Share

Part 11

Penulis: Ammanya.L
last update Terakhir Diperbarui: 2023-12-03 12:36:23

Ia mendongak, memberanikan diri memandang Opa Adskhan sebelum mengalihkan pandangannya pada Oma Ana dan menganggukkan kepala tanpa ragu.

"Bagus." Ucap Opa Adskhan lagi. "Karena setelah ini, apapun yang terjadi di rumah ini. Apapun yang kamu lihat dan dengar, itu tidak boleh sampai keluar. Kamu mengerti?" ucap Opa Adskhan lagi yag kembali dijawab anggukkan Ajeng.

Ada jeda saat Oma Ana kembali berdiri dan melangkah menuju meja. Mengeluarkan sesuatu dari dalam laci dan duduk kembali di tempatnya semula.

“Oma bukannya gak percaya sama kamu, Jeng. Tapi ini hanya untuk antisipasi akan apa yang terjadi di masa depan nanti.” Ucapnya seraya meletakkan dua buah amplop dengan warna berbeda di hadapannya, satu berwarna putih dan satu lagi berwarna coklat muda.

Ajeng memandang amplop tersebut dan Oma Ana bergantian.

Kedua amplop itu memiliki logo Coskun Company di sudut kanan atasnya yang Ajeng yakini dan bersifat rahasia namun dengan warna amplop yang berbeda.

"Bukalah amplop yang berwarna
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • To Be His Bride (Season 1)   Part 12

    Ajeng kembali membalikan tubuh dan berjalan di dalam kamarnya. Mengabaikan sebuah televisi layar lebar yang tentunya menyilaukan mata dan berjalan menuju tempat tidur dimana ia meletakkan amplop yang diberikan Oma Ana padanya. Dibawanya amplop itu ke meja belajarnya yang sudah ditenggeri sebuah layar persegi dengan logo apel tergigit di atasnya. Ia ingin tahu tentang rahasia mengenai Ilker yang tadi dikatakan oleh Oma Ana. Ternyata, saat ia mengeluarkan dokumen-dokumen itu, sebuah flashdisk berwarna putih ikut terjatuh. Ajeng menyalakan layar persegi itu, meletakkan dokumen dan memilih untuk melihat isi flashdisk terlebih dahulu. Drive nya terbagi menjadi beberapa folder. Folder pertama berjudul "Ilker – 22", folder kedua berjudul "Ilker dan Syahinaz" dan folder ketiga berjudul "Setelah Syahinaz". Mouse-nya bergerak dan langsung mengarah pada folder "Ilker-22". Di dalam folder itu, terdapat kumpulan foto-foto dan beberapa video yang kemudian Ajeng sortir berdasarkan tanggal

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-03
  • To Be His Bride (Season 1)   Part 13

    Ajeng mendongakkan kepala. Memandang gedung Kralligimiz yang menjulang tinggi di hadapannya. Ia menarik napas panjang dan menghembuskannya perlahan untuk menghilangkan rasa gugup yang menderanya begitu saja. Ini adalah hari pertamanya bekerja di perusahaan besar itu. Dan Ajeng sejujurnya tidak terlalu percaya diri. Bukan tidak percaya diri karena dia tidak mampu bekerja keras. Oh dia sangat yakin akan hal itu. Namun ia tidak percaya diri akan tugas lain, tujuan lain, yang membawanya sampai sejauh ini. Pertanyaan-pertanyaan pesimis muncul di benaknya. Bagaimana jika prediksi Oma Ana salah dan Ilker tidak pernah mau kembali ke Kralligimiz? Bukankah ada terlalu banyak kenangan antara Ilker, Syahinaz dan Kralligimiz? Syahinaz memang bukan artis Kralligimiz. Namun dulu, sebelum akhirnya Ilker mengajak Syahinaz menikah, Ilker sempat mengejar Syahinaz untuk menjadikan mendiang istrinya itu sebagai artis. Menurut cerita yang ia dengar dari Oma Ana. Syahinaz memiliki suara yang sangat me

