Tante bawa kamu beli di toko lain. Kita beli dua set.” Sean mempermalukan dirinya sendiri, dia tidak memiliki kemampuan seperti sepasang suami istri kaya itu. Tapi masih ingin bermain dengan mereka. Bukankah dia bodoh? “B

  • Tuan Muda Konglomerat   Bab 19

    “Hah? Benarkah? Kamu ingin membeli semuanya?” Pelayan rambut pendek itu terkejut dan tak percaya kepada Sean. “Aku telah menghitung semuanya, ditambah beberapa set pakaian yang dipilih Nyonya itu, totalnya dua ratus tiga puluh juta rupiah. Maaf Anda ingin membayar via tunai atau kredit?” Pelayan tadi itu meremehkan Sean. Sean menoleh ke arah pelayan berambut panjang, “Dua ratus tiga puluh juta?” Pelayan itu menganggukan kepalanya. “Baik, aku bayar via debit,” ucap Sean dan berjalan menuju kasir. Pelayan berambut panjang itu baru tersadar kembali dan mengikuti jejaknya. “Sial, apakah dia benar-benar sanggup untuk membelinya?” Sepasang suami istri ini tercengang. Orang ini sama sekali tidak terlihat seperti bisa menghabiskan ratusan juta untuk membeli pakaian. Jennie juga membuka matanya dengan lebar. Tatapan Sean yang pasti juga membuat mereka tidak tenang. “Tuan, Anda membeli semua pakaian disini, aku bisa memberi diskon 3% untukmu,” Pelaya

Bab terbaru

  • Tuan Muda Konglomerat   Ekstra Part

    “Dian, apa kamu sedang sibuk?” Sean menelepon Jenderal Dian, suaranya terdengar dingin.[Ya, Tuan, aku baru saja mau pergi makan, apa kamu sudah makan? Kalau kamu belum makan, aku traktir kamu makan.] Jenderal Dian tertawa."Oke, aku akan mencarimu sendiri di hari lain, tapi Dian, aku punya sesuatu untuk didiskusikan denganmu, apa kamu bisa menyisihkan beberapa menit untuk mendengarkanku?" Sean juga tertawa.[Tentu saja tidak masalah, katakan saja,] jawab Jenderal Dian."Aku ingin keluarga Wijaya menghilang dari muka bumi ini!" Ucap Sean dengan dingin.Dian yang mendengar itu terkejut, dia menggertakan giginya dengan kuat. [A-ada apa, Tuan? Apa yang terjadi?]"Lakukan, aku ingin keluarga Wijaya menghilang hari ini juga!"Dian yang menyadari terjadi sesuatu antara Sean dan Riswan langsung bergegas membawa anak buahnya menuju kediaman keluarga Wijaya,***Sementara itu, malam hari di kediaman Wijaya.BRAK!"Bajingan!" Gerutu Riswan dengan kesal. "Beraninya dia memperlakukanku seperti in

  • Tuan Muda Konglomerat   Bab 256 - End

    "Tidak, kamu masih tidak terlalu mengenalku, aku hanya manusia biasa, aku tidak mencintai itu semua, aku hanya mencintai uang. Begini saja, melihat ketulusanmu, aku akan mengurangi sedikit uangnya menjadi 10 milyar, kita semua orang terhormat, tidak perlu membicarakan harga lagi." Sean melambaikan tangannya, tampak seperti orang yang menyukai uang. Sebenarnya dia hanya ingin memeras Riswan. Malam itu, Riswan tidak ingin pergi ke supermarket untuk melakukan sesuatu, dan setelah kejadian ini, dia merasa Riswan tidak tahan untuk tidak pergi ke supermarket untuk melakukan sesuatu. Kalau begitu, peras dia dengan keras dulu, ketika dia benar-benar membuat masalah, kemudian memerasnya lagi, atau memberikan sedikit masalah pada keluarga Wijaya-nya, lihat apa dia berani pergi ke supermarket membuat masalah di masa depan? Begitu Sean mengatakan ini, Riswan dan yang lainnya tercengang. '10 Milyar?!' Ini jelas adalah perampasan! Riswan mengeluh di dalam hatinya, mengeluh hingga hampir muntah

