"Akhirnya kamu muncul juga," gumam Lukas dingin dengan sudut bibir yang tertarik licik. Lukas pikir semakin Dahayu hadir semakin besar pula kesempatan untuk bisa mempermalukan kakak iparnya itu di ajang bergengsi kelas dunia. Empat tahun yang lalu Lukas bisa mempermalukan Dahayu di kota Zimo dengan sukses hingga nama perempuan itu menjadi tercemar dan terus direndahkan. Sekarang dia pun masih yakin bisa mempermalukan Dahayu dengan skala penonton yang lebih besar, apalagi setelah dia tahu acara ini disiarkan secara langsung hingga seluruh umat di dunia bisa menonton. 'Dahayu ... kamu dan Golden Jay mu akan mati malam ini.' Lukas masih yakin jika malam ini gelar plagiat akan melekat kuat pada Dahayu dan mematikan ladang bisnisnya di seluruh dunia. "Kamu sudah siap memberi pukulan?" tanya Aksa pelan manakala menangkap keberadaan adiknya yang tersenyum licik. Dahayu pun menegakkan dagu dengan elegan kemudian menjawab, "Tunggu sampai juara diumumkan." Aksa pun mengangguk samar denga
"Apa? Plagiat?"Kegiatan di venue seketika berhenti sejenak, semua terpaku manakala salah satu finalis berseru. Setiap mata pun langsung terarah pada orang yang tadinya bersuara."Siapa?""Entahlah, aku juga kurang tahu siapa? Hanya saja media Unique baru menerima pesan anonim yang memberitahukan bahwa salah satu peserta kompetisi ada yang plagiat karya.""Media Unique?"Semua orang langsung menajamkan pendengaran mendengar issue yang menarik untuk dikupas.Media Unique adalah majalah ternama dunia, tidak mungkin menyebarkan berita secara asal-asalan."Kira-kira siapa yang plagiat karya? Finalis sangat banyak.""Kabarnya dari finalis yang baru saja mengikuti kompetisi parfumer tingkat internasional."Entah apa yang mereka pikirkan, tiba-tiba semua orang menoleh pada Dahayu yang masih menampakan keeleganan bersama para juri yang masih mengerumuni.Dahayu pun sangat tahu arah tatapan semua orang padanya. Namun, nyatanya itu tak sekalipun mempengaruhi ketenangan dan keanggunannya malam
Lukas tidak ingin membiarkan ini berlalu begitu saja meski Dahayu dibela oleh juri. Dia masih berusaha membuat Dahayu terusir dari acara ini."Maaf, direktur Dahayu hanya tersenyum dan tidak menyangkal semua tuduhan yang terarah padanya, bukankah itu berarti dia mengakuinya? Jika seorang juri masih bersikeras membelanya bukankah kemurnian acara malam ini diragukan?"Juri yang tadinya membela Dahayu lantas menengok ke sekeliling yang mendadak hening dengan wajah penuh harap bahwa mereka tidak sia-sia berada di tempat tersebut.Lantas juri tersebut tersenyum simpul dan kembali pada Lukas. "Kamu yang telah menodai kemurnian acara malam ini! Kalau berbicara harus berdasarkan fakta! Terkait siapa yang menjiplak siapa, kalian jangan bicara omong kosong jika tidak yakin akan hal itu! Jangan seperti orang bodoh yang dimanfaatkan orang lain!" Mendengar perkataan salah satu juri, raut wajah Lukas perlahan berubah. Ada kekhawatiran yang tiba-tiba menyeruak menusuk hati. "Maaf, saya tidak me
