Hati mereka bergejolak hebat. Meskipun sudah melakukan tindakan yang paling intens sebelumnya, momen ini malah terasa sangat mengharukan.Air mata yang mengalir dari sudut mata Annika mengandung seluruh cinta dan kebencian yang dirasakannya terhadap Zakki. Zakki pun tidak berhenti mengecup setetes demi setetes air matanya itu. Kemudian, dia bertanya dengan suara yang sangat serak, “Kamu masih membenciku, tapi juga mencintaiku, ‘kan?”Annika pun memalingkan wajahnya. Dia tidak ingin menjawab pertanyaan itu. Namun, Zakki tidak menyerah. Dia menatap Annika lekat-lekat agar bisa melihat reaksinya. Dia sangat ingin menemukan ekspresi kasih sayang Annika seperti dulu dan jejak Annika pernah mencintainya .... Namun, Annika tetap tidak memberikan reaksi apa-apa.Zakki pun berguling ke sisi Annika, lalu menaruh sebelah lengannya di atas tubuh Annika. Dia membenamkan wajahnya di leher Annika dan berkata dengan tulus, “Selama ini, aku tidak pernah menyentuh wanita lain. Bukan karena aku tidak be
Mereka memang mengatakan mereka hanya melakukan semua ini demi anak. Namun, mereka pada dasarnya pernah menjadi pasangan suami istri selama beberapa tahun. Pengalaman mereka dalam berhubungan intim juga berasal dari satu sama lain. Jadi, walaupun ada banyak kenangan buruk di antara mereka, malam-malam penuh gelora itu juga tidak mungkin terlupakan dengan begitu saja. Apalagi, hari ini mereka baru melakukannya lagi ....Zakki berdiri di sisi ranjang dan memandang Annika memakai baju dalam diam. Annika juga tidak bersembunyi. Bagaimanapun juga, Zakki sudah pernah melihat seluruh tubuhnya. Jadi, dia tidak perlu sok malu lagi.Saat hendak pergi, Annika melihat kerah baju Zakki agak miring. Jadi, dia pun merapikannya secara refleks. Sebelum sempat menarik kembali tangannya, Zakki pun mencengkeram tangannya dan bertanya dengan tatapan penuh arti, “Apa kamu juga merapikan bajunya seperti ini?”Siapa yang dimaksud Zakki? Sebelum Annika sempat menjawab, Zakki sudah melepaskan tangannya, lalu m
Di ruang pasien VIP di Rumah Sakit Ruslan.Ariel yang mengenakan baju pasien sudah tertidur dengan tenang di atas tempat tidur kecil berwarna merah muda. Wajahnya terlihat merah akibat demamnya tinggi. Jadi, dokter pun memberinya infus.Tidak lama kemudian, Cynthia juga tiba dan menyerahkan catatan medis Ariel kepada tim dokter Rumah Sakit Ruslan. Setelah berdiskusi sejenak, wakil direktur rumah sakit berkata, “Kami perlu melakukan biopsi ulang untuk mengetahui situasinya secara spesifik. Pak Zakki, bagaimana menurutmu?”Zakki pun menoleh ke arah Annika. Begitu mendengar ucapan itu, Annika menutup mulutnya agar tidak kehilangan kendali. Kemudian, dia langsung berjalan masuk ke kamar ....Tidak lama kemudian, Zakki juga mengikutinya. Saat ini, Annika sedang berdiri di depan jendela. Begitu mendengar langkah kaki Zakki, dia pun berseru dengan tidak terkendali, “Dia baru berumur 4 tahun .... Zakki, dia baru 4 tahun!”“Aku tahu!” jawab Zakki. Dia berjalan ke belakang Annika dan merangkul b
Zakki benar-benar merasa bersalah pada Ariel. Dia tersedak asap rokok dan mulai berlinang air mata. Dia tidak berani membayangkan apa yang akan terjadi pada Annika apabila terjadi sesuatu pada Ariel. Dia tidak lagi berharap Annika akan memaafkannya. Dia hanya berharap Annika dan Ariel baik-baik saja ....Saat fajar mulai menyingsing, Zakki pergi ke Kuil Lusem. Kuil kuno ini terletak jauh di dalam pegunungan, tetapi sangat bersih. Dia pada dasarnya tidak percaya pada hal-hal spiritual seperti ini, tetapi malah berlutut di hadapan sebuah patung selama 4 jam hanya demi mendapatkan sebuah jimat pelindung diri untuk Ariel.Dalam perjalanan turun gunung, Zakki bertemu seorang biksu. Biksu itu menunjuknya dan mengejek, “Tidak peduli seberapa banyak pun dupa yang kamu bakar, kamu tidak akan bisa menebus seluruh dosamu. Kamu hanya bisa menukar nyawa dengan nyawa!”Seusai berbicara, biksu itu pun berjalan pergi sambil bergumam, “Ada begitu banyak pria kejam di dunia ini. Mana mungkin mereka rela
