Molly langsung menyangkal, "Aku dan Pak Ivander hanya sebatas kenalan."Gendhis menghela napas dan berucap, "Biarpun hanya kenalan, itu sudah sangat hebat."Tadi, Gendhis melihat sikap Ivander dengan sangat jelas. Molly sudah pasti adalah wanitanya Presdir Perusahaan Teknologi Mudeco.Ivander juga sepertinya sangat posesif. Dia bahkan menunjukkan kecemburuannya meski tidak secara terang-terangan.Pulang nanti, Gendhis harus memperingatkan Brandon untuk berhati-hati saat pria itu bekerja sama dengan Molly nanti. Jika sampai muncul skandal, masa depan Brandon akan terhambat.Tiba-tiba, ponsel Molly berdering. Begitu diperiksa, ternyata itu adalah pesan WhatsApp dari Ivander.[ Nanti temui aku di hotel. ]Molly membaca pesan itu dengan tenang. Dari kata-kata dalam pesan singkat itu, status di antara mereka tercermin dengan jelas.Meski begitu, Molly tidak marah. Dia hanya menyanggupi dengan patuh.Di sisi lain, Ivander sedang duduk bersandar di kursinya. Tubuhnya bergoyang pelan. Ketika p
Molly tertegun. Untuk beberapa lama, dia hanya mematung dan diam. Dia tidak tahu mengapa Ivander marah. Mungkin pria itu ingin dia berpakaian lebih seksi.Molly segera menaruh perlatan makan yang dipegangnya dan berkata dengan hati-hati, "Aku ganti dulu.""Pergilah," perintah Ivander dengan nada suram.Molly segera masuk ke ruang ganti. Ivander mereservasi kamar ini selama tiga bulan. Molly sering datang melayaninya, jadi dia juga meninggalkan beberapa pakaian ganti di sini.Saat ini, Ivander sedang marah. Molly buru-buru melepas gaun bermotif bunga yang dikenakannya dan mengenakan gaun tanpa lengan berwarna hitam.Saat Molly sedang berganti pakaian, tubuhnya tiba-tiba membeku. Kemudian, napasnya mulai terasa berat. Dia sangat ingin merokok untuk menghilangkan kegelisahannya. Dia butuh rokok!Molly mengambil sebatang rokok dari tasnya dengan tangan gemetar. Sambil bersandar di pintu lemari, dia menyalakan rokok itu dan mengisapnya dalam-dalam.Setelah nikotin masuk ke paru-parunya, emo
Molly berharap mendapatkan ketulusan, tetapi Ivander hanya bisa memberikan ketulusannya satu kali. Pria itu telah mengatakan dengan sangat jelas bahwa hubungan mereka saat ini hanyalah berdasarkan saling suka. Apabila Molly tidak bisa menerima hal itu, dia boleh saja pergi.Sayangnya, Molly tidak tega untuk pergi. Peluang berbicara seperti ini jarang sekali terjadi. Dia tidak ingin menyia-nyiakannya.Molly menoleh dan menatap Ivander dengan serius, lalu bertanya, "Kalau begitu, apa kamu menginginkan sesuatu yang lain?"Di tengah malam yang gelap, sebuah mobil Land Rovar hitam melaju di jalan. Mobil itu meninggalkan lampu-lampu jalan di belakangnya satu per satu.Dalam kesunyian perjalanan itu, suara Ivander akhirnya terdengar tenang tetapi tegas. "Sudah kubilang, di antara kita cuma ada tidur bareng. Nggak akan ada yang lain.""Aku tahu," jawab Molly pelan. Suaranya kecil hampir seperti bisikan. Setelah itu, Molly memalingkan wajahnya ke luar jendela. Dia menatap pemandangan malam di l
Ivander menunjukkan sikap yang sangat ramah dan hangat terhadap Mia. Mia pun menggenggam tangan Ivander, lalu meraba perlahan dari lengan hingga ke wajahnya.Anehnya, Ivander dengan sabar membiarkan Mia melakukan itu. Di sisi lain, Wulan yang melihatnya hanya bisa terpana. Dia berpikir bahwa pria ini benar-benar luar biasa.Badannya tinggi tegap, kakinya panjang, wajahnya tampan dengan fitur yang sempurna, ditambah pakaiannya yang terlihat mahal dan elegan. Molly benar-benar beruntung bisa mengenal seseorang seperti ini.Sementara itu, Mia yang telah selesai meraba wajah Ivander tidak henti-hentinya memuji, "Sama seperti yang Molly bilang, kamu ganteng banget. Wajahmu benar-benar enak dipandang."Wajah Mia yang penuh keriput terlihat berseri-seri dengan mata yang menyipit bahagia. Meski penglihatannya telah lama hilang, senyum itu seperti menyimpan kehangatan dari galaksi yang berkilauan. Dengan penuh antusias, dia mengundang Ivander untuk naik ke rumah.Namun, Molly buru-buru menyela