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-06
  • To Be His Bride (Season 1)   Part 14

    Hari Rabu. Sesuai dengan perjanjian yang sudah Ajeng dan Oma Ana sepakati. Ajeng masih menjadi orang yang bertanggung jawab untuk mengurus penthouse Ilker. Semalam, saat hendak tidur, Ajeng diberhentikan oleh Oma Ana, dan beliau mengatakan kepada Ajeng untuk mengatakan kepada Ilker kalau Ajeng bekerja di Kralligimiz semisal nanti Ilker bertanya pada Ajeng. Ajeng tidak tahu kenapa ia harus berkata demikian, seolah Ilker juga akan penasaran dengan pekerjaan Ajeng. Ya, sekalipun Oma Ana sekarang menempatkan Ajeng di Kralligimiz dengan perkiraan Ilker akan kembali bekerja dan dirinya akan menjadi jembatan penghubung antara Ilsya dan Ilker, ia tidak pernah berpikir kalau Ilker akan kepo dengan urusannya. Oma Ana juga kembali mengatakan kepada Ajeng supaya Ajeng tidak membersihkan penthouse Ilker sendirian dan cukup menjadi pengawas saja, namun Ajeng kembali menolak karena menurutnya bekerja membersihkan kediaman Ilker sudah menjadi salah satu kebiasaannya dan ia juga mengatakan kalau i

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-06
  • To Be His Bride (Season 1)   Part 15

    "Kapan kamu akan membersihkan tempat ini lagi?" Ajeng memaku di tempatnya, memandang Ilker dengan tatapan bingung. "Sabtu?" Ia bertanya dengan ragu. Jadwalnya untuk membersihkan penthouse Ilker memang pada hari Sabtu, namun ia tidak yakin apakah ia akan datang pagi atau sore hari karena akhir pekan dia ada jadwal kuliah dan juga Ilsya libur sekolah sehingga biasanya pada pagi hari Ajeng akan menemaninya bermain. "Ada yang Anda perlukan?" Tanya Ajeng ingin tahu. Mungkin Ilker menanyakan itu karena pria itu butuh bantuannya. "Anda bisa meminta bantuan saya kapanpun, Sir. Tidak perlu menunggu saya datang hari Sabtu nanti." Ucapnya lagi memberitahu. Suka atau tidak, sudah tugasnya untuk melayani Ilker karena memang dia ada disana untuk itu, meskipun sampai saat ini Ilker mungkin belum tahu itu. Ajeng masih memandang Ilker, menunggu jawaban. Sementara pria itu terdiam di tempatnya dan terlihat bingung sendiri. "Kalau memang Anda perlu sesuatu, nomor kantor ada di meja kerja. Disana A

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-08
  • To Be His Bride (Season 1)   Part 16

    Beberapa saat sebelum Ajeng tiba Ilker melangkah keluar kamar saat mendengar suara bel penthousenya. Yakin kalau orang yang datang itu Ajeng, Ilker membuka pintu tanpa mengecek siapa tamu yang datang. Dahinya langsung mengernyit saat melihat sosok wanita muda tak dikenalnya berdiri dan tersenyum manis ke arahnya. "Maaf, siapa?" Tanya Ilker pada sosok gadis yang masih tersenyum di hadapannya itu. Mata gadis itu terbelalak, memandang Ilker tak percaya sebelum berdecak kesal. "Kau tidak mengenaliku?" Tanyanya pada Ilker sambil mencebik seolah kesal. Ilker masih mencoba mengingat. Dalam pikirannya, mungkin sosok yang ada di depannya itu adalah sosok yang pernah dia kenal di masa lalu. Dia mencoba menggali dalam ingatannya namun tak juga menemukan siapa sosok tersebut. "Ini aku, Ayeleen!" Ucap gadis itu dengan nada sedikit tinggi dan terlihat kesal. "Aku, adik mendiang kak Syahinaz." Lanjutnya lagi saat Ilker masih tampak kebingungan. Deg! Jantung Ilker mendadak berdenyut nyeri. Nam

