Hanz terpana. “Tidak perlu, Nona.” Hanz melihat name tag di bagian dada Mei Yin. “Nona Mei Yin. Nanti tangan mu kotor.”Ketika menyaksikan pemandangan yang amat menjijikkan itu, Li Wei menggerenyotkan bibir, bereaksi seperti mau muntah. “Parah! Kau sekretaris sok baik! Mentang-mentang sekarang ada Tuan Yuan Liu, sekarang kau sok rajin mau membantu tugas OB. Jijik sekali!” damprat wanita itu lalu memutar hitam matanya dengan sangat geram. Matanya yang sipit semakin sipit.Yuan Liu tak bergeming, melangkah panjang, lalu menyepak wadah air pel itu sehingga wadah itu melayang sejauh enam meter, membentur dinding.Bugh!Lantai dan dinding semakin basah.Hanz kaget. Dia pikir, sepakan pertama tadi bisa jadi karena ketidaksengajaan oleh Yuan Liu, tetapi ketika sepakan kedua, itu jelas bukan main-main. Sekilas Hanz memandangi wajah Yuan Liu.Sebelum bekerja, Hanz sudah di-brief oleh Andrey, merupakan pejabat yang di bawah CEO langsung. Di sini, hanya Andrey yang tahu bahwa Hanz melakukan peny
Karyawan kantor yang umumnya orang China mulai sibuk masing-masing dengan pekerjaannya di kantor Yuan You Energy, di Kota Shenzhen, Provinsi Guangdong. Kota Shenzhen merupakan wilayah Special Economic Zones (SEZ) pertama yang kini menjadi kota industri hardware terbesar di China. Secara georgrafis, pusat bisnis dan investasi asing itu berada di selatan, berdekatan dengan Hongkong.Shenzhen sebelumnya merupakan desa kecil di perbatasan kota, namun pada massa Deng Xiaoping, desa nelayan tersebut berubah menjadi kawasan ekonomi khusus. Perkembangan dan pembangunan yang pesat, menjadikan metropolitan itu sebagai satu kota dengan pertumbuhan tercepat di dunia selama empat puluh tahun terakhir.Selain karena identik dengan gedung pencakar langit yang banyak, Shenzhen ditunjang dengan sistem transportasi dengan teknologi yang sangat baik, seperti kereta cepat dan lainnya. Tak kalah penting, karena terdapat destinasi wisata dan kuliner yang banyak, Shenzhen pun termas
Hanz mengatakan kepada Yuan Feng bahwa pria tadi tidaklah gila. “Dia sehat dan normal, Tuan Yuan Feng.”“Dia menunggu anaknya yang telah hilang selama dua puluh lima tahun. Tidak ada orang waras yang mau melakukan itu.” Tidak bermaksud menyalahkan dan merendahkan orang lain, Yuan Feng bicara apa adanya. Perkataan Yuan Feng jelas tidak salah, kalau pria tua tadi memang waras dan sehat, mana mungkin dia melakukan hal demikian.“Tetapi, dia bekerja seperti orang pada umumnya, Tuan,” balas Hanz. “Dia juga nyambung kalau diajak bicara. Aku pikir, dia tidak pantas dikatakan sebagai orang gila. Hanya saja, dia masih belum bisa berdamai dengan kepedihan masa lalunya.”Mendengar jawaban yang sangat manusiawi itu, Yuan Feng lantas menerbitkan senyuman respect. “Ya, aku salut pada mu. Bagaimana pun, aku merasa bangga karena punya karyawan seperti mu. Siapa nama mu?”“Henzo, Tuan.”“Oke, Henzo. Sampai ketemu besok di acara hari jadi perusahaan y
Dii kantor Yuan You Energy, tepatnya di aula yang sangat luas, hampir sama luasnya dengan seperempat lapangan sepak bola, di sanalah sedang berlangsung sebuah pesta untuk memperingati hari jadi Yuan You Energy ke-40.Simon yang menjabat sebagai Presiden Direktur Oilzprom turut hadir dalam acara kali ini, sekaligus mewakili Fadeyka Energy. Dia datang bersama tiga orang petinggi perusahaan lainnya, tampak dia duduk pas di samping Andrey.Berbagai macam hidangan pun tersaji, sebagian besar hidangan khas China tampak di sana, memanjakan lidah para tamu undangan yang hampir selurunya merupakan pegawai Yuan You Energy, baik di kantor maupun di kilang.Yuan Feng dan Yuan Liu tampak gagah dan berwibawa dengan penampilan yang sungguh memukau. Mereka merupakan pembeda, bak Raja dan Pangeran, karena acara pagi hari ini memang milik mereka berdua.“Selamat, Tuan Yuan Feng. Tidak terasa sudah empat puluh tahun Anda mengurus dan memimpin perusahaan besar ini hi
