Guntur terdiam sesaat, ia terlihat pucat dan takut. Ia melepas tangan Yuna dengan keras dan mengatakan pada Yuna bahwa ia tidak menginginkan anak itu.
"Itu adalah anak dari benih orang miskin. Aku yakin kamu akan merasa jijik karenanya. Jadi gugurkan saja." ucapnya enteng.
Penolakan Guntur padanya begitu keras dan berhasil membuat Yuna tersadar, bahwa laki-laki di depannya tidak hanya laki-laki miskin tapi juga seorang laki-laki pengecut. Hal itu membuat Yuna mengasihani bayi yang ada di dalam kandungannya. Ia tidak menyangka akan ada sepasang orang tua yang begitu egois dan begitu mudah untuk meninggalkannya.
Rasa cinta orang tua Yuna padanya begitu tulus, hingga Yuna rela berkorban menjalankan misi agar dapat kembali ke saat di mana orang tuanya masih hidup dan berkumpul lagi. Akan tetapi lihatlah bayi yang belum lahir ini, ibunya memilih mati dengan putus asa. Sedangkan ayahnya memilih untuk mempertahankan ego dan harga dirinya. Guntur berbicara seolah nyawa yang ada di dalam perutnya bukanlah sesuatu yang penting dan patut untuk dipertahankan.
Yuna merasa bahwa Guntur tak sepatutnya mengatakan kalimat yang begitu kasar untuk bayinya sendiri. Seberapa buruk pun kalimat yang diucapkan Yuna sebelumnya, tak akan sebanding dengan kalimat yang diucapkan Guntur saat ini.
"Apa yang kamu katakan?"
Saat Yuna bertanya, Guntur dapat mendengar ada getaran dalam suaranya. Seolah pertanyaan itu begitu berat dan sulit diucapkan. Akan tetapi hatinya telah mati dan tidak ingin bersimpati lagi. Ia mengeraskan hatinya dan mengucapkan kalimat itu sekali lagi.
"Aku mengatakan padamu bahwa aku tidak menginginkannya. Jadi gugurkan saja."
Perasaan Yuna langsung jatuh. Ia tidak menyangka bahwa orang yang akan ia tolong ternyata bukan orang yang pantas. Ia sempat bersimpati pada Guntur pada semua hal telah ia alami. Tapi bukankah hidupnya menderita karena pilihannya sendiri. Kalau saja dia mau menerima tawaran adopsi itu, mungkin dia sudah hidup dengan cukup kaya sekarang. Tapi betapa bodohnya Guntur justru menawarkan hal itu pada Ifana. Hampir semua kemalangan yang dialami Guntur pada dasarnya adalah pilihan bodohnya sendiri.
Yuna akhirnya mengerti mengapa semua berakhir begitu buruk, bukan karena Ifana ataupun pemeran utama laki-laki yang terlalu pintar dan licik. Tapi karena Guntur yang terlalu bodoh dan gemar menyusahkan diri sendiri.
Yuna pun tersenyum, senyum itu begitu masam hingga membuat Guntur merasa takut.
"Maafkan aku, sepertinya aku salah mengenalmu saat itu, sehingga aku berfikir kamu akan bertanggung jawab untukku dan bayi kita saat kamu mendengar tentang kehamilan ku. Aku harusnya sadar diri sejak awal dan menanggungnya sendiri. Kalau begitu aku akan pergi."
Yuna langsung berbalik dan pergi. Ia tidak menunggu Guntur datang padanya untuk meminta maaf. Ia juga tidak mengharapkan Guntur untuk berubah pikiran. Yuna hanya ingin pergi menjauh dari bajingan itu. Persetan dengan misi, baginya Guntur saat ini bukan manusia. Guntur sama sekali tidak pantas mendapatkan bantuan darinya. Laki-laki itu akan menjadi ayah terburuk. Bayi di dalam perutnya akan terlahir sial bila memiliki Ayah seperti Guntur.
Sedangkan Guntur masih terdiam dan terpaku pada satu tempat. Ia tidak menyangka bahwa ia akan bertemu lagi dengan Yuna dan mendapatkan kabar kehamilan. Ia tidak bisa bersama Yuna ataupun anak itu, karena ia tau bahwa ia tidak punya cukup harga diri untuk menjadi seorang kepala keluarga. Ia miskin dan tak memiliki apa-apa. Jika anak itu lahir maka hanya kesusahan yang akan ia terima.