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-08
  • To Be His Bride (Season 1)   Part 17

    Suara itu, lembut, lirih dan manja. Masuk ke telinga Ilker, mengirimkan getaran aneh ke seluruh tubuhnya begitu saja sehingga entah bagaimana jantung Ilker terasa berpacu semakin cepat dan matanya tiba-tiba memanas seketika. Ilker mengalihkan tatapannya. Mencoba menyembunyikan rasa haru dan bersalah yang tiba-tiba ia rasakan begitu saja. Dulu, saat ia meninggalkannya, sosok bocah itu masih berupa bayi merah nan kecil. Kepalanya bahkan tak lebih besar dari telapak tangan Ilker dan yang bisa dilakukan bocah itu hanya berteriak kencang dan menangis. Bahkan sangat jelas sekali kenangan di kepala Ilker saat ia mendengar tangisan samar bayi itu saat ia meninggalkannya tanpa perasaan lima tahun yang lalu. "Maaf, Sir. Saya harus bawa Ilsya ke kamar mandi." Ucap Ajeng meminta ijin seraya membawa Ilsya masuk dengan cepat ke dalam penthouse, melewati Ilker yang masih berdiri di tempatnya begitu saja. Ilker memaku sejenak kala mencium aroma wangi khas anak-anak bercampur samar parfum Ajeng s

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-10
  • To Be His Bride (Season 1)   Part 18

    Selama beberapa saat mereka berdiri dalam keadaan masih berpelukan. Kedua tangan Ilker masih berada di pinggang Ajeng sementara tangan Ajeng masih bersandar di dada bidang pria itu. Ilker bisa merasakan kehangatan tubuh Ajeng di telapak tangannya dan Ajeng bisa merasakan kokohnya dada Ilker di tangannya. Mereka saling bertatapan selama beberapa detik. Dalam jarak sedekat ini, Ajeng bisa melihat bola mata Ilker yang berwarna cokelat pekat, nyaris hitam. Hidung pria itu kecil dan mancung. Bibirnya, yang tersembunyi oleh kumis dan jambangnya berwarna merah muda, menandakan bahwa dia bukan perokok. Bagian atasnya tipis sementara bagian bawahnya lebih tebal. Bulu mata pria itu juga panjang, lebat dan lentik. Matanya seperti kacang almond, tidak bulat, tidak juga sipit dan diperindah dengan alis yang tebal dan melengkung alami, seperti ukiran. Ajeng berusha menelan ludah dengan susah payah memandangi sosok tampan di hadapannya. Sementara di waktu bersamaan, Ilker juga memperhatikan Aje

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-10
  • To Be His Bride (Season 1)   Part 19

    "Ilsya.. sayang." Ilker kembali memanggil nama putrinya lirih. Bibirnya selama ini selalu tertutup, tak berani mengucap nama itu. Namun sekarang, nama itu berulang kali ia sebut seolah itu adalah mantra yang harus dia hafal. "Maafin Papa, Sayang. Maafin Papa." Ucap Ilker dengan bahu bergetar dan airmata yang terus turun. Ilsya menatap Ajeng dengan sorot bingung khas seorang anak, Ajeng menjawab tanya di mata itu dengan senyuman. Tangan Ajeng terangkat dengan gerakan seolah sedang balas memeluk dan mengusap serta menepuk sesuatu. Ilsya hanya mengangguk dan balas memeluk Ilker. Meletakkan dagu kecilnya di bahu lebar ayahnya seraya menepuk punggung Ilker dengan pelan seolah menenangkan. "Ilsya maafin Papa kok." Ucap Ilsya dengan nada datarnya. "Makanya, Papa jangan sakit lagi, biar gak ninggalin Ilsya lagi." Keluh bocah itu yang membuat Ajeng yang awalnya terharu jadi terkekeh sendiri. Ilker pun tampaknya demikian. Bahu pria itu terlihat bergetar dan Ajeng mendengar kekehan lirih dari

