Share

BAB 32. Sah!

Penulis: Lee Lizbet 88
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Ritual Banyu Peritosari telah berlangsung dengan khidmat dan lancar. Acara demi acara hingga sampai pada acara puncaknya yaitu makan prasmanan pun berlangsung. Seorang wanita yang sejak tadi menatap tidak suka kepada keluarga Ratih segera bergegas meninggalkan kediaman mewah keluarga Hudaya.

Acara yang sama juga berlangsung di kediaman keluarga Rahardjo. Setelah acara tersebut kedua insan calon pengantin ini sama-sama menahan diri untuk tidak saling menghubungi satu sama lain.

“Kamu kenapa?” tanya Abizar yang menangkap basah Deva sedang gelisah menatap layar ponsel yang tidak disentuhnya sama sekali.

“Eh, Pa!” Deva langsung menoleh menatap malu Abizar.

Rasanya tertangkap basah itu sangat memalukan. Sejauh ini hanya kepada Abizar, Deva tidak bisa berbohong. “Kangen sama, Ratih?” Pertanyaan Abizar terdengar seperti sebuah ledekan bagi Deva.

Dengan wajah yang sudah seperti kepiting rabus Deva langsung menyangkalnya. “Ih, amit-amit! Buat apa kangen? Lagian besok juga ketemu di pelaminan,”
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Tuan Konglomerat, Kali ini Aku akan jadi istrimu   BAB 33. Tamu Tidak Diundang

    “Aduh! Sakit!” pekik seorang wanita sambil memegang bahunya ketika tidak sengaja Ratmin menyenggolnya. “Ma-maaf yah Non,” ucap Ratmin sambil membungkuk beberapa kali. Ratih yang sejak tadi tidak mengalihkan pandangannya dari Ratmin dan istrinya langsung emosi melihat siapa yang baru saja datang ke acara pernikahannya. Tatapan membunuh penuh permusuhan dilemparkan kepada Deva yang masih tidak mengerti apa-apa. Setelah Ratmin berpamitan, Deva segera menghubungi Ikbal yang ada di Singapura untuk mengatur pemesanan hotel terbaik untuk dirinya dan Ratih. “Ada apa? Kenapa kamu menetap aku begitu?” tanya Deva dengan polosnya. “Bisanya kamu undang dia ke sini?! Kamu kan tau, kalau acara pernikahan kita ini hanya mengundang orang-orang terdekat dan keluarga saja! memangnya dia itu orang terdekat kamu yah?!” desis Ratih menahan emosi di wajahnya. “Siapa maksud kamu?” tanya Deva tanpa memalingkan wajahnya, ia hanya ingin mendengar apa kesalahannya. “Itu! Lihatlah siapa yang sedang datang me

  • Tuan Konglomerat, Kali ini Aku akan jadi istrimu   BAB 34. Jet Pribadi Ke Medan.

    “Kalau begitu aku ganti baju dulu, itu Pak Ratmin baru saja datang membawa mobil.” Ratih menunjuk supir pribadi suaminya yang baru saja keluar dari mobil pribadi Deva.“Tidak perlu ganti baju, semua pakaianmu sudah disiapkan sama Bunda kemarin. Ada satu koper milikmu dan satu koper milikku. Kita akan menyelidiki mereka sekaligus berbulan madu. Jadi, makanlah yang banyak, nanti malam tenagamu pasti akan terkuras habis,” bisik Deva sambil tersenyum nakal.Ratih tidak bisa menutupi keterkejutannya, ia membelalakkan matanya dan hampir tersedak air yang diminumnya. Mendadak Ratih diam seribu Bahasa tidak berani menjawab Deva, padahal Ratih memiliki kebiasaan melawan apapun yang tidak disukainya.“Ayo, kita pamit sekarang. Parlin baru aja menghubungiku dan mengatakan kalau pesawat sudah selesai cek mesin dan ijin terbang juga sudah keluar.” Sebuah anggukan tanpa suara menjadi jawaban Ratih hingga membuat Deva semakin berencana untuk menggoda Ratih hari itu.Keduanya lantas jalan bergandenga

  • Tuan Konglomerat, Kali ini Aku akan jadi istrimu   BAB 35. Rangga Adalah Tahanan Titipan.

