Xavier benar-benar serius .... Alaia terdiam cukup lama. Pada akhirnya, dia mendongak sambil memanggil, "Xavier.""Panggil aku Vier," timpal Xavier.Namun, Alaia tetap memanggil, "Xavier."....Xavier tersenyum. Dia menarik Alaia sambil berucap, "Ayo ke kamar, aku punya hadiah untukmu. Kamu pasti akan menyukainya."Alaia mengikutinya dari belakang. Wanita itu bertanya pelan, "Apa itu?"Setelah masuk, Xavier menutup pintu kamar tidur utama. Di luar, Anna yang menyadari situasinya pun segera pergi.Xavier mengeluarkan sebuah kotak hitam dari tas kerjanya, lalu menyerahkannya pada Alaia.Alaia membuka kotak itu dengan penasaran .... Kotak panjang itu terbagi menjadi lima bagian. Masing-masing berisi bebek kecil yang terbuat dari lilin lebah, semuanya terlihat sangat hidup dan lucu.Alaia sangat menyukainya. Dia menyentuh bebek-bebek kecil itu dengan lembut, lalu bertanya pada Xavier, "Kenapa tiba-tiba memberiku ini? Kamu kelihatannya bukan orang yang kekanak-kanakan."Melihat Alaia begitu
"Xavier," panggil Alaia.Wajah mungil Alaia terbenam di bantal. Dia berkata lagi dengan suara serak yang menggoda, "Terlalu cepat. Xavier, ini terlalu cepat!"Bukannya berhenti, Xavier terus melanjutkan aksinya. Alaia refleks meremas seprai dengan erat.Kepala Alaia bergerak gelisah di bantal. Dia mengeluarkan suara erangan rendah ... seperti hendak menerima Xavier, tetapi juga seperti ingin mendorongnya pergi.Xavier menautkan jari-jari mereka, lalu kembali mencium Alaia. Sambil mengecup bibir merahnya yang lembut, dia berkata, "Aku suka padamu. Aku sudah bertahun-tahun menyukaimu. Aku sudah menyukaimu sejak pertama melihatmu di Universitas Camrige.""Bagiku ini nggak terlalu cepat. Kamu nggak tahu berapa kali aku tergoda untuk langsung menidurimu waktu kamu muncul tanpa pertahanan di depanku. Aku bahkan nggak peduli apa kamu masih memikirkan orang lain.""Alaia, ini sedikit pun nggak terlalu cepat. Aku sudah menyukaimu selama delapan tahun," tambah Xavier.Alaia termangu menatap Xavi
Alaia terbangun pada pukul 2 subuh. Kamar hotel dalam keadaan temaram, hanya ada cahaya laptop di sofa.Pria yang bercumbu berkali-kali dengan Alaia tadi sedang duduk menghadap laptop, kemungkinan sedang melihat indeks saham. Cahaya laptop yang menyinari wajah Xavier mempertegas garis rahangnya, membuat ekspresinya terkesan lebih serius.Xavier yang bercinta dengan Alaia dan Xavier yang sekarang seperti orang berbeda. Tadi dia begitu sabar dan lembut, sekaligus juga liar.Sewaktu gairahnya memuncak, Xavier juga bisa sedikit kasar dan mendominasi. Meski dia beberapa kali membisikkan kata cinta, Alaia bisa merasakan Xavier masih menahan diri. Bagaimanapun, ini pertama kalinya mereka bercinta.Alaia menatap Xavier cukup lama. Mereka sudah menjadi suami istri yang sesungguhnya. Hubungan mereka juga harmonis. Meski sedikit malu, dia terus menatapnya."Apa aku membangunkanmu?" tanya Xavier sambil mendongak. Dia menutup laptopnya, lalu menghampiri ranjang.Alaia mengira Xavier ingin tidur, ja
