"Kamu tidak butuh uang untuk membantu orang lain, kamu hanya butuh hati untuk membantu mereka." – unknown.
******
Chapter 33
"Aku akan antar kau pulang," ucap Jhon mengejutkan Delina.
"Tidak mau!" tegas gadis itu menolak.
"Dia sudah meninggalkanmu dan ini sudah tengah malam. Ayo, aku antar pulang!" Jhon menarik tangan Delina dan membawa gadis itu masuk ke sebuah mobil mercedes benz warna hitam milik pria itu.
Bukannya menuju pulang, Jhon malah membawa Delina menuju ke sebuah bar miliknya. Gadis itu langsung mengamati sekitar dan terlihat panik kala pria itu melajukan mobilnya melewati jalan y
"Tak ada yang tak mungkin, semua bisa berubah hanya dalam hitungan detik." — Vie Junaeni.******Chapter 34"Maya, kamu masuk ke dalam mobil!" seru Abi.Maya tak membantah. Akhirnya ia bisa selamat dari pria paruh baya hidung belang itu. Mobil Abi melaju menuju rumah gadis itu."Saya butuh uang, Bos. Ayah saya perlu uang untuk biaya operasi," ucap Maya."Kenapa kau tak mencoba mengajukan pinjaman pada kantor?""Saya tak berani.""Aku memang pria yang
"Kunci untuk memahami apakah sesuatu benar-benar berharga adalah dengan menanyakan apakah kita dapat memegangnya, karena hal-hal yang benar-benar berharga tidak dapat dipegang." - Craig D. Lounsbrough.******Chapter 35"Delina berhasil melepasnya lalu berlanjut melepas pakaian dalamnya satu persatu. Kini, tubuhnya polos tanpa sehelai benang pun menutupi tubuhnya. Gadis itu turun dari sofa dan terkapar di lantai sambil menyentuh tubuhnya sendiri.Abi meneguk cairan saliva di rongga mulutnya yang terasa berat. Darah di dalam tubuhnya mendadak mengalirkan hawa panas. Delina benar-benar membuat pertunjukan liar yang membuatnya sangat tergoda.Namun, kala
"Apa pun yang terlihat, boleh jadi tidak seperti yang kita lihat. Apa pun yang hilang, tidak selalu lenyap seperti yang kita duga. Ada banyak sekali jawaban dari tempat-tempat yang hilang." – Tere Liye.******Chapter 36Takut menggunakan lift, Delina menaiki anak tangga yang tampak masih terawat. Entah kenapa gadis itu malah tersenyum dengan perasaan senang yang ingin terluapkan. Hampir pukul lima dini hari, ia merasakan ada sesuatu yang janggal.Waktu tiba-tiba terasa berhenti karena pendengaran gadis itu menangkap sesuatu yang tidak lazim. Ia menoleh takut mencari sumber suara tersebut."To-tolong…."
“Duniamu telah membuat duniaku berbeda, aku yakin hidupku akan lebih berwarna.” – Vie Junaeni. ****** Chapter 37 Abi telah selesai menjalani operasi usus buntu, Delina duduk di sofa menunggu pria itu tersadar. Saat gadis itu terlelap, pria yang terbaring di atas ranjang perawatan itu membuka kedua matanya. Ia menoleh ke arah sang gadis. Terpaan sinar mentari itu dengan genitnya menyentuh paras ayu si gadis. Ada lukisan senyuman yang tersungging di wajah pria tampan itu kala melihat wajah Delina. “Kenapa gadis ini masih di sini, sih? Dan kenapa dia terlihat cantik sekali?” gumam Abi. Pria itu berdehem dengan nada tinggi sampai mengejutkan Delina. “Bos, mau minum? Apa mau ke kamar mandi?” Delina langsung bangkit dan menghampiri sang atasan. Abi membuka bibirnya yang terasa menempel erat satu sama lain lalu berucap lirih, “ambilkan aku air putih!” “Baik.” Delina meraih gelas berisi air mineral dan sedotan plastik,
