Senyum Dahayu melengkung tipis, pemandangan dari ketinggian benar-benar sangat bagus di malam hari.Bulan pun bersinar terang, begitu bulat membawa keindahan. Mengetarakan awan putih bergelombang yang sedikit memberi celah kerlap kerlip samar di bawah sana.Biasanya Dahayu selalu tertidur saat berada di pesawat, tapi malam ini mata itu sepertinya sangat sulit untuk terpejam.Ini karena kebiasaan Aksa yang selalu memijit pinggang Dahayu sebelum tidur, hingga perempuan itu jadi kecanduan.Tapi saat menengok ke samping, pria itu masih sibuk dengan laptopnya meski waktu sudah menunjukkan tengah malam. Dahayu tidak ingin mengganggu.Kembali melamun menikmati indahnya temaram sinar rembulan. Namun, beberapa saat kemudian dia dikejutkan oleh rengkuhan lembut Aksa yang berbisik dengan suara rendah yang menawan."Kamu menungguku?"Dahayu tak lantas memalingkan wajahnya untuk menilik Aksa. Matanya masih menatap lembut temaram di luar sana."Kenapa aku harus menunggumu?" tanya Dahayu pelan."Lal
"Kenapa aku memaafkannya? Apa saat dia melakukan itu dia mempertimbangkan aku sebagai keluarga? Sekarang, kalian menyuruhku menggunakan alasan semacam ini untuk memaafkannya? Apa kalian tidak merasa ini konyol?"Dahayu menjeda ucapannya sejenak dia masih teringat dengan bagaimana Lukas terus mencoba menjatuhkannya di kalangan para pembisnis sejak dia menjabat sebagai direktur Golden Jay, dia juga membawa permusuhan sampai ranah dunia dengan tujuan mematikan bisnisnya. Dan yang lebih tidak termaafkan bagi Dahayu, Lukas mencoba mecelakainya dan menyentuh keluarganya di desa yang tidak tahu apa-apa.'Tentu saja aku tidak akan memaafkannya! Sangat mustahil!' Dahayu melihat semua orang. Tatapannya lurus ke arah kamera dan suaranya terdengar datar tanpa emosi sedikit pun di dalamnya. Dia pun melanjutkan, "Jangan gunakan prinsip-prinsip etika dan kemanusiaan semacam ini untuk mengutuk serta menghakimiku. Aku tidak setuju, terlebih aku tidak akan menerima pengekangan moral sepihak ini! Aku
Saat ini kondisi N-More benar-benar sangat berisik. Karyawan terus sibuk mengangkat telepon dari pemegang saham yang satu persatu menarik saham mereka yang masih bisa diselamatkan. Berbeda dengan ruangan rapat yang saat ini terlihat sunyi senyap penuh dengan aroma keputusasaan. Hanya beberapa saja yang masih bertahan, namun jika tidak ada keajaiban, tentu saja semua juga akan hengkang dari N-More. Lukas sudah membuka rapat, dan meyakinkan bahwa N-More akan baik-baik saja dan akan terus beroperasi. Namun, melihat saham Lukas yang terus menguap dari waktu ke waktu siapa yang akan mempercayai kata-kata manis itu. Saat ini saham Lukas yang tersisa hanya tinggal 5%, secara teknis sebenarnya Lukas sudah tidak berhak memimpin N-More lagi, sementara 32% saham terbesar saat ini dipegang oleh pihak asing yang belum diketahui identitasnya. Dan sisanya hanya saham melayang yang tak bisa ditangkap. Ruangan rapat baru bergerak kala pintu terbuka dan menunjukkan sosok yang membuat semua orang te