Setelah lama tinggal di kota ini, ia menyadari bahwa realita hidup begitu menyakitkan. Ia menyadari bahwa semua hinaan yang diucapkan oleh Yuna saat itu adalah sebuah kebenaran.
'hubungan tidak cukup hanya bermodal cinta'
Guntur menyadari bahwa ia begitu munafik dan naif saat mengatakan bahwa cinta dapat mengalahkan segalanya. Status mereka terlalu berbeda dan Guntur tak mampu mengimbanginya. Hidup Yuna telah bergelimang harta dan terbiasa dengan kenyamanan. Jadi biarkan saja anak itu tak pernah terlahir ke dunia, karena anak itu tidak akan benar-benar siap jika terlahir sebagai anaknya.
'maaf, aku tidak punya cukup keberanian untuk mencintaimu lagi. Aku sadar diri dan memilih untuk menyerah, anak itu pantas terlahir dengan seorang ayah yang lebih baik dariku'
Guntur hanya mampu menatap Yuna yang semakin menjauh. Ia masih mencintai gadis itu, hal itulah yang membuatnya begitu marah saat dihina beberapa waktu lalu. Akan tetapi kali ini ia sadar bahwa Yuna lebih baik tidak bersama dengannya. Ia tidak punya apa-apa untuk membahagiakan Yuna dan membangun keluarga kecil bersamanya.
Yuna yang berjalan dengan marah langsung menghentakkan kakinya dengan keras. Ia tak peduli dengan cuaca terik serta debu yang ada di sekitarnya. Setelah lama berjalan ia pun akhirnya merasa lelah dan perlahan nafasnya mulai tersendat. Keringat dingin bercucuran dan ia mulai pusing kembali. Hal ini hampir sama seperti saat ia baru memasuki dunia kecil untuk pertama kalinya.
Yuna yang berjarak lebih dari 100 meter dari Guntur membuat Sistem 10 kembali aktif.
Sistem 10 [Peringatan! Peringatan! Peringatan! Kondisi kesehatan Tuan Rumah menurun, harap Tuan Rumah tenang dan cepat beristirahat].
Tepat saat Sistem 10 mengatakan peringatannya, saat itu juga penglihatan Yuna perlahan memudar. Matanya mulai terpejam dan akhirnya jatuh ke jalan yang belum diaspal. Jalan itu berupa tanah kotor yang penuh debu, hal itu membuat Yuna terlihat semakin kotor karena tanah telah menodai wajah cantiknya.
Guntur yang masih menatap Yuna yang pergi dengan marah hanya terdiam. Namun saat Yuna terlihat berjalan dengan lebih lambat dan tubuhnya sedikit oleng, hal itu pun membuat Guntur khawatir. Akan tetapi rasa khawatirnya ia tepis dengan membuang muka dengan segera.
Guntur mengeraskan hatinya dan tidak ingin melihat Yuna lagi. Akan tetapi ia berfikir tidak ada salahnya untuk melihat Yuna sekali lagi. Hanya saja pemandangan di depannya membuat Guntur kaget dan panik. Yuna telah tergeletak di jalan dan pingsan. Guntur pun langsung berlari tanpa berfikir dan membawa Yuna ke pelukannya.
Saat itu juga ia melihat wajah Yuna yang sangat pucat seolah tak berdarah. Hati Guntur langsung merasa teriris, ia mencoba membangunkan Yuna tapi gadis itu tak kunjung sadar juga.
"Hey, jangan main-main dengan ku. Cepat bangun, ini sama sekali tidak lucu." ucapnya sambil menampar wajah Yuna dengan sedikit keras.
Melihat Yuna yang tak kunjung sadar, Guntur langsung panik dan mengangkat Yuna dalam pelukannya. Akan tetapi betapa kagetnya Guntur saat mengetahui bahwa tubuh Yuna begitu ringan. Bahkan jauh lebih ringan dari saat mereka masih bersama sebelumnya.
"Hey, bukankah kamu sedang hamil. Kenapa kamu begitu ringan?"
