Share

93. Kaki Tua

Penulis: Kerry Pu
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-31 23:11:55
Terjadi keheningan di dalam mobil sampai mobil tersebut berhenti di pusat perbelanjaan elit di pusat kota.

"Kamu tidak senang, karena kekacauan di dekat air mancur. Jadi aku akan menebusnya. Kamu boleh berbelanja apa saja yang kamu inginkan hari ini," ucap Aksa pelan dengan suara datar.

Paras cantik Dahayu akhirnya bersinar. Siapa wanita di dunia ini yang tidak suka berbelanja?

Jika dia Dahayu yang dulu pasti hanya diam dan menolak, namun Dahayu yang sekarang dia sudah tahu mode dan tren fashion yang sedang hit saat ini.

Menolak tawaran untuk menghamburkan uang suaminya adalah kebodohan.

Dahayu pun menegakkan dagu dan mulai berjalan anggun menuju ke berbagai toko untuk memanjakan mata.

"Aku ingin gaun itu."

"Beli.

"Kaca mata itu bagus."

"Beli."

"Sepatu itu juga."

"Beli."

"Kalung itu cantik."

"Beli."

"Jam tangan itu bagus."

"Beli."

"Aku ingin tas limited itu."

"Beli."

"Anting mutiara ini cantik."

"Beli."

"Beli ...."

"Beli ...."

"Beli ...."

"Beli ...."

Dahayu teru
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Tuan, Biarkan Aku Pergi   94. Tuan, Ada Sedikit Masalah

    Dahayu sudah tidak berdaya, aroma mawar essens ini benar-benar sangat memabukkan. Hingga saat Aksa menyentuhnya dia hanya mengeluarkan suara syahdu yang membuat bulu kuduk merinding. Hanya saja dalam hati Dahayu mengumpat. 'Apa dia mencoba membunuhku? Tidak menggunakan mawar essens saja dia sudah hampir mematahkan pinggangku. Oh, Tuhan ... tolong aku ... aku yakin penyiksaan malam ini tidak akan pernah berakhir.' Seketika Dahayu menyesali ucapannya di restoran tadi. Benar kata orang mulutmu adalah harimaumu. Dan sekarang Dahayu hanya bisa merintih menerima akibat dari mulut jahatnya sendiri. *** Di tempat lain Satya tengah duduk di ruangan mewah dan berkelas, sembari menatap gelang emas berajut warna biru mirip milik Dahayu yang saat ini dikenakan Aksa. Tidak seperti saat berada di depan Dahayu, saat ini Satya terlihat seperti laki-laki luar biasa yang sangat bermartabat layaknya penguasa. Pesonanya menegaskan kontur wajah yang menawan dan juga keganasan seorang pria yang tak bi

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-31
  • Tuan, Biarkan Aku Pergi   95. Aku tidak Akan Melepaskanmu

    Aksa menyeringai sengit setelah mendengar laporan bahwa Satya membawa pasukan ke hotel Mario Palace. Sebelumnya Aksa sudah mengantisipasi hal semacam ini. Jadi dia memalsukan identitas Dahayu yang menginap di hotelnya. Meski sejak dia datang ke negara tersebut tak sekalipun mereka menginjakkan kaki di hotel Mario Palace. Dahayu dan Aksa menginap di hotel lain. Orang penting seperti Aksa mustahil menginap di hotel dengan identitas pribadi. "Apa motitnya dia membawa pasukan ke hotel kita?" tanya Aksa datar. "Belum tahu, Tuan. Tapi sejak tadi malam dia mengakses biodata nyonya pertama dan nyonya kedua." Alis Aksa berkerut tajam. Selama ini tidak ada yang berani mengusik keluarganya, tapi tuan muda Mantila ini berani-beraninya menargetkan wanita-wanitanya. "Urus saja, jangan sampai mereka merusak properti hotel," titah Aksa dengan suara datar. Ethan mengangguk, dan kembali berucap, "Tuan, sepertinya mereka sedang mencari kepemilikan gelang. Tapi entah gelang seperti apa yang mereka