Adegan ini disiarkan langsung secara global dan dilihat oleh semua orang di dunia yang saat ini menonton upacara penghargaan di waktu yang bersamaan.Mereka semua benar-benar dihebohkan oleh ulah wanita berintelektual dan cantik ini. Bahkan mereka sama sekali tidak bereaksi.Adegan tak terduga tersebut tentu saja mengejutkan dan menghebohkan semua orang. Ini benar-benar sangat gila.Dahayu secara terang-terangan menampar wajah orang lain di hadapan seluruh penjuru dunia. Dan orang yang ditampar itu adalah adik iparnya sendiri.Siapa yang akan mengira posisinya akan berbalik seperti itu? Dahayu yang sebelumnya dituduh dan didesak sebagai orang yang bersalah kini malah menunjukkan kemarahan layaknya orang yang telah kecolongan.Selain itu, pada kolom komentar siaran langsung lokal, semua orang seolah meledak. [Sialan! Keluarga ini berulah lagi.] [Mereka berulah dari dalam negeri hingga ke luar negeri!] [Salah, dari Zimo hingga internasional!] [Hahahaha, benar-benar deh!][Dire
"Apa?! Tidak bisa! Apa maksudnya saya tidak mematuhi pedoman komunitas?" Lukas berteriak tidak terima dengan pengumuman yang sebelumnya membuatnya bangga. Pembawa acara pun kembali membuka suara. "Karya Anda dicurigai sebagai produk tiruan, karena itu penghargaan ini tidak bisa diberikan kepada Anda." "Tiruan? Tidak mungkin! Saya membuat produk ini dengan tangan saya sendiri bagaimana bisa produk itu tiruan? Lagipula peserta mana yang saya tiru?" Lukas masih bersikeras, dia akan terus seperti itu karena tahu Dahayu sang pemilik, ternyata mengunakan tema lain. "Para juri dan perwakilan dari kerajaan Y sudah mengkaji lebih dalam. Produk Anda memang sudah ada yang punya sebelumnya." Penjelasan dari pembawa acara ini segera membuat semua orang di bawah panggung riuh tak terkendali. "Siapa yang punya?" "Apakah dia benar-benar mencuri formula milik kakak iparnya?" "Masih mengklaim bahwa itu formula yang dia buat sendiri." "Astaga ... menjijikkan sekali!" "Benar-benar tidak tahu mal
Lukas sungguh sangat kesal melihat ketenangan di wajah Dahayu saat ini, Dia sangat ingin menampar wajah itu dan berteriak, "Tentu saja benar! Kamu benar-benar licik, kamu sudah mencuri karya orang lain dan sekarang kamu juga menjebakku untuk menanggung perbuatan yang kamu lakukan." "Apakah kamu tidak berkaca baru-baru ini? Berkata seperti itu padaku, kamu hanya seperti badut rendahan bagiku," tukas Dahayu sinis. Lukas tidak ingin berbicara lagi dengan Dahayu, wajahnya kembali kepada master Yi dan berkata, "Master Yi, sebaiknya Anda memanggil murid Anda Bunga Emas. Agar saya bisa meluruskan kesalahpahaman ini." Master Yi pun mendengkus kasar mendengar permintaan Lukas. "Bukankah kamu baru saja berbicara dengannya?" Seketika Lukas tersontak mendengar penjelasan master Yi. Dengan sedikit terbata-bata Lukas kembali bertanya, "Jadi maksud Anda, Bunga Emas adalah ...." "Iya, Dahayu adalah Bunga Emas. Dia yang memiliki karya dengan tema Nusantara yang kamu jiplak. Karena kalian adalah ke
Harum aroma lavender benar-benar semerbak memenuhi indra penciuman Dahayu yang saat ini sedang berbunga-bunga.Dia kembali ke hotel dengan pikiran tenang dan juga sangat santai setelah melihat raut wajah Lukas benar-benar hancur di hadapan semua orang. Terlebih ketika media Unique mengumumkan bahwa dia menolak segala kerja sama dengan Freyes alias Lukas dalam bisnis parfum kelas dunia.Media ini sangat penting dalam lingkaran fashion dan kosmetik kelas dunia. Ditolak oleh media Unique sama saja sudah mati dalam peredaran parfum di kancah internasional.Ketika dia menengok ke internet, hujatan itu sepertinya tak ingin berhenti menikam Lukas dari waktu ke waktu.Dahayu pun akhirnya tersadar dari kegembiraannya saat seseorang memeluknya dari belakang dan menempelkan bibirnya di telinga sebelum berbisik, "Selamat ya ...."Dahayu tersenyum, suara Aksa yang rendah itu benar-benar sangat seksi hingga dia sedikit mengedikkan bahu lantaran geli, tapi masih bisa menjawab, "Terima kasih."Suasa