"Ketika kau katakan tidak pada cinta, percayalah cinta juga yang akan menuntunmu menuju kebahagiaan." – Vie Junaeni.******Manik milik Delina membelalak lebar ketika aroma parfum milik Abi menyeruak tanpa permisi masuk ke dalam indera penciumannya. Tanpa sadar, ada perasaan menggelitik aneh yang sekelebat hadir di dalam hati gadis itu."Sudah jangan sengaja kau lama-lama berada di pelukanku!" Abi mendorong Delina menjauhi tubuhnya.'Dia sudah membawaku terbang jauh, dia juga yang menghempas aku jatuh. Ingin rasanya ku robek mulutnya dan mencongkel matanya itu lalu ku berikan pada tikus got.'Delina merutuki pria di hadapannya itu dalam hati. Dengan t
"Mencintaimu adalah bahagia dan sedih;bahagia karna memilikimu dalam kalbu;sedih karena kita sering berpisah."W.S. RendraChapter 39"Baik-baik aja, Mi," jawab Delina."Apanya yang baik, malam pertama kalian baik?" Nyonya Mia sampai terperanjat dan menatap Susi yang yang duduk di sampingnya."Mami kenapa tanya soal malam pertama, sih? Rasanya tak sopan menanyakan hal seperti itu!" Abi baru sampai dan duduk di samping Delina."Hmmm… baiklah. Hari ini Richard akan mengantarkan kalian ke bandara," ucap wanita
Cinta tidak membuat dunia berputar. Cinta itulah yang membuat perjalanan itu berharga." - Franklin P. Jones.Chapter 40"Tidak! Jangan! Aku mohon jangan! Tidaaaaaakk!"Delina berteriak sekuat tenaga dari kolong ranjang hotel tersebut. Rupanya gadis itu hanya bermimpi. Sosok Abi yang baru keluar dari kamar mandi dengan menggunakan kamerjas hotel warna putih langsung melongok ke kolong kasur."Apa yang sedang kau lakukan di bawah situ?" tanya Abi seraya tertawa."Hehehe, tadi aku pikir ... Ummm ... Aku sedang apa ya di sini? Oh, tadi aku pikir anting aku jatuh," ucap Delina mencoba berbohong. Ia perlahan menggeser tubuhnya agar keluar dari kolong
"Saat seseorang mencintaimu, mereka tak harus mengatakannya. Kamu akan tahu dari cara mereka memperlakukanmu." – unknown.*****Chapter 41Delina memutuskan berjalan di tepi pantai seraya melihat pakaian dan aksesoris yang dijajakan penjual daerah di Heaven Island. Satu pengawal mengikuti wanita itu dari kejauhan. Delina tak mau kalau pengawal berbadan besar itu terus-terusan mengikutinya dari dekat."Delina, itu kau, kan?" Seorang wanita berkulit eksotik karena terpapar sinar matahari menegur Delina."Kau Delina, kan? Anaknya Tante Susi? Kau sedang apa ada di sini?"Delina menata
Chapter 105"Tumben Mbok Nah ngomong bijak banget, ada apa ini?" tanya Delina seraya melayangkan senyum hangat."Sayangnya tidak semua anak paham akan arti penting seorang ibu, Non. Terkadang perkataan dan perbuatan anak kerap membuat orang tua terluka. Sayangnya, anak-anak itu tak sadar jika di dalam hati ibunya sedang menangis. Namun apa daya, rasa cinta ibu lebih besar dibanding amarahnya. Dia tak mengenal benci pada anak yang teramat dicintai," ucap Mbok Nah yang mengingat anak satu-satunya yang ia miliki. Dia menceritakan mengenai putranya. Sayangnya, putra tunggalnya itu malah pergi meninggalkannya. Ia memilih pergi ke luar negeri untuk bekerja tanpa pernah ingat."Mbok Nah, yang sabar ya," ucap Delina memeluk wanita itu dari samping. Kania juga ikut memeluk Mbok Nah."Kalian harus jadi ibu yang baik ya, semoga anak-anak kalian menjadi anak yang soleh dan soleha dan berbakti pada orang tua," ucap Mbok Nah dengan