    “Aku, juga tidak tau … yang jelas, kalau aku tidak bisa mendapatkannya maka tidak ada satu pun pria yang boleh memilikinya. Sekali pun itu adalah Atmadeva!” desis Rangga dengan mata berkaca-kaca.“Tenanglah Rangga, aku dan ibumu tidak akan tinggal diam, kami akan mencari segala cara untuk segera mengeluarkanmu dari penjara. Ini ada masmu juga yang akan bertemu dengan jaksa penuntutmu,” ucap wanita itu kepada Rangga.“Asal kau bisa menjaga sikapmu selama di rumah tahanan, maka semua rencanaku akan berjalan dengan lancar. Apa kau tau itu?!” tegas seorang pria berambut cepak dengan mata setajam elang itu.“Iya Mas, aku akan menjaga sikap dan berkelakuan baik di dalam sana, aku berjanji,” janji Rangga sambil menundukkan kepalanya.“Hem, jika semuanya lancar aku bisa mengkondisikan kamu di dalam rumah tahanan juga. Kamu jangan khawatir, akan aku pastikan kita bisa merebut kembali Ratih. Aku juga tidak menyangka bagaimana mungkin dia bisa berubah seratus delapan puluh derajat!” desis pria t

  • Tuan Konglomerat, Kali ini Aku akan jadi istrimu   BAB 36. Kamar di Pesawat.

    Teka teki konspirasi yang ada di sekeliling kehidupan keluarga Ratih dan Deva mulai terkuak perlahan tapi pasti. Selama ini mereka tidak sadar jika mereka tengah memelihara kawanan serigala di tengah kendang domba.Deva yang sementara menikmati wajah Ratih terganggu dengan getaran ponselnya. Sebuah panggilan dari Ikbal masuk, Deva lalu kembali memegang pergelangan tangan Ratih saat Ratih hendak turun dari limosin tersebut.“Tunggu, aku terima telepon dulu,” cegah Deva dan Ratih mengangguk patuh kepada pria yang kini sudah menjadi suaminya.“Halo, Ikbal. Bagaimana?” tanya Deva dengan nada suara datar.“Tuan, saya sudah dapat konfirmasi, kabarnya sore ini istri siri atau simpanan Yoga Budiman akan tiba di bandara Changi, Tuan. Saya juga sudah mendapatkan foto bukti transaksi pembayaran tanda jadi unit Apartemen tersebut,” lapor Ikbal.“Lalu, apa transaksi itu dari rekeningnya Yoga Budiman?” Deva bertanya dengan antusias.“Transaksi tersebut bukan dari nama Pak Yoga, tetapi nama Jokowi S

  • Tuan Konglomerat, Kali ini Aku akan jadi istrimu   BAB 37. Pergelangan Kaki Ratih.

    “Apa maksud mereka dengan kamar pribadi yang sudah dimodif, Deva?” Wajah Ratih sangat menggemaskan.“Nanti lihatlah sendiri, kalau aku jelaskan maka tidak akan menjadi kejutan untuk malam pertama kita.” Senyum jahil Deva membuat Ratih panik dalam diam.Pesawat pun akhirnya lepas landas setelah perkenalan dari pilot terdengar. Ratih merapalkan doa agar perjalanan mereka dapat berjalan dengan lancar dan sampai di tujuan dengan selamat. Selain itu Ratih juga berdoa agar diberikan kekuatan dan keberanian jika Deva meminta haknya sebagai suami.Melihat wajah Ratih yang panik, Deva semakin senang dan berpikir untuk kembali menggoda Ratih yang terus saja mematung tanpa berani menoleh. Antara malu, kesal, takut dan gerogi, perasaannya campur aduk menjadi satu.“Kamu kenapa?” Suara Deva bagaikan momok bagi Ratih saat itu.“A-aku tidak apa-apa,” jawab Ratih gugup bersamaan dengan lampu tanda gunakan sabuk pengaman telah padam.Keringat dingin sebesar biji jagung mulai membasahi pelipisnya, wala

  • Tuan Konglomerat, Kali ini Aku akan jadi istrimu   BAB 38. Puzzle Ingatan Masa Depan Jokowi.

