Share

Bab 1417

Penulis: Bulu Tertiup Angin
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-03 18:00:01
Molly bangun pagi-pagi sekali. Ivander sudah tidak ada di sana, tetapi masih ada kehangatan di bantalnya. Sepertinya dia baru saja pergi.

Molly mengusap kehangatan yang tertinggal di bantal itu. Wajahnya yang mungil tampak sangat rindu. Dia merindukan setiap waktu yang dia habiskan bersama Ivander.

Meskipun Ivander membencinya, mempermainkannya, dan akan berpisah darinya setelah tiga bulan, Molly merasa memiliki kenangan ini sudah cukup baginya.

Sinar matahari pagi menembus tirai putih dengan lembut dan hangat. Di ujung kasur putih yang besar ada mantel kasmir pria milik Ivander yang tertinggal.

Molly mengambil mantel itu sebelum meninggalkan hotel. Dia berpikir sejenak, lalu memutuskan untuk membawakannya ke perusahaan Ivander setelah pukul 9 pagi.

Molly kembali ke rumahnya. Dia berjalan dengan perlahan-lahan. Wulan sudah terbiasa melihat ini, jadi dia hanya mengingatkan, "Jangan sampai nenekmu tahu kamu bermalam di luar."

Wajah Molly seketika terasa panas. Setelah mandi, dia menggant
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Tuan CEO, Aku ingin Bercerai   Bab 1418

    Usai berkata begitu, Ivander langsung meninggalkan Molly dan berjalan ke lift. Wanita cantik berseragam tadi masih menunggunya di dalam sana.Setelah Ivander masuk, wanita cantik itu tersenyum tipis dan mengobrol dengannya. Sorot mata Ivander juga melembut, sama sekali berbeda dengan tatapan dinginnya pada Molly.Banyak orang berlalu-lalang di lobi. Molly berdiri mematung. Beberapa pasang mata yang memandangnya penasaran terasa seperti pisau yang menusuknya.Setelah beberapa saat, Molly tersenyum pahit. Ya, bukankah itu sudah sewajarnya?Sejak awal, Ivander sudah menjelaskan bahwa hubungan mereka hanyalah transaksi. Molly-lah yang melewati batas dan memendam ekspektasi. Alhasil, dia berakhir mempermalukan dirinya sendiri. Namun, dia tetap merasa sangat terluka.Molly masuk ke dalam mobil, di mana Harlina sudah menunggunya. Saat wanita itu hendak mengucapkan sesuatu, Molly membuka tasnya dan mengambil sekotak rokok. Dia sangat butuh asupan nikotin saat ini.Sejak hubungannya dengan Ivan

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-03
  • Tuan CEO, Aku ingin Bercerai   Bab 1419

    Ivander memikirkan sesuatu, tetapi ekspresinya tidak berubah. Beberapa detik kemudian, dia bahkan membuang muka.Harlina menyapa dengan sopan, "Pak Ivander."Ivander mengangguk. Hanya saja, dia terkesan sedikit angkuh, seolah-olah ingin menunjukkan statusnya.Setelah orang-orang di dalam lift keluar dan hanya menyisakan Harlina dan Molly di sana, Harlina langsung menggerutu, "Sombong banget! Apa dia memang selalu seperti ini?"Molly memakai kacamata hitam, jadi Harlina tidak bisa melihat matanya yang memerah. Saat mendengar Harlina menggerutu, dia berucap pelan, "Nggak, sebelumnya dia nggak seperti ini."Harlina menatap Molly, lalu akhirnya berucap dengan nada serius, "Aku tahu kamu sangat menyukainya. Kalian pernah saling mencintai, tapi kamu lihat gimana dia memperlakukanmu sekarang, 'kan? Aku hanya nggak mau kamu menderita. Kalau memang berat, lepaskan saja dia.""Aku mengerti," sahut Molly dengan pelan.Harlina tahu bahwa Molly hanya mengiakan sekadarnya. Dia juga bisa memahaminya.

