Saat berikutnya, Shinta dan Aida maju bersama. Hari ini, Shinta membawa pulang menantu, sedangkan Aida menikahkan putrinya. Itu sebabnya, wajah keduanya tampak berseri-seri.Shinta telah melupakan masa lalu, hanya berharap Satya bahagia. Sementara itu, Aida tidak perlu diragukan lagi. Sejak awal, dia sangat berharap kedua majikannya ini hidup bahagia bersama untuk selamanya. Sekarang mereka bukan hanya mengadakan acara pernikahan, tetapi juga memiliki momongan.Shinta dan Aida duduk bersama. Staf membantu membawakan 2 cangkir teh, menunggu mempelai pria dan wanita maju. Di sisi lain, para tamu menunggu dengan penuh penantian.Malik menonton dari kejauhan. Dia melihat seorang pelayan tua menduduki tempat yang seharusnya menjadi miliknya, bahkan meminum teh dari sepasang mempelai. Ini adalah penghinaan besar baginya.Clara benar-benar tidak menganggapnya sebagai ayah. Ketika Malik hendak pergi, dia seketika berhenti karena musik tiba-tiba diputar. Terlihat sepasang pengantin masuk dengan
Mata Clara makin berair. Dia menggenggam tangan Satya dengan erat. Setelah melewat berbagai rintangan, mereka akhirnya benar-benar bersatu. Langit dan bumi menjadi saksi cinta mereka.....Malam hari, Satya menemani para tamu minum-minum. Pada akhirnya, seorang teman lamanya membujuknya untuk berhenti minum dan memapahnya ke kamar suite untuk menikmati malam pertamanya.Begitu pintu kamar ditutup, kesadaran Satya seketika menjadi jernih. Tatapannya tidak lagi linglung seperti orang yang mabuk.Clara sedang membuka hadiah. Kebetulan, dia menemukan hadiah dari Roy dan membukanya. Selain mahal, tidak ada makna ambigu pada hadiah itu. Meskipun begitu, Satya tetap cemburu melihatnya.Setelah mengambilnya untuk diamati, Satya duduk di sofa sambil berkata dengan getir, "Dulu Roy mengejar Annika. Waktu itu Annika masih istri Zakki. Baru-baru ini dia mengejarmu. Apa dia memang suka mengejar istri orang?"Clara mendengus dan membalas, "Waktu dia mengejarku, aku bukan istrimu. Aku jomblo lho!""K
Di koridor hotel, terlihat 2 orang yang dulunya merupakan sepasang kekasih. Sania bertemu dengan Jeremy. Bertahun-tahun telah berlalu. Jeremy terlihat jauh lebih dewasa dan tegas daripada dulu. Namun, begitu melihat Sania, ekspresi Jeremy menjadi dipenuhi ketulusan."Sania, lama nggak ketemu!" sapa Jeremy yang biasanya selalu bersikap dingin. Namun, hubungan mereka hanya mengizinkan mereka berbasa-basi seperti ini. Di luar itu, mereka sudah termasuk melampaui batas.Sudah bertahun-tahun berlalu sejak Faisal meninggal. Jeremy dan istrinya juga sudah lama bercerai. Tidak ada lagi halangan apa pun di sekitar mereka. Seluruh kekuasaan Keluarga Lutaha juga berada di tangan Jeremy.Sejak Sania pulang ke Kota Brata, Jeremy terus mencari kesempatan untuk muncul di dekatnya. Dia juga pernah meminta bantuan Annika untuk mengungkapkan perasaannya kepada Sania. Setiap kali Sania berulang tahun, Jeremy juga menyiapkan hadiah dan mengirimkannya untuknya.Namun, Jeremy tidak pernah mendapatkan balasa