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-11

Bab terbaru

  • To Be His Bride (Season 1)   Part 62

    "TA-TAPI MAS.." Ajeng mendesis lirih saat merasakan kecupan Ilker di lehernya."Hmm?" Tanya Ilker tanpa menjauhkan bibirnya dari leher Ajeng, mengendusnya seolah sedang membaui tubuh wanita itu."Sampai kapan kita akan disini?" Tanya Ajeng gugup. Sisa kewarasannya mulai membuatnya takut akan anggapan orang-orang terhadap hubungan mereka nantinya. Ia sangat tidak suka jika orang berdesas-desus tentang dirinya.Ya, mereka memang sudah menikah. Meskipun surat-surat resmi mereka belum keluar, tapi tetap saja mereka sudah halal untuk selalu bersama kapanpun dan dimanapun.Meski demikian, Ajeng masih belum siap untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan orang-orang yang melihatnya nanti.Bayangkan saja, apa yang akan dipikirkan oleh resepsionis Ilker, atau sekretaris pria itu besok saat melihat Ajeng keluar dari kantor Ilker di pagi atau siang atau mungkin sore hari tanpa pernah melihatnya masuk?Atau bertanya-tanya dimana keberadaannya dan apa yang dil

  • To Be His Bride (Season 1)   Part 61

    AJENG MERINTIH PELAN. Ia merasa sekujur tubuhnya terasa ngilu. Ia ingin bangun tapi rasa ngilu di tubuhnya malah membuatnya ingin meringkuk lebih lama.Matanya perlahan terbuka. Hal pertama yang dilihatnya adalah jendela kaca lebar dengan tampilan sinar-sinar kecil yang indah.Apa diluar sedang ada pesta kembang api? Tanyanya pada diri sendiri. Tapi sinar-sinar itu tidak bergerak layaknya kembang api pada umumnya.Ajeng semakin mengetatkan selimutnya dan memilih untuk melihat pemandangan itu lebih lama."Sudah bangun?" Pertanyaan bernada lirih rendah itu membuat Ajeng sadar kalau dia tidak sendirian. Seketika ingatannya kembali masuk. Adegan demi adegan yang ia lakukan beberapa jam sebelumnya membuat Ajeng membelalakkan mata.Ia menoleh, dan melihat Ilker sedang duduk di belakangnya. Pria itu tengah menunduk dan memandang ke arahnya. Tangannya yang besar terulur perlahan dan menyibak rambut Ajeng."Sudah baikan?" Tanyanya lagi seraya menyent

  • To Be His Bride (Season 1)   Part 60

    “MAKSUDNYA?" Tanya Ajeng bingung.Ilker duduk di tepian tempat tidur dan tersenyum. "Maksudnya, serahkan dirimu padaku. Disini, saat ini juga. Aku tidak akan mengambil keperawananmu, Ajeng. Kamu yang harus menyerahkannya padaku." Ucapnya masih dengan senyum nakalnya yang membuat Ajeng bukan hanya terbelalak tapi terpaksa menelan ludah dengan susah payah."Me-menyerahkan keperawanan?" Tanya Ajeng bingung.Ilker mengangguk pelan. "Aku tidak akan menyentuhmu, tapi kamu yang akan menyentuhku." Ucapnya dengan senyum miring di wajahnya. "Lupakan cara konvensional dimana suami yang selalunya mengambil keperawanan istri. Kali ini, aku ingin kamu memerawani dirimu sendiri, denganku." Ucap Ilker lagi."Ta-tapi bagaimana?" Tanya Ajeng bingung."Bercintalah denganku, dengan caramu." Lanjut Ilker lirih.Mendengar kata bercinta membuat kewanitaan Ajeng berdenyut dan memanas. Ia sudah membayangkan bagaimana rasanya bercinta sejak dimalam pertama Ilke