Guntur terus berceloteh dan menanyakan banyak hal pada Yuna, tapi wanita itu tak menyadarinya. Guntur langsung meminjam mobil dari seorang mandor dan membawa Yuna ke rumah sakit terdekat. Sepanjang jalan Guntur selalu berdoa semoga Yuna dan bayinya baik-baik saja. Ia benar-benar menyesal saat mengatakan kalimat kasar itu pada Yuna, jika ia tau begini maka ia akan membanting harga dirinya dan melupakan semua penghinaan Yuna padanya. Ia akan memilih kembali dan akan bertanggung jawab, namun semuanya sudah terlambat dan waktu tak bisa diulang. Jika terjadi sesuatu pada Yuna dan bayinya maka Guntur tak akan bisa memaafkan dirinya sendiri.
Guntur mulai panik dan ia pun membawa Yuna ke rumah sakit menggunakan mobil seorang mandor di lokasi konstruksi. Beruntung ia pernah bekerja menjadi seorang sopir sebelumnya, jadi ia tak masalah saat menggunakan mobil orang lain. Hanya saja keadaan Yuna terlihat memprihatinkan. Wajah gadis itu menjadi putih dan terlihat pucat seolah tak bernyawa lagi. Tentu saja hal itu membuat Guntur merasa takut, karena selama bertahun-tahun mereka berhubungan ia tak pernah melihat Yuna lemah seperti ini.Setelah sampai di rumah sakit, Guntur langsung membawa Yuna menuju ruang gawat darurat. Akan tetapi ia harus meninggalkan gadis itu untuk sejenak karena mengisi surat administrasi."Maaf Pak, kami belum bisa menangani pasien jika belum ada pengisian surat administrasi."Mendengar hal itu Guntur pun langsung marah. "Apakah tidak bisa menanganinya lebih dulu? Bukankah memeriksa keadaan pasien adalah prioritas utama?!""Maaf Pak, ini memang sudah menjadi prosedur di rumah sakit ini."Guntur pun langsu
Kejadian demi kejadian telah berlangsung begitu cepat dan dalam waktu yang begitu singkat. Yuna tak bisa mengimbangi perubahan hidupnya yang begitu tak terduga dan di luar ekspektasi. Sebagai seorang gadis yang berumur 16 tahun Ia masih ingin terus berlari dan bermain seperti layaknya gadis pada umumnya.Akan tetapi duka demi duka terus datang secara bergantian. Kematian orang yang tersayang, penghianatan dari banyak orang, kata kematian yang begitu tragis. Sekarang ya harus berhadapan dengan kenyataan bahwa dia telah pulih kembali ke masa yang dia tidak tahu kapan. Tempat ini begitu asik sehingga membuatnya merasa kesepian dan sendiri. Tak ada orang tua yang memanjakannya, tak ada robot yang cekatan dan tak ada pelayan yang membujuknya untuk makan.Perlahan mata Yuna kembali terbuka dan dia menyadari satu hal bahwa ini bukanlah mimpi. Tak ada suara sistem yang terdengar di otaknya menandakan bahwa karakter penjahat berada 100 m di dekat. Saya ingat seberapa kasarnya laki-laki itu saa
Guntur dan Yuna akhirnya bisa keluar dari rumah sakit dan dapat tinggal bersama. Dalam perjalanan Guntur meminjam mobil dari sang mandor untuk membawa Yuna beserta barang-barang yang dimiliki oleh wanita itu di hotel. Namun betapa kagetnya Guntur saat melihat barang-barang Yuna. Barang-barang itu adalah baju bermerek yang masih memiliki berapa cap harga dan betapa kagetnya Guntur saat melihat harga dari baju-baju itu. Hampir semuanya memiliki nominal paling sedikit dua digit."Ini semua milikmu?" ucap Guntur heran."Ya, ini semua milikku. Aku membelinya beberapa saat sebelum berangkat kesini. Karena aku berkomitmen untuk tinggal bersamamu, jadi aku membelinya supaya aku tidak membeli baju baru lagi selama kehamilan."Yuna tersenyum dengan begitu bahagia, ia menatap Guntur punya tatapan seolah meminta pujian. Yuna telah mempersiapkan semuanya untuk hidup melarat bersama Guntur. Ia pikir Guntur pasti akan senang saat mendengar betapa berhematnya ia dengan semua rencananya itu.Akan teta