Tidak mau menyia-nyiakan waktu, Li Wei bergegas menuju aula bagian depan, tepat di mana kekasihnya berada. Di sana, dia melaporkan apa yang barusan terjadi tentu sesuai dengan rekaannya belaka.Mendengar itu, Yuan Liu terperanjat, alisnya bertemu. “Apa?! Kurang ajar sekali si babu sialan itu!” umpatnya murka. Yuan Liu meminta izin kepada ayahnya untuk beberapa saat saja dengan alasan mengurus satu karyawan yang sedang buat ulah terhadap kekasihnya.Tidak lama berselang, Yuan Liu dan Li Wei pun tiba di deretan meja paling belakang, tepatnya di sekitar meja bundar tempat di mana Hanz berada.Pada saat ini, Hanz masih belum beranjak. Baru saja dia menghubungi Arthur via chat agar segera menyiapkan satu pakaian baru.Yuan Liu berdiri terpancang pas di depan mata Hanz yang tengah duduk. “Hei kau Babu sialan! Kau sengaja menumpahkan minuman istriku dengan cara menabrak dia secara sengaja?! Apa kau tidak punya mata? Apa kau tidak tahu kalau dia adalah ke
Hanz mengedikkan bahu. “Kurir yang mengantar paket ku. Permisi, aku mau ke kamar mandi, mengganti pakaian ku.” Hanz melewati dua orang itu dengan tenang tanpa ada beban mental sedikit pun.Ketika Yuan Liu menanyakannya kepada orang-orang di sekitar tentang siapa pria asing barusan, mereka semua menjawab tidak tahu.“Kami baru sekali itu melihatnya.”“Sepertinya dia orang luar, bukan karyawan perusahaan kita.”“Ya, dia sangat asing.”Di toilet, ketika sedang mengganti pakaian, Hanz mendengar percakapan dua orang di toilet sebelah. Sengaja dia memperlambat hanya untuk mendengarkan apa yang sedang mereka perbincangkan.“Berapa lama lagi?”“Bos bilang sepuluh menit lagi. Persiapkan senjata mu. Setelah sasaran kita terluka atau terbunuh, kita harus segera kabur.“Oke, siap!”Deg!Hanz terkesiap.‘Apa yang sedang mereka rencanakan?”Karena penasaran, Hanz lalu keluar dari sana
Pada saat mereka melakukan penyerangan mendadak, Hanz langsung berlari lalu melompat jauh, berniat ingin menghalau dua serangan sekaligus. Hanz tidak terlambat, hanya saja satu pelaku sudah lebih cepat dan gesit.Tangan kiri Hanz berhasil mencengkeram satu tangan pelaku yang mau menusuk Yuan Feng dengan pisau, sementara tangan kanan Hanz hanya bisa mendorong satu tangan pelaku lainnya yang bermaksud menusuk Yuan Liu.Pelaku pertama gagal melakukan aksinya terhadap Yuan Feng, namun Yuan Liu harus tertusuk, dan untungnya hanya tertusuk di bagian lengan dan bukan bagian dada kiri, baru saja tangan si pelaku sedikit terdorong sehingga arah tusukannya berubah.“Kalian penjahat!” Hanz menggeram, lalu menyepak tangan si pelaku pertama sehingga pisau yang ada di tangan pria itu harus terpelanting jauh, setelah itu Hanz langsung memberikan pukulan dalam posisi berdiri dan pria itu terguling di bawahnya. Hanz menang telak.Yuan Feng kaget karena dia ti
