Share

Bab 14: Petunjuk Tak Terduga

Penulis: Geanna Kim
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-17 21:58:55

Kantor label rekaman Highwave Sound seakan kehilangan gairah. Tidak ada suasana teduh yang selama ini menghiasi gedung itu. Teo Andersen yang menjadi ujung tombak Highwave Sound telah kehilangan semangat hidup. Itu sebabnya ketika para staf menyapa, Teo tidak tersenyum, apalagi menyapa dengan pesonanya yang anggun.

Ia hanya berjalan dengan kepala tertunduk. Jake yang sudah menunggu di ruangan pribadi Teo tak bisa menahan senyum liciknya membuncah. Rasanya puas sekali membuat Teo tenggelam dalam rasa sedih, persis seperti yang dirasakannya saat kehilangan uang akibat pemindahan saham.

“Jangan pasang raut wajah seperti itu,” kata Jake berpura-pura menyemangati. “Hari ini kita akan membahas tentang impor barang-barang VIP untuk klub. Kau tidak bahagia karena bisnis ini akan sukses besar?”

“Bagaimana aku bisa bahagia?” tanya Teo jengah sembari menatap Jake dengan tajam. “Belum ada titik terang dari kasus Julia. Bahkan, aku tidak tahu apakah Julia sudah makan dan bisa tidur.”

“Serahkan saj
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Transmigrasi Sang Kritikus Seni Menyelamatkan Dunia    Bab 15: Alibi dan Kebohongan

    “Kau belum menjawab pertanyaanku?” cecar Teo saat ia melihat Jake mati kutu.Jake yang mendadak gugup pun mati-matian berdiri tegak. Ia melemaskan pundaknya yang tegang agar tidak terlihat seperti orang yang bersalah. Namun, gerakannya yang patah-patah sangat tidak menyakinkan sampai Teo mengerutkan kening. Melihat kecurigaan di wajah Teo yang tergambar jelas, Jake langsung tersenyum kecil.“Ah, luka ini?” kata Jake canggung. “Kemarin saat tampil di acara jumpa penggemar, aku dikerumuni banyak fans yang agak fanatik. Ah, sebenarnya sangat fanatik.”Tanpa berpikir panjang, Jake langsung melemparkan alibi. Dengan bahasa tubuh yang secara khusus ia latih bertahun-tahun untuk berbohong, Jake berhasil mengelabui Teo. Pria yang tadi hampir meninjunya itu kini mulai terlihat tenang.Jake menghampiri Teo dengan langkah penuh percaya diri, tanpa terlihat kaku. Ia bahkan menaruh satu tangannya di kantong celana dan melambaikan tangannya yang lain. Dengan rileks, ia pun membeberkan alibinya.“Ka

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-18
  • Transmigrasi Sang Kritikus Seni Menyelamatkan Dunia   Bab 16: Penyelidikan Khusus

    Jake kelimpungan menangani Teo yang selalu mencari celah dari alibinya. Kini tidak hanya dirinya yang akan dikejar oleh Teo, tapi Lylia juga jatuh dalam perangkap pria gila itu. Beruntung Lylia masih sanggup berkelit dengan menyiapkan jadwal palsu untuk diberikan kepada Teo. Jika tidak ada jadwal palsu itu, Teo mungkin akan mengamuk dan membongkar alibi Lylia.“Teo sangat merepotkan,” gerutu Jake yang kini sibuk membuka pintu rahasia menuju ruangan penyiksaan itu.Sembari mengisap rokok beraroma mint untuk menghilangkan penatnya, Jake melangkah masuk dan menyapa Julia. Wanita itu tampak lebih kacau dengan juntaian rambut yang kusut dan darah yang mengering di sekitar lukanya.“Lepaskan aku. Kumohon, lepaskan aku, Jake.” Julia memohon dengan air mata yang menetes di sudut matanya.Jake tidak menggubris permohonan putus asa Julia. Ia hanya sibuk mengisap tembakau mahal itu kuat-kuat, memejamkan mata, dan mengembuskan asapnya ke udara. Julia terbatuk-batuk karena asap beraroma mint itu m