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-04
  • Tuan CEO, Aku ingin Bercerai   Bab 1420

    Molly langsung menyangkal, "Aku dan Pak Ivander hanya sebatas kenalan."Gendhis menghela napas dan berucap, "Biarpun hanya kenalan, itu sudah sangat hebat."Tadi, Gendhis melihat sikap Ivander dengan sangat jelas. Molly sudah pasti adalah wanitanya Presdir Perusahaan Teknologi Mudeco.Ivander juga sepertinya sangat posesif. Dia bahkan menunjukkan kecemburuannya meski tidak secara terang-terangan.Pulang nanti, Gendhis harus memperingatkan Brandon untuk berhati-hati saat pria itu bekerja sama dengan Molly nanti. Jika sampai muncul skandal, masa depan Brandon akan terhambat.Tiba-tiba, ponsel Molly berdering. Begitu diperiksa, ternyata itu adalah pesan WhatsApp dari Ivander.[ Nanti temui aku di hotel. ]Molly membaca pesan itu dengan tenang. Dari kata-kata dalam pesan singkat itu, status di antara mereka tercermin dengan jelas.Meski begitu, Molly tidak marah. Dia hanya menyanggupi dengan patuh.Di sisi lain, Ivander sedang duduk bersandar di kursinya. Tubuhnya bergoyang pelan. Ketika p

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-04
  • Tuan CEO, Aku ingin Bercerai   Bab 1421

    Molly tertegun. Untuk beberapa lama, dia hanya mematung dan diam. Dia tidak tahu mengapa Ivander marah. Mungkin pria itu ingin dia berpakaian lebih seksi.Molly segera menaruh perlatan makan yang dipegangnya dan berkata dengan hati-hati, "Aku ganti dulu.""Pergilah," perintah Ivander dengan nada suram.Molly segera masuk ke ruang ganti. Ivander mereservasi kamar ini selama tiga bulan. Molly sering datang melayaninya, jadi dia juga meninggalkan beberapa pakaian ganti di sini.Saat ini, Ivander sedang marah. Molly buru-buru melepas gaun bermotif bunga yang dikenakannya dan mengenakan gaun tanpa lengan berwarna hitam.Saat Molly sedang berganti pakaian, tubuhnya tiba-tiba membeku. Kemudian, napasnya mulai terasa berat. Dia sangat ingin merokok untuk menghilangkan kegelisahannya. Dia butuh rokok!Molly mengambil sebatang rokok dari tasnya dengan tangan gemetar. Sambil bersandar di pintu lemari, dia menyalakan rokok itu dan mengisapnya dalam-dalam.Setelah nikotin masuk ke paru-parunya, emo

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-05
  • Tuan CEO, Aku ingin Bercerai   Bab 1422

    Molly berharap mendapatkan ketulusan, tetapi Ivander hanya bisa memberikan ketulusannya satu kali. Pria itu telah mengatakan dengan sangat jelas bahwa hubungan mereka saat ini hanyalah berdasarkan saling suka. Apabila Molly tidak bisa menerima hal itu, dia boleh saja pergi.Sayangnya, Molly tidak tega untuk pergi. Peluang berbicara seperti ini jarang sekali terjadi. Dia tidak ingin menyia-nyiakannya.Molly menoleh dan menatap Ivander dengan serius, lalu bertanya, "Kalau begitu, apa kamu menginginkan sesuatu yang lain?"Di tengah malam yang gelap, sebuah mobil Land Rovar hitam melaju di jalan. Mobil itu meninggalkan lampu-lampu jalan di belakangnya satu per satu.Dalam kesunyian perjalanan itu, suara Ivander akhirnya terdengar tenang tetapi tegas. "Sudah kubilang, di antara kita cuma ada tidur bareng. Nggak akan ada yang lain.""Aku tahu," jawab Molly pelan. Suaranya kecil hampir seperti bisikan. Setelah itu, Molly memalingkan wajahnya ke luar jendela. Dia menatap pemandangan malam di l