Hidangan berjajar di atas meja, aromanya harum dan tampak lezat. Namun, penghuni kediaman Jayanta sepertinya tak berselera untuk memakannya.Hanya dua orang yang bisa menikmati makan malam ini.Dahayu menyuapkan makanan ke mulutnya dengan anggun setelah mendapatkan pelayanan dari Aksa.Aksa pun tersenyum tipis, di sela suasana yang kaku ternyata istri kecilnya masih bisa menikmati makan malam dengan nikmat.Nafsu makan istri kecilnya memang cukup bagus akhir-akhir ini.Saat ini Dahayu juga tak segan membalas kasih sayang Aksa. Setelah tersenyum manis, tangannya bergerak menyuapkan makanan yang dia sendok pada Aksa.Sedikit terkejut, karena ini pertama kalinya Dahayu melakukan itu di hadapan banyak mata yang menatapnya dengan dingin.Tapi Aksa sungguh tak ingin menolak, setelah tersenyum ringan dia juga membuka mulut untuk menerima kasih sayang dari Dahayu.Yesti pun seperti ingin melonjak, dan melempar Dahayu keluar dari jendela. Sejak awal kedatangan suami dan istri mudanya ini, sepe
Defgan mendengkus dingin, dan berkata, "Jangan harap aku akan membayar tuntutan 25 miliar atas pencurian formula parfum yang dilakukan Lukas!"Dahayu pun tertawa dingin mendengar ujaran ayah mertuanya. "Jika tidak membayar, bukankah itu semakin mempermalukan keluarga Jayanta sendiri? Dunia pasti akan menganggap bahwa seorang Jayanta tidak mampu membayar denda sekecil itu, memalukan!"Dua puluh lima miliar tentu saja bukan apa-apa bagi keluarga Jayanta, tapi ini bukan masalah nilai, ini adalah masalah kekesalan dan harga diri lantaran kalah dengan wanita dari kalangan rendah yang berani mendesak putra keduanya.Dahayu pun maju dua langkah dan kembali berkata, "Ayah, sesungguhnya Lukas sudah kalah telak, dia sudah mengakui di hadapan dunia bahwa dia menyebabkan aku kecelakaan dan mencuri formula milikku untuk ditiru. Video itu sampai sekarang masih beredar di internet. Berdasarkan bukti yang ada sebenarnya saat ini juga Lukas sudah bisa ditahan, tapi nyatanya tidak 'kan? Ayah tahu itu k
Bentakan Defgan langsung membuat Lukas lemas, ternyata dia benar-benar sudah kalah sekarang. Saat menengok ke arah Dahayu, hanya ada senyum ejekan yang sangat menyakiti harga dirinya.'Perempuan ini ... ternyata dia adalah iblis!'Sebelumnya dia mengira akan mendapatkan kabar bagus saat Defgan memanggil Dahayu ke ruang bacanya. Tapi nyatanya dia malah kehilangan kesempatan untuk menggeser jabatan CEO konsorsium Jayanta menggantikan kedudukan Aksa.Angka 1% saham di konsorsium Jayanta bukanlah hal remeh. Siapa yang rela melepaskan angka yang bisa membawa pada kemakmuran?Diam-diam sepuluh jari Lukas mengepal kuat kala menatap kepergian Dahayu yang menggandeng lengan Aksa dengan senyum kemenangan.Di taman menunju ke paviliun milik Aksa, bulan bersinar sangat terang tanpa sedikitpun gumpalan awan putih yang menodai langit malam.Dahayu sedang menghirup aroma bunga yang bermekaran kala tangan besar tiba-tiba menarik pinggang dalam pelukan.Senyum Dahayu pun melengkung samar, matanya ju
Waktu terus bergulir, akhir musim semi ini seperti berjalan sangat lambat, setiap kejadian datang silih berganti dan terselesaikan dengan baik.Di bawah pohon ceri Dahayu memegang botol kosong dan meniupnya dengan perlahan.Suara merdu itu melayang di udara membawa kedamaian, setelah kesal beberapa kali meminta pada Aksa agar dia tinggal di apartemen, namun tetap tak diizinkan.Vila Seroja telah memberi kenangan pahit bagi Dahayu meski hubungannya dengan Aksa kini sudah lebih baik dari sebelumnya.Dia bisa merasakan sebagai istri sesungguhnya saat ini. Namun, satu atap dengan madunya, tentu saja memberi sesak tersendiri bagi seorang istri.Akhir pekan ini terbilang cerah, tapi tak sedikitpun mengundang Dahayu untuk ingin bepergian atau sekedar memanjakan diri melakukan perawatan di salon.Suara bagaikan seruling itu akhirnya berhenti, Dahayu menurunkan botol dan tertegun menatap kilah air kolam yang sedikit bergerak oleh tiupan angin.Air yang sangat banyak masih sangat menakutkan bag
