Beranda / Romansa / Tuan Miliarder Mengejar Cinta Istri / Zein Sang Raja Semena-mena

Share

Zein Sang Raja Semena-mena

Penulis: CacaCici
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Ze-Zein, bagaimana bisa kamu ada di sini?" gugup Zahra, menyilangkan tangan di depan dada. "Keluar!" titah Zahra selanjutnya.

Alih-alih keluar, Zein semakin mendekati Zahra. Senyumannya semakin menyungging indah, tatapannya gelap dan berkabut gairah. Setelah di dekat Zahra, Zein langsung mengalungkan tangan di pinggang Zahra–menjauhkan tangan Zahra yang menyilang di dada lalu meletakkannya dengan mengalungkannya di leher Zein.

"Kau yakin ingin mengusirku, Sweetheart?" ucap Zein serak dan berat, satu tangannya yang bebas terangkat–menyentuh dan membelai pipi Zahra.

Zahra terlihat gelisah, menatap Zein gugup bercampur waspada. Ini kamarnya, mansion ayahnya. Jika ayahnya datang, Zein bisa dalam masalah.

"Zein, tolong kembali." Zahra menepis pelan tangan Zein di pipinya. "Ayah bisa semakin ragu padamu jika dia tahu kamu di sini. Jadi tolonglah kembali ke rumahmu," pinta Zahra.

Zein menampilkan raut muka dingin. Kemudian mendadak berdecis sinis pada Zahra. "Aku tidak peduli dengan re
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Tuan Miliarder Mengejar Cinta Istri   Berebut Zahra

    "Zein Melviano!" marah Lucas dengan nada membentak, mendidih melihat tingkah Zein yang seenaknya naik ke atas ranjang putrinya kemudian berbaring di sana–memeluk paksa Zahra yang enggan dipeluk olehnya. Zein mendongak ke arah Lucas. "Jika tidak ada yang ingin dibicarakan, silahkan keluar, Ayah. Aku dan istriku ingin beristirahat," jawab Zein tenang, memejamkan mata setelahnya sembari memeluk erat Zahra supaya tidak kabur. Zahra menyikut kuat perut Zein, berharap jika dengan demikian Zein akan melepasnya. Namun, yang ada pria ini semakin mengeratkan pelukannya pada tubuh mungil Zahra. "Zein, tolong lepaskan aku!" pekik Zahra setengah marah dan kesal pada sikap Zein. "Tidur," jawab Zein dingin, tanpa peduli dengan raut muka kesal Zahra. "Anak ini-- benar-benar tidak tahu tatakrama," geram Lucas halus, memijat pangkal hidung sembari menatap berang ke arah Zein. Sedikitnya dia kasihan pada putrinya yang terjebak pada Zein. Dia tak menyangka jika Zein se keras ini, bahkan di depan mat

  • Tuan Miliarder Mengejar Cinta Istri   Jebakan yang Telah diketahui

    Pagi sekali Zahra sudah berangkat ke kantor, Zein sama sekali tak bertemu dengan istrinya padahal Zein sangat ingin merecoki Zahra. Zein juga ingin menyusul ke kantor Zahra, akan tetapi Marcus tiba-tiba menghubunginya, ingin mengatakan hal serius pada Zein. Zein akhirnya memilih menemui Marcus, di perusahaan milik Zein sendiri. Setelah di ruangannya, Zein berbicara dengan Marcus. "Tuan, saya telah menemukan bukti kejadian tentang tiga tahun yang lalu. Ini adalah data bukti yang telah saya temukan, Tuan," ucap Marcus, menyerahkan sebuah laporan berisi bukti dari kejadian tiga tahun yang lalu pada Zein. Meskipun telah menyerahkan laporan tersebut pada Zein, Marcus tetap menjabarkan secara langsung. "Ternyata dalang dari masalah tiga tahun yang lalu adalah Nona Belle, Tuan. Mengetahui dirinya tak direstui menikah dengan anda, oleh Kakek anda, Belle nekat menjebak anda untuk tidur dengannya. Kakek anda mendapat informasi jika Belle memiliki hubungan gelap dengan seorang pebisnis dari ne