Chapter 104Delina langsung menggerutu karena Kania yang sudah muak mendengar kemesraan keduanya berani merebut ponselnya dan mematikannya. "Kalau nggak aku ambil tuh hape, kalian pasti nggak akan kelar bilang I love you masing masing sampai subuh!" ucap Kania saat menarik ponsel Delina dan memutuskan sambungan ponsel tersebut dengan Abi."Huuuu! Kamu selalu aja kayak gitu. Udah deh bilang aja sirik!""Ya habisnya kamu mah segitu lebay sama Abi. Sampai kalah deh gaya pacarannya anak abege," ucap Kania bersungut-sungut."Biarin aja, sih. Lagian suka-suka aku dong, kan aku sama Abi udah nikah bukan pacaran lagi, wleekk!" Delina menjulurkan lidahnya pada Kania."Duh, yang sabar ya King punya ibu macam itu," ucap Kani pada Delina yang masih berenang."Dedek bayi juga yang sabar ya punya ibu bawel dan calon galak macam wanita ini," ucap Delina yang gantian mencibir Kania sinis seraya mengus
Chapter 103 Satu bulan telah berlalu.Di sebuah kafe dengan menu khas negara Jepang yang ternama di wilayah ibukota tersebut, Indra dan Abi menemui seorang klien wanita dari perusahaan fashion terkenal yang ingin bekerjasama dengan perusahaan miliknya.Wanita bernama Yuki itu akan membuat program yang menggunakan jasa desainer ternama untuk membuat pakaian seperti gaun yang cantik yang bisa dipadu padankan dengan kosmetik miliknya."Halo Abi, selamat siang! Apa kabar kamu?" sapa Yuki saat melihat Abi datang bersama Indra, wanita itu mengulurkan tangannya. Abi sampai terkejut kala melihat wanita itu adalah mantan kekasihnya yang pernah bersama dalam waktu singkat saat dia berada di Tokyo."Selamat siang, Yuki. Kabar aku baik. Wah, nggak nyangka ternyata kamu rekan bisnis aku," balas Abi seraya menjabat tangan wanita tersebut."Mau makan siang bersama sekalian sebelum kita bicarakan program kerjasama kita?" tanya Yuki dengan menun
Chapter 102Setelah proses persalinan Delina selesai, tampak satu orang suster yang ke luar dari ruang persalinan langsung diberondong banyak pertanyaan dari Nyonya Mia, Ibu Susi, dan Kania."Bagaimana keadaan Delina dan bayinya, Sus?" tanya Kania."Syukurlah mereka selamat. Nyonya Delina melahirkan bayi kembar, sekarang bayinya sudah berada di ruang perawatan. Ibunya masih di dalam," ujarnya.Kania yang tak sabar langsung ingin memasuki ruangan tempat Delina bersalin. Namun, dia langsung ditahan oleh sang suster."Eh, mau ke mana, Bu?" tanya suster."Mau liat Delina, hehehe.""Jangan dulu, belum boleh ditengok dulu, ya. Tadi pasien masih belum sadar karena terlalu letih. Kalau mau lihat bayinya ada di kamar bayi di ujung koridor sana belok kanan," ucap suster itu menjelaskan."Oke, deh Suster.""Ayo, para Oma yang baru kita langsung liat dedek bayi!" ajak Kania seraya menarik tangan Ibu Susi dan Nyonya
Chapter 101Keesokan harinya, Lala sudah diperbolehkan pulang oleh dokter karena sudah stabil setelah Ibu Ani bersikeras meminta Lala agar melakukan perawatan di rumahnya saja. Sesampainya mereka di rumah, semua mata menatap ke arah Lala yang baru saja tiba."Ada apa ini?" tanya Bu Ani."Kania sama yang lainnya mau pamit, Ma," ucap Kania.Lala tampak tersenyum puas penuh kemenangan. "Lalu kamu juga ikut pulang, Ndra?" tanya Ibu Ani pada putranya."Nggak, Ma. Kan Mama suruh aku nikahin Lala," jawab Indra lalu memanggil asisten rumah tangga di rumah itu, "Bi, tolong bawa minumnya ke sini," pinta Indra.Tak lama kemudian, Bi Tati membawa beberapa cangkir berisi teh manis hangat."Yang buat Mama saya mana, Bi?" tanya Indra."Yang ini, Tuan." Bi Tati menyerahkan cangkir berisi teh manis itu pada Ibu Ani."Minum dulu, Ma, biar seger," pinta Indra. Tanpa menaruh rasa curiga, Ibu Ani langsun
