Gambaran di layar menampilkan seorang wanita yang membuka pintu dan masuk ke kamar. Cahaya lampu di kamar yang terang benderang menunjukkan wajah wanita itu dengan jelas, yaitu Annika.Annika merinding. Zakki menjepit dagu Annika dan bertanya, "Apa kamu nggak berani melihatnya?"Kemudian, Zakki mencibir dan melanjutkan, "Bukannya kamu bersikeras bilang kamu membuka pintu kamar nomor 6201? Coba kamu perhatikan sampai akhir, kamar yang kamu masuki itu nomor 6201 atau 6202?"Di dalam video, Annika menghampiri tempat tidur. Zakki yang mabuk sedang berbaring di tempat tidur itu. Selain mabuk, Zakki juga merasakan sesuatu yang membuatnya ingin melampiaskan hasratnya pada wanita. Namun, selama ini Zakki selalu mengendalikan dirinya.Meskipun telah berkecimpung di dunia bisnis untuk waktu yang lama, Zakki tidak pernah tidur dengan wanita mana pun. Zakki menelan ludah. Tiba-tiba, wajah Zakki dibelai sehingga Zakki merasa sangat nyaman.Zakki membuka mata, wajah wanita itu memerah. Kemudian, wan
Annika merasa dipermalukan. Zakki membuat Annika merasa sekalipun dirinya berstatus istri Zakki, Annika hanya wanita yang dipermainkan Zakki. Dari dulu, Zakki sama sekali tidak pernah menghormati Annika. Bagi Zakki, Annika seperti wanita penghibur yang rendahan!Di dalam ruangan itu, terdengar suara Annika yang memohon ampun dan napas Zakki yang cepat. Zakki sudah lama tidak merasakan kesenangan seperti ini.Zakki memandang Annika, tetapi dia tidak bisa melihat wajah Annika dengan jelas. Zakki yang merasa tidak puas menarik rambut Annika dan mencium bibirnya. Annika dikendalikan sepenuhnya oleh Zakki.Annika memegang sebuah pisau, dia menemukannya saat memberontak tadi. Annika merasa putus asa. Dia tahu setelah keluar dari kamar ini, dia akan menjalani kehidupannya yang dulu. Annika akan tetap menjadi istri Zakki yang kelihatan bermartabat, tetapi sebenarnya hidup Annika sangat tersiksa.Mungkin Zakki akan mengurung Annika di rumah agar Annika menjadi wanita yang tidak berguna. Annika
Kamar pasien itu cukup ramai. Ada dua orang dokter yang sedang berbicara dengan Zakki."Dia kehilangan terlalu banyak darah.""Setelah menerima transfusi darah sebanyak 800 mililiter, nyawa Nyonya Ruslan sudah lolos dari bahaya. Sekarang tergantung kapan Nyonya Ruslan mau bangun. Ya, tekad hidup Nyonya Ruslan cukup lemah sekarang.""Paling lambat besok pagi. Kalau dia masih belum sadar subuh nanti, saya sarankan Anda melakukan pemeriksaan secara menyeluruh bagi Nyonya Ruslan."....Kedua dokter itu tinggal sejenak di ruang pasien sebelum beranjak pergi. Zakki menutup pintu setelah mengantar keduanya. Begitu berbalik, dia melihat Annika sudah sadar.Wajah mungil Annika menempel di sisi bantal berwarna putih dan rambut hitamnya tergerai bebas di sana. Gaun pasien terlihat longgar di tubuhnya yang lemas karena sakit. Meskipun demikian, kondisinya yang lemah justru membuatnya tampak kian cantik.Zakki memandangi Annika dalam diam selama beberapa saat sebelum menghampirinya. Dia duduk di si
Zakki kembali ke dalam ruangan dengan membawa bubur. Dia menaruh mangkuk bubur itu ke atas meja bundar kecil, lalu bersiap menggendong Annika ke depan meja dan membantunya makan."Berbeda," ujar Annika dengan pelan sambil bersandar ke kepala ranjang.Zakki tertegun sejenak. Beberapa saat kemudian, dia baru memahami maksud wanita itu.Sambil menatap Zakki, Annika berkata dengan suara yang lebih pelan dari sebelumnya, "Beda, Zakki! Dulu, aku mencintaimu, jadi biarpun aku nggak mau, aku tetap menahannya karena aku ingin menyenangkanmu."Di bawah pancaran lampu yang bersinar lembut, Zakki menatap wajah mulus Annika dan berujar pelan, "Gimana dengan sekarang? Kamu nggak mencintaiku lagi sekarang? Annika, aku nggak tahu sejak kapan kamu berhenti mencintaiku, tapi aku nggak peduli. Zaman sekarang, cinta itu nggak penting!"Zakki adalah seorang pebisnis. Cinta dan perasaan tidak ada di dalam kamusnya! Tidak ada orang yang memedulikan perasaan di dunia bisnis. Hal terpenting bagi seorang pria a