  • Tuan Miliarder Mengejar Cinta Istri   Pengakuan Cinta Zein

    "Bayi di perutnya bukan milik anda, melainkan sugar Daddynya yang telah mencampakkannya.""Brengsek!" Zein mengumpat marah, mengepalkan tangan dengan raut muka yang terlihat sudah seperti iblis. Dia mengharapkan jika bayi itu bukan miliknya, tetapi tetap saja dia marah saat yang dia harapkan terjadi. Zein merasa bodoh! Dia tutup mata pada Zahra hanya karena dia kira Belle mengandung anaknya. Dia bertanggung jawab pada bayi tersebut tetapi ternyata …-'Kau membuatku kehilangan bayiku, Belle. Dan kau juga menipuku. Tunggu pembalasanmu, Wanita sialan. Demi Tuhan, aku sangat membencimu!' batin Zein dengan aura marah yang kental. Matanya melebar dengan urat memerah di sekitar bola mata. Rahang mengatup serta gigi yang bergemelutuk. "Belle dihamili oleh sugar daddynya, tetapi sang sugar daddy menolak bertanggung jawab. Dia mencampakkan Belle begitu saja saat setelah Belle hamil. Belle memilih kembali ke tanah air, menargetkan anda untuk menanggung jawabi bayi dalam kandungannya. Dia tahu

  • Tuan Miliarder Mengejar Cinta Istri   Belle Berakhir

    "Minggir." Belle dengan tegas mengusir paparazi yang menghalangi langkahnya mendekati Zein. Setelah di dekat Zein, dia langsung mengalungkan tangan secara mesra di lengan Zein. "Zein, aku kira kamu akan mencampakkan Zahra setelah dia menggugurkan kandungannya hanya demi proyek ini dan kamu akan menikahiku karena aku sedang mengandung anak kamu, Zein," ucap Belle tiba-tiba, berkata lantang supaya semua orang bisa mendengarnya. Semua orang berbising-bising, melirik Zahra dengan tak percaya. Apakah benar Zahra mengugurkan kehamilannya hanya demi proyek ini? Dan … Belle mengandung anak dari sang Tuan Zein yang katanya sangat mencintai istinya? "Jangan jangan selama ini Tuan Zein dan Bu Zahra tak pernah saling mencintai. Jika iya, kenapa Bu Zahra menggugurkan kandungannya dengan mudah dan kenapa Tuan Zein menghamili Belle?" Bisik-bisik tak benar mulai terdengar. Zahra menundukkan kepala, sedih karena dia difitnah melenyapkan bayinya sendiri. Perasaan marah ada, akan tetapi rapuh dan s

  • Tuan Miliarder Mengejar Cinta Istri    Pengkhianat Sebenarnya

    Zahra terdiam dan mematung, kaget oleh perlakuan Zein. Pria arogan ini bersimpuh di hadapannya?"Maafkan aku," ucap Zein dengan nada yang jauh lebih serak dan rendah, mendongak sembari menatap penuh penyesalan bercampur penuh cinta pada Zahra. Dia masih memeluk lutut Zahra–bak memohon agar Zahra tak meninggalkannya. Zahra yang merunduk menjatuhkan air mata, menatap Zein tulus dan iba–tak tega serta luluh melihat Zein yang memohon maaf padanya. "Yah, aku memaafkanmu, Zein." Zahra menganggukkan kepala, tersenyum sembari meletakkan tangan di atas pucuk kepala Zein–mengusap lembut rambut lebar suaminya. "Tetapi jangan seperti itu lagi, Zein. Aku benar-benar tidak bisa. Aku memaafkanmu tetapi tidak akan mentoleransimu jika kamu kembali melukaiku. Jujur saja, apa yang kamu lakukan-- sangat menyakitkan, Zein. A--anak kita … dia tiada karena …-" ucapan Zahra berhenti, terlalu tak kuat untuk melanjutkan perkataannya. Sakit hatinya karena kehilangan bayinya tak akan pernah bisa ia lupakan. R