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-31
  • Tuan, Biarkan Aku Pergi   96. Malam Penobatan

    Hari penobatan kejuaraan parfum akhirnya tiba. Sejak beberapa hari yang lalu Dahayu sudah rewel dengan gaun yang akan dia pakai di malam penobatan kejuaraan. Terlalu banyak makan kesenangan selama bersama Aksa di luar negeri membuat Dahayu rempong dengan hal-hal yang sebelumnya tidak pernah dia pikirkan. Ingin berpenampilan cantik, sempurna, dan menawan di acara bergengsi, jelas sikap alami seorang wanita mampu dan mempunyai suami yang mendukung. Tapi setelah melihat situs web terpercaya, tidak ada satu pun gaun bisa memikat hatinya. Pergi ke fashion shop Dahayu juga hanya mendapat kekecewaan. Akhirnya Aksa sendiri yang turun tangan untuk merancang gaun yang akan dikenakan Dahayu di malam penobatan. "Begini?" tanya Aksa menunjukkan tablet di tangannya. Wajah Dahayu pun tersenyum melihat desain rancangan busana yang baru saja digambar Aksa. Ternyata suaminya ini sangat paham dengan seleranya. Garis tipis melengkung samar di bibir Dahayu. Senang mempunyai suami yang tanggap sepert

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-31
  • Tuan, Biarkan Aku Pergi   97. Siap Memukul?

    "Akhirnya kamu muncul juga," gumam Lukas dingin dengan sudut bibir yang tertarik licik. Lukas pikir semakin Dahayu hadir semakin besar pula kesempatan untuk bisa mempermalukan kakak iparnya itu di ajang bergengsi kelas dunia. Empat tahun yang lalu Lukas bisa mempermalukan Dahayu di kota Zimo dengan sukses hingga nama perempuan itu menjadi tercemar dan terus direndahkan. Sekarang dia pun masih yakin bisa mempermalukan Dahayu dengan skala penonton yang lebih besar, apalagi setelah dia tahu acara ini disiarkan secara langsung hingga seluruh umat di dunia bisa menonton. 'Dahayu ... kamu dan Golden Jay mu akan mati malam ini.' Lukas masih yakin jika malam ini gelar plagiat akan melekat kuat pada Dahayu dan mematikan ladang bisnisnya di seluruh dunia. "Kamu sudah siap memberi pukulan?" tanya Aksa pelan manakala menangkap keberadaan adiknya yang tersenyum licik. Dahayu pun menegakkan dagu dengan elegan kemudian menjawab, "Tunggu sampai juara diumumkan." Aksa pun mengangguk samar denga

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-31
  • Tuan, Biarkan Aku Pergi   98. Dahayu Plagiat?

    "Apa? Plagiat?"Kegiatan di venue seketika berhenti sejenak, semua terpaku manakala salah satu finalis berseru. Setiap mata pun langsung terarah pada orang yang tadinya bersuara."Siapa?""Entahlah, aku juga kurang tahu siapa? Hanya saja media Unique baru menerima pesan anonim yang memberitahukan bahwa salah satu peserta kompetisi ada yang plagiat karya.""Media Unique?"Semua orang langsung menajamkan pendengaran mendengar issue yang menarik untuk dikupas.Media Unique adalah majalah ternama dunia, tidak mungkin menyebarkan berita secara asal-asalan."Kira-kira siapa yang plagiat karya? Finalis sangat banyak.""Kabarnya dari finalis yang baru saja mengikuti kompetisi parfumer tingkat internasional."Entah apa yang mereka pikirkan, tiba-tiba semua orang menoleh pada Dahayu yang masih menampakan keeleganan bersama para juri yang masih mengerumuni.Dahayu pun sangat tahu arah tatapan semua orang padanya. Namun, nyatanya itu tak sekalipun mempengaruhi ketenangan dan keanggunannya malam