Malik merasa agak sedih. Dia teringat pada hari di mana dirinya melihat Clara. Suasana saat itu juga sangat ramai. Seluruh kediaman keluarga Sadali terang benderang. Sinar lampu hari itu sungguh indah.Malik memanggil Surya, mengatakan dirinya ingin melihat lampu itu dan menyuruh Surya mengambilnya.Surya termangu. Sesaat kemudian, dia menuangkan secangkir teh untuk Malik dan berkata dengan lembut, "Pak, kamu sudah lupa, semua lampu itu sudah dipecahkan."Malik tertegun sesaat sebelum membalas, "Semua sudah pecah? Masa nggak ada satu pun yang tersisa?"Surya tidak tahu harus mengatakan apa. Malik pun tidak bertanya lagi. Dia hanya duduk dengan tenang menikmati kesepian ini.Seiring berjalannya waktu, Malik makin merasa kesepian. Demi Clara, Vigo diam-diam melawannya tahun itu. Veren dan Agus juga menjauh darinya. Kalau Renata, Malik tidak punya urusan dengannya.Ketika Malik merasa tak berdaya, seorang bawahan tiba-tiba melapor, "Pak, Axel demam lagi."Malik segera tersadar dari kesedi
Di bangsal VIP, Vigo dan Renata sama-sama menjaga Axel. Keduanya bertatapan. Suami istri yang awalnya dekat kini menjadi asing.Axel berbaring di ranjang dengan tenang. Keringat terus bercucuran di dahinya. Dia bergumam tanpa henti, "Ayah, Ibu ...."Renata merasa sangat tidak tega melihatnya. Dia mengeluh, "Aku nggak peduli penyebab Axel menderita penyakit seperti ini. Tapi, kamu harus berjanji satu hal. Kalau nggak ada anggota keluargamu yang sumsum tulang belakangnya cocok dengan Axel, kalian harus menyuruh Clara atau Joe menjadi pendonor. Yang penting, aku mau Axel sembuh."Vigo termangu sebelum menyahut, "Mau menjadi pendonor atau nggak, itu kebebasan orang untuk memilih. Apalagi, Clara lagi hamil."Renata berkata dengan lantang, "Dia bisa saja menggugurkan kandungannya."Begitu ucapan ini dilontarkan, Vigo langsung melayangkan tamparan ke wajah Renata. Telinga Renata sontak berdengung. Setelah lebih tenang, dia membentak dengan ekspresi kecewa, "Vigo, ini anak kita! Untuk apa aku
Dengan wajah mungil yang dipenuhi kekesalan, Joe memelototi Renata sambil menyahut, "Dia bukan ibuku! Dia vampir wanita!"Ekspresi Renata sontak berubah. Meskipun demikian, dia tetap berjongkok di hadapan Joe dan membujuk dengan penuh kasih sayang, "Joe anak paling patuh. Adikmu sakit dan butuh donor sumsum tulang belakang. Apa Joe bisa membantu?""Tentu saja nggak mau! Jangan dekat-dekat! Kamu vampir!" pekik Joe.Wali kelas Joe melihatnya sehingga datang untuk membujuk. Sesaat kemudian, Aida datang untuk menjemput Joe dan kebetulan melihat pemandangan ini. Dia segera memeluk Joe dan memelototi Renata sambil mengejek, "Ada apa denganmu? Keluarga Sadali sudah bangkrut, jadi kamu mau menculik anak kecil?""Aku istri Vigo!" seru Renata dengan wajah pucat.Aida meludah sebelum menimpali, "Kenapa memangnya? Aku mertua Satya! Bukannya menjaga suamimu, malah membiarkannya berkeliaran di rumah kami terus. Yang nggak tahu mungkin akan mengira kamu merayu Satya. Asal kamu tahu, dia sangat menjag
Wajah Clara seketika memerah. Setiap kali Satya membalas kebaikannya, kaki Clara akan lemas hingga tidak sanggup berjalan. Meskipun dirinya sedang hamil, Satya tetap punya cara untuk membuatnya terbang ke awang-awang.Clara tidak mau terlihat takut. Dia mengambil bukunya, lalu menepuk kepala Satya dan menyahut, "Aku nggak butuh balasan apa pun!"Tingkah Clara sungguh menggemaskan. Meskipun Satya sedang tidak ingin melakukannya, dia tidak bisa menahan diri untuk mendekapkan Clara ke pelukan, membujuknya untuk memberitahunya rencananya.Clara membenamkan wajahnya di pelukan Satya. Piama sutra berwarna hitam memperlihatkan kulitnya yang putih dan mulus. Sungguh menggoda.Clara mengelus wajah tampan Satya sambil memberi tahu rencananya. Satya makin luluh dibuatnya. Dia menjadi ingin melakukannya dengan Clara.Setelah merenung sejenak, Satya berkata, "Oke, lakukan saja. Ada aku di belakangmu. Aku akan menjadi tamengmu!"....Tiga hari kemudian, di pesta yang diadakan Keluarga Wirawan di Kot