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-19
  • Transmigrasi Sang Kritikus Seni Menyelamatkan Dunia   Bab 17: Kunci Utama Kasus Solar Eclipse

    Awalnya Teo merasa idenya untuk meminta pencarian Julia ditangani secara khusus oleh detektif adalah keputusan terbaik. Kinan, wanita cerdas itu bahkan merespons idenya dengan penuh rasa kagum. Namun, kini upaya Teo terasa seperti uap yang terbang ke udara dan hilang begitu saja.Hampir dua minggu Julia menghilang, tetapi belum ada satu pun petunjuk yang berarti. Meskipun Teo telah menaruh curiga pada Jake dan Lylia, tapi ia masih belum bisa menjadikannya tersangka, belum ada bukti kuat yang ia dapatkan. Ini membuat Teo semakin frustrasi.Di tengah rasa putus asanya, Teo mengunjungi sang detektif di kantor polisi. Mereka bertemu di ruangan khusus dan berbicara empat mata.“Kami telah memeriksa Tuan Jake Arthur dan Nona Lylia Thana. Keduanya memiliki alibi yang sangat kuat,” kata detektif dengan postur tubuh tinggi dan agak kurus.“Sebelum hari kejadian, Tuan Jake banyak menghabiskan waktu untuk menemui Tuan Teo, lalu saat hari kejadian, Tuan Jake sedang berada di luar kota untuk mengi

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-19
  • Transmigrasi Sang Kritikus Seni Menyelamatkan Dunia   Bab 18: Noda Wine dan Petunjuk Utama

    “Apa yang Teo katakan ke manajer Julia waktu itu?”Jake bertanya dalam hati sembari mengendap-endap di dalam rumah Teo. Hingga hari ini, ia masih terbayang-bayang bisikan Teo yang misterius itu. Saat itu, Teo hanya berdua saja bersama Kinan di ruang tamu. Lantas, untuk apa pria gila itu berbisik-bisik di rumahnya sendiri? Kecurigaan Jake membuatnya percaya bahwa Teo berusaha mencari celah dalam alibinya dan mungkin saja telah menemukan sesuatu.Jika dugaannya benar, riwayat Jake akan tamat. Sementara ia belum puas menyiksa Julia, bahkan belum ada kebenaran tentang perubahan sikap Teo yang keluar dari mulut jalang itu. Didorong rasa marah kian membuncah dalam hati iblisnya, Jake mendorong pintu menuju ruang rahasia dan menyapa Julia untuk yang kesekian kalinya.“Halo, Julia. Aku pikir kau akan merindukanku,” sapa Jake sembari terkekeh kecil.Kini Julia dibiarkan berbaring di lantai hanya dengan ikatan di kaki dan tangannya. Jake yang memutuskan hal itu agar Julia tidak cepat tewas.“Ka

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-19
  • Transmigrasi Sang Kritikus Seni Menyelamatkan Dunia   Bab 19: Teo dan Ingatan yang Hilang

    Teo tersenyum geli karena melihat reaksi Jake yang berlebihan. Bola mata Jake yang membeliak sempurna seolah menjelaskan ada sesosok iblis tertidur di dalam jiwa pria itu. Jake melepaskan cengkeraman Jake dari lengannya. Jake tidak melawan, sebaliknya ia justru sibuk melemaskan otot wajahnya yang kaku. Tak lupa ia kembali menyusun alibi dan mengucapkannya seolah-olah ia adalah pemain teater yang jenius.“Maafkan aku. Aku hanya tidak ingin Teo lepas kendali di situasi yang buruk ini.” Perkataan Jake tertuju pada Kinan dan Samuel.Kedua orang itu kini memandangnya dengan tatapan yang menyiratkan sejuta pertanyaan. Jake melupakan kehadiran dua orang yang masih asing baginya. Ia lepas kendali dan menunjukan sisi yang tak seharusnya dilihat oleh Samuel dan Kinan.“Tuan Jake benar,” kata Kinan berusaha memecah kesunyian di antara dua sahabat itu. “Meski hanya sedikit, tapi minum wine bukan keputusan yang bijak. Kita harus fokus pada Julia.”“Teo, duduklah.” Samuel memberi perintah karena Te