  • To Be His Bride (Season 1)   Part 59

    AJENG BERDIRI tepat di depan gedung Kralligimiz. Kepalanya mendongak memandang bangunan tinggi itu. Entah sudah keberapa kali ia menarik napas panjang dan menghembuskannya dengan berat. Sekarang, saat ia berada di depan gedung, kakinya terasa sangat berat untuk melangkah.Ini bukan hal yang benar. Gumamnya pada diri sendiri seraya memutar badan, hendak berjalan menuju gerbang.Tapi kalau tidak sekarang, kapan lagi dia bisa bicara pada Ilker? Tanyanya lagi dan kembali memutar badan menghadap depan gedung.Ini terlalu impulsif. Lanjutnya lagi seraya menggelengkan kepala kembali memutar tubuhnya.Tapi ia sudah melakukan perjalanan yang cukup panjang untuk sampai di kantor ini, tidak mungkin dia pergi begitu saja tanpa bicara dengan Ilker.Mereka harus menyelesaikan masalah 'Istri Papa' ini dan membuat Ilsya tenang. Jika tidak, llsya bisa benar-benar tidak mau pulang. Terlebih keinginan bocah kecil itu sangat didukung oleh kakak Ajeng, Rianna."

  • To Be His Bride (Season 1)   Part 58

    SESUATU YANG HANGAT terasa membelai bagian bawah tubuh Ajeng. Secara naluriah Ajeng bergerak mundur mendekati benda hangat yang berdenyut di bagian bawah bokongnya. Usapan dan remasan lembut juga ia rasakan di bagian dada yang membuatnya melenguh lirih."Sshhh.. jangan berisik, nanti Ilsya bangun." Bisik seseorang tepat di telinga kanannya. Seketika mata Ajeng terbelalak terkejut. Tubuhnya yang sejak tadi menggeliat sekarang berubah menjadi kaku. Ia membuka mata dan melihat Ilsya yang tertidur lelap tepat di hadapannya.Bantal yang tadi ia gunakan rupanya telah berganti menjadi lengan kekar berbulu milik Ilker yang kini telapak tangannya menyusup masuk ke dalam kaus yang Ajeng kenakan yang sepertinya sejak tadi mulai bermain dengan payudaranya sementara tangan lain pria itu—seperti biasa—menyusup masuk ke dalam celananya."Sir, apa yang Anda lakukan?" bisik Ajeng lirih tanpa berani menoleh."Menyentuhmu, tentu saja. Menurutmu apa lagi

  • To Be His Bride (Season 1)   Part 57

    AJENG TERBANGUN saat matahari sudah cukup terik. Ia benar-benar terkejut, pasalnya selama bekerja di kediaman Adskhan-Caliana ia tidak pernah terlambat atau bangun sampai sesiang ini.Dengan segera Ajeng bangkit dan membersihkan diri.Bagaimana ini? Pikirnya dalam hati. Para asisten di kediaman Adskhan-Caliana pasti menduga dirinya besar kepala karena kini, setelah menikah dengan Ilker, Ajeng berubah menjadi pemalas. Padahal bukan itu yang diinginkan dan diniatkan oleh Ajeng.Setelah menikah dengan Ilker, Ajeng justru ingin tetap sama atau mungkin menjadi lebih rajin daripada sebelumnya.Ajeng turun ke lantai satu dan langsung melangkah masuk menuju dapur kotor. Saat pintu terbuka, kegiatan yang sedang dilakukan para asisten terhenti seketika.Dua pasang mata memandang langsung ke arahnya. Awalnya dengan ekspresi terkejut, dan lama-lama berubah menjadi senyum jahil dan siulan rendah meledek."Ekhem, yang habis unboxing kayaknya keca