Malam itu berjalan indah. Esoknya, Alaia bangun cukup siang. Setelah membuka mata, dia melihat seikat mawar merah muda segar dan selembar kartu indah di samping bantal. Ada pula seuntai gelang berlian tipis di atasnya.Alaia langsung mengenali gelang itu sebagai "Bimasakti", karya eksklusif seorang desainer perhiasan ternama. Model gelang itu hanya ada satu di dunia.Alaia segera memakai gelang itu dengan perasaan gembira. Dia lalu mengambil buket mawar dan menghirup aromanya. Kemudian, dia baru membaca pesan di kartu yang ditulis Xavier.[ Baju yang dibelikan Anna ada di samping ranjang. Aku akan pulang menemanimu malam ini. ]Alaia membaca dua baris kalimat di kartu itu berulang kali. Hatinya girang, tetapi dia malah mendengus dan bergumam kecil, "Siapa yang ingin dia temani?"Alaia mandi dan menggosok gigi, lalu mengganti pakaian. Kemudian, dia menyantap sarapan lengkap yang disiapkan restoran.Selesai makan, Alaia pulang ke apartemen kecilnya untuk melukis. Ketika Xavier senggang,
"Joe, nggak ada yang sanggup menunggumu selamanya di Kota Aruma." Kata-kata ini terus bergema di kepala Joe dan akan selalu dia ingat selama sisa hidupnya.Biarpun Joe memiliki rumah tangga yang sempurna, di dalam malam dia akan selalu merindukan kejayaan masa mudanya dan perasaan murni itu.....Di ruang rapat Grup Chandra.Ketika menyadari Joe yang melamun untuk kedua kalinya, Tasya berbisik mengingatkan, "Pak Joe, bagaimana pendapat Bapak tentang proposal Pak Xavier?"Joe kembali memfokuskan perhatiannya ke rapat. Dia melihat ke depan, menatap Xavier yang juga sedang menatapnya. Meski Xavier berpakaian rapi, Joe bisa membayangkan percintaan panas pria itu semalam dengan Alaia.Perpisahan sementara akan membuat hubungan terasa lebih spesial. Joe mendengus pelan.Kini, Joe 100% yakin bahwa Xavier sengaja membuat Alaia kembali ke Kota Brata. Tujuannya tentu saja agar Alaia mengakhiri hubungannya dengan Joe, lalu mereka bisa bersama dengan tenang.Suasana terasa tegang saat kedua rival
Joe merasakan sesuatu yang amis di mulutnya. Kemudian, seteguk darah menyembur keluar dari mulutnya dan mengenai kaca transparan jendela.Tasya yang baru masuk kebetulan melihat hal ini. Dia bergegas menghampiri Joe dan bertanya, "Pak Joe kenapa?"Joe memegangi perutnya dan tetes-tetes keringat mulai muncul di dahinya. Dia mengibaskan tangannya dan berucap, "Aku nggak apa-apa."Tasya sudah lama bekerja bagi Joe. Hatinya sedikit perih saat melihat Joe bekerja hingga ambruk begini.Tasya berkata dengan nada tercekat, "Mana mungkin nggak apa-apa. Waktu itu Dokter Ariel sudah berpesan agar Bapak nggak terlalu gila kerja. Bapak bekerja begitu keras, tapi akhirnya ...."Meski Tasya tidak melanjutkan kata-katanya, Joe tahu apa yang hendak dia katakan. Segiat apa pun dia bekerja, dia tetap kehilangan Alaia. Lantas mengapa dia masih bekerja begitu keras?Tasya membantu Joe turun ke lantai bawah dan masuk ke mobil. Dia lalu meminta sopir pergi ke Rumah Sakit Ruslan. Joe duduk di kursi belakang,
Joe menelepon Tasya di depan pintu. Tasya terdengar ragu-ragu saat bicara. Joe menebak Tasya pasti pergi mencari Alaia.Joe turun ke lantai bawah dan masuk ke mobilnya. Dia menyuruh sopir untuk pergi ke apartemen Alaia. Joe tahu Alaia selalu melukis pada siang hari. Jadi, Alaia pasti pulang ke apartemennya.....Di ruang pemeriksaan, Ariel menyuruh suster untuk membereskan barang. Kemudian, Ariel keluar sambil memasukkan kedua tangan ke dalam saku jasnya.Ariel berjalan ke gedung rawat inap. Beberapa hari yang lalu, dia mengobati seorang anak yang mengidap penyakit parah. Jadi, dia ingin menjenguk anak itu selagi senggang.Gedung rawat inap anak-anak dipenuhi dengan orang tua yang terlihat cemas dan anak-anak yang ketakutan. Semua orang yang sakit pasti merasa menderita.Dokter dan suster menyapa saat melihat Ariel, "Dokter Ariel."Ariel tersenyum. Dia sudah memeriksa anak itu dan kondisinya stabil. Ariel juga berpesan kepada suster untuk memperhatikan beberapa hal, termasuk menambah p