Saat matahari masih belum terlihat, Guntur yang terbiasa bangun pagi langsung bersiap untuk pergi ke tempat kerja. Ia tidak enak pada rekan-rekannya karena telah mengambil cuti sebelumnya. Apalagi sekarang ia sangat membutuhkan uang mengingat ada tanggungan baru yang harus ia nafkahi.Guntur melihat istrinya yang masih tertidur pulas. Hal tersebut membuatnya merasa lega, mengingat Yuna sedikit demi sedikit mulai beradaptasi dengan kehidupan miskinnya."Sangat cantik."Tak ada yang bisa menolak pernyataan yang diucapkan Guntur saat ini. Yuna memang wanita yang sangat cantik, bahkan jika Yuna ingin mungkin dia bisa mendapatkan laki-laki yang jauh lebih baik darinya. Tapi apa yang tidak duga adalah, tak mengatakan padanya bahwa Yuna telah diciptakan untuk menjadi miliknya.Guntur lalu beralih melihat perut Yuna dan akhirnya semangatnya untuk bekerja lebih keras menjadi berkobar. Ia pun segera pergi ke dapur untuk menyiapkan sarapan untuk istrinya. Walaupun itu sederhana, tapi ia akan pas
Dadanya sesak dan sulit untuk bernafas, akan tetapi tak ada satupun yang datang menolongnya. Hampir semua orang yang ada di ruangan itu melihat dan menontonnya sambil tersenyum. Seolah mereka melihat sebuah fenomena menakjubkan yang telah mereka tunggu sejak lama. Fenomena menakjubkan itu merupakan kematian dari seorang pewaris muda yang kaya raya.Di abad akhir ke-22, di mana negara telah kembali menjadi kerajaan monarki. Di sanalah seorang gadis bernama Yuna terlahir dari pasangan orang paling kaya di dunia. Sebagai seorang gadis yang menjadi anak tunggal dan akan menjadi pasangan dari Raja di masa depan, tentu saja membuat Yuna dimanjakan dengan begitu berlebihan. Hal itu membuatnya menjadi anak yang keras kepala dan tidak dewasa. Hanya saja kebahagiaan Yuna telah berakhir semenjak kedua orang tuanya meninggal saat pergi liburan ke planet Mars.Sekarang ia sedang meregang nyawa dengan nafas yang tersendat-sendat. Hal ini dikarenakan para keluarga jauhnya ingin membagi harta warisan
Rasa sakit membuat Yuna meringis, hampir setiap sendi di badannya mengalami kejang karena menahan rasa sakit. Hal itu membuat Yuna tanpa sadar menggigit bibirnya hingga berdarah.Sistem: [Pencocokan jiwa dengan tubuh membutuhkan waktu satu menit. Harap Tuan Rumah bersabar]Mendengar suara sistem, Yuna ingin mengumpat dengan keras. Rasa sakit ini benar-benar diluar imajinasinya. Sebagai seseorang yang dimanjakan oleh keluarga, Yuna tak pernah mengalami yang namanya kesusahan. Akan tetapi demi iming-iming untuk hidup kembali, ia rela menahan rasa sakit yang tidak manusiawi ini.Selama hampir satu menit, pencocokan jiwa akhirnya selesai. Yuna sekarang telah resmi menjadi pemilik tubuh ini. Sebagai gadis yang berumur 16 tahun, ia tidak menyangka akan mengalami hal diluar nalar semacam ini, tapi untuk keberhasilan misi ia pun berusaha untuk tetap tenang.Yuna perlahan membuka matanya sambil mengamati lingkungan di sekitarnya. Ia sedikit kaget saat melihat pemandangan yang begitu tenang dan