Setelah mendengar ucapan Zakki, Dania merasa sangat sedih. Dia ingin menghibur Zakki, tetapi tidak tahu harus mengatakan apa ....Waktu tidak bisa memperbaiki semua hal. Ada luka seperti duri yang menancap di daging. Meskipun tidak terlihat dari luar, nyatanya dalamnya sudah membusuk. Zakki menyuruh Dania untuk keluar karena ingin menenangkan diri. Setelah hanya dirinya yang tersisa di dalam ruangan ini, dia pun mengeluarkan dan menyalakan sebatang rokok. Namun, dia segera mematikannya.Zakki tiba-tiba teringat kata-kata yang dilontarkan Annika sambil menangis dulu. Dia bilang, “Zakki, kamu sama sekali tidak tahu cara mencintai orang.”Kata-kata itu tidak salah. Dulu, Zakki memang tidak tahu cara mencintai orang. Di hatinya, kekuasaan adalah hal yang terpenting, sedangkan wanita dan anak termasuk kebutuhan sekunder. Namun, sekarang, dia sudah memahami apa itu cinta. Meskipun tahu ada orang lain di sisi Annika, dia tetap membuat surat wasiat untuk meninggalkan seluruh Grup Ruslan kepad
Annika tidak bisa menahan tangisnya. Zakki pun berjalan ke sisinya dan meraih pundaknya dengan dua tangan. Kemudian, dia memanggil dengan suara pelan, "Annika."Berhubung tidak ingin Zakki melihat tampangnya yang sedih, Annika segera memalingkan wajahnya. Meskipun begitu, Zakki tetap memaksa untuk memeluk Annika. Tidak lama kemudian, kemeja di sekitar dadanya pun dibasahi air mata Annika. Setelah berpisah selama beberapa tahun, pertahanan Annika akhirnya runtuh juga. Dia menangis sejadi-jadinya dalam pelukan pria yang pernah dia cintai dan juga sangat dibencinya saat ini. Dia juga tidak peduli lagi meskipun harus menunjukkan seluruh sisi lemahnya di hadapan Zakki. Sementara itu, Zakki memeluknya dengan erat dan murni hanya ingin memberinya dukungan. Saat ini, dia bahkan bersedia mengorbankan hidupnya untuk Annika. Zakki tidak berhenti memanggil nama Annika dan memintanya untuk tidak menangis lagi. Sebab, tangisan Annika membuat hati Zakki hancur.Ariel berlari mendekat sambil memain
Suasana mendadak menjadi sangat aneh. Annika menunduk sambil menatap Zakki, tetapi tidak menemukan hasrat seorang pria dalam tatapannya. Sebaliknya, raut wajah Zakki tampak datar dan bahkan bisa dianggap serius.Tidak lama kemudian, Annika pun menjawab dengan suara pelan, "Iya, masa suburku masih ada dua hari lagi."Mereka memang membutuhkan anak. Jadi, Annika juga tidak bersikap malu. Setelah berpikir sejenak, dia melanjutkan, "Kamu mandi saja dulu, nanti ...."Sebelum selesai berbicara, Annika sudah dibopong oleh Zakki ke ruang keluarga di luar. Lantaran takut terjatuh, Annika pun merangkul leher Zakki.Meskipun raut wajah Annika sangat datar, Zakki malah teringat pada malam pernikahan mereka. Waktu itu, dia juga menggendong Annika ke dalam kamar seperti ini. Bedanya, wajah Annika saat itu dipenuhi dengan ekspresi malu. Sayangnya, Zakki malah tidak memperlakukannya dengan baik pada malam itu.Baru berjalan beberapa langkah, perasaan Zakki seketika menjadi campur aduk. Mungkin karena
Zakki tidak menyahut. Dia mengencangkan pelukannya dan bahkan mencium bagian belakang telinga Annika. Kemudian, dia berbisik, "Aku tahu, aku hanya ingin memelukmu."Annika hanya membalas dengan senyuman tipis.Zakki tentu menyadari sikap dingin Annika. Jadi, dia menempelkan tubuhnya ke tubuh Annika yang lembut dan bergumam, "Annika, bagaimana kalau kita jadi suami istri sungguhan? Setidaknya selama satu tahun ini."Dulu, Zakki tidak pernah menyangka dirinya akan merendahkan dirinya seperti ini. Dia menatap Annika dengan tatapan yang membara, tetapi Annika tetap hanya tersenyum tipis dan menyetujuinya. Saat ini, Zakki menempelkan tubuhnya dengan tubuh Annika dan tidak berhenti menciumnya. Kemudian, dia melepaskan piama Annika dan hendak menyenangkannya.Tiba-tiba, Ariel yang berada di kamar tidur terbangun. Dia yang masih mengenakan piama mengucek matanya dan duduk sambil mengeluarkan suara yang menggemaskan, "Aku mau pipis!" Tubuh Zakki sontak menjadi kaku, tetapi dia tetap tidak mel