Malam sudah larut dan sepi.Rumah Keluarga Sadali tampak sunyi. Di kamar tidur utama di lantai dua, Veren sedang membereskan barang-barangnya di dalam lemari pakaian. Pakaian dan perhiasan yang biasa dipakainya sudah dimasukkan ke dalam dua koper besar ....Agus sedang merokok di luar kamar. Asbaknya sudah penuh dengan puntung rokok.Veren menarik kopernya keluar, lalu bertanya kepada suaminya, "Agus, kamu mau pergi denganku nggak? Kalau mau, kita masih bisa jadi pasangan yang harmonis .... Kalau nggak, aku juga akan menghormati pilihanmu. Tapi, hubungan kita sebagai suami istri akan berakhir sampai di sini." Suara wanita itu terdengar menahan emosi ketika melanjutkan, "Aku nggak bisa lagi tinggal di rumah ini."Veren sangat menghormati Malik dan menganggapnya seperti ayah kandung sendiri. Namun, takdir malah mempermainkannya. Dia tidak pernah menyangka bahwa orang tua yang bijaksana itu ternyata begitu bodoh. Malik tidak mau mengobati cucu kandungnya sendiri karena takut merusak keseh
Di dalam kamar presidential suite.Malam pernikahan Devon dan Vloryne penuh gairah dan cinta yang mendalam. Namun di luar sana, pesta pernikahan tetap berlangsung dengan meriah.Ada seorang tamu istimewa yang datang diam-diam. Dia berharap bisa pergi dengan cara yang sama tenangnya, tanpa menarik perhatian siapa pun.Orang itu takut kehadirannya mengganggu suasana hati seseorang, terutama jika orang itu melihat dirinya dan merasa tidak nyaman. Hanya saja tidak disangka, takdir mempertemukan mereka secara kebetulan di koridor hotel.Andre berdiri dengan tenang sambil menatap Ariel. Saat itu, Ariel sedang menemani Gemma ke toilet. Gadis kecil itu masih terlalu muda untuk pergi sendiri, jadi Ariel selalu memastikan dia tidak sendirian. Di sisi Ariel, ada seorang gadis kecil lainnya. Dia seharusnya adalah salah satu dari anak kembar yang Ariel lahirkan untuk Henley. Sementara itu, anak kembarnya yang satu lagi adalah anak laki-laki yang lebih tua dari gadis kecil ini.Anak kembar Ariel be
Keesokan paginya, cahaya pertama matahari menyinari bumi. Hari ini, Keluarga Chandra merayakan hari besar. Putri bungsu Satya dan istrinya akhirnya menikah.Vloryne bahkan menikah dengan cinta masa mudanya. Dia mengenakan pakaian pengantin tradisional, lengkap dengan mahkota foniks dan jubah merah yang indah. Vloryne terlihat memesona. Dia benar-benar wanita tercantik yang pernah dilihat Devon.Dari sisi Keluarga Cendana, Rafa dan Paula luar biasa sibuk. Meskipun bukan keluarga super kaya, Rafa adalah seorang kepala keluarga yang sangat dihormati.Baik di dalam maupun di luar rumah, Rafa mengurus semua tamu dengan sangat terhormat. Akhirnya, dia pun terlihat sangat akrab dengan Zakki.Hanya saja, Satya merasa sedikit terganggu dengan hal ini. Dia bahkan bertanya, "Zakki, kamu sendiri nggak punya besan?"Zakki tidak mempermasalahkannya. Bersama Annika, dia membantu mempersiapkan pernikahan. Pernikahan tradisional memang jauh lebih rumit daripada pernikahan bertema modern. Hanya saja ber