Tubuh Yuna terasa begitu lemah dan tidak memiliki tenaga. Entah sudah berapa lama ia telah terlelap dalam tidurnya, setelah lelah dengan tidurnya yang terasa begitu lama, akhirnya Yuna pun perlahan membuka matanya. Hal pertama yang ia lihat adalah ruangan putih khas rumah sakit. Ia perlahan mulai bangun, akan tetapi sebelum ia bangun seorang dokter langsung menghampirinya."Jangan terlalu banyak bergerak, kamu masih butuh banyak istirahat."Yuna yang mendengar perhatian dokter itu pun langsung terdiam. Setelah semua yang terjadi beberapa saat yang lalu, ia merasa ia akan hancur dan ingin melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan oleh kakak Yuna sesuai plot. Yaitu terjun bebas di gedung bertingkat dan mati dengan sia-sia. Sekarang ia mulai berfikir sepertinya mati tidak begitu buruk. Tapi berterimakasih lah pada dokter ini, setelah memberinya sedikit perhatian akhirnya ia menyadari bahwa ia tidak boleh putus asa."Terima kasih," ucap Yuna pelan."Sama-sama."Suara dokter itu begit
Yuna berjalan sambil membawa kresek hitam, kresek itu adalah semua vitamin dan obat yang telah diresepkan oleh dokter. Saat dalam perjalanan Yuna merasa tidak nyaman, ini pertama kalinya ia berjalan ditempat yang panas. Ia ingat di tempat aslinya peradaban manusia sudah sangat canggih. Bahkan mampu mengatur suhu cuaca di tempat terbuka. Ia pun tidak sabar ingin mengeluh dengan sistem.'Sistem, kenapa peradaban manusia saat ini begitu terbelakang. Aku tidak sanggup hidup disini lebih lama. Aku merindukan tempat yang sejuk, aku juga merindukan para pelayan ku.Sistem 10 [Bersabarlah Tuan Rumah, ini pasti akan berlalu].Melihat Tuan Rumah nya tidak semangat, terkadang sistem akan memutarkan lagu bahagia untuk membuat Yuna lebih bergairah.Saat Yuna sampai di depan apartemen miliknya, ia pun langsung tersenyum lega.Apartemen ini terlihat begitu sederhana di mata Yuna, hal itu dikarenakan ia telah terbiasa melihat kemewahan. Hanya saja jika tolak ukurnya pada zaman ini, maka apartemen ini
Saat matahari masih belum terlihat, Guntur yang terbiasa bangun pagi langsung bersiap untuk pergi ke tempat kerja. Ia tidak enak pada rekan-rekannya karena telah mengambil cuti sebelumnya. Apalagi sekarang ia sangat membutuhkan uang mengingat ada tanggungan baru yang harus ia nafkahi.Guntur melihat istrinya yang masih tertidur pulas. Hal tersebut membuatnya merasa lega, mengingat Yuna sedikit demi sedikit mulai beradaptasi dengan kehidupan miskinnya."Sangat cantik."Tak ada yang bisa menolak pernyataan yang diucapkan Guntur saat ini. Yuna memang wanita yang sangat cantik, bahkan jika Yuna ingin mungkin dia bisa mendapatkan laki-laki yang jauh lebih baik darinya. Tapi apa yang tidak duga adalah, tak mengatakan padanya bahwa Yuna telah diciptakan untuk menjadi miliknya.Guntur lalu beralih melihat perut Yuna dan akhirnya semangatnya untuk bekerja lebih keras menjadi berkobar. Ia pun segera pergi ke dapur untuk menyiapkan sarapan untuk istrinya. Walaupun itu sederhana, tapi ia akan pas
Guntur dan Yuna akhirnya bisa keluar dari rumah sakit dan dapat tinggal bersama. Dalam perjalanan Guntur meminjam mobil dari sang mandor untuk membawa Yuna beserta barang-barang yang dimiliki oleh wanita itu di hotel. Namun betapa kagetnya Guntur saat melihat barang-barang Yuna. Barang-barang itu adalah baju bermerek yang masih memiliki berapa cap harga dan betapa kagetnya Guntur saat melihat harga dari baju-baju itu. Hampir semuanya memiliki nominal paling sedikit dua digit."Ini semua milikmu?" ucap Guntur heran."Ya, ini semua milikku. Aku membelinya beberapa saat sebelum berangkat kesini. Karena aku berkomitmen untuk tinggal bersamamu, jadi aku membelinya supaya aku tidak membeli baju baru lagi selama kehamilan."Yuna tersenyum dengan begitu bahagia, ia menatap Guntur punya tatapan seolah meminta pujian. Yuna telah mempersiapkan semuanya untuk hidup melarat bersama Guntur. Ia pikir Guntur pasti akan senang saat mendengar betapa berhematnya ia dengan semua rencananya itu.Akan teta
