Sementara itu, Clara tampak tenang. Jendela tidak tertutup rapat sehingga angin berembus masuk. Clara pun kedinginan. Dia mendengar suaminya berencana untuk mengirim penyumbang kornea matanya ke Jermeni karena Benira sakit. Benira membutuhkan donor jantung.Allen mengatakan kemungkinan besar Clara akan buta, tetapi Satya tetap teguh dengan pendiriannya. Satya benar-benar konyol. Sebelumnya dia malah mengatakan bahwa dirinya mencintai Clara, ingin memulai hidup baru dengan Clara, dan kelak hidup mereka akan bahagia.Ekspresi Clara tampak datar. Dia memang mengerti bahasa Francis. Ternyata, Satya tidak menyelidiki informasi tentang Clara dengan jelas. Pada saat berusia 18 tahun, Clara berlibur di Francis selama 1 tahun. Jadi, bahasa Francis yang umum tidak sulit bagi Clara.Clara berpikir jika dirinya tidak mengerti bahasa Francis, dia tidak akan pernah tahu bahwa Satya juga memiliki cinta sejati. Satya memang sangat mencintai Benira. Akan tetapi, Clara tidak mengungkapkan bahwa dia meng
Satya juga memeluk Joe sambil berbicara dengan lembut, "Setelah operasimu berhasil, kita akan pergi ke Luzano setiap tahun untuk main ski. Joe pasti sangat menyukainya. Nanti, kamu boleh tinggal di mana pun sesuka hatimu. Aku bisa mencari partner yang bisa dipercaya untuk mengurus perusahaan dan aku bisa bekerja dari jarak jauh."Satya melanjutkan, "Aku rasa Ingliss dan Nawagia lumayan bagus. Clara, mana tempat yang paling kamu sukai?"Satya bicara panjang lebar, tetapi Clara tetap bergeming. Clara bahkan diam-diam mencibir. Dia khawatir Satya terlalu lelah karena harus mengkhawatirkan kondisi kekasihnya dan merencanakan masa depan yang semu dengan Clara pada saat bersamaan. Apa Satya mampu mengurus semuanya?Satya tidak mendapatkan jawaban Clara. Tiba-tiba, ponsel di saku Satya berdering. Sebenarnya, Satya memikirkan Clara, tetapi akhirnya dia tetap menjawab panggilan telepon sambil berbaring di tempat tidur, "Halo? Aku Satya."Pihak rumah sakit Jermeni yang menelepon untuk menjelaska
Aida hanya mengomel, dia tidak mengharapkan Satya untuk menjawabnya.Siapa sangka, Satya menjelaskan kepada Clara saat mengangkat koper, "Salah satu cabang perusahaan di luar negeri bermasalah. Aku harus mengurusnya. Oh, iya. Profesor bilang pemulihan kesehatanmu setelah operasi sangat baik. Aku juga berusaha mencari kornea mata yang cocok untukmu. Clara, aku janji kamu pasti bisa melihat kembali dalam waktu 1 bulan."Clara yang berbaring di tempat tidur mendengar ucapan Satya yang terkesan tulus. Cabang perusahaan di luar negeri? Seharusnya Satya pergi ke Jermeni. Benar-benar ironis. Clara tidak peduli jika Satya tidak mencintainya. Namun, kenapa Satya terus membohonginya? Sekarang, Clara merasa akting Satya sangat buruk sehingga Clara tidak ingin berpura-pura lagi.Clara tersenyum sinis. Satya mencium pipi Clara, lalu berkata, "Sopir sudah menungguku di lantai bawah. Clara ... tunggu aku pulang."Malam itu, retina Clara lepas dan Clara merasakan sakit yang luar biasa. Setelah memerik