Senyum Dahayu melengkung tipis, pemandangan dari ketinggian benar-benar sangat bagus di malam hari.Bulan pun bersinar terang, begitu bulat membawa keindahan. Mengetarakan awan putih bergelombang yang sedikit memberi celah kerlap kerlip samar di bawah sana.Biasanya Dahayu selalu tertidur saat berada di pesawat, tapi malam ini mata itu sepertinya sangat sulit untuk terpejam.Ini karena kebiasaan Aksa yang selalu memijit pinggang Dahayu sebelum tidur, hingga perempuan itu jadi kecanduan.Tapi saat menengok ke samping, pria itu masih sibuk dengan laptopnya meski waktu sudah menunjukkan tengah malam. Dahayu tidak ingin mengganggu.Kembali melamun menikmati indahnya temaram sinar rembulan. Namun, beberapa saat kemudian dia dikejutkan oleh rengkuhan lembut Aksa yang berbisik dengan suara rendah yang menawan."Kamu menungguku?"Dahayu tak lantas memalingkan wajahnya untuk menilik Aksa. Matanya masih menatap lembut temaram di luar sana."Kenapa aku harus menunggumu?" tanya Dahayu pelan."Lal
"Seperti itukah putra kesayanganmu?"Ucapan sarkas Elena membuat wajah Defgan menggelap."Lukas, apa yang kamu tertawaan?"Tawa Lukas mulai mereda, dan berkata, "Memangnya kenapa jika aku tidur dengan Yesti? Aku hanya mencoba menyelamatkan keluarga Jayanta."Semua orang bingung dengan pernyataan Lukas.Tapi Lukas justru menegakkan kepala dengan percaya diri ketika menatap Defgan. Bahkan dia tersenyum."Ayah, aku ingin menjadi putra baik dan berbudi luhur. Tapi keadaan memaksaku melakukan itu, jika tidak maka keturunan keluarga Jayanta akan terputus.""Apa maksudmu?"Lukas tersenyum. "Ayah, Yesti dan Aksa menikah sudah hampir 10 tahun, tapi mereka tidak pernah dikaruniai seorang anak. Tapi Yesti hanya melakukan sekali denganku dan dia langsung hamil. Apa itu artinya?"Lukas kembali tertawa mengejek ketika melihat Aksa, dan berkata, "Aksa mandul!""Omong kosong!" Elena tidak terima."Terserah kamu percaya atau tidak. Putramu itu adalah laki-laki mandul. Meskipun dia sangat kaya dan memp
Dahayu jelas merasakan ada banyak pasang mata yang tak terhitung jumlahnya sedang tertuju padanya.Dalam sekejap, Dahayu dan Yesti sepertinya menjadi tontonan.Keheningan langsung menyelimuti setelah kegaduhan dari mulut Yesti. Semua orang masih tercengang dan ingin melihat apa yang akan terjadi selanjutnya.Pada akhirnya Dahayu menyeringai. "Apa kamu kebanyakan nonton drama protagonis yang teraniaya?" cela Dahayu asal asalan."Sudah cukup kamu beromong kosong!"Dahayu menoleh dan melihat yang berbicara barusan adalah Defgan.Dia tersenyum dangkal dan menghela napas tidak berdaya.'Betapa bodohnya orang tua ini dikelabuhi Yesti,' batinnya.Lukas juga terlihat datang dan membantu Yesti berdiri."Aku menyesal mengundangmu ke sini. Kamu memang membawa bencana dimana pun kamu berada!"Lukas juga ikut angkat bicara membuat Dahayu sadar dia telah diserbu."Penjaga! Usir wanita pembawa sial itu dari sini!"Perintah Defgan menghadirkan dua orang keamanan dan langsung mencengkeram dua tangan
