Beranda / Romansa / Tuan, Biarkan Aku Pergi / 100. Didiskualifikasi

Share

100. Didiskualifikasi

Penulis: Kerry Pu
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-08 23:27:51

Adegan ini disiarkan langsung secara global dan dilihat oleh semua orang di dunia yang saat ini menonton upacara penghargaan di waktu yang bersamaan.

Mereka semua benar-benar dihebohkan oleh ulah wanita berintelektual dan cantik ini. Bahkan mereka sama sekali tidak bereaksi.

Adegan tak terduga tersebut tentu saja mengejutkan dan menghebohkan semua orang. Ini benar-benar sangat gila.

Dahayu secara terang-terangan menampar wajah orang lain di hadapan seluruh penjuru dunia. Dan orang yang ditampar itu adalah adik iparnya sendiri.

Siapa yang akan mengira posisinya akan berbalik seperti itu? Dahayu yang sebelumnya dituduh dan didesak sebagai orang yang bersalah kini malah menunjukkan kemarahan layaknya orang yang telah kecolongan.

Selain itu, pada kolom komentar siaran langsung lokal, semua orang seolah meledak.

[Sialan! Keluarga ini berulah lagi.]

[Mereka berulah dari dalam negeri hingga ke luar negeri!]

[Salah, dari Zimo hingga internasional!]

[Hahahaha, benar-benar deh!]

[Dire
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Tuan, Biarkan Aku Pergi   101. Dahayu yang Mencuri Formulanya

    "Apa?! Tidak bisa! Apa maksudnya saya tidak mematuhi pedoman komunitas?" Lukas berteriak tidak terima dengan pengumuman yang sebelumnya membuatnya bangga. Pembawa acara pun kembali membuka suara. "Karya Anda dicurigai sebagai produk tiruan, karena itu penghargaan ini tidak bisa diberikan kepada Anda." "Tiruan? Tidak mungkin! Saya membuat produk ini dengan tangan saya sendiri bagaimana bisa produk itu tiruan? Lagipula peserta mana yang saya tiru?" Lukas masih bersikeras, dia akan terus seperti itu karena tahu Dahayu sang pemilik, ternyata mengunakan tema lain. "Para juri dan perwakilan dari kerajaan Y sudah mengkaji lebih dalam. Produk Anda memang sudah ada yang punya sebelumnya." Penjelasan dari pembawa acara ini segera membuat semua orang di bawah panggung riuh tak terkendali. "Siapa yang punya?" "Apakah dia benar-benar mencuri formula milik kakak iparnya?" "Masih mengklaim bahwa itu formula yang dia buat sendiri." "Astaga ... menjijikkan sekali!" "Benar-benar tidak tahu mal

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-09
  • Tuan, Biarkan Aku Pergi   102. Dunia Telah Memberi Takdir yang Baik

    Lukas sungguh sangat kesal melihat ketenangan di wajah Dahayu saat ini, Dia sangat ingin menampar wajah itu dan berteriak, "Tentu saja benar! Kamu benar-benar licik, kamu sudah mencuri karya orang lain dan sekarang kamu juga menjebakku untuk menanggung perbuatan yang kamu lakukan." "Apakah kamu tidak berkaca baru-baru ini? Berkata seperti itu padaku, kamu hanya seperti badut rendahan bagiku," tukas Dahayu sinis. Lukas tidak ingin berbicara lagi dengan Dahayu, wajahnya kembali kepada master Yi dan berkata, "Master Yi, sebaiknya Anda memanggil murid Anda Bunga Emas. Agar saya bisa meluruskan kesalahpahaman ini." Master Yi pun mendengkus kasar mendengar permintaan Lukas. "Bukankah kamu baru saja berbicara dengannya?" Seketika Lukas tersontak mendengar penjelasan master Yi. Dengan sedikit terbata-bata Lukas kembali bertanya, "Jadi maksud Anda, Bunga Emas adalah ...." "Iya, Dahayu adalah Bunga Emas. Dia yang memiliki karya dengan tema Nusantara yang kamu jiplak. Karena kalian adalah ke

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-09
  • Tuan, Biarkan Aku Pergi   103. Aku Belum Selesai Memukul Lukas!