Di dalam kamar, Aida yang mendapat kabar merasa sangat gembira. Dia menggenggam tangan Clara sembari berkata, "Kenapa kebetulan sekali ada orang baik yang mau menyumbangkan kornea matanya? Nyonya, kamu pasti banyak berbuat baik di kehidupan sebelumnya. Kalau nggak, mana mungkin begitu kebetulan?"Mata Clara ditutupi dengan kain kasa. Clara meraba-raba untuk meraih tangan Aida dan berpesan, "Aku punya sedikit uang. Nanti kamu bantu aku berterima kasih kepada orang itu. Meskipun sebenarnya uang ini nggak seberapa dibandingkan kebaikan orang itu, mungkin saja dia membutuhkannya."Aida mengangguk dan menimpali, "Benar. Biar aku cari tahu dulu. Setelah Nyonya bisa melihat kembali, kita sama-sama jenguk orang itu. Dia pasti akan merasa terhibur."Setelah Aida selesai bicara, terdengar suara petir bergemuruh. Hujan deras turun dan angin kencang berembus. Operasi Clara sangat berhasil. Allen membalut mata Clara dengan kain kasa dan berucap seraya tersenyum, "Bu Clara, satu minggu lagi kain kas
Freya bergegas turun ke bawah sambil menggendong bayinya. Dia menangis dan terus memanggil, "Davin! Davin! Bukan kamu! Pasti bukan kamu!"Orang-orang di sekeliling memandang Freya. Mereka merasa wanita cantik ini seperti hampir gila. Bahkan, sepatu Freya terlepas dan bayinya terus menangis.Tampak mayat seorang pria tergeletak di tengah taman rumah sakit. Tubuhnya bersimbah darah. Pria itu kehilangan kornea matanya. Davin sudah meninggal."Davin," panggil Freya. Dia menyeruak dari kerumunan dan menghampiri mayat Davin. Freya menatap Davin. Dia langsung mengenalinya karena Davin suka memakai kemeja putih dan jas. Davin pernah mengatakan bahwa pria tidak perlu terlalu mementingkan penampilan. Jika ada uang lebih, lebih baik digunakan untuk membeli barang istri dan putrinya. Istri dan putri Davin harus berdandan dengan cantik."Davin!" teriak Freya sembari berlutut di depan Davin. Dia membelai wajah Davin dengan tangan gemetaran. Air mata Freya menetes di wajah Davin.Freya tersenyum geti
Freya membatin, 'Davin, kita akan bersama selamanya.'Suasana menjadi hening. Saat Aida sampai, dia mendengar suara orang-orang berkomentar. Aida merasakan firasat buruk. Dia menyeruak dari kerumunan, lalu melihat Davin dan Freya yang tergeletak di tanah dengan tubuh berlumuran darah. Aida langsung lemas dan berlutut di tanah.Aida mengamati Davin dan Freya seraya bergumam, "Ini Tuan Davin dan istrinya."Sementara itu, Alaia menggerakkan tangannya dan menangis dengan kencang. Aida menggendong Alaia, lalu berkata sambil menangis, "Aku tahu kalung giok ini. Dia anak Tuan Davin dan istrinya."Aida sangat sedih. Dia memeluk Alaia dan berucap dengan suara bergetar, "Anak baik, beri hormat kepada orang tuamu. Kelak kamu ... nggak akan bisa melihat mereka lagi."Orang-orang terus mengomentari kejadian ini."Kasihan sekali. Mereka bunuh diri demi cinta.""Yang penting ada orang yang mengadopsi anaknya."Clara juga datang ke tempat kejadian. Gracia yang memapahnya dengan hati-hati. Mata Clara d
Gracia mengangguk dan menyahut, "Bu Clara, tenang saja."Kemudian, Clara berpesan lagi, "Cari tempat yang bagus dan makamkan mereka sama-sama. Jangan lupa ukir nama mereka dengan jelas. Kelak, aku akan membawa anak Davin dan istrinya untuk mengunjungi makam mereka setiap tahun."Clara juga menghadiri prosesi pemakaman Davin dan Freya. Clara menggendong Alaia, sedangkan Aida dan Gracia memapah Clara.Clara berdiri di depan makam Davin dan Freya seraya berjanji, "Kalian tenang saja. Aku akan merawat anak kalian dengan baik dan membesarkannya."Di atas batu nisan, terdapat foto pernikahan Davin dan Freya. Mereka berdua tersenyum bahagia.....Akhirnya, Gracia berhasil menghubungi Satya. Saat ini, 3 hari sudah berlalu sejak Clara menjalani operasi mata. Gracia tidak mengerti sebenarnya Clara atau Benira lebih penting bagi Satya. Hari ini, Gracia menelepon Satya hanya untuk melaporkan semua kejadian selama 3 hari ini.Begitu panggilan terhubung, suara Satya yang terdengar lelah terdengar. "