Di sisi Defgan, Lukas juga tampak tersenyum mencemooh kepada Aksa.Dia menganggap, sekarang Aksa hanya seorang laki-laki tak berguna yang hidup mengandalkan wanitanya.Sudah tidak punya pekerjaan, semua saham juga sudah dikuasai oleh istrinya.'Benar-benar laki-laki bodoh!'Raut ejekan di wajah Lukas terlihat jelas di mata Aksa. Tapi tampaknya dia juga tidak peduli.Perhatian Aksa justru tertuju pada Defgan yang terlihat tegang.Sama sekali tak ada kesan puas di wajah Defgan meski perusahaan Jayanta sudah lolos dari masa kritis.Tentu saja.Lukas baru saja kehilangan 25% saham hanya demi mempertahankan perusahaan Jayanta.Perusahaan Wisesa memang berjanji tidak akan mencekal bisnis perusahaan Jayanta lagi, mereka juga menyumbang begitu banyak dana untuk membantu perusahaan Jayanta.Tapi juga merampas kepemilikan saham sebanyak 25%.Namun, perusahaan Jayanta tidak punya pilihan untuk bisa menolak.Saat ini perusahaan Jayanta sudah terpecah, dan sebagian besar dimiliki oleh Dahayu dan
Konsorsium Jayanta kini hanya seonggok bangunan sepi setelah kehilangan banyak investornya.Hampir semua proyek mangkrak karena kekurangan dana untuk mengoperasikannya.Dan sudah pasti pendapatan menurun drastis dan berakibat pengurangan karyawan secara besar-besaran untuk menghindari defisit dalam jangka panjang.Bahkan bisnis yang ada di luar negeri tiba-tiba mendapat serangan dari perusahaan Wisesa.Defgan dibuat sakit kepala dengan masalah pasca pengangkatan Lukas sebagai CEO konsorsium Jayanta.Dulu saat dipegang Aksa, dia tinggal duduk manis dan menikmati hasilnya.Sekarang dia sudah tidak punya saham, tapi masih saja dipusingkan dengan urusan perusahaan.Dia baru sadar jika putra keduanya ini benar-benar tidak becus mengelola perusahaan.Tapi menyesal saja tentu tidak akan menyelesaikan masalah. Defgan tetap turun tangan demi menyelamatkan perusahaan peninggalan leluhurnya."Atur janji dengan pemimpin perusahaan Wisesa. Jika masih menolak, paling tidak bisa berbicara melalui sa
Lukas tersenyum senang. Ternyata saudaranya ini sangat bodoh dan masih melindunginya seperti dulu.'Apa kamu pikir dengan bersikap baik padaku, ayah akan melunak padamu?''Anak haram tetaplah anak haram. Kamu bukan lagi tuan muda Jayanta.'Tapi semua anggota dewan direksi justru tidak terima dengan pernyataan Aksa.Dahayu sendiri juga tidak menyangka jika Aksa akan menyerah secepat ini."Tuan Aksa. Kami sangat percaya pada Anda, kami tahu Anda lebih baik dari pada Lukas dalam memimpin perusahaan. Kami harap Anda tidak menyerah dan mengecewakan kami. Kami sangat mendukung Anda di perusahaan ini."Seseorang mulai menyampaikan kekhawatirannya dan membuat yang lain juga melontarkan pendapat mereka masing-masing agar Aksa tidak mundur dari jabatannya.Tapi sepertinya Aksa memang sudah tidak berniat memimpin konsorsium Jayanta lagi."Saya tidak ingin menyalahi aturan. Siapa yang mempunyai saham tertinggi maka dialah yang pantas menjadi pemimpin. Karena itu sejak awal saya sudah mempersiapka
Keriuhan di kota Zimo diabaikan.Aksa masih bekerja seperti biasa, dan pulang ke apartemen Dahayu setelahnya.Vila Seroja sudah menjadi tempat menjijikkan bagi Aksa.Tempat itu hanya mengingatkan akan kebodohan dan penyesalannya saat ini.Duduk termenung menatap gemerlap lampu kota sambil menyesap anggur sudah menjadi kegemaran baru setiap harinya.Apartemen itu sangat nyaman untuk meresapi kerinduannya terhadap Dahayu."Tuan …." Suara Ethan terdengar ringan.Aksa tidak menoleh, juga tidak menyahut.Seakan tidak ingin diganggu.Tapi suara orang lain, tiba-tiba membuat alisnya berkerut dengan sedikit senyuman dingin."Beruntung sekali Kakak ipar mengunjungiku," ucap Aksa santai sambil memutar kursinya."Berhenti memanggilku seperti itu. Kamu membuatku jijik."Aksa terkekeh mendengar umpatan Satya."Ada apa?" tanya Aksa santai."Aku ada urusan di luar negeri, ayah dan ibu juga sangat sibuk. Jika kamu suami yang baik, kamu tidak akan membiarkan dia sendirian."Satya yang tidak ingin berb