  • Tuan Miliarder Mengejar Cinta Istri   Pelukan Erat Air Mata

    "Kebetulan, aku juga ingin membicarakan hal serius denganmu, Nyonya Melviano," dingin Zein, melayangkan tatapan membunuh pada mamanya. Deg'Yolanda menatap kaget pada Zein, tak percaya karena Zein memanggilnya nyonya Melviano. Ada apa dengan putranya? Zein duduk di sebuah sofa–duduk bossy dengan aura alpha yang terasa mencekam dan mengancam. Sedangkan Marcus, pria itu berdiri di sebelah Zein. Yolanda mendatangi Zein kemudian duduk di sebelah putranya tersebut. "Ada apa, Nak? Kamu sepertinya terlihat marah. Apa Zahra juga mempengaruhimu supaya membenci …-""Diam!" desis Zein marah, melayangkan tatapan tajam pada mamanya. "Tidak ada wanita yang lebih jahat dibandingkan dirimu! Kau wanita kejam dan membunuh," ucap Zein tiba-tiba, berkata kesal tetapi dengan tatapan penuh kekecewaan. "A-apa maksdunmu, Sayang?" Yolanda menatap semakin tak percaya pada Zein. Belle mendekati Yolanda, memanfaatkan keadaan tersebut supaya bisa terlihat sangat baik di mata Yolanda. Sekarang dia sudah tak p

  • Tuan Miliarder Mengejar Cinta Istri   Hanya Datang Ketika Butuh

    "Zein …," panggil Zahra lembut, mengusap rambut Zein berulang-ulang untuk menyalurkan kehangatan serta kekuatan. Zahra sadar jika Zein sedang menangis, dan untuk itu Zahra merasa sedih–walau Zahra sendiri tak tahu alasan kenapa Zein menangis. "Tolong peluk aku lebih erat," bisik Zein bersuara, nadanya rendah, serak dan lirih. Zahra menganggukkan kepala, membalas pelukan Zein dengan memeluk tubuh besar tersebut secara erat. Zahra dapat merasakan adanya kesedihan mendalam pada Zein. Namun, apa yang membuat Zein seperti ini? Suaminya yang terkenal dingin, kejam dan bengis bahkan sampai menitihkan air mata–diam-diam menangis di pundak Zahra. Apakah lukanya sangat besar dan parah? Tetapi siapa memangnya yang dapat melukai seorang Zein? Selama beberapa menit, mereka hanya berpelukan. Zahra diam untuk memberikan ruang pada suaminya, supaya Zein bisa meluapkan semua yang ia rasakan lewat pelukan tersebut. Sedangkan Zein, dia berupaya menetralkan perasaan menusuk dalam hatinya. Usapan dan b

  • Tuan Miliarder Mengejar Cinta Istri   Zein Panas dan Manja

    'Zein sepertinya belum berubah sepenuhnya. Dia masih semena-mena, dia meninggalkanku setelah dia mendapatkan apa yang dia mau.' batin Zahra, menunduk dengan raut muka sedih. Sejenak dia merasa dirinya sedikit murahan karena membiarkan Zein dengan mudah mempermainkannya. Tetapi di sisi lain dia berusaha berpikir jernih. 'Siapa tahu Zein ada keperluan mendesak. Ya-yah, mungkin Zein pergi karena ada hal penting,' batin Zahra, berupaya menenangkan dirinya. Ceklek' Hingga tiba-tiba saja pintu kamar mandi terbuka, memperlihatkan seorang pria berdiri di ambang pintu–menatap sayu bercampur sendu ke arah Zahra."Zein …," panggil Zahra, menatap cukup kaget pada suaminya. Dia langsung merasa lega tetapi secara bersamaan merasa malu karena sudah berpikir yang bukan-bukan pada suaminya. Zahra mengukir senyuman pada Zein, duduk di atas kasur dan bersitatap dengan suaminya yang masih di ambang pintu kamar mandi. Zein berjalan ke arah Zahra, pria itu menampilkan raut muka datar tetapi dengan manik