Satya ingin mengatakan sesuatu, tetapi dokter dari Jermeni datang menghampirinya. Dia memegang setumpuk film sinar-X yang tebal. Dokter itu berkata, "Pak Satya, aku ingin membahas kondisi Bu Benira denganmu."Mendengar ini, Satya pun memberi tahu Gracia, "Nanti aku akan menelepon Clara." Kemudian, dia mematikan teleponnya.Di ujung telepon, Gracia tak bisa menahan diri lagi dan mulai memaki.....Kondisi Benira tidak terlalu baik. Dokter mengatakan bahwa dia tidak cocok untuk melakukan operasi pengangkatan rahim. Wanita itu tidak punya harapan untuk bertahan hidup.Dokter Jermeni itu berkata dengan menyesal, "Bu Benira paling-paling hanya bisa hidup selama 3 bulan lagi. Pak Satya, habiskanlah waktu bersamanya dengan baik."Setelah dokter itu pergi, Satya berdiri di dekat jendela. Satu tangannya memegang ponsel, sementara tangannya yang lain memegang cerutu. Namun, dia tidak menyalakannya.Benira memeluknya dari belakang. Dia menyukai aroma tubuh Satya. Meski pria itu tidak mau menyentu
Di dalam kamar presidential suite.Malam pernikahan Devon dan Vloryne penuh gairah dan cinta yang mendalam. Namun di luar sana, pesta pernikahan tetap berlangsung dengan meriah.Ada seorang tamu istimewa yang datang diam-diam. Dia berharap bisa pergi dengan cara yang sama tenangnya, tanpa menarik perhatian siapa pun.Orang itu takut kehadirannya mengganggu suasana hati seseorang, terutama jika orang itu melihat dirinya dan merasa tidak nyaman. Hanya saja tidak disangka, takdir mempertemukan mereka secara kebetulan di koridor hotel.Andre berdiri dengan tenang sambil menatap Ariel. Saat itu, Ariel sedang menemani Gemma ke toilet. Gadis kecil itu masih terlalu muda untuk pergi sendiri, jadi Ariel selalu memastikan dia tidak sendirian. Di sisi Ariel, ada seorang gadis kecil lainnya. Dia seharusnya adalah salah satu dari anak kembar yang Ariel lahirkan untuk Henley. Sementara itu, anak kembarnya yang satu lagi adalah anak laki-laki yang lebih tua dari gadis kecil ini.Anak kembar Ariel be
Keesokan paginya, cahaya pertama matahari menyinari bumi. Hari ini, Keluarga Chandra merayakan hari besar. Putri bungsu Satya dan istrinya akhirnya menikah.Vloryne bahkan menikah dengan cinta masa mudanya. Dia mengenakan pakaian pengantin tradisional, lengkap dengan mahkota foniks dan jubah merah yang indah. Vloryne terlihat memesona. Dia benar-benar wanita tercantik yang pernah dilihat Devon.Dari sisi Keluarga Cendana, Rafa dan Paula luar biasa sibuk. Meskipun bukan keluarga super kaya, Rafa adalah seorang kepala keluarga yang sangat dihormati.Baik di dalam maupun di luar rumah, Rafa mengurus semua tamu dengan sangat terhormat. Akhirnya, dia pun terlihat sangat akrab dengan Zakki.Hanya saja, Satya merasa sedikit terganggu dengan hal ini. Dia bahkan bertanya, "Zakki, kamu sendiri nggak punya besan?"Zakki tidak mempermasalahkannya. Bersama Annika, dia membantu mempersiapkan pernikahan. Pernikahan tradisional memang jauh lebih rumit daripada pernikahan bertema modern. Hanya saja ber