Dalam kesunyian malam, Ivander bertanya pada dirinya sendiri apakah dia bisa memaafkan Molly? Bisakah dia memaafkan wanita itu, lalu kembali bersamanya dan menjalani hidup saling mencintai seumur hidup? Jawabannya adalah tidak.Meski Ivander tahu Molly menyukainya, perasaan itu tetap seperti permen yang ditemukan di tengah racun. Bahkan jika dia masih memiliki perasaan terhadap Molly, dia tahu perasaan semacam itu akan memudar seiring waktu.Saat Ivander menikah dengan wanita lain dan memiliki keluarga, dia akan mengalihkan perhatian dan energinya pada istri dan anak-anaknya. Perlahan-lahan, obsesinya pada Molly akan hilang. Hanya saja, hatinya mulai sedikit goyah. Dia tidak lagi sedingin dan sekaku sebelumnya.....Seminggu kemudian, Molly sedang syuting iklan untuk Perusahaan Teknologi Mudeco. Brandon ternyata jauh lebih profesional dan ramah daripada yang dibayangkannya.Mungkin karena mendengar pesan dari manajer, Brandon menjaga jarak yang cukup saat syuting bersamanya. Meski begi
Ivander menoleh ke arahnya, lalu menatap dengan mata hitamnya yang dalam. Setelah beberapa saat, dia baru bertanya dengan suara serak, "Gimana denganmu? Kenapa kamu merokok?"Molly menjawab dengan suara pelan, "Aku juga nggak akan merokok lagi."Namun, Ivander tidak benar-benar memercayainya atau mungkin dia tidak peduli. Hanya Molly yang benar-benar peduli dengan pertemuan kembali mereka.Setelah mengucapkan itu, Ivander menginjak pedal gas. Molly mengira dia akan membawanya ke hotel lagi.Di luar dugaannya, Ivander malah membawanya ke sebuah penthouse di dekat kantor. Tempat itu sangat luas dan berukuran kira-kira 200 meter persegi. Dekorasinya sangat mewah.Di depan pintu, Molly berdiri ragu-ragu dan tidak segera masuk. Setelah mengganti sepatunya, Ivander tidak melihatnya di belakang.Ivander berbalik dan menatapnya dengan tenang, lalu memberi tahu, "Mulai sekarang, kita bakal bertemu di sini. Bubur buatanmu enak. Aku sudah minta pembantu untuk belikan bahan-bahannya. Kalau sudah s
Dalam situasi seperti itu, mana mungkin Molly bisa mengatakannya dengan jujur? Dia bahkan tidak berani menatap mata Ivander.Molly hanya menyandarkan wajah kecilnya ke lekukan bahunya, lalu membalas pelan, "Kamu pasti tahu maksudku."Ivander menoleh dan ingin menciumnya. Molly sempat menghindar beberapa kali, tetapi akhirnya tak bisa mengelak. Pria itu berhasil mendapatkan apa yang diinginkannya.Seorang pria yang berada di usia penuh gairah memang benar-benar menakutkan. Namun, Molly tidak pernah sepenuhnya lepas kendali.Di satu sisi, Molly merasa kasihan padanya. Di sisi lain, dia juga takut sesuatu yang buruk akan terjadi. Sepanjang proses itu, alisnya tetap berkerut dan wajahnya menunjukkan ketakutan yang jelas.Ivander memandangnya dari atas dengan tatapan yang sulit dijelaskan. Malam itu, sikapnya lebih lembut dan perhatian dibandingkan sebelumnya sejak mereka bertemu kembali.Usai bermesraan, kedua orang itu berpelukan erat dalam keheningan. Tubuh mereka penuh dengan keringat.
