"Saga! Lihat tuh ulah kamu, Akira sama Rey berantem!" gerutu Adibah, kesal.
"Itu yang aku mau," sahut Saga tersenyum licik.
"Ih bener-bener ya kamu itu!" Adibah mendelik sebal.
"Iya, aku ngegemesin kan?" Saga mengangkat alisnya naik turun.
"Kita udah sepakat mau lurusin semuanya."
"Tapi kamu lihat keadaannya, Dibah," bantah Saga, tak mau salah.
Adibah hanya mampu diam, hatinya merasa bersalah atas apa yang terjadi pada keluarga Rey. Sepanjang perjalanan pikiran Adibah tak hentinya memikirkan Rey juga masa lalunya.
***
Seminggu berlalu dalam keadaan sendiri Rey termenung di ruang tamu, kegundahan hatinya membuat ia tidak habis pikir. Keyakinannya bahwa rumah ini membawa pengaruh buruk pada kehidupannya semakin menguat. Segera ia membuka ponsel dan memasang iklan penjualan rumah.Mencoba mengaitkan semua peristiwa untuk menarik benang merah dalam permasalahan hidupnya. Rasa lelah menghadapi Akira mulai merasuki hatinya, tapi mengingat
"Selamat pagi, sayang," ucap Saga, berdiri tegap di depan Akira. Di tangannya ia membawa bucket bunga mawar."Saga, ngapain kamu di sini," sahut Akira, ia terkejut dengan kedatangan Saga."Aku di sini, mau lihat bidadari surga," seloroh Saga.Akira memutar bola matanya, lalu melipat tangan ke depan, menatap Saga dengan tajam. "Tapi, sayangnya ini istri orang.""Ya kenapa, kamu kan mau cerai.""Dari mana kamu tahu?" Akira mengangkat sebelah alisnya."Apa sih yang Saga nggak tahu tentang kamu, baby." Saga membetulkan kacamatanya."Hmmmm.""Ini, buat kamu." Saga memberikan bucket bunga."Terima kasih," ucap Akira, menerimanya dengan senang hati, lalu mencium aroma mawar.Mereka berdua duduk di teras depan, membicarakan masa depan masing-masing. Akira masih tak percaya, Saga
Ketika rasa cinta telah sirna yang hadir hanyalah sebuah keegoisan. Kenangan indah yang dilalui selama pernikahan menjadi tiada arti. Terkadang orang bertindak tanpa berpikir, efek apa yang akan mereka dan orang sekitarnya hadapi.Begitupun dengan Akira yang memutuskan bercerai dari suaminya tanpa melihat perasaan anaknya. Ia tidak menyadari bahwa Andara sangat terluka atas keputusannya, anak yang sedang tumbuh di masa remaja dan sangat membutuhkan kasih sayang ayah juga bundanya. Kini harus kehilangan salah satu dari mereka.Rey dan Akira sudah sepakat untuk tidak mempermasalahkan hak asuh demi ketenangan Anaknya. Sidang perceraian mereka sudah berjalan yang kedua, hakim masih memberikan masa mediasi. Akan tetapi, Akira sudah bulat dengan keputusannya.Keluar dari ruang sidang, Rey mengejar Akira untuk membujuknya lagi. Karena masih besar harapan untuk mereka bisa bersatu kembali menjadi keluarga yang utuh
Adibah mondar mandir di lorong rumah sakit, pikirannya tidak karuan memikirkan Rey yang sedang kritis di ruang ICU. Tangannya hendak memencet nomor handphone Akira, tapi hatinya kembali urung mengingat wanita itu bersikeras ingin berpisah dengan Rey.'Apakah wanita itu masih peduli dengan keadaan Rey sekarang?' tanya batin Adibah.Setelah berpikir panjang ia pun menghubungi Saga, karena menurutnya saat ini Akira hanya akan mendengarkan perkataan Saga saja. Lagipula ia juga butuh teman untuk menjaga Rey di rumah sakit.Orang tua Rey panik mendengar kabar yang mengejutkan, secepatnya mereka bergegas menuju rumah sakit tempat Rey dirawat.Dari kejauhan terlihat dua orang tengah terburu-buru berjalan, seorang wanita yang tak lain adalah Akira menampakkan wajahnya yang sangat panik. Sedangkan Saga yang berada dibelakangnya dengan santai mengikuti langkah Akira, tanpa henti lelaki itu terus m