Malam harinya, Jose dan Selvy pulang ke rumah bersama Selena. Begitu sampai, Selena langsung pergi mengerjakan PR.Sementara itu, Selvy menuju kamar untuk melihat putra bungsunya yang sedang tidur. Seorang pengasuh sedang menjaga anak itu. Ketika mendengar langkah kaki masuk ke kamar, dia berbalik lalu bertanya dengan suara pelan, "Nyonya sudah pulang? Dia tidur terus, benar-benar anak yang baik."Selvy hanya tersenyum. Dia memberi isyarat kepada pengasuh agar turun dan beristirahat. Setelah pintu tertutup, dia menunduk untuk menatap putra bungsunya, Sean.Anak kecil itu sudah berusia 8 bulan. Wajahnya sepenuhnya mewarisi ciri khas Jose, bahkan hampir seperti dicetak dari cetakan yang sama. Bahkan, kadang-kadang Selena memandangi wajah adiknya sambil memuji, "Benar-benar mahakarya Tuhan!"Jose pernah menimpali, "Memangnya kamu tahu apa itu mahakarya Tuhan?""Ketampanan suami adalah kebanggaan istri!" balas Selena dengan bangga.Selvy sempat berbisik kepada Jose, "Dia tahu kata-kata itu
Di lantai 2, Vloryne sedang mencoba gaun pengantinnya. Sesuai keinginan Devon, resepsi pernikahan mereka bertema tradisional.Gaun Vloryne dirancang oleh master top di dalam negeri. Gaunnya sangat mewah dan mahkotanya dihiasi mutiara. Harga mahkota itu puluhan miliar.Vloryne tampak sangat cantik. Dia becermin dan menyentuh mahkotanya sambil bergumam, "Devon benar-benar rela menghabiskan uang demi memuaskan hobinya."Clara menepuk kepala Vloryne. Putrinya ini tidak pernah berpikir panjang sebelum bicara. Untung saja, dia menikah dengan pria yang baik.Clara memberikan harta sesan yang banyak untuk Vloryne, sama seperti waktu Alaia menikah. Namun, Vloryne juga menolak saham Grup Chandra seperti Alaia. Uang yang dihasilkan Devon sudah cukup untuk menghidupi mereka.Alaia merapikan gaun Vloryne. Dia merasa tidak rela. Bagaimanapun, Vloryne adalah putri bungsu Keluarga Chandra. Sekarang, Vloryne akan menikah.Vloryne memandang Alaia seraya menggerutu, "Kak, kapan kamu menetap di dalam nege
Xavier berujar, "Kita nggak bisa menahan rasa sakit."Alaia tidak bisa berkata-kata. Arnold sangat aktif, tetapi dia sangat sopan karena didikan Xavier. Begitu melihat Ivander, Arnold menyapa dengan sopan, "Paman Ivander."Ivander mengusap kepala Arnold. Dia merasa tubuh Arnold lebih berisi dari putranya. Mungkin karena Molly terlalu kurus. Nanti Ivander berencana menambah makanan bergizi untuk Alfred.Mobil Ivander melaju di jalan tol. Dia mengantar keluarga Alaia ke kediaman Keluarga Chandra. Anak-anak Satya dan Clara sudah pindah. Hanya tersisa Vloryne yang belum pindah.Alaia yang jarang pulang dipaksa tinggal di kediaman Keluarga Chandra. Alaia tidak menolak. Beberapa hari lagi, dia berencana pergi ke Kota Aruma untuk mengunjungi makam orang tua kandungnya.Mobil Ivander berhenti di tempat parkir kediaman Keluarga Chandra. Semua junior Keluarga Chandra berkumpul. Demi mempersiapkan resepsi pernikahan Vloryne besok, para pria berdiskusi dan para wanita sibuk di lantai 2.Sementara
Sore harinya, Vloryne hendak pulang kerja. Dia melihat mobil Devon di tempat parkir, tetapi Devon tidak berada di dalam mobil.Kebetulan seorang petinggi kampus lewat. Dia berkata kepada Vloryne, "Devon datang ke kampus. Di aula ada upacara penyumbangan, kamu boleh lihat acaranya. Nanti kalian baru pulang bersama. Makan hotpot waktu musim dingin sangat menyenangkan."Vloryne menanggapi, "Pak, kamu pandai menikmati hidup."Petinggi menunjukkan sayuran yang dibawanya dan menimpali, "Lihat, istriku terus desak aku dari tadi. Dia suruh aku pulang masak dan jaga cucu."Vloryne tersenyum dan memandangi petinggi yang berjalan pergi. Kemudian, dia berjalan ke aula sambil membawa termos. Banyak mahasiswa yang menyapa Vloryne.Salah satu mahasiswa berujar, "Bu Vloryne, Pak Devon ada di aula."Setiap orang yang lewat memberi tahu Vloryne hal yang sama. Devon menjadi terkenal di kampus setelah menyumbang 100 miliar.Vloryne yang menaiki tangga aula mendengar suara Devon dari kejauhan. Kala ini, De