Ariel malas meladeni Andre. Dia memasukkan kedua tangan ke saku jas dan berkata dengan ekspresi datar, "Di dalam hubungan kita bertiga, aku ini istri Andre, bukan dokter."Ariel menambahkan, "Andre, kamu membatasiku dengan etos kerja sebagai dokter. Kamu memang nggak bermoral."Andre yang merasa kesal hendak bicara. Tiba-tiba, seorang suster menghampiri Ariel dan melaporkan, "Dokter Ariel, ada pasien yang kondisinya kritis."Ariel segera pergi bersama suster itu. Sekarang hanya tersisa Andre dan mantan kekasihnya.Wanita itu berucap, "Kalau Dokter Ariel ada di rumah sakit, bagaimana kalau kamu temani Nora? Setelah Dokter Ariel selesai kerja, kamu bisa menjelaskan kepadanya. Aku rasa dia pasti salah paham."Andre tidak setuju. Dia melihat jam tangan dan berujar, "Aku masih ada urusan di kantor. Aku pergi dulu.""Andre," panggil wanita itu. Namun, Andre tetap pergi.....Di kafe yang terletak di sudut jalan. Alaia mengaduk kopinya dan menceletuk, "Tasya, aku nggak menyangka kamu mengajak
Di dalam kamar presidential suite.Malam pernikahan Devon dan Vloryne penuh gairah dan cinta yang mendalam. Namun di luar sana, pesta pernikahan tetap berlangsung dengan meriah.Ada seorang tamu istimewa yang datang diam-diam. Dia berharap bisa pergi dengan cara yang sama tenangnya, tanpa menarik perhatian siapa pun.Orang itu takut kehadirannya mengganggu suasana hati seseorang, terutama jika orang itu melihat dirinya dan merasa tidak nyaman. Hanya saja tidak disangka, takdir mempertemukan mereka secara kebetulan di koridor hotel.Andre berdiri dengan tenang sambil menatap Ariel. Saat itu, Ariel sedang menemani Gemma ke toilet. Gadis kecil itu masih terlalu muda untuk pergi sendiri, jadi Ariel selalu memastikan dia tidak sendirian. Di sisi Ariel, ada seorang gadis kecil lainnya. Dia seharusnya adalah salah satu dari anak kembar yang Ariel lahirkan untuk Henley. Sementara itu, anak kembarnya yang satu lagi adalah anak laki-laki yang lebih tua dari gadis kecil ini.Anak kembar Ariel be
Keesokan paginya, cahaya pertama matahari menyinari bumi. Hari ini, Keluarga Chandra merayakan hari besar. Putri bungsu Satya dan istrinya akhirnya menikah.Vloryne bahkan menikah dengan cinta masa mudanya. Dia mengenakan pakaian pengantin tradisional, lengkap dengan mahkota foniks dan jubah merah yang indah. Vloryne terlihat memesona. Dia benar-benar wanita tercantik yang pernah dilihat Devon.Dari sisi Keluarga Cendana, Rafa dan Paula luar biasa sibuk. Meskipun bukan keluarga super kaya, Rafa adalah seorang kepala keluarga yang sangat dihormati.Baik di dalam maupun di luar rumah, Rafa mengurus semua tamu dengan sangat terhormat. Akhirnya, dia pun terlihat sangat akrab dengan Zakki.Hanya saja, Satya merasa sedikit terganggu dengan hal ini. Dia bahkan bertanya, "Zakki, kamu sendiri nggak punya besan?"Zakki tidak mempermasalahkannya. Bersama Annika, dia membantu mempersiapkan pernikahan. Pernikahan tradisional memang jauh lebih rumit daripada pernikahan bertema modern. Hanya saja ber