Adibah terpekur di atas hamparan sejadah yang membentang. Sepanjang malam ia tidak bisa memejamkan mata sedikitpun. Hatinya sangat hancur dengan kepergian Reyhan, orang yang paling berjasa dalam hidupnya.Bukan hanya mengenang jasanya saja selama hidup. Namun, kepergian Reyhan juga menghapus harapannya bertemu Firman. Meski Bu'e dan Pak'e tidak mengizinkan, Adibah yakin Reyhan akan membantunya mempertemukan Dhea dan Firman."Yaa Allah, ampunilah dosa Rey. Lapangkan kuburnya, semasa hidupnya dia orang yang sangat baik, terangkanlah kuburnya dengan cahaya yang indah. Terimalah dia di sisimu, Yaa Allah," ucap Adibah lirih.Berkali-kali telepon berdering, tanda panggilan masuk dari Saga, sejak semalam ia abaikan. Entah kenapa tiba-tiba saja lelaki itu mendadak perhatian padanya. Adibah hanya melirik ponsel sesekali, lalu kembali sibuk mengenang sosok Reyhan."Umi, semalam tidak tidur
Akira terlihat santai dan asyik dengan ponselnya, sesekali ia tersenyum membaca pesan yang masuk dari aplikasi whatsapp. Saga yang diam-diam memperhatikan tersulut rasa cemburu. Hanya saja, ia di sibukkan dengan ocehan Andara juga Dhea yang mengajaknya berbincang."Aku pergi dulu ya," kata Akira berpamitan sambil membereskan tas."Ke mana?" tanya Saga."Ada perlu," jawab Akira datar."Kuantar ya?" Saga menawarkan diri."Nggak usah, udah pesan taksi online. Bye semua." Akira melenggang tanpa mengucap salam.Adibah geram dengan sikap Akira, tapi ia berusaha menahan karena ada anak-anak. Wajah Andara berubah murung ketika bundanya pergi. Adibah menangkap ekspresi kecewa anak itu. Kemudian memberikan kode pada Dhea agar membawa Andara bermain di kamarnya.Tanpa menunggu lama, Dhea membawa Andara ke kamarnya. Saga terlihat sangat
TapTapTapSuara langkah kaki terdengar di tangga menuju lantai atas, Akira yang sedang asyik memasak menoleh ke arah tangga. Namun, tidak ada siapapun di sana, beberapa saat ia tertegun. Teringat bahwa Andara tidak ada di rumah.'Siapa tadi? Apa aku salah dengar?' batinnya.Kemudian ia melanjutkan memasak lalu menyantap makanannya sembari sibuk memainkan ponsel. Membalas pesan Saga sekarang menjadi kegiatan terbarunya. Kebaikan Saga yang terus menerus akhirnya membuat ia luluh.Rencana bersama Gio untuk memisahkan Adibah dan Saga urung dilakukan. Karena dengan sendirinya Saga bersungguh-sungguh ingin melamar Akira. Tiba-tiba sekelebat bayangan hitam melintas di depannya. Bulu kuduk Akira meremang, gemetar seluruh badannya."Kamu hanya milikku, keh keh keh." Suara parau seorang lelaki terdengar di belakangnya."Si-siapa kamu!" Akira memberanikan diri bicara, tanpa menoleh ke belakang."Aku, pemilikmu, sampai kap