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-07
  • Tuan, Biarkan Aku Pergi   99. Tamparan Keras

    Lukas tidak ingin membiarkan ini berlalu begitu saja meski Dahayu dibela oleh juri. Dia masih berusaha membuat Dahayu terusir dari acara ini."Maaf, direktur Dahayu hanya tersenyum dan tidak menyangkal semua tuduhan yang terarah padanya, bukankah itu berarti dia mengakuinya? Jika seorang juri masih bersikeras membelanya bukankah kemurnian acara malam ini diragukan?"Juri yang tadinya membela Dahayu lantas menengok ke sekeliling yang mendadak hening dengan wajah penuh harap bahwa mereka tidak sia-sia berada di tempat tersebut.Lantas juri tersebut tersenyum simpul dan kembali pada Lukas. "Kamu yang telah menodai kemurnian acara malam ini! Kalau berbicara harus berdasarkan fakta! Terkait siapa yang menjiplak siapa, kalian jangan bicara omong kosong jika tidak yakin akan hal itu! Jangan seperti orang bodoh yang dimanfaatkan orang lain!" Mendengar perkataan salah satu juri, raut wajah Lukas perlahan berubah. Ada kekhawatiran yang tiba-tiba menyeruak menusuk hati. "Maaf, saya tidak me

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-08
  • Tuan, Biarkan Aku Pergi   100. Didiskualifikasi

    Adegan ini disiarkan langsung secara global dan dilihat oleh semua orang di dunia yang saat ini menonton upacara penghargaan di waktu yang bersamaan.Mereka semua benar-benar dihebohkan oleh ulah wanita berintelektual dan cantik ini. Bahkan mereka sama sekali tidak bereaksi.Adegan tak terduga tersebut tentu saja mengejutkan dan menghebohkan semua orang. Ini benar-benar sangat gila.Dahayu secara terang-terangan menampar wajah orang lain di hadapan seluruh penjuru dunia. Dan orang yang ditampar itu adalah adik iparnya sendiri.Siapa yang akan mengira posisinya akan berbalik seperti itu? Dahayu yang sebelumnya dituduh dan didesak sebagai orang yang bersalah kini malah menunjukkan kemarahan layaknya orang yang telah kecolongan.Selain itu, pada kolom komentar siaran langsung lokal, semua orang seolah meledak. [Sialan! Keluarga ini berulah lagi.] [Mereka berulah dari dalam negeri hingga ke luar negeri!] [Salah, dari Zimo hingga internasional!] [Hahahaha, benar-benar deh!][Dire

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-08
  • Tuan, Biarkan Aku Pergi   101. Dahayu yang Mencuri Formulanya

    "Apa?! Tidak bisa! Apa maksudnya saya tidak mematuhi pedoman komunitas?" Lukas berteriak tidak terima dengan pengumuman yang sebelumnya membuatnya bangga. Pembawa acara pun kembali membuka suara. "Karya Anda dicurigai sebagai produk tiruan, karena itu penghargaan ini tidak bisa diberikan kepada Anda." "Tiruan? Tidak mungkin! Saya membuat produk ini dengan tangan saya sendiri bagaimana bisa produk itu tiruan? Lagipula peserta mana yang saya tiru?" Lukas masih bersikeras, dia akan terus seperti itu karena tahu Dahayu sang pemilik, ternyata mengunakan tema lain. "Para juri dan perwakilan dari kerajaan Y sudah mengkaji lebih dalam. Produk Anda memang sudah ada yang punya sebelumnya." Penjelasan dari pembawa acara ini segera membuat semua orang di bawah panggung riuh tak terkendali. "Siapa yang punya?" "Apakah dia benar-benar mencuri formula milik kakak iparnya?" "Masih mengklaim bahwa itu formula yang dia buat sendiri." "Astaga ... menjijikkan sekali!" "Benar-benar tidak tahu mal