Vloryne terdiam menatap Devon. Pria itu mengenakan mantel hitam. Ketika sosoknya yang tinggi berdiri di dalam ruang kerja, suasananya terasa tegang.Devon berjalan ke arah Vloryne, lalu memeluk gadis kecil yang sedang menangis sambil membelai rambutnya. Dia berkata dengan sangat lembut, "Katanya nggak menangis."Vloryne bersandar di pundak Devon sembari bergumam, "Kamu pasti sengaja.""Terharu nggak?" tanya Devon.Vloryne memukul Devon dua kali.Devon terkekeh-kekeh dan membiarkan Vloryne melampiaskan emosinya. Hatinya juga terasa sedih. Lima tahun ini, sebenarnya Devon takut dan cemas Vloryne akan jatuh cinta pada orang lain sebelum dirinya sukses. Jika itu terjadi, apa yang akan dia pakai untuk meminta Vloryne kembali?Cinta antara pria miskin dan putri keluarga kaya hanya ada di dalam novel. Kenyataannya begitu kejam. Vloryne tidak peduli, tetapi Devon tidak rela melihat Vloryne hidup menderita. Kini, Devon dan Vloryne berpelukan di dalam ruang kerja. Mereka akan segera menikah.Di
Rencana pernikahan Devon dan Vloryne berjalan dengan lancar tanpa ada hambatan.Vloryne terkadang merasa ini hanya ilusi. Semuanya berjalan terlalu lancar seakan-akan perpisahaan beberapa tahun ini tidak pernah terjadi. Vloryne dan Devon seperti selalu bersama.Setelah bertemu kembali, Devon bahkan tidak banyak bertanya tentang kehidupan Vloryne di luar negeri. Dia memperlakukan Vloryne seperti dulu.Vloryne sudah tidak semuda dan secantik dulu lagi, tetapi Devon memperlakukannya seperti gadis berusia 20 tahun. Vloryne diam-diam berpikir bahwa Devon pasti suka gadis berusia 18 tahun. Sayangnya, waktu telah berlalu dan tidak bisa kembali.Devon hanya tersenyum.Pada musim dingin, hari-hari terasa lebih singkat. Setelah pulang kerja, Vloryne datang ke vila Devon, tetapi Devon belum pulang. Dua pembantu yang dipekerjakan Devon sudah mulai menyiapkan makan malam.Ketika Vloryne turun dari mobil, dia menerima panggilan dari Devon. Vloryne bertanya dengan lembut, "Kamu pulang jam berapa?"De
Vloryne kembali menatap Devon dengan polos.Devon mengeluarkan dompet dari mantelnya sambil terkekeh-kekeh. Dia mengambil kartu bank platinum dan menaruhnya di telapak tangan Vloryne. "Ini kartu cadanganku, nggak ada batas pengeluaran," ucapnya.Vloryne berucap pelan, "Baik banget. Terima kasih, Pak Devon!"Devon menepuk-nepuk kepala gadis itu.Vloryne sontak memeluk leher kekasihnya dan berkata, "Terima kasih, Om Gadun."Devon membalas dengan menangkup wajah mungil Vloryne dan menciumnya dalam-dalam. Dahulu, dia adalah seorang dosen dan sekarang dirinya adalah pebisnis andal.Namun, tingkah Vloryne membuatnya tidak bisa menahan diri. Setelah mengakhiri ciumannya, Devon membisikkan kata-kata nakal di telinga gadis itu, membuatnya tertegun sekaligus malu.Devon menggigit ujung hidung Vloryne dan berucap, "Seleramu cukup mengagetkan."Vloryne tidak berani menggoda Devon lagi. Dia duduk lebih tegak dan meminta pria itu untuk mengemudi. Devon menatapnya sejenak, baru menghidupkan mesin.Se