Malam harinya, Jose dan Selvy pulang ke rumah bersama Selena. Begitu sampai, Selena langsung pergi mengerjakan PR.Sementara itu, Selvy menuju kamar untuk melihat putra bungsunya yang sedang tidur. Seorang pengasuh sedang menjaga anak itu. Ketika mendengar langkah kaki masuk ke kamar, dia berbalik lalu bertanya dengan suara pelan, "Nyonya sudah pulang? Dia tidur terus, benar-benar anak yang baik."Selvy hanya tersenyum. Dia memberi isyarat kepada pengasuh agar turun dan beristirahat. Setelah pintu tertutup, dia menunduk untuk menatap putra bungsunya, Sean.Anak kecil itu sudah berusia 8 bulan. Wajahnya sepenuhnya mewarisi ciri khas Jose, bahkan hampir seperti dicetak dari cetakan yang sama. Bahkan, kadang-kadang Selena memandangi wajah adiknya sambil memuji, "Benar-benar mahakarya Tuhan!"Jose pernah menimpali, "Memangnya kamu tahu apa itu mahakarya Tuhan?""Ketampanan suami adalah kebanggaan istri!" balas Selena dengan bangga.Selvy sempat berbisik kepada Jose, "Dia tahu kata-kata itu
Di lantai 2, Vloryne sedang mencoba gaun pengantinnya. Sesuai keinginan Devon, resepsi pernikahan mereka bertema tradisional.Gaun Vloryne dirancang oleh master top di dalam negeri. Gaunnya sangat mewah dan mahkotanya dihiasi mutiara. Harga mahkota itu puluhan miliar.Vloryne tampak sangat cantik. Dia becermin dan menyentuh mahkotanya sambil bergumam, "Devon benar-benar rela menghabiskan uang demi memuaskan hobinya."Clara menepuk kepala Vloryne. Putrinya ini tidak pernah berpikir panjang sebelum bicara. Untung saja, dia menikah dengan pria yang baik.Clara memberikan harta sesan yang banyak untuk Vloryne, sama seperti waktu Alaia menikah. Namun, Vloryne juga menolak saham Grup Chandra seperti Alaia. Uang yang dihasilkan Devon sudah cukup untuk menghidupi mereka.Alaia merapikan gaun Vloryne. Dia merasa tidak rela. Bagaimanapun, Vloryne adalah putri bungsu Keluarga Chandra. Sekarang, Vloryne akan menikah.Vloryne memandang Alaia seraya menggerutu, "Kak, kapan kamu menetap di dalam nege
Xavier berujar, "Kita nggak bisa menahan rasa sakit."Alaia tidak bisa berkata-kata. Arnold sangat aktif, tetapi dia sangat sopan karena didikan Xavier. Begitu melihat Ivander, Arnold menyapa dengan sopan, "Paman Ivander."Ivander mengusap kepala Arnold. Dia merasa tubuh Arnold lebih berisi dari putranya. Mungkin karena Molly terlalu kurus. Nanti Ivander berencana menambah makanan bergizi untuk Alfred.Mobil Ivander melaju di jalan tol. Dia mengantar keluarga Alaia ke kediaman Keluarga Chandra. Anak-anak Satya dan Clara sudah pindah. Hanya tersisa Vloryne yang belum pindah.Alaia yang jarang pulang dipaksa tinggal di kediaman Keluarga Chandra. Alaia tidak menolak. Beberapa hari lagi, dia berencana pergi ke Kota Aruma untuk mengunjungi makam orang tua kandungnya.Mobil Ivander berhenti di tempat parkir kediaman Keluarga Chandra. Semua junior Keluarga Chandra berkumpul. Demi mempersiapkan resepsi pernikahan Vloryne besok, para pria berdiskusi dan para wanita sibuk di lantai 2.Sementara
Sore harinya, Vloryne hendak pulang kerja. Dia melihat mobil Devon di tempat parkir, tetapi Devon tidak berada di dalam mobil.Kebetulan seorang petinggi kampus lewat. Dia berkata kepada Vloryne, "Devon datang ke kampus. Di aula ada upacara penyumbangan, kamu boleh lihat acaranya. Nanti kalian baru pulang bersama. Makan hotpot waktu musim dingin sangat menyenangkan."Vloryne menanggapi, "Pak, kamu pandai menikmati hidup."Petinggi menunjukkan sayuran yang dibawanya dan menimpali, "Lihat, istriku terus desak aku dari tadi. Dia suruh aku pulang masak dan jaga cucu."Vloryne tersenyum dan memandangi petinggi yang berjalan pergi. Kemudian, dia berjalan ke aula sambil membawa termos. Banyak mahasiswa yang menyapa Vloryne.Salah satu mahasiswa berujar, "Bu Vloryne, Pak Devon ada di aula."Setiap orang yang lewat memberi tahu Vloryne hal yang sama. Devon menjadi terkenal di kampus setelah menyumbang 100 miliar.Vloryne yang menaiki tangga aula mendengar suara Devon dari kejauhan. Kala ini, De