Buah apel yang Yesti makan pun sudah tak semanis sebelumnya. Bahkan kini berubah menjadi pahit saat melihat begitu banyak tanda cinta di tubuh Dahayu. Jelas Aksa tidak pernah membuat Dahayu menganggur setiap malam.Rasa iri dan cemburu itu membuncah, Yesti juga tidak mungkin merayu Aksa saat-saat ini, dokter sudah melarangnya berhubungan suami istri sampai kandungannya dinyatakan kuat. Aksa sendiri sudah pasti menolak jika dia merayunya.Bahkan pria itu sama sekali tak pernah menyentuhnya setelah Dahayu tiba.Yesti mengumpat berkali-kali, sembari meremas gagang pisau buah yang dia pegang.Melihat Aksa berdiri dan langsung melepaskan pakaiannya Yesti rasanya sangat ingin memeluk otot liat yang selalu tampak sempurna itu.Tapi nyatanya dia hanya bisa menelan kekecewaan kala Dahayu melakukan itu terlebih dulu. Bahkan dia bisa melihat senyum Dahayu yang sangat mengejek saat Aksa menggendongnya dan membawanya masuk ke dalam kolam.'Bajingan! Ternyata pelacur itu benar-benar sengaja memamer
"Seperti itukah putra kesayanganmu?"Ucapan sarkas Elena membuat wajah Defgan menggelap."Lukas, apa yang kamu tertawaan?"Tawa Lukas mulai mereda, dan berkata, "Memangnya kenapa jika aku tidur dengan Yesti? Aku hanya mencoba menyelamatkan keluarga Jayanta."Semua orang bingung dengan pernyataan Lukas.Tapi Lukas justru menegakkan kepala dengan percaya diri ketika menatap Defgan. Bahkan dia tersenyum."Ayah, aku ingin menjadi putra baik dan berbudi luhur. Tapi keadaan memaksaku melakukan itu, jika tidak maka keturunan keluarga Jayanta akan terputus.""Apa maksudmu?"Lukas tersenyum. "Ayah, Yesti dan Aksa menikah sudah hampir 10 tahun, tapi mereka tidak pernah dikaruniai seorang anak. Tapi Yesti hanya melakukan sekali denganku dan dia langsung hamil. Apa itu artinya?"Lukas kembali tertawa mengejek ketika melihat Aksa, dan berkata, "Aksa mandul!""Omong kosong!" Elena tidak terima."Terserah kamu percaya atau tidak. Putramu itu adalah laki-laki mandul. Meskipun dia sangat kaya dan memp
Dahayu jelas merasakan ada banyak pasang mata yang tak terhitung jumlahnya sedang tertuju padanya.Dalam sekejap, Dahayu dan Yesti sepertinya menjadi tontonan.Keheningan langsung menyelimuti setelah kegaduhan dari mulut Yesti. Semua orang masih tercengang dan ingin melihat apa yang akan terjadi selanjutnya.Pada akhirnya Dahayu menyeringai. "Apa kamu kebanyakan nonton drama protagonis yang teraniaya?" cela Dahayu asal asalan."Sudah cukup kamu beromong kosong!"Dahayu menoleh dan melihat yang berbicara barusan adalah Defgan.Dia tersenyum dangkal dan menghela napas tidak berdaya.'Betapa bodohnya orang tua ini dikelabuhi Yesti,' batinnya.Lukas juga terlihat datang dan membantu Yesti berdiri."Aku menyesal mengundangmu ke sini. Kamu memang membawa bencana dimana pun kamu berada!"Lukas juga ikut angkat bicara membuat Dahayu sadar dia telah diserbu."Penjaga! Usir wanita pembawa sial itu dari sini!"Perintah Defgan menghadirkan dua orang keamanan dan langsung mencengkeram dua tangan