Wajah Molly memucat. Wanita itu mengambil bunga dari tangan Molly, lalu menciumnya dan berkata kepada Ivander dengan ekspresi gembira, "Ini bunga kesukaanku. Ivander, bagaimana kamu bisa tahu?"Wanita itu terlihat dekat dengan Ivander, sepertinya mereka sudah kenal cukup lama. Molly merasa sangat malu sehingga tidak berani berlama-lama di tempat itu lagi. Hatinya terasa sakit. Molly berucap, "Bunganya sudah kuantar, aku pergi dulu."Wanita itu berterima kasih pada Molly. Dia tersenyum manis. Molly juga buru-buru pergi.Setelah masuk ke lift, air mata Molly mengalir. Dia tahu kelak wanita tersebut akan menjadi nyonya di rumah itu. Molly tidak berani masuk ke rumah itu lagi. Dia tidak ingin merusak kebahagiaan mereka.Lift terus bergerak turun. Saat sampai di lantai 1, pintu lift terbuka. Molly yang hendak keluar dihalangi seorang pria. Baju pria itu sangat familier. Molly mendongak, lalu tertegun ketika melihat Ivander.Bukannya Ivander menemani pacarnya? Kenapa dia turun ke lantai bawa
Di dalam kamar presidential suite.Malam pernikahan Devon dan Vloryne penuh gairah dan cinta yang mendalam. Namun di luar sana, pesta pernikahan tetap berlangsung dengan meriah.Ada seorang tamu istimewa yang datang diam-diam. Dia berharap bisa pergi dengan cara yang sama tenangnya, tanpa menarik perhatian siapa pun.Orang itu takut kehadirannya mengganggu suasana hati seseorang, terutama jika orang itu melihat dirinya dan merasa tidak nyaman. Hanya saja tidak disangka, takdir mempertemukan mereka secara kebetulan di koridor hotel.Andre berdiri dengan tenang sambil menatap Ariel. Saat itu, Ariel sedang menemani Gemma ke toilet. Gadis kecil itu masih terlalu muda untuk pergi sendiri, jadi Ariel selalu memastikan dia tidak sendirian. Di sisi Ariel, ada seorang gadis kecil lainnya. Dia seharusnya adalah salah satu dari anak kembar yang Ariel lahirkan untuk Henley. Sementara itu, anak kembarnya yang satu lagi adalah anak laki-laki yang lebih tua dari gadis kecil ini.Anak kembar Ariel be
Keesokan paginya, cahaya pertama matahari menyinari bumi. Hari ini, Keluarga Chandra merayakan hari besar. Putri bungsu Satya dan istrinya akhirnya menikah.Vloryne bahkan menikah dengan cinta masa mudanya. Dia mengenakan pakaian pengantin tradisional, lengkap dengan mahkota foniks dan jubah merah yang indah. Vloryne terlihat memesona. Dia benar-benar wanita tercantik yang pernah dilihat Devon.Dari sisi Keluarga Cendana, Rafa dan Paula luar biasa sibuk. Meskipun bukan keluarga super kaya, Rafa adalah seorang kepala keluarga yang sangat dihormati.Baik di dalam maupun di luar rumah, Rafa mengurus semua tamu dengan sangat terhormat. Akhirnya, dia pun terlihat sangat akrab dengan Zakki.Hanya saja, Satya merasa sedikit terganggu dengan hal ini. Dia bahkan bertanya, "Zakki, kamu sendiri nggak punya besan?"Zakki tidak mempermasalahkannya. Bersama Annika, dia membantu mempersiapkan pernikahan. Pernikahan tradisional memang jauh lebih rumit daripada pernikahan bertema modern. Hanya saja ber