Bab terbaru

  • Tuan Miliarder Mengejar Cinta Istri   NS 99–Kelahirannya

    "Kau sangat cantik." Deg' Agatha mendongak seketika, menatap gugup pada Nail. Pipinya memerah karena mendengar pujian dari suaminya, dan bibirnya menahan untuk tak tersenyum. Namun, ketika melihat raut muka Nail yang lempeng, Agatha memilih kembali menunduk–memanyunkan bibir sembari meremas bagian gaun di atas pangkuannya. Agatha sepertinya hanya salah mendengar. Nail tak lagi memuji dirinya, Agatha hanya salah pendengaran. Mungkin saking inginnya mendapat pujian dari suaminya. Tiba-tiba saja tangan Nail terulur, menyentuh dagu Agatha secara lembut. Dia menaikkan dagu istrinya, membuat Agatha reflek mendongak–menatap tepat ke arah Nail. "Kau sangat cantik, Tata," ucap Nail lembut, menatap berat ke arah Agatha. Sempurna! Wanita ini terlihat begitu cantik di malam hari ini, gaun biru ini sangat indah setelah berada di tubuh Agatha. Kulit Agatha bersinar terang apabila dibawah cahaya, efek dari sparkling yang menempel pada gaun. Istrinya bak Dewi bulan, cantik dan indah! "Kau

  • Tuan Miliarder Mengejar Cinta Istri   NS 98–Aku Kurang Cantik?

    "Daddy jika ingin tersenyum, tersenyum saja. Tak ada yang melarang," ucap Sagara dengan nada yang terkesan ketus, mendongak pada daddynya yang duduk bersebelahan dengannya. Sagara tentu iri! Bagaimana bisa monster cap kuku Setan ini bisa sangat menginspirasi mommynya? Kenapa bukan Sagara yang jelas-jelas baik hati, anak yang rajin dan suka membantu orang tua? "Humm." Nail berdehem datar, menatap putranya dengan tatapan lempeng. Namun, setelah itu dia berdecis geli, terkekeh pelan setelahnya sembari mengacak surai di pucuk kepala putranya. "Cih, mommy sangat menggemaskan," ucap Nail, benar-benar salah tingkah. Damage-nya begitu dahsyat, hingga rasanya Nail terus-terusan ingin tersenyum. Sagara menatap berang pada sang daddy, cukup kesal karena rambutnya terus diacak oleh daddynya. Sedangkan Nail, saat papa, paman dan kakeknya menoleh ke arahnya, seketika itu juga dia memasang wajah lempeng–pura-pura tidak merasakan apapun setelah mendapat pujian dari Agatha. Lalu setelah para pria

  • Tuan Miliarder Mengejar Cinta Istri   NS 97–Senyum Tidak Dilarang

    "Yah, benar sekali. Lukisanku telah dirusak oleh seseorang." Agatha menoleh sinis pada Laila, "sejujurnya aku sempat down karena lukisanku rusak. Bukan masalah tak punya ide, tetapi mengerjakan lukisan itu memakan banyak waktu. Aku senang saat melukis, tetapi tak bisa dipungkiri melukis sangat melelahkan. Setiap kali selesai melukis, pasti aku akan menjadi nenek-nenek. Pinggang sakit, punggung pegal, leher terasa akan patah, kaki kesemutan. Yah, seperti nenek-nenek. Dan … dengan seenaknya seseorang merusak lukisanku. Siapa yang tak marah?" Lagi-lagi para tamu tersenyum mendengar ucapan Agatha. Ah, mereka sangat suka mendengar coleteh perempuan menggemaskan ini. Sangat lucu! "Tapi tenang! Sejatinya kemampuan pelukis itu bukan pada hasil, akan tetapi pada proses dan ide. Itu yang Mama dan Papa katakan padaku." Agatha berucap dengan ceria, dia lalu menoleh pada mamanya kemudian membungkuk hormat, "Mama, Agatha berterimakasih padamu. Lagi-lagi Mama menginspirasiku dan aku semakin meng

  • Tuan Miliarder Mengejar Cinta Istri   NS 96–Agatha?