Meskipun aula tempat berlangsungnya acara sudah sepi, kecuali para panitia, petugas keamanan, dan petugas kebersihan saja, namun mereka bertiga masih belum bisa meninggalkan tempat acara sampai mereka mendapatkan pelakunya sebelum polisi mengatakan siapa pelakunya.Di depan layar laptop, Hyun Ki sibuk mengutak-atik. “Akses mereka terhenti di sebuah ponsel di dalam toilet tadi. Sepertinya mereka sengaja meninggalkan jejak di sana.”Hanz mengangguk paham. “Ya, biar orang terakhir yang masuk ke toilet itu dianggap sebagai pelakunya.”Touli pun mengagguk. “Ketika orang terakhir masuk ke dalam toilet tersebut, otomatis dia akan memegang ponsel tersebut lalu dianggap sebagai tersangka peledakan.”Hyun Ki tersenyum tipis. “Tapi usaha mereka gagal. Sial! Aku tidak bisa mengejar mereka. Semua terhenti di ponsel ini.” Ketika dia menawarkan kepada Tuoli, Tuoli angkat tangan.“Kau saja tidak bisa, apalagi aku.”Lalu, Hyun Ki dan Tuoli s
Robert mendobrak masuk ke dalam. Tapi Julius berusaha mendorongnya keluar lagi. Julius tidak mau kalau sampai apa yang ada di dalam rumahnya diketahui oleh orang luar, apalagi mereka adalah petugas.Melihat keresahan yang di wajah Julius, maka Robert mengeluarkan senyuman kecut seraya berkata, “Aku Robert Hanssen dari FBI.”Mendengar itu, Julius tercengang dan diterpa rasa takut. “Aku tidak peduli. Pergi dari sini!” Suara Julius mulai berubah dan tampak sekali kegelisahan di wajahnya.Sungguh ini adalah musibah besar bagi Julius dan Edwin. Setelah berminggu-minggu dalam melaksanakan tugasnya, tak disangka kalau keberadaan mereka dapat terendus oleh petugas.Julius cukup kelabakan dan karena bingung mau berbuat apa, tidak ada cara lain selain dari berpura-pura tidak tahu dan sebisa mungkin untuk mengusir tiga orang ini dari sini. “Kalian tidak sopan! Sudah aku bilang kalau aku sedang tidak menerima tamu.”Julius semakin resah dan berontak.Sebaliknya, Robert tetap tenang dan malah memb
Mengejutkan, tiba-tiba siang hari ini ada tiga orang yang sudah berada di depan rumah milik Julius. Mereka berpakaian seperti orang biasa tapi jika melihat dari fisik mereka, sepertinya mereka bukanlah orang biasa. Mereka punya badan yang besar dan kekar.Setelah mengetuk beberapa saat, akhirnya pintu pun terbuka. “Ya ada apa?” sapa Julius. “Siapa kalian?”Begitu melihat tiga orang ini agak mencurigakan, Julius sedikit tersentak dan mengerutkan keningnya.Robert Hanssen memperhatikan raut wajah Julius yang mulai berubah. “Izinkan kami masuk,” kata Robert.Namun, Julius menggeleng. “Maaf untuk saat ini aku tidak sedang menerima tamu. Tadi aku tanyakan pada kalian tentang kalian siapa dan dari mana. Tapi kalian belum juga menjawab. Silakan kalian pergi.”Robert dan dua rekannya semakin curiga saat mendapat perlakuan seperti itu dari tuan rumah. Biasanya ketika ada tamu yang datang, tuan rumah akan ramah dan mempersilahkan tamunya untuk masuk, tapi anehnya Julius malah bersikap tak nya
Setelah sehari dan semalam mempelajari semua data dan juga mendengar penjelasan langsung dari Edwin, maka mulai hari ini Julius mulai melakukan publikasi di situs Wikileaks.Informasi rahasia tentang kejahatan pihak AS yang selama ini rupanya secara diam-diam memata-matai warganya sendiri akhirnya ketahuan. Sikap buruk AS yang begitu keji dan tercela pada akhirnya diketahui oleh masyarakat dunia, terutama masyakarat Amerika sendiri tentunya.Dikarenakan isu sekarang ini cepat sekali bisa viral lantaran sosial media, maka tidak butuh waktu lama untuk membuat berita tersebut trending dan menjadi bahasan utama di setiap acara. Banyak acara televisi yang memberitakan tentang berita tersebut sehingga dalam waktu beberapa jam saja bahkan hampir seluruh dunia pun mencoba membuka situs tersebut dan membaca beritanya aslinya.Dalam kurun waktu dua minggu, akhirnya semua informasi yang dirasa pantas dipublikasikan akhirnya rampung juga, semua telah tersampaikan sesuai dengan kemauan dari Edwin.