Malam harinya, Jose dan Selvy pulang ke rumah bersama Selena. Begitu sampai, Selena langsung pergi mengerjakan PR.Sementara itu, Selvy menuju kamar untuk melihat putra bungsunya yang sedang tidur. Seorang pengasuh sedang menjaga anak itu. Ketika mendengar langkah kaki masuk ke kamar, dia berbalik lalu bertanya dengan suara pelan, "Nyonya sudah pulang? Dia tidur terus, benar-benar anak yang baik."Selvy hanya tersenyum. Dia memberi isyarat kepada pengasuh agar turun dan beristirahat. Setelah pintu tertutup, dia menunduk untuk menatap putra bungsunya, Sean.Anak kecil itu sudah berusia 8 bulan. Wajahnya sepenuhnya mewarisi ciri khas Jose, bahkan hampir seperti dicetak dari cetakan yang sama. Bahkan, kadang-kadang Selena memandangi wajah adiknya sambil memuji, "Benar-benar mahakarya Tuhan!"Jose pernah menimpali, "Memangnya kamu tahu apa itu mahakarya Tuhan?""Ketampanan suami adalah kebanggaan istri!" balas Selena dengan bangga.Selvy sempat berbisik kepada Jose, "Dia tahu kata-kata itu
Di lantai 2, Vloryne sedang mencoba gaun pengantinnya. Sesuai keinginan Devon, resepsi pernikahan mereka bertema tradisional.Gaun Vloryne dirancang oleh master top di dalam negeri. Gaunnya sangat mewah dan mahkotanya dihiasi mutiara. Harga mahkota itu puluhan miliar.Vloryne tampak sangat cantik. Dia becermin dan menyentuh mahkotanya sambil bergumam, "Devon benar-benar rela menghabiskan uang demi memuaskan hobinya."Clara menepuk kepala Vloryne. Putrinya ini tidak pernah berpikir panjang sebelum bicara. Untung saja, dia menikah dengan pria yang baik.Clara memberikan harta sesan yang banyak untuk Vloryne, sama seperti waktu Alaia menikah. Namun, Vloryne juga menolak saham Grup Chandra seperti Alaia. Uang yang dihasilkan Devon sudah cukup untuk menghidupi mereka.Alaia merapikan gaun Vloryne. Dia merasa tidak rela. Bagaimanapun, Vloryne adalah putri bungsu Keluarga Chandra. Sekarang, Vloryne akan menikah.Vloryne memandang Alaia seraya menggerutu, "Kak, kapan kamu menetap di dalam nege
Xavier berujar, "Kita nggak bisa menahan rasa sakit."Alaia tidak bisa berkata-kata. Arnold sangat aktif, tetapi dia sangat sopan karena didikan Xavier. Begitu melihat Ivander, Arnold menyapa dengan sopan, "Paman Ivander."Ivander mengusap kepala Arnold. Dia merasa tubuh Arnold lebih berisi dari putranya. Mungkin karena Molly terlalu kurus. Nanti Ivander berencana menambah makanan bergizi untuk Alfred.Mobil Ivander melaju di jalan tol. Dia mengantar keluarga Alaia ke kediaman Keluarga Chandra. Anak-anak Satya dan Clara sudah pindah. Hanya tersisa Vloryne yang belum pindah.Alaia yang jarang pulang dipaksa tinggal di kediaman Keluarga Chandra. Alaia tidak menolak. Beberapa hari lagi, dia berencana pergi ke Kota Aruma untuk mengunjungi makam orang tua kandungnya.Mobil Ivander berhenti di tempat parkir kediaman Keluarga Chandra. Semua junior Keluarga Chandra berkumpul. Demi mempersiapkan resepsi pernikahan Vloryne besok, para pria berdiskusi dan para wanita sibuk di lantai 2.Sementara
Sore harinya, Vloryne hendak pulang kerja. Dia melihat mobil Devon di tempat parkir, tetapi Devon tidak berada di dalam mobil.Kebetulan seorang petinggi kampus lewat. Dia berkata kepada Vloryne, "Devon datang ke kampus. Di aula ada upacara penyumbangan, kamu boleh lihat acaranya. Nanti kalian baru pulang bersama. Makan hotpot waktu musim dingin sangat menyenangkan."Vloryne menanggapi, "Pak, kamu pandai menikmati hidup."Petinggi menunjukkan sayuran yang dibawanya dan menimpali, "Lihat, istriku terus desak aku dari tadi. Dia suruh aku pulang masak dan jaga cucu."Vloryne tersenyum dan memandangi petinggi yang berjalan pergi. Kemudian, dia berjalan ke aula sambil membawa termos. Banyak mahasiswa yang menyapa Vloryne.Salah satu mahasiswa berujar, "Bu Vloryne, Pak Devon ada di aula."Setiap orang yang lewat memberi tahu Vloryne hal yang sama. Devon menjadi terkenal di kampus setelah menyumbang 100 miliar.Vloryne yang menaiki tangga aula mendengar suara Devon dari kejauhan. Kala ini, De