Vloryne terdiam menatap Devon. Pria itu mengenakan mantel hitam. Ketika sosoknya yang tinggi berdiri di dalam ruang kerja, suasananya terasa tegang.Devon berjalan ke arah Vloryne, lalu memeluk gadis kecil yang sedang menangis sambil membelai rambutnya. Dia berkata dengan sangat lembut, "Katanya nggak menangis."Vloryne bersandar di pundak Devon sembari bergumam, "Kamu pasti sengaja.""Terharu nggak?" tanya Devon.Vloryne memukul Devon dua kali.Devon terkekeh-kekeh dan membiarkan Vloryne melampiaskan emosinya. Hatinya juga terasa sedih. Lima tahun ini, sebenarnya Devon takut dan cemas Vloryne akan jatuh cinta pada orang lain sebelum dirinya sukses. Jika itu terjadi, apa yang akan dia pakai untuk meminta Vloryne kembali?Cinta antara pria miskin dan putri keluarga kaya hanya ada di dalam novel. Kenyataannya begitu kejam. Vloryne tidak peduli, tetapi Devon tidak rela melihat Vloryne hidup menderita. Kini, Devon dan Vloryne berpelukan di dalam ruang kerja. Mereka akan segera menikah.Di
Rencana pernikahan Devon dan Vloryne berjalan dengan lancar tanpa ada hambatan.Vloryne terkadang merasa ini hanya ilusi. Semuanya berjalan terlalu lancar seakan-akan perpisahaan beberapa tahun ini tidak pernah terjadi. Vloryne dan Devon seperti selalu bersama.Setelah bertemu kembali, Devon bahkan tidak banyak bertanya tentang kehidupan Vloryne di luar negeri. Dia memperlakukan Vloryne seperti dulu.Vloryne sudah tidak semuda dan secantik dulu lagi, tetapi Devon memperlakukannya seperti gadis berusia 20 tahun. Vloryne diam-diam berpikir bahwa Devon pasti suka gadis berusia 18 tahun. Sayangnya, waktu telah berlalu dan tidak bisa kembali.Devon hanya tersenyum.Pada musim dingin, hari-hari terasa lebih singkat. Setelah pulang kerja, Vloryne datang ke vila Devon, tetapi Devon belum pulang. Dua pembantu yang dipekerjakan Devon sudah mulai menyiapkan makan malam.Ketika Vloryne turun dari mobil, dia menerima panggilan dari Devon. Vloryne bertanya dengan lembut, "Kamu pulang jam berapa?"De
Vloryne kembali menatap Devon dengan polos.Devon mengeluarkan dompet dari mantelnya sambil terkekeh-kekeh. Dia mengambil kartu bank platinum dan menaruhnya di telapak tangan Vloryne. "Ini kartu cadanganku, nggak ada batas pengeluaran," ucapnya.Vloryne berucap pelan, "Baik banget. Terima kasih, Pak Devon!"Devon menepuk-nepuk kepala gadis itu.Vloryne sontak memeluk leher kekasihnya dan berkata, "Terima kasih, Om Gadun."Devon membalas dengan menangkup wajah mungil Vloryne dan menciumnya dalam-dalam. Dahulu, dia adalah seorang dosen dan sekarang dirinya adalah pebisnis andal.Namun, tingkah Vloryne membuatnya tidak bisa menahan diri. Setelah mengakhiri ciumannya, Devon membisikkan kata-kata nakal di telinga gadis itu, membuatnya tertegun sekaligus malu.Devon menggigit ujung hidung Vloryne dan berucap, "Seleramu cukup mengagetkan."Vloryne tidak berani menggoda Devon lagi. Dia duduk lebih tegak dan meminta pria itu untuk mengemudi. Devon menatapnya sejenak, baru menghidupkan mesin.Se