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-19
  • Transmigrasi Sang Kritikus Seni Menyelamatkan Dunia   Bab 20: Musuh dalam Selimut

    Jake kembali menyusup ke rumah Teo setelah pertemuan darurat itu mengacaukan hidupnya. Noda wine itu meruntuhkan rencana sempurnanya. Kini Teo teringat dengan ruangan penyimpanan wine padahal Jake terus mendorong Teo untuk tenggelam dalam pencarian Julia. Ia bahkan harus mati-matian mengenakan topeng sandiwara di depan pria gila itu, tapi misinya gagal total.Cepat atau lambat, Teo akan masuk ke ruang rahasia tempat wine, senjata, dan barang terlarang lainnya tersimpan. Jika itu terjadi sebelum Jake membuat Julia buka mulut, keadaan akan runyam.“Mengapa kau sangat lesu hari ini, Teo?”Jake terperanjat saat mendengar suara Samuel. Ia baru saja melompat turun dari jendela dengan kaca geser di area belakang dapur. Namun, suara Samuel terdengar sangat dekat. Dengan tergesa-gesa, Jake langsung mundur, merapatkan tubuhnya di sebelah lemari, dan mengintip. Rupanya Samuel sedang berjalan menuju dapur untuk mengambil sebotol air.“Hari ini ada acara penting. Jangan sampai kau terlihat muram.

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-19
  • Transmigrasi Sang Kritikus Seni Menyelamatkan Dunia   Bab 21: Jalan Menuju Ruang Rahasia

    Teo masih merasa jijik dengan reaksi Samuel yang mencerminkan sosok iblis. Alih-alih berempati dengan kondisi korban yang mengalami pelecehan di klub, Samuel justru menganggapnya sebagai lelucon.Di sisa hari yang memuakkan itu, Teo hanya bisa berakting manis di depan semua orang agar Samuel tidak mengeluarkan ceramahnya lagi.Namun, daya tahannya seketika runtuh saat dirinya tiba di rumah. Teo mengirim pesan kepada si perempuan dari klub dan meminta janji temu.Lima menit berlalu. Tidak ada balasan. Teo memutuskan menekan tombol panggilan.“Jangan bicarakan kasusmu ke orang lain di klub. Jangan percaya pada siapa pun.” Teo membuka panggilan dengan dua peringatan karena kini ia curiga dengan Samuel.Perempuan itu tidak bersuara selama beberapa saat. Setelah napasnya mulai teratur, ia hanya bicara singkat dan menyatakan setuju dengan perintah Teo.“Kututup teleponnya. Jika memungkinkan, jangan keluar rumah dulu. Kita tidak tahu ada mata-mata di klub yang melihatmu bicara denganku waktu

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-19
  • Transmigrasi Sang Kritikus Seni Menyelamatkan Dunia   Bab 22: 19 Maret dan Takdir yang Sama

    “Natalie Arnie tewas?” Kinan malah teralihkan dengan berita kematian Natalie.Rupanya Kinan juga tidak mendengarkan berita. Sama seperti Teo, ia juga sibuk mencari jalan lain untuk menemukan Julia. Teo sudah kembali tenang dan mampu mengatur napasnya.“Jangan teralihkan dengan berita Natalie,” kata Teo yang kini sudah duduk di kursi kerjanya. “Aku butuh tim forensik datang ke ruang penyimpanan wine di studioku. Kurasa inilah TKP penyekapan dan penyiksaan Julia.”“Penyiksaan?” Kinan makin panik. “Apakah Tuan menemukan tanda-tanda penyiksaan?”Teo makin meradang ketika ia kembali teringat dengan ruang rahasia itu. Bercak darah yang Teo temukan di bawah pintu memperjelas kecurigaan Teo bahwa Julia disiksa.“Ini dugaanku, tapi aku cukup yakin,” jawab Teo sembari menghela napas. “Tadi aku menemukan bercak darah di bawah pintu TKP itu. Aku tidak yakin apakah itu darah Julia atau bukan, tapi—”“Aku mengerti. Tenang diri saja, Tuan. Aku akan datang bersama detektif.” Kinan berusaha tetap tena