    “Jatahku sebagai suami, tadinya aku ingin meminta hak ku di sini, sekarang juga. Tapi, kakimu terkilir itu artinya aku harus menunggu sampai kamu pulih. Lagi pula satu jam lima belas menit lagi kita akan sampai, aku rasa menghabiskan waktu denganmu hanya selama satu jam pasti tanggung sekali,” ucap Deva ambil melirik Ratih.“Oh Tuhan! Ku mohon berhentilah berbicara seperti itu, Deva. Aku bisa mati berdiri karena malu mendengar omongan mesummu itu.” Ratih tak kuasa lagi menutup wajahnya dengan bantal di sampingnya.Deva menahan suara tawanya dan tetap bergaya sok cool. “Aku, kompres sekarang yah.” Deva lalu menekan bekas memar tersebut dengan kain yang berisi es batu.Walau rasanya agak sakit, tapi Ratih tetap berusaha menahan suara rintihannya. Ia tidak ingin terlihat lemah dan manja di depan Deva. Mata Ratih sejenak terpejam, sebuah ingatan bagaikan puzzle kembali hadir dalam rekam memorinya.“Jokowi Saputra? Deva, kwitansi pembayaran tanda jadi di apartemen Fraser Suite Singapore ta

  • Tuan Konglomerat, Kali ini Aku akan jadi istrimu   BAB 39. Wanita Simpanan Yoga Budiman.

    Seorang wanita baru saja turun dari pesawat dengan kepala mendongak keatas. Dia berjalan dengan langkah percaya diri dan tatapan angkuh yang tertutup kacamata hitam. Senyuman tipis begitu sinis dan menghina juga tidak tampak karena sebuah masker melindunginya dari kepalsuan.“Halo, Sayang … aku sudah sampai di Changi. Apakah yang menjemputku Jokowi?” tanya wanita yang sudah diketahui identitasnya, Yeni Budiman.Wanita ini cukup lihai untuk menutupi identitas aslinya, buktinya sampai sekarang, Ikbal orang kepercayaan Atmadeva belum juga mengetahui siapa dia sebenarnya. Yeni berjalan tanpa sadar jika ada seorang pria dan beberapa anak buahnya sedang memperhatikan gerak gerik serta memotret dirinya.“Iya Sayang, nanti Jokowi yang menjemputmu. Aku merindukanmu, Sayang … tunggulah setelah istri pertamaku pulang ke kampungnya aku akan langsung menyusul dirimu, okay?” janji Yoga kepada Yeni yang mencebikkan bibirnya.“Ck! Menjengkelkan sekali, padahal aku sangat ingin masuk ke dalam penthous

  • Tuan Konglomerat, Kali ini Aku akan jadi istrimu   BAB 40. Jangan Lagi Membantahku

    Sepertinya hari ini adalah hari keberuntungannya Ikbal, setelah mendapat tugas dari Deva untuk mencari kantor milik Jowoki. Ikbal justru mendapatkan petunjuk yang jelas dari pembicaraan Jokowi dan Yeni sendiri.“Cari kantor konsultasi keuangan dengan nama akuntan Jokowi Saputra di kompleks ruko Medan Baru. Setelah itu, ambil bukti kepemilikian asli gedung tersebut. Setelah semuanya beres langsung laporkan kepadaku,” titah Ikbal pada salah satu orang kepercayaannya yang saat ini stand by di Medan dan selalu melaporkan perkembangan terbaru setiap aktivitas mencurigakannya Yoga.Ikbal juga segera mengirimkan rekaman suara pembicaraannya Yeni dan Jokowi kepada Atmadeva. Kini dirinya hanya menunggu petunjuk selanjutnya, sambil terus mengumpulkan bukti-bukti yang bisa dia dapatkan di sana.Getaran ponsel Deva mengalihkan perhatian Deva sejenak yang sedang berbincag ringan dengan Ratih. “Ada apa?” tanya Ratih melihat Deva menatap serius layar ponselnya.“Aku mendepatkan rekaman suara dari Ik

Bab terbaru

  • Tuan Konglomerat, Kali ini Aku akan jadi istrimu   BAB 204. Akhir Yang Bahagia.