    "Itu mirip seperti lukisan Agatha." Orang-orang mulai berbisik karena mendengar ucapan salah satu pelukis tersebut. Sedangkan Laila, dia panik dan terlihat gugup. "Jangan asal menuduh. Ini lukisan yang kubuat, hasil pemikiran ku sendiri." Laila memekik, berucap dengan suara kuat supaya orang-orang percaya padanya. Almira maju ke depan, Laila seketika mendekat karena mengira Almira akan menolongnya. Laila bisa masuk ke tempat ini berkat bantuan Almira, dia yakin sekali Almira akan membantunya. Karena jika tidak nama galeri milik Almira, bahkan nama Almira sendiri bisa rusak. "Ya, benar. Lukisan ini memang mirip dengan lukisan Agatha–putriku," ucap Almira lantang, mengejutkan orang-orang karena tak menyangka jika Almira adalah ibu dari Agatha. "Ti-tidak. Aku tidak mungkin plagiat. Aga-- Nyonya Almira membela Agatha karena dia putri anda. Iya kan?" Laila bersikeras tak mengakui perbuatannya. Almira menoleh pada Laila, tersenyum tipis namun penuh isyarat. Almira memberi i

  • Tuan Miliarder Mengejar Cinta Istri   NS 95–Plagiat Agatha?

    Agatha dengan ragu mengatakan langsung alasan kenapa dia marah pada suaminya. "Aku sangat ingin mangga muda dan aku memintanya pada Mon-- Kuku Setan ini!" Agatha menyolot di akrih kalimat, melotot galak pada suaminya kemudian memukul paha Nail kembali. Mendengar sebutan Agatha pada Nail, orang-orang di sana menahan tawa. Sedangkan Agatha lanjut berbicara, "dia bilang, dia akan mencari mangga muda untukku. Tetapi-- Kuku Setan ini bukan memberiku mangga muda, Kuku Setan ini memberiku jelly berbentuk mangga." "Yang penting mangga," jawab Nail tanpa dosa. Bug' Agatha kembali memukul lengan Nail, dengan sekuat tenaga sehingga suara pukulan terdengar. "Kamu mempermainkanku. Dasar Kuku Setan! Aku benciii! Agrkkk--" Agatha menjerit tertahan sembari menengada ke atas. Kemudian, dia mengigit lengan Nail sekuat mungkin–melampiaskan rasa kesal yang melandanya. Agatha kehilangan kendali, tak peduli lagi jika saat ini mereka dihadapan keluarga besar Melviano. "Nail." Zahra geleng-geleng k

  • Tuan Miliarder Mengejar Cinta Istri   NS 94–Bertengkar didepan Keluarga

    Malam ini Agatha, Nail dan putra mereka berkunjung ke kediaman Melviano, untuk membahas pernikahan Aiden dengan Syakila serta pernikahan Alka dengan Kalisa. "Ck." Agatha berdecak kesal, melepas genggaman tangan Nail kemudian mendorong pundak suaminya agar menjaga jarak darinya. "Jangan dekat-dekat denganku," peringat Agatha dengan nada tegas, melayangkan tatapan tajam dan kesal. Ini masih mengenai mangga muda. Agatha sangat dendam pada Nail karena pria itu-- memberinya permen jelly, bukan mangga muda seperti yang Agatha inginkan. "Tata," peringat Nail, mendekat ke arah Agatha dan berniat merangkul pundak Agatha, akan tetapi Agatha lebih dulu mendorongnya. Nail menatap pundaknya yang didorong oleh Agatha kemudian menatap istrinya datar. "Jangan dekati aku!" pekik Agatha, berucap dengan menekan suara. Setelah itu dia melanjutkan langkah untuk memasuki rumah mertuanya. Akan tetapi langkah Agatha kembali berhenti karena Nail tiba-tiba sudah di sebelahnya dan pria itu merangkul pin