    Harum aroma lavender benar-benar semerbak memenuhi indra penciuman Dahayu yang saat ini sedang berbunga-bunga.Dia kembali ke hotel dengan pikiran tenang dan juga sangat santai setelah melihat raut wajah Lukas benar-benar hancur di hadapan semua orang. Terlebih ketika media Unique mengumumkan bahwa dia menolak segala kerja sama dengan Freyes alias Lukas dalam bisnis parfum kelas dunia.Media ini sangat penting dalam lingkaran fashion dan kosmetik kelas dunia. Ditolak oleh media Unique sama saja sudah mati dalam peredaran parfum di kancah internasional.Ketika dia menengok ke internet, hujatan itu sepertinya tak ingin berhenti menikam Lukas dari waktu ke waktu.Dahayu pun akhirnya tersadar dari kegembiraannya saat seseorang memeluknya dari belakang dan menempelkan bibirnya di telinga sebelum berbisik, "Selamat ya ...."Dahayu tersenyum, suara Aksa yang rendah itu benar-benar sangat seksi hingga dia sedikit mengedikkan bahu lantaran geli, tapi masih bisa menjawab, "Terima kasih."Suasa

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-10
  • Tuan, Biarkan Aku Pergi   104. Memaafkan?

    Senyum Dahayu melengkung tipis, pemandangan dari ketinggian benar-benar sangat bagus di malam hari.Bulan pun bersinar terang, begitu bulat membawa keindahan. Mengetarakan awan putih bergelombang yang sedikit memberi celah kerlap kerlip samar di bawah sana.Biasanya Dahayu selalu tertidur saat berada di pesawat, tapi malam ini mata itu sepertinya sangat sulit untuk terpejam.Ini karena kebiasaan Aksa yang selalu memijit pinggang Dahayu sebelum tidur, hingga perempuan itu jadi kecanduan.Tapi saat menengok ke samping, pria itu masih sibuk dengan laptopnya meski waktu sudah menunjukkan tengah malam. Dahayu tidak ingin mengganggu.Kembali melamun menikmati indahnya temaram sinar rembulan. Namun, beberapa saat kemudian dia dikejutkan oleh rengkuhan lembut Aksa yang berbisik dengan suara rendah yang menawan."Kamu menungguku?"Dahayu tak lantas memalingkan wajahnya untuk menilik Aksa. Matanya masih menatap lembut temaram di luar sana."Kenapa aku harus menunggumu?" tanya Dahayu pelan."Lal

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-12
  • Tuan, Biarkan Aku Pergi   105. Tuan Sudah Menggunakan Peran

    "Kenapa aku memaafkannya? Apa saat dia melakukan itu dia mempertimbangkan aku sebagai keluarga? Sekarang, kalian menyuruhku menggunakan alasan semacam ini untuk memaafkannya? Apa kalian tidak merasa ini konyol?"Dahayu menjeda ucapannya sejenak dia masih teringat dengan bagaimana Lukas terus mencoba menjatuhkannya di kalangan para pembisnis sejak dia menjabat sebagai direktur Golden Jay, dia juga membawa permusuhan sampai ranah dunia dengan tujuan mematikan bisnisnya. Dan yang lebih tidak termaafkan bagi Dahayu, Lukas mencoba mecelakainya dan menyentuh keluarganya di desa yang tidak tahu apa-apa.'Tentu saja aku tidak akan memaafkannya! Sangat mustahil!' Dahayu melihat semua orang. Tatapannya lurus ke arah kamera dan suaranya terdengar datar tanpa emosi sedikit pun di dalamnya. Dia pun melanjutkan, "Jangan gunakan prinsip-prinsip etika dan kemanusiaan semacam ini untuk mengutuk serta menghakimiku. Aku tidak setuju, terlebih aku tidak akan menerima pengekangan moral sepihak ini! Aku

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-13
  • Tuan, Biarkan Aku Pergi   106. Apa yang Ada di Otak Kecil Istriku?