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-05
  • Tuan CEO, Aku ingin Bercerai   Bab 1423

    Ivander menunjukkan sikap yang sangat ramah dan hangat terhadap Mia. Mia  pun menggenggam tangan Ivander, lalu meraba perlahan dari lengan hingga ke wajahnya.Anehnya, Ivander dengan sabar membiarkan Mia melakukan itu. Di sisi lain, Wulan yang melihatnya hanya bisa terpana. Dia berpikir bahwa pria ini benar-benar luar biasa.Badannya tinggi tegap, kakinya panjang, wajahnya tampan dengan fitur yang sempurna, ditambah pakaiannya yang terlihat mahal dan elegan. Molly benar-benar beruntung bisa mengenal seseorang seperti ini.Sementara itu, Mia yang telah selesai meraba wajah Ivander tidak henti-hentinya memuji, "Sama seperti yang Molly bilang, kamu ganteng banget. Wajahmu benar-benar enak dipandang."Wajah Mia yang penuh keriput terlihat berseri-seri dengan mata yang menyipit bahagia. Meski penglihatannya telah lama hilang, senyum itu seperti menyimpan kehangatan dari galaksi yang berkilauan. Dengan penuh antusias, dia mengundang Ivander untuk naik ke rumah.Namun, Molly buru-buru menyela

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-06
  • Tuan CEO, Aku ingin Bercerai   Bab 1424

    Dalam kesunyian malam, Ivander bertanya pada dirinya sendiri apakah dia bisa memaafkan Molly? Bisakah dia memaafkan wanita itu, lalu kembali bersamanya dan menjalani hidup saling mencintai seumur hidup? Jawabannya adalah tidak.Meski Ivander tahu Molly menyukainya, perasaan itu tetap seperti permen yang ditemukan di tengah racun. Bahkan jika dia masih memiliki perasaan terhadap Molly, dia tahu perasaan semacam itu akan memudar seiring waktu.Saat Ivander menikah dengan wanita lain dan memiliki keluarga, dia akan mengalihkan perhatian dan energinya pada istri dan anak-anaknya. Perlahan-lahan, obsesinya pada Molly akan hilang. Hanya saja, hatinya mulai sedikit goyah. Dia tidak lagi sedingin dan sekaku sebelumnya.....Seminggu kemudian, Molly sedang syuting iklan untuk Perusahaan Teknologi Mudeco. Brandon ternyata jauh lebih profesional dan ramah daripada yang dibayangkannya.Mungkin karena mendengar pesan dari manajer, Brandon menjaga jarak yang cukup saat syuting bersamanya. Meski begi

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-06
  • Tuan CEO, Aku ingin Bercerai   Bab 1425

    Ivander menoleh ke arahnya, lalu menatap dengan mata hitamnya yang dalam. Setelah beberapa saat, dia baru bertanya dengan suara serak, "Gimana denganmu? Kenapa kamu merokok?"Molly menjawab dengan suara pelan, "Aku juga nggak akan merokok lagi."Namun, Ivander tidak benar-benar memercayainya atau mungkin dia tidak peduli. Hanya Molly yang benar-benar peduli dengan pertemuan kembali mereka.Setelah mengucapkan itu, Ivander menginjak pedal gas. Molly mengira dia akan membawanya ke hotel lagi.Di luar dugaannya, Ivander malah membawanya ke sebuah penthouse di dekat kantor. Tempat itu sangat luas dan berukuran kira-kira 200 meter persegi. Dekorasinya sangat mewah.Di depan pintu, Molly berdiri ragu-ragu dan tidak segera masuk. Setelah mengganti sepatunya, Ivander tidak melihatnya di belakang.Ivander berbalik dan menatapnya dengan tenang, lalu memberi tahu, "Mulai sekarang, kita bakal bertemu di sini. Bubur buatanmu enak. Aku sudah minta pembantu untuk belikan bahan-bahannya. Kalau sudah s