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-09

Bab terbaru

  • Tuan, Biarkan Aku Pergi   122. Istri Kecilku Hanya Akan Menjadi Milikku Selamanya

    Suasana pesta menjadi tidak kondusif setelah Dahayu menerima uluran tangan dari Satya. Berbagai asumsi bermunculan di benak para tamu undangan dan juga media yang saat ini menyiarkan secara langsung acara tersebut.Aksa pun tertegun, meski dia sudah mengira ini akan terjadi, tapi tetap mempengaruhi hatinya, meski wajahnya saat ini menunjukkan rona datar dan terlihat tanpa emosi.Apalagi saat melihat Dahayu Yang sepertinya tampak acuh tak acuh mengabaikan Aksa yang berdiri menatapnya.Keriuhan semakin menjadi, namun itu sama sekali tak mempengaruhi rona wajah tuan dan nyonya Mantila. Mereka masih menyambut kedatangan Dahayu yang digandeng Satya mendekat ke arah mereka."Sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa Tuan Aksa diam saja saat istrinya digandeng pria lain?""Entahlah, apakah direktur Dahayu memang perempuan seperti itu?""Kita lihat saja, direktur Dahayu selalu memberikan kita kejutan, mungkin ada cerita dibalik pegangan tangan tuan muda Mantila.""Benar, perempuan muda dan berbakat

  • Tuan, Biarkan Aku Pergi   121. Ada Apa Ini?

    Hari berlalu dengan cepat. Terangnya matahari kini telah berganti dengan keanggunan malam.Pukul tujuh malam waktu setempat, Aksa sudah duduk tenang di dalam mobil.Memandang secarik kertas perjanjian perceraian sebagai hadiah ulang tahun istri kecilnya.Aksa mendengkus samar setelah tersenyum ironi dari bibir yang manis.Mungkin baru kali ini dia memberi hadiah ulang tahun dengan menyakiti hatinya sendiri."Jalan," titahnya pada Ethan yang sejak tadi memang menunggu dia memerintah.Mobil itu sekarang sudah melaju menelusuri jalanan kota Zimo yang basah akibat guyuran hujan sepanjang sore.Dingin, layaknya hati Aksa yang melangkah untuk melepaskan peri kecil yang sempat memberi senyum hangat setelah hampir lima tahun menjadi seorang istri.Ini adalah ulang tahun istrinya, tapi digelar dia kediaman Mantila. Cukup menegaskan jika istri kecilnya telah berpaling pada hati yang lain, tapi dengan bodohnya dia malah datang untuk memberi hadiah dengan tangannya sendiri.Ramai dan sangat megah

  • Tuan, Biarkan Aku Pergi   120. Aku Akan Mengabulkan Keinginanmu

    Sesuai prediksi Dahayu, saat ini Yesti sudah tiba di kediaman Jayanta. Niatnya menghindari Lukas, nyatanya tak bisa terealisasi. Siapa lagi yang bisa dia mintai pertolongan selain Lukas? Adik ipar sekaligus selingkuhannya.Gegas Yesti berjalan menuju paviliun milik Lukas dan mendapati laki-laki itu tengah terbaring di kamarnya.Begitu melihat Yesti, Lukas sedikit melengos dengan senyum mencela. "Baru ingat aku, sekarang?" ucapannya sinis.Yesti pun segera tahu jika saat ini Lukas sedang marah lantaran dia tidak menanyakan kabarnya setelah Aksa menembaknya.Wanita itu langsung tahu apa yang harus dilakukan. "Lukas, aku mohon mengertilah posisiku. Kamu tahu betapa sulitnya aku agar Aksa tidak curiga. Aku sungguh sangat mengkhatirkanmu, lihat, aku langsung datang ke sini setelah Aksa pergi entah ke mana?"Lukas tahu Aksa pasti sedang mencari Dahayu. Dia sangat ingat saat saudaranya itu mengamuk lantas menembak dadanya dua hari yang lalu. Beruntung pengawal ayahnya segera membantu, jika t