    Saat ini kondisi N-More benar-benar sangat berisik. Karyawan terus sibuk mengangkat telepon dari pemegang saham yang satu persatu menarik saham mereka yang masih bisa diselamatkan. Berbeda dengan ruangan rapat yang saat ini terlihat sunyi senyap penuh dengan aroma keputusasaan. Hanya beberapa saja yang masih bertahan, namun jika tidak ada keajaiban, tentu saja semua juga akan hengkang dari N-More. Lukas sudah membuka rapat, dan meyakinkan bahwa N-More akan baik-baik saja dan akan terus beroperasi. Namun, melihat saham Lukas yang terus menguap dari waktu ke waktu siapa yang akan mempercayai kata-kata manis itu. Saat ini saham Lukas yang tersisa hanya tinggal 5%, secara teknis sebenarnya Lukas sudah tidak berhak memimpin N-More lagi, sementara 32% saham terbesar saat ini dipegang oleh pihak asing yang belum diketahui identitasnya. Dan sisanya hanya saham melayang yang tak bisa ditangkap. Ruangan rapat baru bergerak kala pintu terbuka dan menunjukkan sosok yang membuat semua orang te

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-13
  • Tuan, Biarkan Aku Pergi   107. Ayah Masih Ingin Aku Melepaskan Lukas?

    Hidangan berjajar di atas meja, aromanya harum dan tampak lezat. Namun, penghuni kediaman Jayanta sepertinya tak berselera untuk memakannya.Hanya dua orang yang bisa menikmati makan malam ini.Dahayu menyuapkan makanan ke mulutnya dengan anggun setelah mendapatkan pelayanan dari Aksa.Aksa pun tersenyum tipis, di sela suasana yang kaku ternyata istri kecilnya masih bisa menikmati makan malam dengan nikmat.Nafsu makan istri kecilnya memang cukup bagus akhir-akhir ini.Saat ini Dahayu juga tak segan membalas kasih sayang Aksa. Setelah tersenyum manis, tangannya bergerak menyuapkan makanan yang dia sendok pada Aksa.Sedikit terkejut, karena ini pertama kalinya Dahayu melakukan itu di hadapan banyak mata yang menatapnya dengan dingin.Tapi Aksa sungguh tak ingin menolak, setelah tersenyum ringan dia juga membuka mulut untuk menerima kasih sayang dari Dahayu.Yesti pun seperti ingin melonjak, dan melempar Dahayu keluar dari jendela. Sejak awal kedatangan suami dan istri mudanya ini, sepe

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-16
  • Tuan, Biarkan Aku Pergi   108. Wanita Cerdik

    Defgan mendengkus dingin, dan berkata, "Jangan harap aku akan membayar tuntutan 25 miliar atas pencurian formula parfum yang dilakukan Lukas!"Dahayu pun tertawa dingin mendengar ujaran ayah mertuanya. "Jika tidak membayar, bukankah itu semakin mempermalukan keluarga Jayanta sendiri? Dunia pasti akan menganggap bahwa seorang Jayanta tidak mampu membayar denda sekecil itu, memalukan!"Dua puluh lima miliar tentu saja bukan apa-apa bagi keluarga Jayanta, tapi ini bukan masalah nilai, ini adalah masalah kekesalan dan harga diri lantaran kalah dengan wanita dari kalangan rendah yang berani mendesak putra keduanya.Dahayu pun maju dua langkah dan kembali berkata, "Ayah, sesungguhnya Lukas sudah kalah telak, dia sudah mengakui di hadapan dunia bahwa dia menyebabkan aku kecelakaan dan mencuri formula milikku untuk ditiru. Video itu sampai sekarang masih beredar di internet. Berdasarkan bukti yang ada sebenarnya saat ini juga Lukas sudah bisa ditahan, tapi nyatanya tidak 'kan? Ayah tahu itu k