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-19

Bab terbaru

  • Transmigrasi Sang Kritikus Seni Menyelamatkan Dunia   Bab 87: Teo Akhirnya Pulih

    Di ruang interogasi yang sunyi, Samuel duduk terdiam, tangan diborgol ke meja besi yang dingin. Ia merasa seluruh tubuhnya berat, seolah dunia ini sudah jatuh padanya. Wajahnya penuh kecemasan, pikirannya kacau. Tidak ada lagi Jake yang bisa diandalkan, tidak ada lagi jalan keluar yang jelas.Pintu ruang interogasi terbuka, dan Aarav masuk dengan wajah serius. Tanpa berkata apa-apa, ia duduk di seberang Samuel, memandangnya tajam. Samuel menatapnya, mencoba membaca ekspresi di wajah pria itu. Tapi Aarav hanya diam, menyusun kata-kata."Aku tahu kau merasa terjebak, Samuel," akhirnya Aarav berkata, suara tenang namun penuh penekanan. "Tapi ini adalah kesempatan terakhirmu untuk menghindari hukuman yang lebih berat."Samuel menggigit bibir bawahnya, tak tahu harus berkata apa. Selama ini, ia selalu berusaha untuk bisa mengontrol segalanya, tapi kini ia berada dalam situasi yang benar-benar di luar kendalinya.Aarav melanjutkan, "Kau tahu bahwa Jake bukan orang yang bisa kau percayai. Ka

  • Transmigrasi Sang Kritikus Seni Menyelamatkan Dunia   Bab 86: Penyelamatan Tak Terduga

    Samuel merasakan udara dingin yang menusuk tulang ketika mobil yang membawanya berhenti di depan sebuah vila mewah di tengah hutan. Kepalanya masih pening setelah melarikan diri dari kantor polisi, dan pikirannya dipenuhi tanda tanya. Bagaimana mungkin ia berhasil kabur secepat ini? Siapa yang mengatur semua ini?Pintu mobil terbuka, dan seorang pria bertubuh kekar menariknya keluar. "Masuk," perintah pria itu dengan suara berat.Samuel mengatur napasnya dan melangkah ke dalam vila. Interiornya mewah, dengan dinding kayu berukir dan lampu gantung kristal yang menerangi ruangan dengan cahaya keemasan. Namun, semua kemewahan itu tak mengalihkan perhatiannya dari sosok pria yang duduk dengan santai di kursi kulit berwarna hitam di tengah ruangan.Jake Arthur.Samuel terbelalak. "Jake?!"Jake tersenyum kecil. "Senang melihatmu lagi, Sam. Sudah lama sekali, ya?"Samuel tetap berdiri kaku, matanya tak lepas dari pria yang seharusnya masih berada di balik jeruji besi. "Bagaimana... bagaimana

  • Transmigrasi Sang Kritikus Seni Menyelamatkan Dunia   Bab 85: Melarikan Diri

    Samuel duduk di kursi interogasi dengan tangan terborgol di depan meja baja dingin. Wajahnya tegang, keringat mulai mengalir di pelipisnya. Aarav dan Nick berdiri di hadapannya, menatapnya tajam. Pengacara Samuel duduk di sampingnya, sesekali berbisik dan menyuruhnya diam."Samuel, kita tahu semua permainanmu," Aarav memulai, suaranya penuh tekanan. "Kami sudah melacak rekeningmu, melihat transaksi mencurigakan, dan menghubungkan semua titik. Uang yang kamu dapatkan dari eksploitasi artis itu? Kami akan mengembalikannya ke pemiliknya."Samuel menggertakkan giginya, jelas tidak senang dengan kenyataan itu. "Kamu tidak bisa begitu saja menyita uangku! Aku bekerja keras untuk itu!"Nick tertawa sinis. "Kerja keras? Maksudmu, memanfaatkan orang lain, memperlakukan mereka seperti barang dagangan, dan meraup keuntungan dari penderitaan mereka? Itu bukan kerja keras, itu kejahatan."Samuel menatap Nick dengan penuh kebencian. "Kau pikir kau lebih baik dariku, Rayson? Aku tahu siapa kau. Mant