Kejadian demi kejadian telah berlangsung begitu cepat dan dalam waktu yang begitu singkat. Yuna tak bisa mengimbangi perubahan hidupnya yang begitu tak terduga dan di luar ekspektasi. Sebagai seorang gadis yang berumur 16 tahun Ia masih ingin terus berlari dan bermain seperti layaknya gadis pada umumnya.Akan tetapi duka demi duka terus datang secara bergantian. Kematian orang yang tersayang, penghianatan dari banyak orang, kata kematian yang begitu tragis. Sekarang ya harus berhadapan dengan kenyataan bahwa dia telah pulih kembali ke masa yang dia tidak tahu kapan. Tempat ini begitu asik sehingga membuatnya merasa kesepian dan sendiri. Tak ada orang tua yang memanjakannya, tak ada robot yang cekatan dan tak ada pelayan yang membujuknya untuk makan.Perlahan mata Yuna kembali terbuka dan dia menyadari satu hal bahwa ini bukanlah mimpi. Tak ada suara sistem yang terdengar di otaknya menandakan bahwa karakter penjahat berada 100 m di dekat. Saya ingat seberapa kasarnya laki-laki itu saa
Guntur mulai panik dan ia pun membawa Yuna ke rumah sakit menggunakan mobil seorang mandor di lokasi konstruksi. Beruntung ia pernah bekerja menjadi seorang sopir sebelumnya, jadi ia tak masalah saat menggunakan mobil orang lain. Hanya saja keadaan Yuna terlihat memprihatinkan. Wajah gadis itu menjadi putih dan terlihat pucat seolah tak bernyawa lagi. Tentu saja hal itu membuat Guntur merasa takut, karena selama bertahun-tahun mereka berhubungan ia tak pernah melihat Yuna lemah seperti ini.Setelah sampai di rumah sakit, Guntur langsung membawa Yuna menuju ruang gawat darurat. Akan tetapi ia harus meninggalkan gadis itu untuk sejenak karena mengisi surat administrasi."Maaf Pak, kami belum bisa menangani pasien jika belum ada pengisian surat administrasi."Mendengar hal itu Guntur pun langsung marah. "Apakah tidak bisa menanganinya lebih dulu? Bukankah memeriksa keadaan pasien adalah prioritas utama?!""Maaf Pak, ini memang sudah menjadi prosedur di rumah sakit ini."Guntur pun langsu
Guntur terdiam sesaat, ia terlihat pucat dan takut. Ia melepas tangan Yuna dengan keras dan mengatakan pada Yuna bahwa ia tidak menginginkan anak itu."Itu adalah anak dari benih orang miskin. Aku yakin kamu akan merasa jijik karenanya. Jadi gugurkan saja." ucapnya enteng.Penolakan Guntur padanya begitu keras dan berhasil membuat Yuna tersadar, bahwa laki-laki di depannya tidak hanya laki-laki miskin tapi juga seorang laki-laki pengecut. Hal itu membuat Yuna mengasihani bayi yang ada di dalam kandungannya. Ia tidak menyangka akan ada sepasang orang tua yang begitu egois dan begitu mudah untuk meninggalkannya.Rasa cinta orang tua Yuna padanya begitu tulus, hingga Yuna rela berkorban menjalankan misi agar dapat kembali ke saat di mana orang tuanya masih hidup dan berkumpul lagi. Akan tetapi lihatlah bayi yang belum lahir ini, ibunya memilih mati dengan putus asa. Sedangkan ayahnya memilih untuk mempertahankan ego dan harga dirinya. Guntur berbicara seolah nyawa yang ada di dalam perut