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-16

Bab terbaru

  • Tuan, Biarkan Aku Pergi   122. Istri Kecilku Hanya Akan Menjadi Milikku Selamanya

    Suasana pesta menjadi tidak kondusif setelah Dahayu menerima uluran tangan dari Satya. Berbagai asumsi bermunculan di benak para tamu undangan dan juga media yang saat ini menyiarkan secara langsung acara tersebut.Aksa pun tertegun, meski dia sudah mengira ini akan terjadi, tapi tetap mempengaruhi hatinya, meski wajahnya saat ini menunjukkan rona datar dan terlihat tanpa emosi.Apalagi saat melihat Dahayu Yang sepertinya tampak acuh tak acuh mengabaikan Aksa yang berdiri menatapnya.Keriuhan semakin menjadi, namun itu sama sekali tak mempengaruhi rona wajah tuan dan nyonya Mantila. Mereka masih menyambut kedatangan Dahayu yang digandeng Satya mendekat ke arah mereka."Sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa Tuan Aksa diam saja saat istrinya digandeng pria lain?""Entahlah, apakah direktur Dahayu memang perempuan seperti itu?""Kita lihat saja, direktur Dahayu selalu memberikan kita kejutan, mungkin ada cerita dibalik pegangan tangan tuan muda Mantila.""Benar, perempuan muda dan berbakat

  • Tuan, Biarkan Aku Pergi   121. Ada Apa Ini?

    Hari berlalu dengan cepat. Terangnya matahari kini telah berganti dengan keanggunan malam.Pukul tujuh malam waktu setempat, Aksa sudah duduk tenang di dalam mobil.Memandang secarik kertas perjanjian perceraian sebagai hadiah ulang tahun istri kecilnya.Aksa mendengkus samar setelah tersenyum ironi dari bibir yang manis.Mungkin baru kali ini dia memberi hadiah ulang tahun dengan menyakiti hatinya sendiri."Jalan," titahnya pada Ethan yang sejak tadi memang menunggu dia memerintah.Mobil itu sekarang sudah melaju menelusuri jalanan kota Zimo yang basah akibat guyuran hujan sepanjang sore.Dingin, layaknya hati Aksa yang melangkah untuk melepaskan peri kecil yang sempat memberi senyum hangat setelah hampir lima tahun menjadi seorang istri.Ini adalah ulang tahun istrinya, tapi digelar dia kediaman Mantila. Cukup menegaskan jika istri kecilnya telah berpaling pada hati yang lain, tapi dengan bodohnya dia malah datang untuk memberi hadiah dengan tangannya sendiri.Ramai dan sangat megah

  • Tuan, Biarkan Aku Pergi   120. Aku Akan Mengabulkan Keinginanmu

    Sesuai prediksi Dahayu, saat ini Yesti sudah tiba di kediaman Jayanta. Niatnya menghindari Lukas, nyatanya tak bisa terealisasi. Siapa lagi yang bisa dia mintai pertolongan selain Lukas? Adik ipar sekaligus selingkuhannya.Gegas Yesti berjalan menuju paviliun milik Lukas dan mendapati laki-laki itu tengah terbaring di kamarnya.Begitu melihat Yesti, Lukas sedikit melengos dengan senyum mencela. "Baru ingat aku, sekarang?" ucapannya sinis.Yesti pun segera tahu jika saat ini Lukas sedang marah lantaran dia tidak menanyakan kabarnya setelah Aksa menembaknya.Wanita itu langsung tahu apa yang harus dilakukan. "Lukas, aku mohon mengertilah posisiku. Kamu tahu betapa sulitnya aku agar Aksa tidak curiga. Aku sungguh sangat mengkhatirkanmu, lihat, aku langsung datang ke sini setelah Aksa pergi entah ke mana?"Lukas tahu Aksa pasti sedang mencari Dahayu. Dia sangat ingat saat saudaranya itu mengamuk lantas menembak dadanya dua hari yang lalu. Beruntung pengawal ayahnya segera membantu, jika t