"Apa , Om?""Dia terlalu lama menyukaimu dan sebetulnya bukan kali ini saja dia menyentuhmu. Ingatkah saat Rey masih hidup? Kamu pernah tidak sadar bahwa itu adalah Rey?" Om Hars mengingatkan."Iya, Om, Akira ingat." Akira menganggukkan kepalanya."Nah, saat itu karena terlalu sering bersamamu. Makanya sulit untuk melepaskanmu darinya, terlalu banyak resiko. Siap nggak siap kamu harus terima.""Resiko apa? Aku nggak paham om.""Saat ini, kita belum menemukan orang yang tepat untuk bisa memisahkanmu dari makhluk itu. Om nggak bisa berbuat lebih, menurut pengalaman Om dulu. Orang yang sudah pernah disetubuhi makhluk halus terutama genderuwo, sangat sulit untuk lepas. Jika salah yang menangani, maka si wanita akan gila," tutur Om Hars gelisah."Sesulit itukah, Om? Akira mau hidup normal. Nggak mau kaya gini, Om." Akira merasa tegang mendengar penuturan Om Hars."Makany
Warga masih berusaha membangunkan Saga yang tidak sadarkan diri, seperti kerbau yang kekenyangan. Bebagai upaya telah warga kerahkan dari mulai mengoleskan kayu putih, aroma terapy sampai bubuk merica dari tukang bakso yang lewat sudah dicoba. Tapi, lelaki necis itu masih belum kunjung sadarkan diri.Adibah yang baru tiba langsung diberi jalan oleh warga, rupanya sepanjang perjalanan ia terus berkomunikasi dengan orang yang menelponnya via whatsapp. Setelah mendengar penuturan warga tentang kronologis pingsannya Saga, Adibah menganggukkan kepalanya berkali-kali. Lalu ia tersenyum geli, karena sesekali warga menyebut dirinya sebagai istri sahabat selengekannya itu.Adibah melangkah mendekati Saga yang masih terkapar, ia duduk di sebelahnya kemudian berbisik," Akira punya pacar baru, kamu nggak mau lihat?" ucapnya dengan jahil."Mana, Mana ...." Seperti mendapat super power, Saga terbangun seketika. Kepalanya celingukan melihat banyak
Setibanya di kamar, Saga terkejut melihat Akira memakai hijab seperti Adibah. Ia tertegun di depan pintu mengetahui Akira sudah sadar, tadinya ia akan pamit pada Om Hars saja. Karena hatinya tidak yakin kuat melihat tatapan tajam Akira, dari belakang Adibah terus mendorong agar ia melangkah masuk."Saga, masuk Nak." Om Hars menyambut kedatangannya dengan senyuman."Iy-iya, Om Hars." Perlahan Saga masuk di susul Adibah dari belakang.Setelah acara bersalaman selesai Saga pamit izin ke toilet. Adibah bisa menangkap kegugupan yang dirasakan oleh calon suaminya itu. Hatinya cukup sadar bahwa Saga belum sepenuhnya membuang Akira dari sudut hatinya yang paling dalam. Adibah menghela napas, matanya tak lepas dari memandang Akira yang kini sama seperti dirinya memakai hijab."Kenapa Dibah? Kok kamu kaya aneh lihat aku?" tanya Akira yang menyadari tatapan Adibah."Emm, kamu cantik berhijab, Ra. Aku pangling
Cahaya tiba-tiba menembus langit-langit atap rumah sakit, seperti ada yang menuntunnya melangkah. Akira mengikuti ke mana cahaya itu membawanya pergi. Seperti ditarik oleh sesuatu ia terhenyak merasa dihempaskan, dilempar tanpa arah.Jantung Akira berpacu cepat, darah berdesir panas, jiwanya seakan terasa lepas dari jasadnya. Akira tidak sadarkan diri hingga saat membuka mata, ia sudah berada di suatu tempat yang sangat indah.Jernihnya air telaga di hiasi berbagai macam bunga lotus yang mekar sempurna, angsa putih berenang riang mengikuti riaknya air. Cahaya hangat mentari begitu ramah menyapa tubuhnya yang terasa dingin.Angin berhembus sejuk menerpa tubuh Akira, perlahan ia bangkit seiring terdengar suara yang memanggil namanya. Beberapa saat ia tertegun melihat pakaiannya yang serba putih, dengan rambut terurai berbau busuk. Akira panik mencium bau tubuhnya sendiri, tiba-tiba tangan seorang lelaki terulur seola