Di sisi Defgan, Lukas juga tampak tersenyum mencemooh kepada Aksa.Dia menganggap, sekarang Aksa hanya seorang laki-laki tak berguna yang hidup mengandalkan wanitanya.Sudah tidak punya pekerjaan, semua saham juga sudah dikuasai oleh istrinya.'Benar-benar laki-laki bodoh!'Raut ejekan di wajah Lukas terlihat jelas di mata Aksa. Tapi tampaknya dia juga tidak peduli.Perhatian Aksa justru tertuju pada Defgan yang terlihat tegang.Sama sekali tak ada kesan puas di wajah Defgan meski perusahaan Jayanta sudah lolos dari masa kritis.Tentu saja.Lukas baru saja kehilangan 25% saham hanya demi mempertahankan perusahaan Jayanta.Perusahaan Wisesa memang berjanji tidak akan mencekal bisnis perusahaan Jayanta lagi, mereka juga menyumbang begitu banyak dana untuk membantu perusahaan Jayanta.Tapi juga merampas kepemilikan saham sebanyak 25%.Namun, perusahaan Jayanta tidak punya pilihan untuk bisa menolak.Saat ini perusahaan Jayanta sudah terpecah, dan sebagian besar dimiliki oleh Dahayu dan
Konsorsium Jayanta kini hanya seonggok bangunan sepi setelah kehilangan banyak investornya.Hampir semua proyek mangkrak karena kekurangan dana untuk mengoperasikannya.Dan sudah pasti pendapatan menurun drastis dan berakibat pengurangan karyawan secara besar-besaran untuk menghindari defisit dalam jangka panjang.Bahkan bisnis yang ada di luar negeri tiba-tiba mendapat serangan dari perusahaan Wisesa.Defgan dibuat sakit kepala dengan masalah pasca pengangkatan Lukas sebagai CEO konsorsium Jayanta.Dulu saat dipegang Aksa, dia tinggal duduk manis dan menikmati hasilnya.Sekarang dia sudah tidak punya saham, tapi masih saja dipusingkan dengan urusan perusahaan.Dia baru sadar jika putra keduanya ini benar-benar tidak becus mengelola perusahaan.Tapi menyesal saja tentu tidak akan menyelesaikan masalah. Defgan tetap turun tangan demi menyelamatkan perusahaan peninggalan leluhurnya."Atur janji dengan pemimpin perusahaan Wisesa. Jika masih menolak, paling tidak bisa berbicara melalui sa
Lukas tersenyum senang. Ternyata saudaranya ini sangat bodoh dan masih melindunginya seperti dulu.'Apa kamu pikir dengan bersikap baik padaku, ayah akan melunak padamu?''Anak haram tetaplah anak haram. Kamu bukan lagi tuan muda Jayanta.'Tapi semua anggota dewan direksi justru tidak terima dengan pernyataan Aksa.Dahayu sendiri juga tidak menyangka jika Aksa akan menyerah secepat ini."Tuan Aksa. Kami sangat percaya pada Anda, kami tahu Anda lebih baik dari pada Lukas dalam memimpin perusahaan. Kami harap Anda tidak menyerah dan mengecewakan kami. Kami sangat mendukung Anda di perusahaan ini."Seseorang mulai menyampaikan kekhawatirannya dan membuat yang lain juga melontarkan pendapat mereka masing-masing agar Aksa tidak mundur dari jabatannya.Tapi sepertinya Aksa memang sudah tidak berniat memimpin konsorsium Jayanta lagi."Saya tidak ingin menyalahi aturan. Siapa yang mempunyai saham tertinggi maka dialah yang pantas menjadi pemimpin. Karena itu sejak awal saya sudah mempersiapka
Keriuhan di kota Zimo diabaikan.Aksa masih bekerja seperti biasa, dan pulang ke apartemen Dahayu setelahnya.Vila Seroja sudah menjadi tempat menjijikkan bagi Aksa.Tempat itu hanya mengingatkan akan kebodohan dan penyesalannya saat ini.Duduk termenung menatap gemerlap lampu kota sambil menyesap anggur sudah menjadi kegemaran baru setiap harinya.Apartemen itu sangat nyaman untuk meresapi kerinduannya terhadap Dahayu."Tuan …." Suara Ethan terdengar ringan.Aksa tidak menoleh, juga tidak menyahut.Seakan tidak ingin diganggu.Tapi suara orang lain, tiba-tiba membuat alisnya berkerut dengan sedikit senyuman dingin."Beruntung sekali Kakak ipar mengunjungiku," ucap Aksa santai sambil memutar kursinya."Berhenti memanggilku seperti itu. Kamu membuatku jijik."Aksa terkekeh mendengar umpatan Satya."Ada apa?" tanya Aksa santai."Aku ada urusan di luar negeri, ayah dan ibu juga sangat sibuk. Jika kamu suami yang baik, kamu tidak akan membiarkan dia sendirian."Satya yang tidak ingin berb