  • Tuan, Biarkan Aku Pergi   119. Mari Kita Kejutkan Ayah Mertua

    Yesti terkesiap karena itu. Memang benar, Aksa sudah tidak mempunyai respek terhadap orang tuanya. Tidak mungkin meminta bantuan pada suaminya. Terlebih yang dianiaya adalah Dahayu, pasti suaminya tidak akan segan-segan untuk membunuh orang tuanya.Namun, mendengar Dahayu mengatakan jika Aksa tidak tahu kejadian ini, sudah pasti sekarang laki-laki itu tidak ada di kota Zimo. Melihat Dahayu berkeliaran di hotel sendirian, dia pun mulai berpikiran picik."Mungkin memang terjadi kesalahpahaman dengan orang tuaku, tapi pikirkan jika Aksa mengetahui bahwa kamu berkeliaran di hotel sendirian, Dahayu. Kamu telah membuat semua orang khawatir setelah menghilang selama satu pekan. Ternyata kamu malah ada di sini. Laki-laki mana lagi yang tengah kamu rayu setelah tahu cinta Aksa hanya untukku dan bayiku?"Lagi, Dahayu tergelak ringan mendengar desakan Yesti. Jelas perempuan itu kembali ingin mempermalukannya melihat pengunjung hotel lain sekarang tengah menonton di a

  • Tuan, Biarkan Aku Pergi   118. Kenapa Dahayu Ada di Sini?

    Di kota Zimo, Yesti sedang duduk manis menikmati kudapan yang baru saja disajikan para pelayan. Tapi tiba-tiba dia membanting apa yang dia pegang ke atas piring dengan kesal. Dia berdiri, lantas mematut diri di depan cermin. Tubuhnya sudah tak secantik dulu setelah perutnya mulai menggembung, lengan dan kakinya juga mulai membengkak. Benar-benar tidak sedap dipandang, menurutnya. Teringat tadi malam Aksa mengusirnya dari ruang baca dengan sangat kasar, hatinya pun menjadi sangat sedih. Dia mengira bahwa tubuhnya sudah tak menarik lagi hingga Aksa sudah tak terpikat dengan kecantikannya. Terlebih ketika ingat Ethan mengatakan bahwa Dahayu sudah ditemukan. Pikirannya pun semakin kesal membayangkan kemungkinan yang terjadi saat ini. Di kolam renang Dahayu memperlihatkan betapa indah tubuh ramping yang dia miliki beserta begitu banyak jejak cinta yang melukis tubuhnya di dekat area sensitif. Yesti mengira saat ini Dahayu pasti sedang menggoda Aksa dengan tubuh indah yang dia mili

  • Tuan, Biarkan Aku Pergi   117. Lukas dan Yesti Harus Hancur

    "Tuan ...." Suara Ethan yang menyapa mengundang Aksa yang baru saja membuka mata perlahan menoleh. Asistennya juga tampak buruk, ada luka lembam yang menodai wajahnya. Ketika Aksa menunduk, perban sudah membalut dadanya yang tertembak. Tapi saat menilik ruangan asing ini. Dia menghela napas kasar dan mendongak pasrah di bantalnya yang empuk. "Nyonya baru saja pergi, Tuan." Seakan tahu apa yang dipikirkan Aksa, Ethan kembali bersuara. Namun, itu justru membuat Aksa tersenyum samar. Dia tahu Dahayu tak bisa membencinya meski hatinya tersakiti. Terbukti wanita itu tak mampu menembaknya meski dia ingin. Jika bukan karena Satya, dadanya tak mungkin terluka seperti ini. Aksa tahu istri kecilnya ini mempunyai hati yang baik, dia hanya ingin hidup tenang dengan meninggalkan gelar pelakor yang selama ini terus merunjam dari segala arah. Dia lelah terus menyandang gelar menjijikkannya itu sepanjang waktu, meski bukan keinginan Dahayu untuk menjadi orang ketiga. Aksa semakin menyes