Chapter 100"Aku belum hamil, bukannya nggak bisa hamil! Jaga ucapan kamu, ya!" "Hahaha, sudahlah Kania, Indra itu awalnya jodoh aku dia suamiku. Dia akan tetap menjadi suami aku," sahut Lala begitu penuh percaya diri."Mantan suami kamu! Sekarang dia suamiku! Kamu harusnya mikir waktu kamu pergi begitu saja meninggalkan dia dalam kehancuran hanya demi laki-laki lain. Kamu lebih memilih pria tak baik yang akhirnya kamu kena karma karena ulah kamu itu," sahut Kania."Mungkin aku kena guna-guna dari Brian. Dan sekarang aku sudah terbebas dari guna-guna si Brian!" "Oh gitu, guna-guna kata kamu? Jangan-jangan sekarang kamu yang pakai guna-guna buat bikin Ibu mertuaku luluh." Kania sampai kesal melihat Lala yang terlihat begitu tergila-gila pada Indra kini."Sudahlah, yang jelas kamu harus rela kalau Indra sebentar lagi akan menikah dengan ku.""Aku tak mau membagi suamiku dengan siapapun,
Chapter 99 Di masa kehamilan Delina yang menginjak usia lima belas minggu, Delina mengalami flek. Abi lalu membawa istrinya dengan segera ke Rumah Sakit Kota di Kota Hijau tersebut. Kania dan Indra juga menemani. Sesampainya di rumah sakit tersebut, dokter mengharuskan Delina menjalani rawat inap. Dokter spesialis kandungan bernama Sri Rahayu mengatakan bahwa perdarahan pada ibu hamil yang bisa menjadi indikasi berbagai komplikasi, termasuk keguguran, kehamilan ektopik, dan plasenta previa, dan karenanya tidak boleh diabaikan."Jadi, bagaimana kondisi istri saya, Dok? Apa yang menyebabkan dia mengalami flek tadi?" tanya Abi."Sering kali, pendarahan terjadi karena hubungan seksual dan pemeriksaan serviks terutama di akhir kehamilan. Selain itu, ada pula plasenta previa, yaitu ketika plasenta menutupi serviks baik sebagian atau seluruhnya. Kondisi ini bisa menjadi penyebab munculnya flek saat hamil," ujar sang dokter."Hayo loh Abi, habi
Chapter 98Indra hanya menatap mantan istrinya dengan pandangan aneh seraya menuju kamarnya. Ada rencana yang sudah disiapkan Lala dengan matang. Dia meminta Mimi untuk memberikan teh manis hangat yang dicampur obat tidur. Obat yang sangat mujarab dan akan langsung membuat si penerimanya terlelap. Lala ingin kembali menjadi istrinya Indra setelah dia bangkrut dan kekurangan uang. Dia memanfaatkan putrinya."Papi, Mimi bawa teh manis nih," ucap Mimi."Eh, awas Nak! Nanti cangkirnya jatuh kena kaki kamu!" seru Indra yang langsung meraih cangkir berisi teh hangat dari tangan putrinya."Nggak akan jatuh, Pi. Aku udah bisa kok. Papi minum dulu ya," pinta Mimi. "Iya, terima kasih putri Papi yang cantik."Gadis kecil itu melaksanakan perintah ibunya dengan baik. Di luar kamar Indra, Lala tersenyum puas menyeringai ketika rencananya berhasil. Tak lama kemudian, Indra terlihat menguap. Di yang baru saja membuka kemejanya henda
Chapter 97Saat Abi dan Indra pergi bertemu dengan salah satu rekan bisnis, Delina dan Kania pergi ke sebuah destinasi wisata di Kota Hijau. Semantara itu mantan istrinya Indra datang dan menghasut Mimi agar jangan mau pergi dengan Kania. Anak itu akhirnya mengikuti ibunya. Lala mengajak Mimi agar memilih berada di rumah dan bersantai mengunjungi kebun stroberi."Percuma si Indra suruh aku dekat samw Mimi dan ajak aku ke sini, kalau orangnya enggak mau diajak pergi jalan-jalan," ucap Kania berkeluh kesah. "Ya habis gimana, mungkin dia kangen banget sama ibunya," sahut Delina.Delina lantas menghentikan langkahnya."Tapi, Kania … kenapa dia jadi suka ketemu anaknya dan memilih berlama-lama di rumah mantan ibu mertuanya, ya?" Delina menoleh ke arah Kania."Maksud kamu, Lin?" Gantian Kania menatap Delina penuh ingin tahu."Kok Lala tahu gitu kalau Indra lagi kunjungan ke rumah ibunya. Kenapa pas Indra ke sini? Kenapa buka