  • Tuan, Biarkan Aku Pergi   119. Mari Kita Kejutkan Ayah Mertua

    Yesti terkesiap karena itu. Memang benar, Aksa sudah tidak mempunyai respek terhadap orang tuanya. Tidak mungkin meminta bantuan pada suaminya. Terlebih yang dianiaya adalah Dahayu, pasti suaminya tidak akan segan-segan untuk membunuh orang tuanya.Namun, mendengar Dahayu mengatakan jika Aksa tidak tahu kejadian ini, sudah pasti sekarang laki-laki itu tidak ada di kota Zimo. Melihat Dahayu berkeliaran di hotel sendirian, dia pun mulai berpikiran picik."Mungkin memang terjadi kesalahpahaman dengan orang tuaku, tapi pikirkan jika Aksa mengetahui bahwa kamu berkeliaran di hotel sendirian, Dahayu. Kamu telah membuat semua orang khawatir setelah menghilang selama satu pekan. Ternyata kamu malah ada di sini. Laki-laki mana lagi yang tengah kamu rayu setelah tahu cinta Aksa hanya untukku dan bayiku?"Lagi, Dahayu tergelak ringan mendengar desakan Yesti. Jelas perempuan itu kembali ingin mempermalukannya melihat pengunjung hotel lain sekarang tengah menonton di a

  • Tuan, Biarkan Aku Pergi   118. Kenapa Dahayu Ada di Sini?

    Di kota Zimo, Yesti sedang duduk manis menikmati kudapan yang baru saja disajikan para pelayan. Tapi tiba-tiba dia membanting apa yang dia pegang ke atas piring dengan kesal. Dia berdiri, lantas mematut diri di depan cermin. Tubuhnya sudah tak secantik dulu setelah perutnya mulai menggembung, lengan dan kakinya juga mulai membengkak. Benar-benar tidak sedap dipandang, menurutnya. Teringat tadi malam Aksa mengusirnya dari ruang baca dengan sangat kasar, hatinya pun menjadi sangat sedih. Dia mengira bahwa tubuhnya sudah tak menarik lagi hingga Aksa sudah tak terpikat dengan kecantikannya. Terlebih ketika ingat Ethan mengatakan bahwa Dahayu sudah ditemukan. Pikirannya pun semakin kesal membayangkan kemungkinan yang terjadi saat ini. Di kolam renang Dahayu memperlihatkan betapa indah tubuh ramping yang dia miliki beserta begitu banyak jejak cinta yang melukis tubuhnya di dekat area sensitif. Yesti mengira saat ini Dahayu pasti sedang menggoda Aksa dengan tubuh indah yang dia mili

  • Tuan, Biarkan Aku Pergi   117. Lukas dan Yesti Harus Hancur

    "Tuan ...." Suara Ethan yang menyapa mengundang Aksa yang baru saja membuka mata perlahan menoleh. Asistennya juga tampak buruk, ada luka lembam yang menodai wajahnya. Ketika Aksa menunduk, perban sudah membalut dadanya yang tertembak. Tapi saat menilik ruangan asing ini. Dia menghela napas kasar dan mendongak pasrah di bantalnya yang empuk. "Nyonya baru saja pergi, Tuan." Seakan tahu apa yang dipikirkan Aksa, Ethan kembali bersuara. Namun, itu justru membuat Aksa tersenyum samar. Dia tahu Dahayu tak bisa membencinya meski hatinya tersakiti. Terbukti wanita itu tak mampu menembaknya meski dia ingin. Jika bukan karena Satya, dadanya tak mungkin terluka seperti ini. Aksa tahu istri kecilnya ini mempunyai hati yang baik, dia hanya ingin hidup tenang dengan meninggalkan gelar pelakor yang selama ini terus merunjam dari segala arah. Dia lelah terus menyandang gelar menjijikkannya itu sepanjang waktu, meski bukan keinginan Dahayu untuk menjadi orang ketiga. Aksa semakin menyes