  • Tuan, Biarkan Aku Pergi   116. Hanya Napas Ini yang Bisa Menghentikanku

    Sama seperti halnya Aksa di masa lampau, saat ini Dahayu sangat ingin menyakiti laki-laki itu, tapi ternyata justru malah menyakiti hatinya sendiri. Tangannya mengepal kuat acap kali tendangan terus menghantam tubuh tak berdaya di bawah sana, hatinya terasa penuh oleh sesuatu yang menusuk.Namun, membiarkan Aksa menikmati kemenangannya dengan mudah juga membuat Dahayu marah. Laki-laki itu harus merasakan apa yang dia rasakan saat itu.Membohongi dan membuatnya kedinginan sepanjang malam, setelah mendapatkan pukulan berkali-kali dari dua pelayan yang menyiksanya. Itu mana mungkin Dahayu lupakan."Apa yang terjadi?" tanya Satya pelan membuat Dahayu mengembuskan napas samar, meski dia enggan menjawab pertanyaan Satya.Melihat kebisuan Dahayu, hidung Satya mengembang menghirup udara dengan emosi yang kuat. "Dia juga memperlakukanmu seperti itu?"Dahayu masih membisu, matanya terus menatap laki-laki tak berdaya di bawah sana.

  • Tuan, Biarkan Aku Pergi   115. Rasa Sakit Seperti Inikah yang Kamu rasakan Dulu?

    Lampu mercusuar berkelip kala helikopter terbang mengitari pulau dengan kastil kecil di tengahnya. Langit yang tadinya tampak kelabu kini pun menjatuhkan jutaan rintik hujan yang menghantam permukaan lautan.Sepatu boots hitam nan gagah jatuh menapak di pasir putih pada malam gelap bersama tiupan angin laut yang mencekam.Aksa bejalan cepat menembus hujan deras, langkahnya sama sekali tak terhenti ketika suara tembakan bergema di udara.Di kejauhan, dia melihat kastil kecil dengan benteng batu kokoh yang menonjol di atas bukit. Sekelompok orang dengan senjata api berjaga di sana, siap mempertahankan diri dari serangan.Suara tembakan terus berlanjut, mengiringi perjalanan Aksa yang semakin mendekat ke arah kastil.Aksa memaksa diri untuk bergerak meski basah kuyup, pikirannya hanya tertuju pada satu hal: Dahayu, istrinya yang hilang.Sejak awal dia sudah menebak bahwa Satya yang membawa Dahayu pergi, tapi tidak menyangka jika laki-laki itu akan menyembunyikan istrinya di pulau terpenc

  • Tuan, Biarkan Aku Pergi   114. Kamu Adikku

    Di tempat tidur yang sangat nyaman, perlahan Dahayu membuka mata dengan berat. Dia melihat cahaya terang yang jatuh menimpa retinanya yang belum siap, hingga mata itu kembali menyipit untuk menilik keadaan sekitar.Ruangan asing ini sudah pasti tidak dia kenal, selain itu aroma amis khas lautan tercium pekat pada indera penciumannya yang tajam. Seorang parfumer andal pasti tidak sulit untuk mengenali aroma ini.Kepalanya yang diperban masih sangat berat untuk bisa bergerak, tapi matanya mulai bisa menangkap dengan jelas beberapa wanita muda berseragam pelayan mendekat padanya."Nona sudah sadar?"Dahayu tak lantas menjawab, dia masih terlihat linglung menyesuaikan diri dengan keadaan asing ini.Tapi ingatannya tentang penyerangan mendadak itu, sedikit demi sedikit kembali pada otak Dahayu, hingga dia mulai bersikap waspada meski tubuhnya masih lemah."Cepat panggil dokter, beri tahu juga tuan muda, dia akan sangat senang melihat nona muda sudah bangun."Alis Dahayu mengernyit. 'Nona m

DMCA.com Protection Status