    Deva dan Ratih saat itu juga langsung menghubungi Lusi dan Abizar. Selama ini, Deva dan Ratih sengaja menutupi dan menyembunyikan kalau ingatan Ratih sudah kembali untuk kepentingan penangkapannya Rangga.“Bunda, bisakah kita bertemu malam ini juga?” tanya Ratih pada Lusi.Malam ini sudah pukul sebelas malam, Lusi mengira ada masalah baru lagi. “Baiklah, Nak. Bunda akan ke sana sekarang yah,” jawab Lusi segera bergegas.“Bunda, nanti dijemput sama pak Ratmin yah,” ucap Ratih.“Baiklah, Bunda akan bersiap sekarang juga,” jawabnya.Benar saja, saat dirinya sudah siap dengan jaket di tubuhnya, mobil pribadi Deva sudah menunggunya di depan."Selamat malam, Pak Ratmin. Maafkan, anakku yang memerintahkanmu malam-malam menjemputku ke sini," sapa Lusi merasa tidak enak hati dengan sopir setianya Deva.Ratmin menatap prihatin kepada Lusi. "Saya tahu kondisi kesehatan anak anda, memang sangat mengkhawatirkan dan sangat menyedihkan, Nyonya Lusi. Tetapi, yakinlah Tuhan pasti berpihak kepada yang

  • Tuan Konglomerat, Kali ini Aku akan jadi istrimu   BAB 203. Akhir penantian selama empat tahun.

    “Saudara Tania dan Leni, anda ditangkap karena sudah melakukan penipuan dan penggelapan serta pembunuhan berencana terhadap korban Susantio!”Alan datang dan langsung segera memborgolnya, sedangkan anak buah yang lainnya langsung datang bergerak meringsek masuk.Mereka segera menuju ke dalam kamar hotel mewah tersebut untuk menangkap Leni. Keduanya digeret ke lantai satu dan dimasukkan ke dalam mobil tahanan.Habis sudah mimpi mereka untuk menjadi orang kaya raya. Saat itu juga Leni masih berusaha untuk melepaskan dirinya menggunakan kekuatan hipnotisnya kepada para polisi. Tetapi sayang, semua itu tidak berlaku bagi para polisi yang saat ini bersama dengannya.“Apa yang sedang kau lakukan, Bu? Kenapa, dari tadi mulutmu umak umik tidak jelas,” kekeh salah satu anak buahnya Alan.Leni pun geram mendengar ejekan tersebut. “Kalian harus melepaskan kami saat ini juga! Ini, adalah perintahku,” ucap Leni tegas berusaha untuk menghipnotis orang yang mengejeknya.Tetapi Alan datang dan menepu

  • Tuan Konglomerat, Kali ini Aku akan jadi istrimu   BAB 202. Penangkapan Leni dan Tania.

    “Tentu saja, aku ingin mencari para wanita tetapi bukan hanya satu wanita. Aku ingin sepuluh wanita tercantik dan terseksi, yang ada di tempat ini.” Rangga tampak sangat takabur.“Satu malam akan ku bayarkan dua juta setengah untuk mereka. Aku akan menyewa mereka selama waktu yang aku inginkan,” sambung Rangga.Wanita di hadapannya langsung mengalungkan tangannya di leher Rangga. “Di mana anda akan menginap? Kami akan menuju ke sana, Tuan tampan,” ucap wanita itu.“Berikan saja nomor ponselmu, aku akan mengirimkan waktu dan tempatnya,” jawab Rangga.Wanita itu pun segera bergegas mengeluarkan sebuah kartu nama kepada Rangga. “Anda bisa memanggil saya kapan saja dan sembilan wanita lainnya akan siap melayani anda.” Rangga tertawa dengan puas.Ia lalu beranjak pergi ke sebuah showroom mobil. Dilihatnya, sebuah mobil Lamborghini berwarna merah tua dengan harga dua setengah milia

  • Tuan Konglomerat, Kali ini Aku akan jadi istrimu   BAB 201. Kegilaan Rangga di Hotel bersama Ara.