Julius menggelengkan kepala dan menyandarkan punggungnya lalu berkomentar, “Pemerintah AS memata-matai warganya sendiri? Parah! Tindakan yang mereka lakukan sudah keterlaluan.”Tidak sampai di situ. Pada akhirnya Julius pun tahu bahwa selama ini pihak pemerintah dan militer AS memang secara diam-diam melakukan spionase terhadap musuh-musuh mereka seperti Rusia dan Tiongkok. Tujuannya adalah supaya mereka tahu apa saja yang tumbuh dan berkembang di sana, terutama dalam hal militer. AS tidak mau kalau lawan-lawan mereka lebih tangguh dari pada mereka. Jika mereka dengan tega melakukannya terhadap warganya sendiri, maka tidak sulit bagi mereka untuk melakukannya terhadap Rusia, Tiongkok, dan negara-negara Timur Tengah.Julius terbelalak ketika semakin tahu betapa bobrok dan kejinya pihak AS yang secara terselubung melakukan semua kejahatan tersebut. “Edwin Joyden, pantas kau menjadi buronan. Ini adalah yang mereka takutkan rupanya. Wajar dan masuk akal.”Di sebelah Julius, Hanz dan Edwin
Begitu telah sampai di bandara di salah satu kota di Australia, perjalanan pun dilanjutkan dengan menggunakan mobil yang sudah disiapkan oleh Keluarga Fadeyka. Pihak bandara telah mendapatkan laporan bahwa akan ada utusan dari Keluarga Fadeyka yang akan tiba di bandara. Maka dari itu tidak ada hal apa pun yang bisa menghalangi keberangkatan mereka. Semua dipastikan aman jika uang sudah berbicara.Perjalanan lewat darat pun dilakukan. Dari Melbourne menuju Lorne butuh waktu beberapa jam. Julius sudah memberikan titik lokasi keberadaan dirinya pada Hanz. Lokasi tersebut masih berada dalam keramaian. Julius sengaja memilih lokasi tersebut karena dia sengaja ingin membebaskan diri dan tidak tampak seperti seorang buronan meskipun hal tersebut memang berbahaya bagi dirinya.Begitu telah sampai di lokasi, hanya tiga orang yang masuk ke dalam rumah : Hanz, Edwin, dan Avraam. Sementara para petugas lainnya berada cukup jauh dari rumah tersebut.“Selamat datang,” sambut Julius setelah membuka
Tentu saja dia adalah Hanz.“Avraam! Kenapa kau berkata seperti itu pada Edwin? Sudah aku bilang pada mu supaya berhenti mempermasalahkan ini! Aku adalah orang yang sangat berkenan mau membantu dia.”Avraam kaget saat tahu tiba-tiba Hanz sudah ada di sana. Padahal tadi setahu dia Hanz sedang tertidur. Dia cukup gugup. “Maafkan aku, Hanz.”Avraam sangat patuh dan bahka takut terhadap Hanz. Jika Hanz sudah bicara sangat serius, dia akan menurut. Hanya saja sejak kemarin dia ingin sekali rasanya membuat Hanz lantas yakin bahwa rencana yang sedang ditempuh ini sangat berisiko. Hanz sudah berulang kali diperingatkan oleh Avraam tapi Avraam bukannya tidak patuh, namun terlalu sayang pada Hanz. Dan kini sepertinya Avraam tidak bisa berkutik lagi saat dia mendapati ekspresi kemarahan yang terpampang di wajah Hanz.Ketika jarak mereka sangat dekat, Hanz memicingkan sebelah mata seraya berkata, “Kau tidak ada urusan di sini, Avraam. Tugas mu cuma mengawal dan menjaga kami. Tidak lebih dari itu.