Keesokan harinya, kota Zimo langsung digegerkan dengan berita bahwa Aksa dicoret dari kartu keluarga Jayanta karena tidak ingin menceraikan Dahayu.Aksa tidak lagi menyandang gelar tuan muda Jayanta karena sudah dibuang oleh ayahnya.Berita bahwa Aksa adalah anak haram juga beredar di mana-mana.Sudah pasti Lukas di balik rumor jahat yang beredar saat ini.Biasanya Aksa akan menebas dan melenyapkan berita miring tentangnya.Tapi kali ini dia membiarkan saja berita tersebut menyala dan membuat kegaduhan semua kalangan di kota Zimo.Dan sampailah pada Dahayu yang saat ini sedang duduk bersandar di kamarnya sambil menonton televisi."Sepertinya dia sangat mencintaimu. Demi mempertahankanmu, dia rela didepak dari keluarga Jayanta," ucap Satya acuh tak acuh sembari memasukan kacang atom ke mulutnya.Saat ini Satya tengah berbaring di samping Dahayu.Dahayu sama sekali tak menanggapi ucapan kakaknya hanya menatap dingin layar televisi saat ini."Kamu tidak ingin memberi tahunya jika dia aka
Acara pesta berakhir. Melihat Aksa masih berdiri menatapnya, Dahayu sama sekali tak ingin menghindar. Dia pun berjalan dengan anggun menghampiri suaminya. "Tuan Aksa Jayanta, para tamu undangan sudah pulang, kenapa Anda masih di sini?" Wajah tampan aksa bersinar, menyambut kedatangan istrinya. "Aku belum mengucapkan. Selamat ulang tahun pada istriku?" Dahayu tersenyum sengit dan berkata, "Ucapan selamat saja tidak cukup, Anda harus datang dengan membawa hadiah. Tapi sepertinya Anda datang dengan tangan kosong, sebaiknya aku yang menentukan hadiahku." Aksa tahu apa yang akan dilakukan Dahayu saat seseorang mendekat dengan membawa stopmap di tangannya. Dia tersenyum dan menerima berkas tersebut. Namun, bukannya menandatangani, Aksa malah menyobek lembar kertas tersebut menjadi sobekan kecil-kecil dan melemparkan ke udara. Untuk sesaat Dahayu kejatuhan sobekan kertas hingga seperti sedang diguyur confetti. Raut wajahnya menjadi dingin dan kejam kala menatap Aksa. Namun, Aksa ju
Suasana pesta menjadi tidak kondusif setelah Dahayu menerima uluran tangan dari Satya. Berbagai asumsi bermunculan di benak para tamu undangan dan juga media yang saat ini menyiarkan secara langsung acara tersebut. Aksa pun tertegun, meski dia sudah mengira ini akan terjadi, tapi tetap mempengaruhi hatinya, meski wajahnya saat ini menunjukkan rona datar dan terlihat tanpa emosi. Apalagi saat melihat Dahayu yang sepertinya tampak acuh tak acuh mengabaikan Aksa yang berdiri menatapnya. Keriuhan semakin menjadi, namun itu sama sekali tak mempengaruhi rona wajah tuan dan nyonya Mantila. Mereka masih menyambut kedatangan Dahayu yang digandeng Satya mendekat ke arah mereka. "Sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa Tuan Aksa diam saja saat istrinya digandeng pria lain?" "Entahlah, apakah direktur Dahayu memang perempuan seperti itu?" "Kita lihat saja, direktur Dahayu selalu memberikan kita kejutan, mungkin ada cerita dibalik pegangan tangan tuan muda Mantila." "Benar, perempuan muda dan be