Penampilan Annika saat ini benar-benar menggoda iman. Zakki menghampiri sang istri dengan langkah tenang dan mengambil handuk gosok dari tangannya seraya berkata dengan nada kesal, "Kamu sudah bosan hidup, ya? Dokter bilang kamu setidaknya harus istirahat di tempat tidur selama dua hari."Annika berbalik dan menyahut dengan suara rendah, "Aku mau bersih-bersih!"Zakki segera memahami alasan Annika ingin mandi usai memikirkannya sejenak. Meskipun percintaan mereka di hotel tidak berakhir dengan klimaks, Zakki telah menyentuh Annika sekitar 10 menit. Dalam prosesnya, biarpun Annika bersikeras melawan, tubuhnya pasti tetap bereaksi.Zakki merasa, mungkin karena sudah terlalu lama tidak bercinta dan ditambah dengan kondisi emosi keduanya yang kacau, intensitas percintaan itu mencapai titik maksimal. Gagasan ini sedikit mengganggu pikiran dan tubuhnya.Zakki merengkuh pinggang Annika dari belakang dan menempelkan dagunya di bahu kurus itu. Dia berkata dengan suara serak yang seksi, "Ada aro
Saat Zakki selesai menangani masalah perusahaan, waktu sudah menunjukkan pukul 07.00. Usai merapikan diri sebentar, dia bersiap pulang.Dania memandangi wajah tampan atasannya dan merasa sedikit tidak adil. Saat Dania harus beberapa kali memperbaiki riasan wajahnya yang menjadi pucat setelah bergadang semalaman, Zakki yang juga terjaga sepanjang malam masih terlihat tampan.Saat ini, kebetulan masih ada beberapa eksekutif di ruang rapat. Demi memberi kesan bahwa dirinya dekat dengan Zakki, Dania sengaja menghampiri Zakki dan berkata dengan nada akrab, "Pak Zakki, Anda ingin sarapan dulu atau langsung pulang? Saya sudah memesan bolu kukus favorit Anda."Bolu kukus .... Zakki tidak menyukai makanan manis. Satu-satunya bolu kukus yang pernah dipujinya enak adalah buatan Annika, tetapi Dania tidak mengetahui hal itu. Dania mengira bolu kukus itu dibeli dari toko kue terkenal, jadi dia beberapa kali membelinya untuk Zakki. Selama ini, Zakki selalu menyerahkan bolu kukus yang dibelikan Dania
Zakki tahu, Annika tidak makan bukan karena tidak punya nafsu, tetapi karena dirinya. Annika menjadi depresi dan mogok bicara karena Zakki menolak bercerai.Tanpa menoleh pada perawat itu, Zakki berkata dengan datar, "Aku mengerti."Perawat itu tidak berani berkomentar lebih jauh dan segera angkat kaki. Sebenarnya, para staf medis di rumah sakit sering bergosip tentang suami istri Ruslan belakangan ini. Ada yang berkata bahwa Zakki berselingkuh sehingga mendorong Annika melakukan percobaan bunuh diri. Ada pula yang berkata bahwa Zakki terlalu mencintai Annika sehingga dia merasa terkekang dan depresi.Meskipun mereka senang menggosipkan ini, tidak ada yang berani membocorkan berita bahwa Annika mencoba bunuh diri ke luar.Zakki mengisap habis rokok di tangannya, baru masuk ke kamar. Annika telah beristirahat selama tiga hari. Selain bekas luka di pergelangan tangannya, kondisi Annika sudah membaik.Waktu Zakki membuka pintu, Annika sedang membaca buku sambil menyandar ke kepala ranjang
Zakki melajukan mobilnya kembali ke vila. Para pelayan tampak terkejut melihatnya pulang. Mereka tidak tahu bahwa Annika dirawat di rumah sakit. Pikir mereka, Zakki sedang melakukan perjalanan bisnis di luar kota.Seorang pelayan membukakan pintu mobil dan berkata, "Tuan, apa Anda pulang untuk makan? Koki tidak tahu kalau Anda akan pulang, jadi butuh sekitar satu jam untuk menyiapkan makanan."Dengan raut lelah, Zakki menyahut, "Buatkan saja beberapa hidangan simpel."Pelayan itu buru-buru mengiakan dan melaksanakan perintah. Zakki turun dari mobil dan melangkah ke ruang tamu vila. Para pelayan di sini sangat rajin. Meski sang majikan tidak pulang selama beberapa hari, rumah dan seisinya masih sangat bersih.Zakki yang kelelahan setelah sibuk seharian berencana untuk mandi di lantai atas. Namun, begitu dia membuka pintu kamar tidur utama, matanya langsung tertuju pada foto pernikahan besar yang tergantung di atas ranjang. Annika tersenyum manis di dalam foto itu.Waktu itu, mereka meni