Malam harinya, Jose dan Selvy pulang ke rumah bersama Selena. Begitu sampai, Selena langsung pergi mengerjakan PR.Sementara itu, Selvy menuju kamar untuk melihat putra bungsunya yang sedang tidur. Seorang pengasuh sedang menjaga anak itu. Ketika mendengar langkah kaki masuk ke kamar, dia berbalik lalu bertanya dengan suara pelan, "Nyonya sudah pulang? Dia tidur terus, benar-benar anak yang baik."Selvy hanya tersenyum. Dia memberi isyarat kepada pengasuh agar turun dan beristirahat. Setelah pintu tertutup, dia menunduk untuk menatap putra bungsunya, Sean.Anak kecil itu sudah berusia 8 bulan. Wajahnya sepenuhnya mewarisi ciri khas Jose, bahkan hampir seperti dicetak dari cetakan yang sama. Bahkan, kadang-kadang Selena memandangi wajah adiknya sambil memuji, "Benar-benar mahakarya Tuhan!"Jose pernah menimpali, "Memangnya kamu tahu apa itu mahakarya Tuhan?""Ketampanan suami adalah kebanggaan istri!" balas Selena dengan bangga.Selvy sempat berbisik kepada Jose, "Dia tahu kata-kata itu
Di lantai 2, Vloryne sedang mencoba gaun pengantinnya. Sesuai keinginan Devon, resepsi pernikahan mereka bertema tradisional.Gaun Vloryne dirancang oleh master top di dalam negeri. Gaunnya sangat mewah dan mahkotanya dihiasi mutiara. Harga mahkota itu puluhan miliar.Vloryne tampak sangat cantik. Dia becermin dan menyentuh mahkotanya sambil bergumam, "Devon benar-benar rela menghabiskan uang demi memuaskan hobinya."Clara menepuk kepala Vloryne. Putrinya ini tidak pernah berpikir panjang sebelum bicara. Untung saja, dia menikah dengan pria yang baik.Clara memberikan harta sesan yang banyak untuk Vloryne, sama seperti waktu Alaia menikah. Namun, Vloryne juga menolak saham Grup Chandra seperti Alaia. Uang yang dihasilkan Devon sudah cukup untuk menghidupi mereka.Alaia merapikan gaun Vloryne. Dia merasa tidak rela. Bagaimanapun, Vloryne adalah putri bungsu Keluarga Chandra. Sekarang, Vloryne akan menikah.Vloryne memandang Alaia seraya menggerutu, "Kak, kapan kamu menetap di dalam nege
Xavier berujar, "Kita nggak bisa menahan rasa sakit."Alaia tidak bisa berkata-kata. Arnold sangat aktif, tetapi dia sangat sopan karena didikan Xavier. Begitu melihat Ivander, Arnold menyapa dengan sopan, "Paman Ivander."Ivander mengusap kepala Arnold. Dia merasa tubuh Arnold lebih berisi dari putranya. Mungkin karena Molly terlalu kurus. Nanti Ivander berencana menambah makanan bergizi untuk Alfred.Mobil Ivander melaju di jalan tol. Dia mengantar keluarga Alaia ke kediaman Keluarga Chandra. Anak-anak Satya dan Clara sudah pindah. Hanya tersisa Vloryne yang belum pindah.Alaia yang jarang pulang dipaksa tinggal di kediaman Keluarga Chandra. Alaia tidak menolak. Beberapa hari lagi, dia berencana pergi ke Kota Aruma untuk mengunjungi makam orang tua kandungnya.Mobil Ivander berhenti di tempat parkir kediaman Keluarga Chandra. Semua junior Keluarga Chandra berkumpul. Demi mempersiapkan resepsi pernikahan Vloryne besok, para pria berdiskusi dan para wanita sibuk di lantai 2.Sementara
Sore harinya, Vloryne hendak pulang kerja. Dia melihat mobil Devon di tempat parkir, tetapi Devon tidak berada di dalam mobil.Kebetulan seorang petinggi kampus lewat. Dia berkata kepada Vloryne, "Devon datang ke kampus. Di aula ada upacara penyumbangan, kamu boleh lihat acaranya. Nanti kalian baru pulang bersama. Makan hotpot waktu musim dingin sangat menyenangkan."Vloryne menanggapi, "Pak, kamu pandai menikmati hidup."Petinggi menunjukkan sayuran yang dibawanya dan menimpali, "Lihat, istriku terus desak aku dari tadi. Dia suruh aku pulang masak dan jaga cucu."Vloryne tersenyum dan memandangi petinggi yang berjalan pergi. Kemudian, dia berjalan ke aula sambil membawa termos. Banyak mahasiswa yang menyapa Vloryne.Salah satu mahasiswa berujar, "Bu Vloryne, Pak Devon ada di aula."Setiap orang yang lewat memberi tahu Vloryne hal yang sama. Devon menjadi terkenal di kampus setelah menyumbang 100 miliar.Vloryne yang menaiki tangga aula mendengar suara Devon dari kejauhan. Kala ini, De