Edwin tidak ingin merepotkan Hanz, tetapi di lain hal dia tidak mungkin mengurungkan segala rencana yang sudah hampir rampung dijalankan, dan di samping itu Han telah memaksa dirinya agar tetap pada rencana.“Aku pastikan Hanz tidak akan kenapa-kenapa,” ujar Edwin dengan kalimat yang pasti dan wajah serius. “Hanz telah menjamin keselamatan diriku. Jadi aku jauh lebih pantas menjamin juga keselamatan dirinya.”Dengan program canggih HF03, keberadaan Edwin tidak mungkin bisa terlacak oleh siapa pun, terutama oleh para petugas. Dengan begitu dia akan selalu aman dan apalagi dia mendapat pengawalan cukup ketat dari Fadeyka Army utusan dari Tuan Dmitry.Edwin menatap mata Avraam lurus-lurus seraya berkata, “Avraam, aku berjanji pada mu. Hanz tidak akan kenapa-kenapa. Jika terjadi sesuatu, aku yang akan bertanggung jawab. Aku merelakan nyawaku jika terjadi sesuatu pada Hanz. Aku adalah orang yang paling bertanggung jawab.”Lagi, Avraam membuang wajahnya dan merasa malas melihat mata Edwin.
Pada saat Hanz sedang tertidur pulas, Avraam memanggil Edwin dan menyuruhnya untuk mengobrol di belakang. “Ada apa, Avraam?” tanya Edwin bingung. Dahi Avraam berkerut dan alisnya mengernyit. Dia memberikan tatapan tajam dan lurus pas ke arah wajah Edwin sambil berkata dengan pelan tapi tegas. “Apa kau bisa menjamin keselamatan Hanz?” Kaget dilempar pertanyaan seperti itu, Edwin sedikit termundur badannya. Dia berkata dengan heran. “Apa maksud mu, Avraam?” “Apa maksudku?” Avraam menyunggingkan senyuman halus sebelah bibirnya. “Kau adalah buronan besar dan sangat berbahaya. Hingga saat ini kau masih masuk daftar kejaran FBI dan interpol. Kau penjahat besar, Edwin. Selama Hanz dan aku berada di dekat mu, kami selalu berada dalam bahaya. Apa kau tidak mengerti?” Edwin sangat mengerti bahwa dirinya memang membawa bahaya besar bagi Hanz dan lainnya. Tapi ini semata-mata bukanlah kemauan Edwin seorang, melainkan atas persetujuan Hanz juga. “Kenapa kau melibatkan Hanz dalam perkara ini
Julius tidak tahu kalau orang tersebut adalah Hanz Fadeyka. Tapi Hanz tahu tentang Julius dan bahkan bisa tahu lokasi persembunyian Julius. Tidak ada satu pun orang yang bisa melacak lokasi keberadaan pemilik situs Wikileaks kecuali Hanz.Itulah alasan kenapa Julius mau menerima kehadiran Hanz. Selain itu, Hanz pun mengatakan bahwa dia akan membawa seseorang yang mempunyai informasi besar yang bakal mencengangkan dunia, tentu saja nantinya semua akan tahu lewat situs terlarang : Wikileaks.Tidak hanya menjanjikan pada Julius untuk memberikan keamanan, Hanz juga memberikan hadiah besar berupa rahasia besar dari sebuah negara, di mana rahasia tersebut dia dapatkan dari seorang pria bernama : Edwin Joyden!Bagi Hanz sendiri, ini merupakan pengalaman emas yang amat berharga karena dia diberi kesempatan bertemu dengan dua orang hebat dan sangat mencintai kebenaran dan keadilan.Edwin merupakan pria yang sangat pintar dan berhati mulia. Dia rela mengkhianati negaranya sendiri demi membongka