Yuna tertidur pulas selama di perjalanan. Ia tidak tahan dengan bau bensin dan segala bentuk wangi-wangian yang ada di kendaraan. Di dunianya sudah tak ada lagi kendaraan yang menggunakan roda, hampir semuanya melayang dan tak menggunakan bahan bakar minyak bumi. Jadi dapat dianggap sangat ramah lingkungan dan terhindar dari limbah dan polusi. Akan tetapi di dunia kecil ini begitu terbelakang, mobil masih menggunakan minyak bumi dan suaranya sangat bising. Hal itu membuat Yuna merasa sangat mual.'Sistem, aku mulai tidak tahan. Aku rasanya ingin bunuh diri sekarang juga. Aku tidak mau tinggal di dunia kecil ini'Yuna sangat manja apalagi umurnya masih terbilang belia. Jadi sistem selalu berusaha untuk menghiburnya, hal ini untuk membuat Yuna tidak mudah putus asa. Karena jika Yuna gagal dalam misi ini, maka sistem juga dianggap gagal.Sistem 10 [tenanglah Tuan Rumah, semuanya akan cepat berlalu].'kamu selalu mengatakan hal yang sama selama berhari-hari, tapi sampai sekarang masih sam
Yuna berjalan sambil membawa kresek hitam, kresek itu adalah semua vitamin dan obat yang telah diresepkan oleh dokter. Saat dalam perjalanan Yuna merasa tidak nyaman, ini pertama kalinya ia berjalan ditempat yang panas. Ia ingat di tempat aslinya peradaban manusia sudah sangat canggih. Bahkan mampu mengatur suhu cuaca di tempat terbuka. Ia pun tidak sabar ingin mengeluh dengan sistem.'Sistem, kenapa peradaban manusia saat ini begitu terbelakang. Aku tidak sanggup hidup disini lebih lama. Aku merindukan tempat yang sejuk, aku juga merindukan para pelayan ku.Sistem 10 [Bersabarlah Tuan Rumah, ini pasti akan berlalu].Melihat Tuan Rumah nya tidak semangat, terkadang sistem akan memutarkan lagu bahagia untuk membuat Yuna lebih bergairah.Saat Yuna sampai di depan apartemen miliknya, ia pun langsung tersenyum lega.Apartemen ini terlihat begitu sederhana di mata Yuna, hal itu dikarenakan ia telah terbiasa melihat kemewahan. Hanya saja jika tolak ukurnya pada zaman ini, maka apartemen ini
Tubuh Yuna terasa begitu lemah dan tidak memiliki tenaga. Entah sudah berapa lama ia telah terlelap dalam tidurnya, setelah lelah dengan tidurnya yang terasa begitu lama, akhirnya Yuna pun perlahan membuka matanya. Hal pertama yang ia lihat adalah ruangan putih khas rumah sakit. Ia perlahan mulai bangun, akan tetapi sebelum ia bangun seorang dokter langsung menghampirinya."Jangan terlalu banyak bergerak, kamu masih butuh banyak istirahat."Yuna yang mendengar perhatian dokter itu pun langsung terdiam. Setelah semua yang terjadi beberapa saat yang lalu, ia merasa ia akan hancur dan ingin melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan oleh kakak Yuna sesuai plot. Yaitu terjun bebas di gedung bertingkat dan mati dengan sia-sia. Sekarang ia mulai berfikir sepertinya mati tidak begitu buruk. Tapi berterimakasih lah pada dokter ini, setelah memberinya sedikit perhatian akhirnya ia menyadari bahwa ia tidak boleh putus asa."Terima kasih," ucap Yuna pelan."Sama-sama."Suara dokter itu begit
Rasa sakit membuat Yuna meringis, hampir setiap sendi di badannya mengalami kejang karena menahan rasa sakit. Hal itu membuat Yuna tanpa sadar menggigit bibirnya hingga berdarah.Sistem: [Pencocokan jiwa dengan tubuh membutuhkan waktu satu menit. Harap Tuan Rumah bersabar]Mendengar suara sistem, Yuna ingin mengumpat dengan keras. Rasa sakit ini benar-benar diluar imajinasinya. Sebagai seseorang yang dimanjakan oleh keluarga, Yuna tak pernah mengalami yang namanya kesusahan. Akan tetapi demi iming-iming untuk hidup kembali, ia rela menahan rasa sakit yang tidak manusiawi ini.Selama hampir satu menit, pencocokan jiwa akhirnya selesai. Yuna sekarang telah resmi menjadi pemilik tubuh ini. Sebagai gadis yang berumur 16 tahun, ia tidak menyangka akan mengalami hal diluar nalar semacam ini, tapi untuk keberhasilan misi ia pun berusaha untuk tetap tenang.Yuna perlahan membuka matanya sambil mengamati lingkungan di sekitarnya. Ia sedikit kaget saat melihat pemandangan yang begitu tenang dan