"Saga, kamu ngapain di sini!" Adibah menghampiri Saga yang tengah tertunduk di atas meja.Saga mengangkat wajahnya, Adibah semakin kaget, melihat mata Saga yang memerah."Kamu, kamu nggak tidur?" tanya Adibah khawatir, ia sampai lupa batasan menyentuh Saga."Adibah, sakit," ucap Saga, memegang dadanya."Iya, kamu kenapa, Saga?""Kenapa, kenapa dia sulit dilupakan. Kenapa-- dia selalu menyakiti aku, Adibah!" Air mata Saga meluncur deras, Adibah merasa iba melihatnya."Akira--?"Saga kembali menunduk larut dalam kesedihannya. Ia melupakan bahwa dirinya sudah melamar Adibah. Sehingga tidak menjaga perasaan kekasih barunya. Adibah memeluk Saga, air matanya ikut turun seiring isak tangis Saga yang mulai keras.Adibah sangat tahu, bagaimana rasanya melupakan adalah hal tersulit dalam hidup. Apalagi dia membawa jejak dari masa lalu, yaitu seorang anak. Adi
Air mata Akira berurai membasahi kedua pipinya. Ia menyadari semua perilakunya ketika masih berumah tangga dengan Rey. Sudah jadi kebiasaannya selesai melayani sang suami, ia tidak pernah langsung mandi seperti Rey. Akira lebih suka memakai lingerie ketika tidur, ketibang baju tidur biasa.Melihat Akira yang terdiam wanita itu semakin geram, ia mengacungkan pisaunya dan berteriak, "Mati kauuu!" Seiring teriakannya yang menggema, pisau menancap tepat pada dada Akira."Aaaaaaa." Teriakan Akira mengejutkan semua orang yang ada di dalam kamar. Mereka semakin panik melihat mata Akira melotot, nafasnya tersengal dengan tangan memegang dadanya."Om, Bunda kenapa, Bunda," ucap Andara khawatir melihat kondisi Bundanya."Sebaiknya, bawa ke rumah sakit saja, Pah," usul istri Om Hars."Baik, kalian bawa Akira ke rumah sakit. Aku akan menyelesaikan sesuatu, aku yakin ini bukan hanya
Sesampainya di depan pintu Om Hars berusaha mendobraknya. Akan tetapi sia-sia saja karena pintu terkunci dari dalam. Om Hars membobol gagang pintu dengan kapak, hasilnya pun sama seperti sebelumnya..Pintu seolah dikunci oleh suatu kekuatan ghaib yang tidak bisa ia deteksi."Bunda ... Bunda kenapa," ratap Andara menangis ketakutan melihat pintu kamar Akira yang sulit untuk dibuka."Akira! Buka!" teriak Om Hars.Cik Ling-Ling datang, lalu memeluk Andara."Apa apa, Nak?" tanya Cik Ling-Ling."Nggak tahu, Nenek," sahut Andara sambil terisak.Setelah cukup lama berjuang, pintu terbuka dengan sendirinya. Di sudut kamar Akira tak sadarkan diri, seisi ruangan sangat berantakan karena ia melemparkan barang ke sembarang arah. Untuk melindungi diri dari genderuwo yang masih mengikutinya. Semua orang sibuk mengurus Akira, mereka tidak menyadari jika sukma wanita itu telah pergi meninggalkan jas