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-07

Bab terbaru

  • Tuan CEO, Aku ingin Bercerai   Bab 1434

    Di dalam lift, Ivander menatap angka-angka merah yang berubah di layar. Suaranya datar saat bertanya, "Kamu sering ikut acara begini? Sering menuangkan minuman untuk pria? Sering menyajikan makanan? Sering juga membersihkan celana mereka? Apa Brandon nggak peduli?"Setahu Ivander, Brandon juga memiliki perusahaan yang cukup menghasilkan selain sebagai aktor. Bukankah Molly adalah pacar Brandon? Mana mungkin dia membiarkan Molly keluar seperti ini, tampil di depan umum tanpa rasa malu, dan mengorbankan harga dirinya demi uang?Ivander benar-benar memandang rendah Molly. Namun, masa lalu mereka nyata. Kenyataan bahwa dia tidak bisa melupakannya juga nyata. Cinta pertama memang memiliki kekuatan yang luar biasa.Setengah menit kemudian, lift berhenti di lantai paling atas. Ketika keluar, mereka tiba di sebuah hotel internasional yang mewah.Ivander langsung menggunakan kartu untuk membuka pintu sebuah suite. Berdiri di depan pintu, dia menatap Molly sambil berujar, "Masuklah! Tenang saja,

  • Tuan CEO, Aku ingin Bercerai   Bab 1433

    Molly tertegun sejenak. Sutradara terlihat tidak senang dan hendak menegurnya, tetapi Ivander sudah selesai menggantungkan mantelnya. Saat dia berbalik, tatapannya yang diarahkan kepada Molly begitu dalam.Sutradara yang sangat peka, langsung menyadari bahwa Ivander menaruh perhatian khusus pada Molly. Dia pun berpikir, kalau mereka benar-benar punya hubungan, bukankah itu akan menguntungkan?Segera, sutradara mengatur agar Molly duduk di sebelah Ivander. Bahkan, dia secara khusus meminta Molly untuk menyajikan makanan untuk Ivander dan menemaninya minum agar pria itu merasa senang.Namun, Molly mengatakan dengan suara kecil bahwa dia tidak bisa melakukannya. Mendengar itu, sutradara sontak kesal dan menegur dengan nada ketus, "Gimana kalian melakukannya dulu, lakukan saja seperti itu sekarang. Apa susahnya?"Wajah Molly menjadi sedikit pucat. Hal yang paling tidak ingin dia lakukan adalah memanfaatkan hubungan dengan Ivander demi keuntungan. Namun dalam situasi seperti ini, dia tidak

  • Tuan CEO, Aku ingin Bercerai   Bab 1432

    Molly melihat Ivander. Air matanya mengalir saat mobil pria itu melewati mereka.Namun, Ivander tidak lagi memandangnya. Dia hanya melihat Molly berada di pelukan Brandon. Semuanya sudah berakhir.Ivander merasa akhir seperti ini cukup baik. Molly sudah menemukan kebahagiaannya. Terlepas apakah dirinya akan menikah atau tidak, Ivander juga tidak perlu tersiksa lagi setiap malam. Dia tidak akan merindukan wanita itu lagi. Tidak perlu terjerat dalam cinta dan benci  yang menyiksanya lagi.Brandon juga melihat Ivander. Dia bertanya pada Molly, "Apa kamu mau menjelaskan padanya? Sekarang belum terlambat."Brandon bukan orang suci. Dia mencintai Molly, tetapi cintanya juga bercampur rasa iba. Meski Molly tidak bersamanya, dia tetap berharap wanita itu bisa hidup bahagia.Molly berbeda dengannya. Meski wanita itu adalah seorang bintang, ada kalanya Brandon merasa dia seperti hewan kecil yang tidak diinginkan siapa pun. Dia ingin membawanya pulang dan menyayanginya.Brandon pikir, berhubung I