    “Ah, Tuan!” ucap Ara saat dadanya menabrak dada bidangnya Rangga, hingga membuat darah Rangga berdesir.“Kapan kau akan pulang kerja, hari ini?” tanya Rangga to the point, masih dalam kondisi memeluk Ara tanpa ada jarak diantara tubuh keduanya.“Aku akan pulang dua jam lagi, bagaimana?” tanya Ara menahan senyuman lebar di bibir.Ia sudah tau apa niatan pria yang dikenalnya sebagai Raka ini. Hanya dengan saling menatap saja, Ara sudah bisa menebak kalau Raka tertarik padanya.“Bisakah sebelum kau pulang, kau mengirimkan seorang desainer dan belikan aku beberapa pakaian yang sekiranya tampak casual? Juga, aku membutuhkan beberapa pakaian resmi untuk pertemuan bisnisku,” ucap Rangga sambil tertawa geli dalam hatinya.“Oke bisnis man, sambil kau menunggu, aku aku akan mengirimkan beberapa orang yang kau perlukan,” jawab Ara yang tanpa segan meraba dadanya Rangga dengan lembut, se

  • Tuan Konglomerat, Kali ini Aku akan jadi istrimu   BAB 200. Rangga Yang Berfoya-foya.

    “Okay, Sayang. Aku pasti akan membei rumah yang terbaik untuk kita. Pergilah dari kekangan keluargamu dan hiduplah berdua denganku di sana. Aku yakin, kau dan aku akan hidup bahagia selamanya,” kekeh Rangga.Ratih mengangguk dan berusaha menatap Rangga dengan bahagia. “Baiklah, Sayang. Aku percayakan semuanya padamu,” jawab Ratih sambil mencium punggung tangannya Rangga.“Kalau begitu, bisakah kau pesankan aku tiket pesawat hari ini? Aku sudah bosan di sini dan aku ingin segera menggunakan nama baruku Raka Sagabara, bagus tidak?” kekeh Rangga.Ratih mengangguk. “Nama yang sangat indah, cocok dengan tampilanmu yang sangat tampan,” jawab Ratih membuat Rangga juga terbahak dan tampak bangga.“Terima kasih, Sayang. Berarti, kita akan langsung mengambil tiket tersebut?” tanya Rangga dan Ratih menunjukkan e-tiket pada ponselnya.“Pesawat akan berangkat tiga jam lagi. Kau tida

  • Tuan Konglomerat, Kali ini Aku akan jadi istrimu   BAB 199. Sandiwara Ratih dan Rencananya.

    “Lalu, kapan kau mengirim uangnya? Aku tidak mungkin menunggu kau selesai sampai masa pemulihan. Rumah itu harus segera dibayar, Rangga.” Nia mendengus saat membaca pesannya Rangga.“Aku tidak bisa menunggu sampai kau selesai masa pemulihan yang baru akan berakhir tiga minggu lagi!” dengus Nia.Rangga pun sudah mulai kesal, ia memilih untuk mengarsipkan pesan dari Nia dan mengirimkan pesan pada Ratih. “Ratih, kapan kau datang ke tempatnya dokter Charles? Aku, merindukanmu,” ucap Rangga.Ratih yang pada saat itu sementara berbelanja di sebuah supermarket yang besar bersama dengan Saka dan Deva lantas terdiam. Ia mematung saat membaca pesannya Rangga dan menunjukkan pesan itu kepada Deva.“Lihatlah apa yang harus aku lakukan?” Deva tersenyum menanggapi pertanyaannya Ratih.“Lakukan saja apa yang dia inginkan, bukankah dia baru saja meminta uang tambahan. Kirim saja sepuluh miliar lagi. Dengan begitu, dia akan terus memberikan kabar padamu tanpa kau perlu bertemu dengannya.” Ratih pun me

  • Tuan Konglomerat, Kali ini Aku akan jadi istrimu   BAB 198. Tampannya Rangga.