  • Transmigrasi Sang Kritikus Seni Menyelamatkan Dunia   Bab 84: Interogasi yang Rumit

    Aarav duduk di seberang Samuel di ruang interogasi yang remang-remang. Tangannya bertaut di atas meja, ekspresi wajahnya dingin namun penuh kewaspadaan. Di sampingnya, seorang petugas mencatat setiap kata yang diucapkan. Sementara itu, Samuel duduk dengan santai, menyandarkan tubuhnya ke kursi, seolah-olah ia tidak merasa terancam sama sekali."Samuel," Aarav memulai dengan suara tenang namun penuh tekanan, "Kami sudah punya cukup bukti yang mengarah kepadamu dalam kasus percobaan pembunuhan Teo. Mobil yang digunakan dalam tabrakan itu ditemukan di rumahmu. Jejak lumpur di mobilmu sama persis dengan lumpur di lokasi kecelakaan. Apa kau masih mau menyangkal?"Samuel mengangkat bahunya dengan santai. "Aku tidak tahu apa yang kau bicarakan. Mobil itu memang ada di rumahku, tapi siapa pun bisa menggunakannya. Bisa saja ada orang lain yang mengambilnya tanpa sepengetahuanku."Aarav terkekeh sinis. "Itu alasan yang buruk. Kami juga menemukan rekaman CCTV di kafe tempat kau mampir sebelum ke

  • Transmigrasi Sang Kritikus Seni Menyelamatkan Dunia   Bab 83: Bantuan dari Julia

    Julia duduk di tepi tempat tidur rumah sakit Teo, tangannya masih gemetar setelah mendengar kabar buruk itu. Nick berdiri di dekat jendela, matanya mengamati langit yang mulai gelap. Aarav, yang baru kembali dari penyelidikannya, melangkah masuk dengan ekspresi serius.“Samuel bukan orang baik, Aarav,” kata Julia tiba-tiba, suaranya nyaris berbisik.Aarav mengalihkan perhatiannya kepadanya. “Apa maksudmu?”Julia menghela napas, menatap Teo yang masih terbaring lemah di tempat tidur. “Dia terlibat dalam eksploitasi artis. Aku tahu karena aku hampir menjadi korbannya.”Nick dan Aarav saling bertukar pandang. Nick akhirnya mendekat dan bertanya, “Apa yang sebenarnya terjadi, Julia?”Julia menelan ludah, mengingat kembali pengalaman buruk itu. “Dulu, sebelum aku mencapai puncak karierku, ada satu masa ketika aku diajak menghadiri acara eksklusif yang diselenggarakan oleh orang-orang berpengaruh di industri hiburan. Aku diberi tahu bahwa acara itu bisa membantuku mendapatkan lebih banyak p

  • Transmigrasi Sang Kritikus Seni Menyelamatkan Dunia   Bab 82: Tersangka Utama

    Julia bergegas memasuki rumah sakit dengan wajah panik. Napasnya tersengal-sengal setelah berlari dari tempat parkir. Ia hampir tidak bisa percaya ketika Nick menelepon dan memberitahunya bahwa Teo mengalami kecelakaan parah dan harus menjalani operasi akibat pendarahan di otak. Julia menggenggam erat ponselnya, tangannya gemetar saat mencoba mencari tahu di mana Teo dirawat.Nick yang sudah menunggunya di lobi segera menghampiri Julia."Julia... akhirnya kamu datang," kata Nick dengan suara lembut, berusaha menenangkan.Julia menatapnya dengan mata berkaca-kaca. "Teo... bagaimana kondisinya? Apa dia baik-baik saja?"Nick menghela napas panjang. "Dokter bilang operasinya berjalan lancar, tapi dia masih belum sadar. Kita hanya bisa menunggu."Julia merasa jantungnya mencelos. Ia menutup mulutnya dengan tangan, berusaha menahan tangis. Ia kemudian berjalan menuju ruang ICU di mana Teo dirawat. Melihat Teo terbaring dengan wajah pucat, selang infus menancap di lengannya, dan alat bantu m