Vloryne terdiam menatap Devon. Pria itu mengenakan mantel hitam. Ketika sosoknya yang tinggi berdiri di dalam ruang kerja, suasananya terasa tegang.Devon berjalan ke arah Vloryne, lalu memeluk gadis kecil yang sedang menangis sambil membelai rambutnya. Dia berkata dengan sangat lembut, "Katanya nggak menangis."Vloryne bersandar di pundak Devon sembari bergumam, "Kamu pasti sengaja.""Terharu nggak?" tanya Devon.Vloryne memukul Devon dua kali.Devon terkekeh-kekeh dan membiarkan Vloryne melampiaskan emosinya. Hatinya juga terasa sedih. Lima tahun ini, sebenarnya Devon takut dan cemas Vloryne akan jatuh cinta pada orang lain sebelum dirinya sukses. Jika itu terjadi, apa yang akan dia pakai untuk meminta Vloryne kembali?Cinta antara pria miskin dan putri keluarga kaya hanya ada di dalam novel. Kenyataannya begitu kejam. Vloryne tidak peduli, tetapi Devon tidak rela melihat Vloryne hidup menderita. Kini, Devon dan Vloryne berpelukan di dalam ruang kerja. Mereka akan segera menikah.Di
Rencana pernikahan Devon dan Vloryne berjalan dengan lancar tanpa ada hambatan.Vloryne terkadang merasa ini hanya ilusi. Semuanya berjalan terlalu lancar seakan-akan perpisahaan beberapa tahun ini tidak pernah terjadi. Vloryne dan Devon seperti selalu bersama.Setelah bertemu kembali, Devon bahkan tidak banyak bertanya tentang kehidupan Vloryne di luar negeri. Dia memperlakukan Vloryne seperti dulu.Vloryne sudah tidak semuda dan secantik dulu lagi, tetapi Devon memperlakukannya seperti gadis berusia 20 tahun. Vloryne diam-diam berpikir bahwa Devon pasti suka gadis berusia 18 tahun. Sayangnya, waktu telah berlalu dan tidak bisa kembali.Devon hanya tersenyum.Pada musim dingin, hari-hari terasa lebih singkat. Setelah pulang kerja, Vloryne datang ke vila Devon, tetapi Devon belum pulang. Dua pembantu yang dipekerjakan Devon sudah mulai menyiapkan makan malam.Ketika Vloryne turun dari mobil, dia menerima panggilan dari Devon. Vloryne bertanya dengan lembut, "Kamu pulang jam berapa?"De
Vloryne kembali menatap Devon dengan polos.Devon mengeluarkan dompet dari mantelnya sambil terkekeh-kekeh. Dia mengambil kartu bank platinum dan menaruhnya di telapak tangan Vloryne. "Ini kartu cadanganku, nggak ada batas pengeluaran," ucapnya.Vloryne berucap pelan, "Baik banget. Terima kasih, Pak Devon!"Devon menepuk-nepuk kepala gadis itu.Vloryne sontak memeluk leher kekasihnya dan berkata, "Terima kasih, Om Gadun."Devon membalas dengan menangkup wajah mungil Vloryne dan menciumnya dalam-dalam. Dahulu, dia adalah seorang dosen dan sekarang dirinya adalah pebisnis andal.Namun, tingkah Vloryne membuatnya tidak bisa menahan diri. Setelah mengakhiri ciumannya, Devon membisikkan kata-kata nakal di telinga gadis itu, membuatnya tertegun sekaligus malu.Devon menggigit ujung hidung Vloryne dan berucap, "Seleramu cukup mengagetkan."Vloryne tidak berani menggoda Devon lagi. Dia duduk lebih tegak dan meminta pria itu untuk mengemudi. Devon menatapnya sejenak, baru menghidupkan mesin.Se