Tanpa terasa, waktu sudah menunjukkan hampir pukul 10 malam. Melisa terlebih dahulu meninggalkan tempat ini karena jemputannya telah tiba. Setelah itu, Annika yang berdiri di depan gerbang hotel mengeratkan selendangnya dan hendak masuk ke mobilnya sendiri.Tiba-tiba, sebuah mobil mewah berhenti di sisinya. Begitu pintu belakang mobil dibuka, seorang pria mengulurkan tangannya dan menarik Annika untuk masuk ke dalam mobil. Annika pun jatuh menimpa tubuh pria itu ....Saat merasakan tubuh pria yang familier itu, Annika langsung mengenali identitasnya dan berseru dengan suara agak gemetar, “Zakki!”Zakki tidak berbicara. Dia memeluk pinggang ramping Annika dan menekannya ke arah tubuhnya sendiri. Kemudian, dia memencet sebuah tombol dan sebuah partisi kaca berwarna hitam pekat langsung memisahkan ruang mobil bagian belakang dengan depan. Kaca itu juga memiliki fungsi kedap suara.Di dalam ruangan yang sempit ini, hanya terdengar suara napas mereka. Saat ini, tatapan Zakki terlihat agak m
Annika tidak memiliki pilihan lain. Dia memeluk Zakki dengan erat agar tidak jatuh. Tubuh Zakki terasa sangat panas sehingga hatinya berdegup kencang ....Zakki memegang belakang leher Annika dan memaksanya untuk menatap dirinya. Saat tatapan mereka bertemu, mata Zakki memancarkan kebutuhannya yang sangat kuat. Pada saat yang sama, ada juga jejak pengendalian diri yang tak kentara. Dia bertanya dengan suara rendah, “Apa tubuhmu sudah pulih?”Meskipun itu adalah pertanyaan, Zakki sebenarnya juga sedang mendeskripsikan keadaan Annika. Tubuh Annika setelah melahirkan telah berubah menjadi jauh lebih menggoda. Apa yang dirasakan tangannya tidak mungkin salah.“Jangan bicara lagi!” seru Annika dengan suara rendah.Zakki pun mencium Annika sambil menahan belakang lehernya sehingga ciuman mereka terasa sangat mendalam. Tubuh mereka juga menempel dengan erat hingga aroma tembakau dari tubuh Zakki seperti akan meresap ke tubuh Annika ....Tiba-tiba, Zakki menghentikan ciumannya. Dia masih memel
Zakki menatap mereka dalam diam dan tiba-tiba teringat tentang pengalaman pertamanya dengan Annika yang kurang sempurna. Namun, dia malah merasa sangat puas dan bahkan tidak bisa melupakannya. Oleh karena itu, dia juga akhirnya memutuskan untuk menikah dengan Annika.Zakki menoleh ke arah Annika dan melihat Annika ternyata juga sedang menatap pasangan itu. Dia tampak seperti sedang bernostalgia dan matanya juga agak sembap. Jadi, Zakki pun merangkul pundaknya.Saat melihat Zakki mengembalikan kunci kamar, resepsionis itu pun merasa agak bingung. Dia berpikir, ‘Mereka selesainya cepat banget!’Layar komputer menunjukkan bahwa Zakki dan Annika baru check-in kurang lebih setengah jam. Selain itu, mereka juga harus merapikan diri setelah berhubungan dan membutuhkan waktu untuk naik turun lift. Kenapa mereka selesai begitu cepat ....Namun, resepsionis itu hanya menyerahkan bonnya kepada Zakki dan berkata dengan sopan, “Hati-hati di jalan, Tuan Zakki!”Zakki bisa menebak pemikiran resepsio
Setelah masuk ke apartemen, Annika bersandar di pintu dengan agak terengah-engah dan melamun untuk beberapa saat. Kemudian, dia mengulurkan tangannya untuk menyentuh bibirnya. Sudut matanya terlihat sembap. Dia tidak dapat memaafkan Zakki, tetapi juga tidak dapat memaafkan dirinya sendiri.Saat bermesraan dengan Zakki di dalam mobil, Annika juga terangsang. Dia berusaha untuk menekannya, tetapi tidak bisa membohongi dirinya sendiri. Begitu merasakan sentuhan Zakki, libidonya juga meningkat. Jadi, dia merasa sangat malu ....Saat ini, suasana di dalam apartemen sangat tenang. Shinta telah tidur dan meninggalkan makanan untuknya. Namun, Annika tidak memiliki selera untuk makan. Dia berjalan masuk ke kamar dan membuka lampu baca, lalu duduk di sisi tempat tidur sambil menatap Ariel. Ariel sedang tidur dengan nyenyak. Setelah minum obat yang diberikan Cynthia selama beberapa hari, kondisinya sudah menjadi lebih baik dan dia tidak mimisan lagi. Namun, Annika masih tetap mengkhawatirkan pen