  • Tuan, Biarkan Aku Pergi   116. Hanya Napas Ini yang Bisa Menghentikanku

    Sama seperti halnya Aksa di masa lampau, saat ini Dahayu sangat ingin menyakiti laki-laki itu, tapi ternyata justru malah menyakiti hatinya sendiri. Tangannya mengepal kuat acap kali tendangan terus menghantam tubuh tak berdaya di bawah sana, hatinya terasa penuh oleh sesuatu yang menusuk.Namun, membiarkan Aksa menikmati kemenangannya dengan mudah juga membuat Dahayu marah. Laki-laki itu harus merasakan apa yang dia rasakan saat itu.Membohongi dan membuatnya kedinginan sepanjang malam, setelah mendapatkan pukulan berkali-kali dari dua pelayan yang menyiksanya. Itu mana mungkin Dahayu lupakan."Apa yang terjadi?" tanya Satya pelan membuat Dahayu mengembuskan napas samar, meski dia enggan menjawab pertanyaan Satya.Melihat kebisuan Dahayu, hidung Satya mengembang menghirup udara dengan emosi yang kuat. "Dia juga memperlakukanmu seperti itu?"Dahayu masih membisu, matanya terus menatap laki-laki tak berdaya di bawah sana.

  • Tuan, Biarkan Aku Pergi   115. Rasa Sakit Seperti Inikah yang Kamu rasakan Dulu?

    Lampu mercusuar berkelip kala helikopter terbang mengitari pulau dengan kastil kecil di tengahnya. Langit yang tadinya tampak kelabu kini pun menjatuhkan jutaan rintik hujan yang menghantam permukaan lautan.Sepatu boots hitam nan gagah jatuh menapak di pasir putih pada malam gelap bersama tiupan angin laut yang mencekam.Aksa bejalan cepat menembus hujan deras, langkahnya sama sekali tak terhenti ketika suara tembakan bergema di udara.Di kejauhan, dia melihat kastil kecil dengan benteng batu kokoh yang menonjol di atas bukit. Sekelompok orang dengan senjata api berjaga di sana, siap mempertahankan diri dari serangan.Suara tembakan terus berlanjut, mengiringi perjalanan Aksa yang semakin mendekat ke arah kastil.Aksa memaksa diri untuk bergerak meski basah kuyup, pikirannya hanya tertuju pada satu hal: Dahayu, istrinya yang hilang.Sejak awal dia sudah menebak bahwa Satya yang membawa Dahayu pergi, tapi tidak menyangka jika laki-laki itu akan menyembunyikan istrinya di pulau terpenc

  • Tuan, Biarkan Aku Pergi   114. Kamu Adikku

    Di tempat tidur yang sangat nyaman, perlahan Dahayu membuka mata dengan berat. Dia melihat cahaya terang yang jatuh menimpa retinanya yang belum siap, hingga mata itu kembali menyipit untuk menilik keadaan sekitar.Ruangan asing ini sudah pasti tidak dia kenal, selain itu aroma amis khas lautan tercium pekat pada indera penciumannya yang tajam. Seorang parfumer andal pasti tidak sulit untuk mengenali aroma ini.Kepalanya yang diperban masih sangat berat untuk bisa bergerak, tapi matanya mulai bisa menangkap dengan jelas beberapa wanita muda berseragam pelayan mendekat padanya."Nona sudah sadar?"Dahayu tak lantas menjawab, dia masih terlihat linglung menyesuaikan diri dengan keadaan asing ini.Tapi ingatannya tentang penyerangan mendadak itu, sedikit demi sedikit kembali pada otak Dahayu, hingga dia mulai bersikap waspada meski tubuhnya masih lemah."Cepat panggil dokter, beri tahu juga tuan muda, dia akan sangat senang melihat nona muda sudah bangun."Alis Dahayu mengernyit. 'Nona m

DMCA.com Protection Status