    Saat melihat wajahnya sendiri, Rangga tampak sangat takjub. “Gila! Aku, sangat tampan!” ucapnya sangat puas saat menatap gambar dirinya di sebuah cermin kecil.Ia tahu kalau dirinya saat ini sudah siap untuk mengubah identitas aslinya. Cermin di tangan Rangga diberikan kembali pada dokter Charles, sambil menyeringai puas.“Terima kasih, Dokter. Ternyata uang yang dibayarkan oleh calon istriku, sepadan dengan hasil yang kau berikan!” Charles pun tersenyum, hingga membuat mata sipitnya semakin menghilang.“Hari ini kau sudah bisa melakukan proses foto untuk keperluan mengganti identitasmu. Tulis saja siapa nama yang kau inginkan di sebuah kertas putih. Tanggal lahir dan untuk alamat, aku sudah memberikan alamat yang tidak akan ditemukan oleh siapapun,” terang Charles.Ia sudah terbiasa membantu pelarian para mafia, maupun bandar narkoba. Dirinya cukup berpengalaman, untuk hal-hal illegal seperti ini. “Raka Sagara! Aku menginginkan namaku menjadi Raka Sagara, Dokter Charles,” ucapnya sam

  • Tuan Konglomerat, Kali ini Aku akan jadi istrimu   BAB 197. Rumah Gedong Impian Nia.

    Leni sedikit mendapatkan firasat tidak enak. Akhirnya, Nia pun menganggukkan kepalanya. “Okey, Bu. Kita, berangkat sekarang.”Keduanya pun segera menuju ke sebuah kantor pemasaran, tampak gedung bertingkat yang sangat tinggi. Dengan penampilan bak artis ibukota, mereka jalan penuh percaya diri.Siapa saja yang menatap mereka, tahu kalau orang-orang ini memakai pakaian mahal. Juga, tas serta sepatu yang bernilai fantastis. Mereka pun segera menunduk hormat dan membukakan pintu untuk Nia dan Leni.“Selamat pagi, Bu. Silahkan masuk,” sambut salah satu penerima tamu dan memberikan welcome drink kepada kedua wanita yang tampak kaya raya tersebut.Mereka sangat menikmati pemujaan yang luar biasa tersebut. “Ya, selamat siang. Aku mau membeli rumah, apa aku bisa melihat beberapa tipe-tipe rumah yang saat ini siap huni?” tanya Nia dengan sombong.“Oh baik, Ibu. Boleh, Ibu perkenalkan nama Ibu siapa ter

  • Tuan Konglomerat, Kali ini Aku akan jadi istrimu   BAB 196. Orang Kaya Baru - Part 2

    “Bu, pakaian di sini pun di bandrol paling murah senilai satu juta setengah, tolong jangan mempersulit pekerjaan kami,” ucap pelayan tersebut berusaha menyadarkan Leni.“Lancang mulutmu!” pekik Nia dan Leni langsung mengangkat tangannya untuk mencegah kemarahan anaknya.Leni ingin tetap tampi dengan elegan dan bersikap seperti orang kaya pada umunya. Leni lantas mengatupkan bibirnya dan menoleh kepada pelayan tersebut.Sedangkan, Nia sudah hendak menghajar pelayan itu. tetapi dicegah oleh Leni. “Oh, benarkah harga pakaian ini satu juta lima ratus paling murah? Kalau begitu, ini!” Leni menjeda sebentar ucapannya seraya memberikan tumpukan pakaian yang ada di pelukannya pada pelayan tersebut.Ia menatap tajam pelayan itu dan berbicara dengan kesan yang sangat mengintimidasi. “Hitung semua pakaian ini, aku akan membayarnya sekarang. Bila perlu, kau dan seisi ruangan ini pun akan kubeli,” ucap Leni dingin dengan menatap nyalang pada wanita itu.

DMCA.com Protection Status