Keesokan harinya, kota Zimo langsung digegerkan dengan berita bahwa Aksa dicoret dari kartu keluarga Jayanta karena tidak ingin menceraikan Dahayu.Aksa tidak lagi menyandang gelar tuan muda Jayanta karena sudah dibuang oleh ayahnya.Berita bahwa Aksa adalah anak haram juga beredar di mana-mana.Sudah pasti Lukas di balik rumor jahat yang beredar saat ini.Biasanya Aksa akan menebas dan melenyapkan berita miring tentangnya.Tapi kali ini dia membiarkan saja berita tersebut menyala dan membuat kegaduhan semua kalangan di kota Zimo.Dan sampailah pada Dahayu yang saat ini sedang duduk bersandar di kamarnya sambil menonton televisi."Sepertinya dia sangat mencintaimu. Demi mempertahankanmu, dia rela didepak dari keluarga Jayanta," ucap Satya acuh tak acuh sembari memasukan kacang atom ke mulutnya.Saat ini Satya tengah berbaring di samping Dahayu.Dahayu sama sekali tak menanggapi ucapan kakaknya hanya menatap dingin layar televisi saat ini."Kamu tidak ingin memberi tahunya jika dia aka
Acara pesta berakhir. Melihat Aksa masih berdiri menatapnya, Dahayu sama sekali tak ingin menghindar. Dia pun berjalan dengan anggun menghampiri suaminya. "Tuan Aksa Jayanta, para tamu undangan sudah pulang, kenapa Anda masih di sini?" Wajah tampan aksa bersinar, menyambut kedatangan istrinya. "Aku belum mengucapkan. Selamat ulang tahun pada istriku?" Dahayu tersenyum sengit dan berkata, "Ucapan selamat saja tidak cukup, Anda harus datang dengan membawa hadiah. Tapi sepertinya Anda datang dengan tangan kosong, sebaiknya aku yang menentukan hadiahku." Aksa tahu apa yang akan dilakukan Dahayu saat seseorang mendekat dengan membawa stopmap di tangannya. Dia tersenyum dan menerima berkas tersebut. Namun, bukannya menandatangani, Aksa malah menyobek lembar kertas tersebut menjadi sobekan kecil-kecil dan melemparkan ke udara. Untuk sesaat Dahayu kejatuhan sobekan kertas hingga seperti sedang diguyur confetti. Raut wajahnya menjadi dingin dan kejam kala menatap Aksa. Namun, Aksa ju
Suasana pesta menjadi tidak kondusif setelah Dahayu menerima uluran tangan dari Satya. Berbagai asumsi bermunculan di benak para tamu undangan dan juga media yang saat ini menyiarkan secara langsung acara tersebut. Aksa pun tertegun, meski dia sudah mengira ini akan terjadi, tapi tetap mempengaruhi hatinya, meski wajahnya saat ini menunjukkan rona datar dan terlihat tanpa emosi. Apalagi saat melihat Dahayu yang sepertinya tampak acuh tak acuh mengabaikan Aksa yang berdiri menatapnya. Keriuhan semakin menjadi, namun itu sama sekali tak mempengaruhi rona wajah tuan dan nyonya Mantila. Mereka masih menyambut kedatangan Dahayu yang digandeng Satya mendekat ke arah mereka. "Sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa Tuan Aksa diam saja saat istrinya digandeng pria lain?" "Entahlah, apakah direktur Dahayu memang perempuan seperti itu?" "Kita lihat saja, direktur Dahayu selalu memberikan kita kejutan, mungkin ada cerita dibalik pegangan tangan tuan muda Mantila." "Benar, perempuan muda dan be