  • Tuan Muda Konglomerat   Bab 255

    Dia tidak menyangka itu Sean, meskipun dia tidak tahu identitas pasti Sean, tapi pria ini adalah dewa yang ingin diajak bersulang oleh tokoh-tokoh kuat di kota, termasuk Rendy. Dia hanya putra dari keluarga kecil, sama sekali tidak berani menghadapinya. "Sean, Tuan Muda Riswan kami sudah datang, bukankah kamu tadi berteriak ingin melihat Tuan Muda Riswan kami, kamu berani sombong? Oh iya, kami Tuan Muda Riswan adalah pewaris Keluarga Wijaya, salah satu dari empat keluarga besar," kata Beni memberikan pandangan mengejek pada Sean. Sebelumnya dipukuli oleh Sean, sekarang Riswan ada di sini, dia segera melanjutkan kembali penampilannya yang arogan dan sombong. Sean bahkan tidak menatapnya sama sekali, hanya menatap Riswan dengan datar. “Ternyata kamu,” Riswan tidak menyangka itu adalah Sean, ekspresi matanya tiba-tiba menjadi suram. Hubungannya dengan Sean sudah naik ke titik musuh sejati, dia belum pergi mencari masalah ke Sean, tapi tidak disangka Sean ter

  • Tuan Muda Konglomerat   Bab 254

    "Hutang mamaku padamu sudah dibayar, sekarang kita akan menghitung kompensasi untuk kerusakan mental mamaku selama periode ini. Oh iya, dan adik iparku," kata Sean sambil tersenyum mengejek. Awalnya dia hanya ingin membayar hutang Natalie, mengambil kwitansinya lalu pergi dari tempat itu. Tidak disangka, Beni ternyata masih ingin mempermainkannya, jadi dia menemani Beni untuk bersenang-senang. "Ada apa denganmu? Kompensasi kerusakan mentalnya seharusnya dia sendiri yang memintanya pada kami baru benar, kan," Beni tertawa mendengar perkataan Sean. “Kenapa? Dia mamaku, aku sebagai menantu, bukankah tidak masalah mencari kalian untuk menghitung kompensasi kerusakan mental?" Sean melotot ke arah Beni. Mamamu? Kami tidak melihat dia memperlakukanmu sebagai menantu, kalau tidak bagaimana mungkin dia meninggalkanmu sendirian, dan dengan tidak pedulinya melarikan diri. Wajah Beni menjadi sangat jelek, tapi dia masih berkata, "Kamu jangan bercanda, tadi juga

  • Tuan Muda Konglomerat   Bab 253

    "Lepaskan dia, berapa banyak hutangnya, aku akan membayarnya," menanggapi pengakuan bersalah Natalie, Sean tidak repot-repot menanganinya, Natalie bahkan meminjam dari lintah darat untuk mendapatkan kembali uang kalah judinya, dia sama sekali tidak percaya omong kosong Natalie. Di masa lalu, dia melihat dengan matanya sendiri, ada orang yang demi berhenti berjudi, dia bahkan memotong jari kelingkingnya. Tapi tidak lama kemudian, orang itu menginjakkan kaki di kasino dan kehilangan celana dalam. "2 miliar dengan tambahan bunga 15%," Natalie dengan tergesa-gesa berkata. Sean menatap tajam ke arah Beni, dan Beni dan yang lainnya pun menatap serius wajah Sean, kemudian Beni mengangguk, berkata, "Benar, total semuanya jadi 2,3 miliar, jika kamu dapat membayar kembali uang itu, aku akan segera melepaskannya." "Berikan aku nomor rekening," kata Sean sambil menatap handphone yang dia keluarkan. Beni tertegun, kemudian tertawa, langsung memberikan nomor rekeningny

  • Tuan Muda Konglomerat   Bab 252

    Jennie juga merupakan wanita cantik di sekolahnya. Sejujurnya, Beni yang sudah hidup lebih dari 30 tahun dan melihat banyak wanita, tapi dia belum pernah melihat wanita cantik seperti Jennie. Alasan Beni meminjamkan uang sebanyak 2 miliar kepada Natalie itu karena dia sudah melihat foto Jennie sebelumnya. Biasanya, tidak banyak orang yang bisa dengan tepat waktu melunasi pinjaman rentenir, apalagi pinjaman dengan bunga berganda semacam ini. Jika melihat Jennie orangnya langsung hari ini, dia bahkan lebih cantik dari foto, Beni langsung tertarik. “Benar, dia putriku Jennie, Jennie, cepat kesini dan temui Kak Beni,” Natalie dengan hati-hati tersenyum dan berbicara, Beni bisa memberikan toleransi beberapa hari, membuatnya sedikit terkejut, dan tidak berpikir hal lainnya sama sekali. “Halo, Kak Beni,” Jennie dengan sedikit takutnya menyapa Beni. "Jennie cantik, sini duduk, tolong cepat tuangkan teh," Beni menyuruh pria berotot untuk menyiapkan teh. Si pria be