  • Tuan CEO, Aku ingin Bercerai   Bab 1431

    Angin malam bertiup, membuat dedaunan di atas pohon berdesir halus. Seolah-olah sedang menceritakan kisah dari seribu tahun lalu.Mobil hitam Brandon berhenti. Molly tidak segera turun. Dia menoleh ke arah pria itu dan menyerahkan sebuah kotak yang sangat mahal padanya sembari berbisik pelan, "Maaf."Kotak itu diberikan oleh Carla. Di dalamnya ada gelang giok putih yang merupakan warisan turun-temurun dari keluarga Brandon. Molly tahu gelang itu sangat berharga. Jadi, dia tidak berani menerimanya.Di dalam mobil yang temaram, mata hitam Brandon menyorot lebih gelap dari malam. Satu tangannya membelai kemudi dengan lembut, seolah-olah sedang menyentuh hati kekasihnya.Brandon menatap wajah Molly yang polos dan rapuh, lalu berucap pelan, "Ini bukan keputusan mendadak, aku sudah lama merencanakannya."Brandon berbalik dan memandang ke kaca depan mobil. Dia melanjutkan dengan suara rendah, "Industri hiburan nggak bisa dibilang besar, tapi juga nggak kecil. Biarpun kita belum pernah satu pr

  • Tuan CEO, Aku ingin Bercerai   Bab 1430

    Ketika suasana hati Ivander sedang tidak baik, Vloryne menyodorkan sepiring kecil kue kepada Ivander dan bertutur, "Kak Ivander, makan kue biar lebih tenang. Lagian, ke depannya kamu akan sering merasakan suasana hati seperti ini.""Menurutku, Brandon lumayan. Aku pernah menonton dramanya. Orang aslinya lebih tampan daripada di layar," sambung Vloryne.Ivander mana mungkin bisa mendengar ucapan ini? Ekspresinya muram.Vloryne bertopang dagu sambil menatap Ivander. Katanya, "Sudahlah. Kalau benaran nggak rela, kejar saja."Ivander menuangkan anggur, lalu menyesapnya dan merasakan sensasi pedas di ujung lidahnya. Setelah itu, dia membalas dengan datar, "Siapa yang nggak rela? Aku dan dia nggak akan ada masa depan."Vloryne merasa Ivander sedang berpura-pura. Orang yang berpura-pura ditakdirkan menangis sendirian saat malam hari, seperti seseorang. Vloryne seketika melamun.....Di sisi lain, Molly dan Carla meninggalkan restoran satu jam kemudian. Ketika pergi, Molly berpikir sejenak, te

  • Tuan CEO, Aku ingin Bercerai   Bab 1429

    Suasana di restoran terasa canggung.Molly sebenarnya bisa menyangkal bahwa hubungannya dengan Brandon belum sejauh itu, melainkan sebatas teman. Carla khusus datang jauh-jauh kemari. Jika menyangkal, Molly akan melukai perasaan Carla. Dia juga akan kehilangan pertemanan dengan Brandon.Yang dimiliki Molly tidak banyak. Apalagi, Ivander sudah punya pacar. Tidak ada gunanya juga jika Molly menyangkal. Di dalam hati Molly, dia sudah menyerah pada Ivander.Cahaya lampu yang terang membuat wajah mungil Molly tampak pucat. Dia berbisik, "Benar. Aku sudah punya pacar. Namanya Brandon. Pak Ivander seharusnya juga mengenalnya."Ivander memandang Brandon dan Carla dengan tatapan dingin. Dengan statusnya yang tinggi, Ivander tentu tidak perlu berbicara dengan segan pada mereka. Terlebih lagi, Brandon adalah pacar Molly sekarang.Ivander mengangguk pelan sambil bertanya, "Kalian jatuh cinta saat syuting iklan?"Wajah Molly bertambah pucat. Ketika syuting iklan dengan Brandon, Molly jelas-jelas be