Warga masih berusaha membangunkan Saga yang tidak sadarkan diri, seperti kerbau yang kekenyangan. Bebagai upaya telah warga kerahkan dari mulai mengoleskan kayu putih, aroma terapy sampai bubuk merica dari tukang bakso yang lewat sudah dicoba. Tapi, lelaki necis itu masih belum kunjung sadarkan diri.Adibah yang baru tiba langsung diberi jalan oleh warga, rupanya sepanjang perjalanan ia terus berkomunikasi dengan orang yang menelponnya via whatsapp. Setelah mendengar penuturan warga tentang kronologis pingsannya Saga, Adibah menganggukkan kepalanya berkali-kali. Lalu ia tersenyum geli, karena sesekali warga menyebut dirinya sebagai istri sahabat selengekannya itu.Adibah melangkah mendekati Saga yang masih terkapar, ia duduk di sebelahnya kemudian berbisik," Akira punya pacar baru, kamu nggak mau lihat?" ucapnya dengan jahil."Mana, Mana ...." Seperti mendapat super power, Saga terbangun seketika. Kepalanya celingukan melihat banyak
"Apa , Om?""Dia terlalu lama menyukaimu dan sebetulnya bukan kali ini saja dia menyentuhmu. Ingatkah saat Rey masih hidup? Kamu pernah tidak sadar bahwa itu adalah Rey?" Om Hars mengingatkan."Iya, Om, Akira ingat." Akira menganggukkan kepalanya."Nah, saat itu karena terlalu sering bersamamu. Makanya sulit untuk melepaskanmu darinya, terlalu banyak resiko. Siap nggak siap kamu harus terima.""Resiko apa? Aku nggak paham om.""Saat ini, kita belum menemukan orang yang tepat untuk bisa memisahkanmu dari makhluk itu. Om nggak bisa berbuat lebih, menurut pengalaman Om dulu. Orang yang sudah pernah disetubuhi makhluk halus terutama genderuwo, sangat sulit untuk lepas. Jika salah yang menangani, maka si wanita akan gila," tutur Om Hars gelisah."Sesulit itukah, Om? Akira mau hidup normal. Nggak mau kaya gini, Om." Akira merasa tegang mendengar penuturan Om Hars."Makany
TapTapTapSuara langkah kaki terdengar di tangga menuju lantai atas, Akira yang sedang asyik memasak menoleh ke arah tangga. Namun, tidak ada siapapun di sana, beberapa saat ia tertegun. Teringat bahwa Andara tidak ada di rumah.'Siapa tadi? Apa aku salah dengar?' batinnya.Kemudian ia melanjutkan memasak lalu menyantap makanannya sembari sibuk memainkan ponsel. Membalas pesan Saga sekarang menjadi kegiatan terbarunya. Kebaikan Saga yang terus menerus akhirnya membuat ia luluh.Rencana bersama Gio untuk memisahkan Adibah dan Saga urung dilakukan. Karena dengan sendirinya Saga bersungguh-sungguh ingin melamar Akira. Tiba-tiba sekelebat bayangan hitam melintas di depannya. Bulu kuduk Akira meremang, gemetar seluruh badannya."Kamu hanya milikku, keh keh keh." Suara parau seorang lelaki terdengar di belakangnya."Si-siapa kamu!" Akira memberanikan diri bicara, tanpa menoleh ke belakang."Aku, pemilikmu, sampai kap
Akira terlihat santai dan asyik dengan ponselnya, sesekali ia tersenyum membaca pesan yang masuk dari aplikasi whatsapp. Saga yang diam-diam memperhatikan tersulut rasa cemburu. Hanya saja, ia di sibukkan dengan ocehan Andara juga Dhea yang mengajaknya berbincang."Aku pergi dulu ya," kata Akira berpamitan sambil membereskan tas."Ke mana?" tanya Saga."Ada perlu," jawab Akira datar."Kuantar ya?" Saga menawarkan diri."Nggak usah, udah pesan taksi online. Bye semua." Akira melenggang tanpa mengucap salam.Adibah geram dengan sikap Akira, tapi ia berusaha menahan karena ada anak-anak. Wajah Andara berubah murung ketika bundanya pergi. Adibah menangkap ekspresi kecewa anak itu. Kemudian memberikan kode pada Dhea agar membawa Andara bermain di kamarnya.Tanpa menunggu lama, Dhea membawa Andara ke kamarnya. Saga terlihat sangat