  • Tuan Muda Konglomerat   Bab 251

    Keesokan harinya Mega bangun pagi-pagi dan tidak mengatakan sepatah kata pun kepada Sean, bisa dilihat bahwa dia masih sangat marah. Sepertinya itu bukan hanya marah biasa, itu sangat menyedihkan. Sudah hampir sepuluh tahun menikah, Mega dibohongi, jika wanita yang lain, tidak mungkin hanya marah semudah itu. Mega terjaga, dan Sean juga sudah bangun. Dia diam-diam menatap Mega yang sedih yang tidak berbicara dengannya, hatinya merasa sedikit terguncang, dan bahkan dia hampir ingin menceritakan yang sebenarnya padanya. Setelah Mega keluar, Sean juga bangun untuk mandi. Lalu dia pergi ke dapur untuk membuat sarapan untuk Andin. Setelah mengantarkan Andin ke sekolah, dia berencana pergi ke supermarket. Meskipun tidak mungkin bagi Riza untuk mengirim seseorang ke supermarketnya untuk menimbulkan masalah, dia tahu bahwa Riswan pasti akan mengirim seseorang, dan itu masalah akhir-akhir ini. Pada saat itu, dia masih gelisah tentang Irfan, dan dia khawatir kepercayaan

  • Tuan Muda Konglomerat   Bab 250

    Pria muda itu mengambil kotak nasi itu tanpa sadar dan ingin mengatakan sesuatu, tetapi ternyata dia tidak bisa mengatakan apa-apa. Pagi ini dia makan beberapa roti dan memang sedikit lapar, dia diam-diam mengucapkan terima kasih kepada Andin dan Sean sebelum membuka nasi kotak. Tetapi ketika nasi kotak terbuka, dia tercengang. Dia kaget melihat puluhan juta uang tunai, lalu buru-buru menatap Sean. Tetapi pada saat itu Sean memegang tangan Andin dan berjalan di luar taman. “Semoga kehidupan kalian diberkati!” Pria muda itu bergetar, di belakang Sean dan Andin dia membungkuk, matanya sedikit basah. Akhirnya dia menyadari, bahwa saat dia menelpon keluarganya tadi, ada sepasang ayah dan anak perempuan yang melewatinya, saat itu di tidak memperhatikan, dan percakapannya pasti didengar oleh ayah dan anak perempuan itu. Untuk bantuan Sean, dia mengingat erat-erat di dalam hatinya. Dan akan benar-benar ingat penampilan mereka berdua. Uang itu sangat penting baginya.

  • Tuan Muda Konglomerat   Bab 249

    Dia juga orang yang memiliki harga diri, dia ingin dengan kemampuannya sendiri naik selangkah demi selangkah, tapi perasaan yang semua sudah diatur oleh orang lain ini membuatnya sangat tidak nyaman. “Itu, aku, aku tidak tahu apa yang dipikirkan Tuan muda Sean,” Chandra tertawa. “Lupakan saja, aku juga tidak mempersulitmu, aku akan bicara sendiri dengannya,” kata Mega dan meninggalkan kantor Chandra. Pada saat itu, saat itu dia benar-benar mengetahui identitas Sean yang sebenarnya, di hatinya tidak ada rasa terkejut dan bahagia. Yang ada hanya perasaan ditipu. Setelah meninggalkan perusahaan, Mega memarkir mobil di sisi jalan, mengeluarkan ponselnya, dan mencari nomor Sean. Dia awalnya ragu, tapi akhirnya dia tetap tidak menelepon Sean. Awalnya, dia ingin menanyakan mengapa Sean terus membohonginya, tetapi setelah memikirkannya, dia menyerah. Sean telah menipu dia. Apa gunanya bertanya lagi? Sebelum Mega kembali ke rumah, dia ditelepon Dewi, mengunda

DMCA.com Protection Status