  • Tuan CEO, Aku ingin Bercerai   Bab 1428

    Seharusnya Brandon datang untuk liburan. Dia memakai kacamata hitam. Sosoknya tampak menonjol. Brandon dan Molly kebetulan duduk di kereta bagian depan.Molly membawa sekantong telur yang diberikan orang tua murid. Dia tidak berpakaian mewah. Hari ini, Molly hanya memakai sweter dan sepatu putih. Rambut Molly yang panjangnya sebahu tergerai, dia tampak sangat polos.Brandon mengamati Molly sejenak, lalu bertanya, "Kamu pergi ke gunung untuk bantu murid miskin?"Molly mengangguk. Dia jarang berhubungan dekat dengan orang-orang dari dunia hiburan. Molly juga tidak ingin berhubungan dengan Brandon.Jadi, Molly bersandar di kursi dan memejamkan matanya. Tidak disangka, Brandon lebih ramah dari biasanya. Dia melihat rambut Molly dan bertanya, "Kamu berencana mundur dari dunia hiburan?"Molly tidak menyangkal. Masih ada setengah tahun lagi sebelum kontraknya berakhir. Setelah itu, Molly memang ingin mundur dari dunia hiburan.Molly berencana pindah ke kota kecil, lalu membeli rumah dan seeko

  • Tuan CEO, Aku ingin Bercerai   Bab 1427

    Wajah Molly memucat. Wanita itu mengambil bunga dari tangan Molly, lalu menciumnya dan berkata kepada Ivander dengan ekspresi gembira, "Ini bunga kesukaanku. Ivander, bagaimana kamu bisa tahu?"Wanita itu terlihat dekat dengan Ivander, sepertinya mereka sudah kenal cukup lama. Molly merasa sangat malu sehingga tidak berani berlama-lama di tempat itu lagi. Hatinya terasa sakit. Molly berucap, "Bunganya sudah kuantar, aku pergi dulu."Wanita itu berterima kasih pada Molly. Dia tersenyum manis. Molly juga buru-buru pergi.Setelah masuk ke lift, air mata Molly mengalir. Dia tahu kelak wanita tersebut akan menjadi nyonya di rumah itu. Molly tidak berani masuk ke rumah itu lagi. Dia tidak ingin merusak kebahagiaan mereka.Lift terus bergerak turun. Saat sampai di lantai 1, pintu lift terbuka. Molly yang hendak keluar dihalangi seorang pria. Baju pria itu sangat familier. Molly mendongak, lalu tertegun ketika melihat Ivander.Bukannya Ivander menemani pacarnya? Kenapa dia turun ke lantai bawa

  • Tuan CEO, Aku ingin Bercerai   Bab 1426

    Dalam situasi seperti itu, mana mungkin Molly bisa mengatakannya dengan jujur? Dia bahkan tidak berani menatap mata Ivander.Molly hanya menyandarkan wajah kecilnya ke lekukan bahunya, lalu membalas pelan, "Kamu pasti tahu maksudku."Ivander menoleh dan ingin menciumnya. Molly sempat menghindar beberapa kali, tetapi akhirnya tak bisa mengelak. Pria itu berhasil mendapatkan apa yang diinginkannya.Seorang pria yang berada di usia penuh gairah memang benar-benar menakutkan. Namun, Molly tidak pernah sepenuhnya lepas kendali.Di satu sisi, Molly merasa kasihan padanya. Di sisi lain, dia juga takut sesuatu yang buruk akan terjadi. Sepanjang proses itu, alisnya tetap berkerut dan wajahnya menunjukkan ketakutan yang jelas.Ivander memandangnya dari atas dengan tatapan yang sulit dijelaskan. Malam itu, sikapnya lebih lembut dan perhatian dibandingkan sebelumnya sejak mereka bertemu kembali.Usai bermesraan, kedua orang itu berpelukan erat dalam keheningan. Tubuh mereka penuh dengan keringat.

DMCA.com Protection Status