  • Transmigrasi Sang Kritikus Seni Menyelamatkan Dunia   Bab 81: Penahanan Samuel

    Aarav berdiri di tengah jalan yang sepi, tatapannya tajam menyapu setiap detail yang ada di sekitar TKP. Udara malam terasa dingin, tetapi otaknya terus bekerja dengan panas, menyusun potongan-potongan teka-teki yang baru saja ia temukan. Lampu-lampu jalan remang-remang, memberikan penerangan yang nyaris tidak berguna. Senter di tangannya menjadi satu-satunya alat yang bisa membantunya menemukan jejak lebih lanjut.Ia berjongkok dan kembali mengamati bekas ban di aspal. Hanya ada satu jejak pengereman, jelas berasal dari mobil Teo yang berusaha menghindari tabrakan. Namun, tidak ada tanda-tanda bahwa mobil pelaku mencoba mengerem sebelum benturan terjadi. Ini semakin menguatkan dugaannya bahwa kejadian ini bukan kecelakaan biasa.Aarav berdiri dan mengamati lebih jauh. Tidak ada kamera CCTV di sekitar, yang berarti pelaku sudah memperhitungkan lokasi ini sebagai tempat yang aman untuk melakukan aksinya. Ia mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Tarwin.“Tarwin, aku di TKP sekarang. In

  • Transmigrasi Sang Kritikus Seni Menyelamatkan Dunia   Bab 80: Penyelidikan Detektif Aarav

    Aarav berdiri di tengah jalan yang sepi, tatapannya tajam menyapu setiap detail yang ada di sekitar TKP. Udara malam terasa dingin, tetapi otaknya terus bekerja dengan panas, menyusun potongan-potongan teka-teki yang baru saja ia temukan. Lampu-lampu jalan remang-remang, memberikan penerangan yang nyaris tidak berguna. Senter di tangannya menjadi satu-satunya alat yang bisa membantunya menemukan jejak lebih lanjut.Ia berjongkok dan kembali mengamati bekas ban di aspal. Hanya ada satu jejak pengereman, jelas berasal dari mobil Teo yang berusaha menghindari tabrakan. Namun, tidak ada tanda-tanda bahwa mobil pelaku mencoba mengerem sebelum benturan terjadi. Ini semakin menguatkan dugaannya bahwa kejadian ini bukan kecelakaan biasa.Aarav berdiri dan mengamati lebih jauh. Tidak ada kamera CCTV di sekitar, yang berarti pelaku sudah memperhitungkan lokasi ini sebagai tempat yang aman untuk melakukan aksinya. Ia mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Tarwin.“Tarwin, aku di TKP sekarang. In

  • Transmigrasi Sang Kritikus Seni Menyelamatkan Dunia   Bab 79: Kecelakaan yang Mengubah Segalanya

    Mobil Teo melaju dengan kecepatan stabil di jalanan Eldorisia yang masih basah oleh hujan semalam. Di kursi belakang, Nick duduk diam, wajahnya muram memandangi layar ponselnya yang dipenuhi notifikasi dari berbagai media yang memberitakan tentang dirinya. Di sampingnya, Aarav memeriksa beberapa dokumen yang akan mereka diskusikan dengan tim hukum dari Firma Hukum Eden. Situasi semakin rumit, dan satu-satunya cara untuk menyelamatkan Nick adalah dengan strategi hukum yang tepat.Namun, di tengah perjalanan menuju kantor polisi, tiba-tiba sebuah mobil hitam melaju kencang dari arah berlawanan dan berhenti mendadak di depan mobil Teo. Pengemudi mobil Teo menginjak rem dengan keras, membuat mobil berhenti mendadak. Belum sempat mereka menyadari apa yang terjadi, pintu mobil bagian Teo terbuka dengan kasar, dan seseorang menariknya keluar."Teo!" seru Nick dan Aarav hampir bersamaan.Teo tersentak ketika melihat siapa yang menyerangnya—Samuel. Manajernya berdiri di depannya dengan wajah m

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status