  • Tuan Miliarder Mengejar Cinta Istri   NS 93–Nail Mempermainkan Agatha

    "Pak Nail yang terhormat, tolong lepaskan aku!" pekik Agatha, berusaha melepaskan diri dari gendongan Nail. Nail menulikan pendengaran, tak melepas Agatha dalam gendongannya. Hingga setelah sampai di ruangannya, barulah Nail melepas istrinya–mendudukkan perempuan itu di atas sofa. "Ck, kenapa Mon Tresor membawaku ke sini? Aku baru saja keluar dari ruangan ini. Aih, di sini sangat membosankan," ucap Agatha bernada mengomel, menoleh ke sana kemari untuk memperhatikan ruangan suaminya yang memang menurutnya sangat membosankan. Agatha kemudian melangkahkan kaki, menyenggol pundak Nail kemudian berniat pergi. Akan tetapi, Nail dengan cepat menahan pergelangan tangan istrinya. "Tolong biarkan aku pergi. Aku ingin makan siang dengan Syakila dan Alka.""Makan siang denganku." Nail menjawab cepat, dia duduk lalu menarik Agatha supaya duduk di atas pangkuannya. "Mon Treros!" Agatha menberontak, berusaha lepas dan bangkit dari atas pangkuan suaminya. Akan tetapi Nail memeluk tubuhnya erat, s

  • Tuan Miliarder Mengejar Cinta Istri   NS 92–Sang Bintang dan Penggemar Berat

    "Agatha putriku! Jauhkan tangan kotormu dari rambut putriku," marah Almira, menepis kasar tangan Seline dari atas kepala Agatha. Seline dan Almira saling bertatapan, sepertinya akan saling memakan satu sama lain. Penuh kemaraha! Hingga tiba-tiba saja, Alka datang. "Sya, Agatha, ayo, kita makan siang bersama," ajak Alka, tersenyum manis pada kedua sahabatnya. Akan tetapi, senyumannya seketika pudar saat menyadari aliran ketegangan yang ada di sana. "Calon Mama dan Mama Agatha. Mereka berebut Agatha," bisik Syakila pada Alka, ketika Paci-nya tersebut mendekat ke arahnya. "Kukira Agatha hanya diperebutkan Kakak dan pria luaran sana. Ternyata … ck ck ck," balas Alka, berbisik pada Syakila. Sedangkan Agatha, perempuan itu tiba-tiba sudah mengenakan kacamata hitam. Dia tersenyum lebar, cengengesan lebih tepatnya. "Wah … masih calon bintang saja sudah diperebutkan. Superstar Agatha memang keren. Ahahaha …." Agatha terkekeh geli sendiri, mulai berpose seolah ada kamera yang mengambil g

  • Tuan Miliarder Mengejar Cinta Istri   NS 91–Aku Calon Ibunya

    "Hais, aku capek sekali!" keluh Agatha, berjalan bersebelahan dengan Sandi. Rapat sudah selesai dan Agatha merasa sangat kelelahan. Untung saja sebelum rapat, suaminya memaksanya untuk makan. Jika tidak, Agatha rasa saat ini dia sudah tak punya tenaga lagi. Sekali lagi, untung suaminya pengertian. "Kamu baik-baik saja?" tanya Sandi, menatap wajah Agatha yang cukup pucat. "Hais." Agatha menatap kesal pada Sandi, "masih bertanya? Kamu lihat wajahku, Hah? Lihat?" Agatha berjinjit lalu mencengkeram kesal kerah kemeja Sandi. "I-iya, aku melihat." Sandi mengangkat kedua tangan ke atas, pertanda dia menyerah dan tak berani melawan. "Apa-apaan kalian ini?" Tiba-tiba saja Raka muncul, langsung menarik lengan Agatha supaya menjauh dari Sandi. "Agatha, jangan dekat-dekat dengan pria lain. Kamu sudah punya Nail," lanjut Raka, menegur Agatha–menatap dingin cucu menantunya tersebut. Agatha berkacak pinggang. "Siapa yang dekat-dekat, Kakek? Dia ini bertanya apakah aku baik-baik saja atau

DMCA.com Protection Status