Sebelumnya, Zakki mengira Faisal memberikan kalung ini kepada Annika. Tak disangka, pasangan Faisal yang sebenarnya ternyata adalah Sania. Rasa gembira yang terpancar dari wajah Sania saat ini juga tidak dapat ditutupi.Jeremy meletakkan kembali kotak perhiasan itu dengan lembut, lalu menatap Sania. Di matanya, tidak ada rasa gembira karena bertemu kembali setelah berpisah sekian lama, yang ada hanyalah perasaan putus asa yang mendalam ....Sebenarnya, Jeremy pernah berpikir bahwa Sania pasti akan menikah suatu hari nanti. Namun, dia tidak menyangka orang yang akan menjadi pasangannya adalah pria seperti Faisal. Kelak, mereka pasti akan sering bertemu di acara pertemuan bisnis.Jeremy bertanya dengan lugas, “Kamu sudah bersamanya?”Meskipun Sania adalah wanita yang kuat, suaranya juga terdengar gemetar saat menjawab, “Iya, Faisal memperlakukanku dengan sangat baik.”Jeremy berkedip pelan. Bulu matanya sangat panjang dan indah, tetapi fitur wajahnya yang tampan selalu membuat orang meng
Setelah berhasil menidurkan Ariel, waktu telah menunjukkan hampir pukul 9 malam. Baru saja Annika hendak mandi, Sania malah tiba-tiba datang. Berhubung Sania terlihat sangat tidak bersemangat, Annika buru-buru menariknya masuk ke apartemen dan bertanya, “Kenapa kamu datang malam-malam begini?”Sania tidak menjawab. Setelah beberapa saat, dia baru menjawab dengan berlinang air mata, “Tadi, aku ketemu Jeremy!”Annika pun terkejut setelah mendengar ucapan Sania. Kemudian, dia membawa Sania ke ruang tamu, lalu memberikan Sania sebuah handuk yang telah dibasahi air hangat agar Sania bisa menyeka wajahnya.Sania mencengkeram lengan baju Annika sambil bergumam, “Annika, aku khawatir Faisal mengetahui masa laluku dan nggak bisa menerimanya.”Sebelumnya, Sania sudah berkata jujur pada Faisal mengenai dirinya yang pernah bersama pria lain dan menggugurkan anak. Namun, Faisal tidak mengetahui orang itu adalah Jeremy. Biasanya, Sania memang terlihat acuh tak acuh. Namun, Annika tahu jelas bahwa S
Ucapan Zakki itu membuat hubungan mereka terasa menjadi lebih dekat. Seberapa mendalam pun perasaan cinta dan benci di antara mereka, seberapa asing pun mereka terhadap satu sama lain, mereka tetap memiliki Ariel. Demi Ariel, mereka masih harus melakukan hal itu .......Setengah jam kemudian, mobil Rolls Rayce Zakki melaju memasuki Vila Kusnadi.Begitu turun dari mobil, Annika pun berlinang air mata. Vila Kusnadi masih terlihat sama seperti dulu, tetapi orang yang tinggal di dalamnya telah berganti semuanya ....Ariel bersandar di dalam pelukan Zakki dan berbisik “Papa, kenapa Mama menangis?”“Mama masih marah sama Papa,” jawab Zakki dengan suara yang agak serak.Ariel masih tidak mengerti masalah di antara orang dewasa. Dia hanya menatap ibunya dalam diam dan merasa ibunya sepertinya sangat sedih ....Di sisi lain, Annika dengan cepat menenangkan dirinya. Semua pembantu di Vila Kusnadi adalah orang-orang yang dipekerjakan Zakki. Mereka tahu bahwa hari ini Annika dan Ariel akan datan
Begitu melihat Zakki, Dian buru-buru menghampirinya dan berkata, “Zakki, biarkanlah aku menemui Ariel. Aku ini nenek kandungnya! Lagi pula, hari ini adalah Festival Cinta dan aku sudah sengaja membuatkan roti yang enak untuknya.”Kemudian, Dian buru-buru menyuruh pembantu untuk pergi mengambil roti buatannya itu. Namun, Zakki malah menghentikannya dan berkata dengan acuh tak acuh, “Tidak usah! Aku tidak akan membiarkanmu menemuinya. Oh iya ... Annika dan Ariel itu keluargaku yang tidak punya hubungan apa-apa denganmu!”Begitu mendengar ucapan Zakki, Dian pun tertegun. Pembantu yang sedang memayunginya mencoba menyadarkannya dari lamunannya dengan berseru, “Nyonya!”Dian mendorongnya, lalu membiarkan air hujan membasahi wajah dan tubuhnya. Berhubung hujannya sangat deras, dia hampir tidak bisa membuka matanya. Namun, dia tetap melangkah maju, lalu mencengkeram kerah baju Zakki sambil berteriak histeris, “Apa katamu? Aku ini nenek kandungnya dan benar-benar tulus menyayanginya!”Zakki m