  • To Be His Bride (Season 1)   Part 56

    "MAU KEMANA?" Tanya Ilker dengan nada dingin yang membuat bulu kuduk Ajeng merinding seketika."A-anu..""Jadi kau berniat untuk tidur terpisah denganku?" Tanya Ilker lagi dengan alis bertaut dan tatapan dinginnya yang membuat Ajeng menelan ludah dengan susah payah."Bu-bukan begitu, Sir. Aku...""Sir?" Seru Ilker dengan nada yang cukup tinggi. "Kau memanggilku, suamimu, dengan sebutan Sir?" Tanya Ilker dengan nada tak suka.Ajeng dibuat semakin serba salah karenanya. "A-anu.. itu..." Kenapa Ajeng mendadak menjadi gagap seperti ini? Ini seperti bukan dirinya. Keluhnya dalam hati."Ikuti aku." Perintah Ilker dan tanpa menunggu jawaban Ajeng, pria itu berjalan menjauh, melangkah menuju kamarnya sendiri.Ilker membuka pintu dan menahannya tetap terbuka, menunggu Ajeng menyusulnya.Dengan jantung berdebar kencang tak karuan, Ajeng melangkah masuk ke dalam kamar dan sesaat setelahnya, Ilker menutup pintu d

  • To Be His Bride (Season 1)   Part 55

    ILKER BERDIRI dengan perasaan tak menentu. Ia gelisah sepanjang malam memikirkan pernikahannya dengan Ajeng.Ini bukan pernikahan pertamanya, tapi tetap saja, mau tak mau ia harus mengakui kalau ia merasa gugup.Pagi hari, dua sepupunya sudah datang menjemputnya. Mengatakan kalau mereka takut Ilker berubah pikiran di detik-detik terakhir dan memilih untuk lari sebelum pernikahan dilangsungkan.Gila. Random sekali pikiran mereka. Kalau memang Ilker ingin lari, kenapa dia tidak lari dari berhari-hari yang lalu? Pikirnya sinis.Dia justru sangat siap menghadapi pernikahan ini, terlebih membayangkan pembalasan dendam yang akan ia lakukan pada Ajeng setelahnya membuat ia tidak bisa menghilangkan senyum licik di wajahnya.Ilker mandi dengan santai, tidak terburu-buru meskipun para sepupunya memintanya demikian.Walau bagaimanapun, sekalipun pernikahan ini akan dilangsungkan secara sederhana, Ilker tetap ingin terlihat sempurna.Saat melangk

  • To Be His Bride (Season 1)   Part 54

    PERNIKAHAN BERLANGSUNG.Pagi hari Ajeng dijemput oleh mobil keluarga dan kemudian dibawa ke rumah sakit dimana Tuan Adskhan dirawat.Ya, pernikahan Ajeng dan Ilker memang akan dilaksanakan di rumah sakit, secara sederhana dan hanya dihadiri oleh anggota keluarga.Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, pernikahan Ajeng dan Ilker akan dilakukan secara agama terlebih dulu, baru kemudian didaftarkan di KUA, atau mungkin sebenarnya saat ini sudah di daftarkan, Ajeng tidak tahu.Sampai saat Ajeng dijemput, orangtua angkat Ajeng tidak banyak bicara. Ajeng tahu, sampai saat ini ayah angkatnya masih tidak memberikan restu pada Ilker untuk meminangnya. Tapi Ajeng berpikir kalau ini semua dia lakukan untuk kebaikan semua orang, untuk kebaikan ayah angkatnya sendiri. Karena Ajeng yakini, jauh di lubuk hatinya, ayah angkatnya itu ingin Tuan Adskhan kembali sehat.Setelah menengok Tuan Adskhan sejenak, Ajeng kemudian digiring ke salah satu kamar tidu

DMCA.com Protection Status