Vloryne terdiam menatap Devon. Pria itu mengenakan mantel hitam. Ketika sosoknya yang tinggi berdiri di dalam ruang kerja, suasananya terasa tegang.Devon berjalan ke arah Vloryne, lalu memeluk gadis kecil yang sedang menangis sambil membelai rambutnya. Dia berkata dengan sangat lembut, "Katanya nggak menangis."Vloryne bersandar di pundak Devon sembari bergumam, "Kamu pasti sengaja.""Terharu nggak?" tanya Devon.Vloryne memukul Devon dua kali.Devon terkekeh-kekeh dan membiarkan Vloryne melampiaskan emosinya. Hatinya juga terasa sedih. Lima tahun ini, sebenarnya Devon takut dan cemas Vloryne akan jatuh cinta pada orang lain sebelum dirinya sukses. Jika itu terjadi, apa yang akan dia pakai untuk meminta Vloryne kembali?Cinta antara pria miskin dan putri keluarga kaya hanya ada di dalam novel. Kenyataannya begitu kejam. Vloryne tidak peduli, tetapi Devon tidak rela melihat Vloryne hidup menderita. Kini, Devon dan Vloryne berpelukan di dalam ruang kerja. Mereka akan segera menikah.Di
Rencana pernikahan Devon dan Vloryne berjalan dengan lancar tanpa ada hambatan.Vloryne terkadang merasa ini hanya ilusi. Semuanya berjalan terlalu lancar seakan-akan perpisahaan beberapa tahun ini tidak pernah terjadi. Vloryne dan Devon seperti selalu bersama.Setelah bertemu kembali, Devon bahkan tidak banyak bertanya tentang kehidupan Vloryne di luar negeri. Dia memperlakukan Vloryne seperti dulu.Vloryne sudah tidak semuda dan secantik dulu lagi, tetapi Devon memperlakukannya seperti gadis berusia 20 tahun. Vloryne diam-diam berpikir bahwa Devon pasti suka gadis berusia 18 tahun. Sayangnya, waktu telah berlalu dan tidak bisa kembali.Devon hanya tersenyum.Pada musim dingin, hari-hari terasa lebih singkat. Setelah pulang kerja, Vloryne datang ke vila Devon, tetapi Devon belum pulang. Dua pembantu yang dipekerjakan Devon sudah mulai menyiapkan makan malam.Ketika Vloryne turun dari mobil, dia menerima panggilan dari Devon. Vloryne bertanya dengan lembut, "Kamu pulang jam berapa?"De
Vloryne kembali menatap Devon dengan polos.Devon mengeluarkan dompet dari mantelnya sambil terkekeh-kekeh. Dia mengambil kartu bank platinum dan menaruhnya di telapak tangan Vloryne. "Ini kartu cadanganku, nggak ada batas pengeluaran," ucapnya.Vloryne berucap pelan, "Baik banget. Terima kasih, Pak Devon!"Devon menepuk-nepuk kepala gadis itu.Vloryne sontak memeluk leher kekasihnya dan berkata, "Terima kasih, Om Gadun."Devon membalas dengan menangkup wajah mungil Vloryne dan menciumnya dalam-dalam. Dahulu, dia adalah seorang dosen dan sekarang dirinya adalah pebisnis andal.Namun, tingkah Vloryne membuatnya tidak bisa menahan diri. Setelah mengakhiri ciumannya, Devon membisikkan kata-kata nakal di telinga gadis itu, membuatnya tertegun sekaligus malu.Devon menggigit ujung hidung Vloryne dan berucap, "Seleramu cukup mengagetkan."Vloryne tidak berani menggoda Devon lagi. Dia duduk lebih tegak dan meminta pria itu untuk mengemudi. Devon menatapnya sejenak, baru menghidupkan mesin.Se